Anda di halaman 1dari 15

Nama : Kalarita

Kelas : Manajemen C
Matkul : Pengantar Ekonomi
Materi : Perdagangan Internasional, Neraca Perdagangan dan Pembayaran

NIM :
B1021221122
Dosen :
Dr. Wendy
Universitas Tanjungpura Pontianak
Tahun Ajaran 2022/2023
Interaksi Dengan Dunia Internasional

1). Pentingnya Kerjasama Ekonomi Indonesia


Kerjasama ekonomi yang dapat langsung memberikan manfaat terutama adalah perdagangan
internasional. Sebab negara-negara yang melakukannya akan segera mengalami peningkatan
penggunaan barang jasa maupun factor-faktor produksi. Misalnya dengan mengimpor mobil
dari korea selatan,masyarakat Indonesia dapat menikmati mobil dengan jumlah yang lebih
banyak dan mungkin juga harga yang lebih murah.
Sementara itu kerjasama yang memberikan manfaat dalam jangka Panjang misalnya adalah
penanaman modal langsung. Pengusaha Amerika Serikat yang menanamkan modalnya dalam
bidang industri di Indonesia,membutuhkan waktu beberapa tahun sebelum dapat
bereproduksi.

Tabel 16.1.menunjukkan bahwa selama 1980-1995 perdagangan internasional (ekspor + impor)


merupakan 37% output dunia. Artinya pada dua dasawarsa terakhir ini empat dari sepuluh
output dunia akan sama dengan tingkat pertumbuhan dunia, aitu 6,5% per tahun. Tabel 5.1
juga membandingkan dua perekonomian yang kekuatannya sangat kontras, yaitu Amerika
Serikat (USA ) sebagai negara adidaya ekonomi dan Indonesia yang masih dalam tahap
pertumbuhan atau awal pembangunan.
Data di atas menunjukkan bahwa selama 1980-1995 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia sekitar
6,4% per tahun, tetapi pertumbuhan impor mencapai 9,2% per tahun. Hal ini menunjukkan
ketergantungan yang besar terhadap impor. Data impor Indonesia menunjukkan sekitar 95%
impor merupakan barang modal (20%) dan bahan baku (75%); Keduanya sangat dibutuhkan
untuk kegiatan produksi. Selain tergantung pada impor, ekspor. Selama Pelita I-III, ekspor
utama adalah minyak dan gas (migas).
Pelita IV dan seterusnya ekspor nonmigas, terutama hasil sumber daya alam (hutan) dan tekstil.
Ketergantungan kepada ekspor dan impor membuat perekonomian (ekspor + impor)
merupakan 40% output. Untuk dikatakan sebagai perekonomian terbuka, rasio (ekspor +
impor)/ PDB harus > 30%.
Bahkan USA, sekalipun merupakan negara adidaya ekonomi, tetap tidak ingin hidup sendiri. Itu
ditunjukkan dari porsi perdagangan internasionalnya yang telah mencapai 20% PDB. Secara
persentase, tingkat ketergantungan perekonomian USA terhadap perekonomian dunia hanya
separuh dari tingkat ketergantungan Indonesia, namun secara nominal beberapa kali lipat
Indonesia. Misanya di tahun 1995 nilai ekspor + impor USA adalah US$ 1356 miliar, sama
dengan 7 kali lipat PDB Indonesia tahun 1995 atau sama dengan 15 kali lipat nilai ekspor +
impor Indonesia 1995.

2). Teori-teori Perdagangan Internasional


Teori-teori perdagangan internasional adalah teori-teori yang mencoba memahami mengapa
sebuah negara (perekonomian) mau melakukan kerja sama perdagangan dengan negara-
negara lain. Hubungan internasional bukanlah sesuatu yang baru, namun sebuah paparan
teoretis yang sistematis baru dikembangkan sekitar abad ke-17. Teori tersebut makin
disempurnakan oleh Adam Smith, David Ricardo, Heckscher-Ohlin dan lain-lain. Dalam subbab
ini, hanya dijelaskan teori-teori Klasik tentang perdagangan internasional, yaitu teori
keunggulan absolut (absolut advantages) yang dikembangkan Adam Smith dan keunggulan
komparatif (comparative advantages) yang dikembangkan David Ricardo.
a. Merkantilisme
Merkantilisme (Merchantilism) adalah ajaran atau paradigma yang berkeyakinan bahwa
perekonomian suatu negara makin makmur bila mampu memaksimalkan surplus perdagangan.
Konsekuensinya adalah memaksimalkan ekspor sekaligus meminimumkan impor. Dengan
demikian surplus perdagangan akan maksimal.
Yang menjadi masalah tentang ide Merkantilisme adalah:
1. Pandangan bahwa kemakmuran suatu negara diukur dari banyaknya uang (logam mulia)
yang dapat dikumpulkan. Makin banyak logam mulia yang dapat dimiliki berarti makin baik.
Konsekuensi pemikiran ini adalah surplus perdagangan harus disimpan dalam bentuk cadangan
logam mulia, terutama perdagangan yang dihasilkan tidak menciptakan efek multiplikasi,
seperti yang diharapkan dalam teori modern, sebab meningkatnya stok logam mulia bermakna
meningkatnya aset yang menganggur.
2. Merkantilisme menganjurkan kebijakan perdagangan yang kontroversial, yaitu proteksi yang
ketat dan pemberian hak monopoli kepada produsen domestik. Proteksi yang ketat bertujuan
membatasi bahkan menyetop aliran impor barang dan jasa. Dengan demikian pasar untuk
produk- produk domestik terjamin. Pemberian hak monopoli kepada produsen domestik akan
meningkatkan kemampuan bersaing dan kepastian pasar, sehingga kegiatan produksi terus
berlangsung. Kelemahan kebijakan ini adalah rakyat terpaksa membeli produk-produk domestic
yang harganya lebih mahal daripada produk negara lain, sementara kualitasnya tidak sebaik
produk negara lain. Pemberian hak monopoli pada akhirnya memanjakan produsen domestik,
yang menyebabkan mereka tidak termotivasi untuk meningkatkan efisiensi dan atau inovasi.
Dewasa ini ide Merkantilisme diadaptasi kembali oleh negara-negara kapitalis, yang dikenal
sebagai Merkantilisme Baru (Neo Merchantilism). Ciri utama Merkantilisme Baru adalah
pemeliharaan surplus perdagangan, bila perlu dengan melakukan proteksi. Hanya saja proteksi
yang dilakukan lebih sopan dan melalui kebijakan-kebijakan yang bersifat nonekonomi.
Misalnya, tuntutan negara-negara Barat agar eksportir yang diprioritaskan adalah mereka yang
memerhatikan kelestarian alam (setiap produk harus memiliki ereen label atau lahel hiiau) dan
hak asasi manusia (memberi upah dan jam kerja yang layak), oleh banvak NSB dicurigai sebagal
cara baru untuk menghambat ekspor NSB ke negara-negara kapitalis. Sebab dewasa Ini banyak
sekali produk kebutuhan pokok NSB, terutama produk pertanlan, ekstil dan elektronik
sederhana, yang memasuki pasar negara-negara kapdi Ial ni dimungkinkan karena harga lebilh
murah daripada proauk Serupa yang dihasilkan negara- negara kapitalis.

b. Keunggulan Absolut ( Absolut Advantages )


Teori ini dibangun oleh Adam Smith sebagai perbaikan atas Merkantilisme. Menurut smith,
surplus perdagangan yang dipaksakan lewat mekanisme proteksi dan pemberian monopoli
akan mengorbankan efisiensi dan produktivitas. Menurut Smith, sebaiknya spesialisasi
dilakukan berdasarkan pertimbangan keunggulan absolut, yaitu keunggulan yang dilihat dari
kemampuan produksi dengan biaya lebih rendah. Sebab bila biaya produksinya lebih rendah,
dengan input yang sama dapat dihasilkan output yang lebih banyak.

c. Keunggulan Komparatif ( Comparative Advantages )


Sama halnya dengan kasus keunggulan absolut,maka dalam kasus keunggulan komparatif,
perdagangan baru terjadi bila rasio tukar internasional lebih menguntungkan dibanding rasio
tukar domestik.
d. Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage of Nations)
Telah disampaikan sebelumnya bahwa teori keunggulan abso maupun keunggulan komparatif
dibangun berdasarkan pemikiran Klasik Itulah sebabnya kedua teori tersebut dimasukkan ke
dalam kelompok teori perdagangan internasional Klasik Sebagai sebuah teori Klasik, kedua teori
mengonsentrasikan diri pada masalah penawaraan Perdagangan antara dua negara berdasar
nilai son of take (TOT) sebenamya merupakan manifestasi dari slogan supply creates its own
demand.
Dalam dunia nyata dewasa ini hal- hal yang diyakini teori Klasik supply creates its own demand,
sulit ditemukan Yang sering terjadi adalah permintaan harus diciptakan terlebih dahulu
Penciptaan permintaan ini dilakukan dengan berbagai cara yang sifatnya sangat mengubah
faktor-faktor yang dalam model Klasik dianggap ceteris paribus seperti selera, tingkat
pendapatan, dan persepsi Misalnya iklan, sistem pembelian kredit, pelayanan purna jual, dan
bantuan bantuan pemerintah, sangat efektif mengubah selera, tingkat pendapatan dan
persepsi.
Dengan kata lain, dalam dunia yang makin kompetitif ini, yang diperlukan bukan hanya
keunggulan dalam biaya produksi saja, melainkan juga keunggulan kompetitif Perlu
diperhatikan dengan seksama bahwa kelebihan konsep kompetitif lebih mengacu kepada
keunggulan kompetitif suatu bangsa (competitive advantage of nations ), bukan keunggulan
kompetitif perusahaan ( competitive advantage of firms ). Menurut Porter, keunggulan
kompetitif suatu bangsa bersumber pada beberapa keunggulan di bawah ini :

a) Keunggulan karena faktor produksi (Factor conditions)


Faktor-faktor produksi yang memberikan kontribusi terhadap kompetitif adalah SDM, SDA,
Iptek (knowledge resources) modal (capital resources ) dan sarana/ prasarana (infrastructure).
b) Keunggulan karena faktor permintaan (Demand conditions)
Skala dan tingkat pertumbuhan pasar domestik maupun internasional merupakan salah satu
faktor penunjang peningkatan daya saing. Setidak tidaknya skala pasar yang makin membesar
akan menurunkan biaya produksi per unit
c) Keunggulan karena jaringan kerja industri (Related & supporting industry)
Penurunan biaya produksi, peningkatan kualitas, serta diterimanya produk oleh pasar, sangat
membutuhkan dukungan industri-industri terkait. Misalnya keunggulan kompetitif Jepang
tercapai sebagai sinerji industri rakasa menengah dan industri kecil Sementara itu keunggulan
kompetitif produk pertanian (buah-buahan) Thailand dibanding Indonesia di antaranya
disebabkan oleh dukungan industri transportasi udara yang bersedia memberikan potongan
harga untuk transportasi ekspor buah-buahan Thailand.
d) Keunggulan karena strategi perusahaan dan bentukan persaingan pasar (Firm strategy,
structure & rivalry) Kondisi-kondisi kurang menguntungkan yang dihadapi perusahaan-
perusahaan, misalnya persaingan antara perusahaan domestik yang sangat ketat dan tidak
adanya proteksi pemerintah, akan memaksa perusahaan memperbaiki kondisi internalnya
sehingga mampu bekerja secara efisien dan produktif, menyebabkan mereka mampu bertahan
hidup dan bersaing dipasar global.

3). Neraca Pembayaran ( Balance of payment )


Neraca Pembayaran (Balance of Payment disingkat BOP) adalah catatan statistik (ringkas)
tentang transaksi ekonomi internasional yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
(perekonomian) dengan penduduk negara (perekonomian) lainnya. Neraca Pembayaran (BOP)
adalah laporan rugi laba (income statement) yang merupakan ringkasan arus keluar masuk
barang, jasa dan aset-aset dalam suatu perekonomian selama kurus waktu (periode) tertentu.
Umumnya periode laporan BOP adalah satu tahun, walaupun laporan-laporan statistik ekonomi
dewasa ini umumnya memberikan data BOP periode triwulanan.

a. Struktur Dasar Neraca Pembayaran


Bagian paling penting dari neraca pembayaran (BOP) adalah lancar (current account) dan
neraca modal (capital account). Bagian lainnya yang memberikan tambahan penjelasan tentang
dinamika neraca lancar dan neraca modal adalah neraca penyeimbang (settlement account)
dan selisih perhitungan (statistical discrepancy) neraca.
1) Neraca Lancar (Current Account)
Neraca lancar (current account) adalah bagian BOP yang memberi gambaran ringkas tentang
transaksi barang dan jasa yang diproduksi selama periode setahun atau kurang. Dapat juga
dikatakan neraca lancar adalah bagian dari BOP yang memberi gambaran ringkas tentang
pembayaran pembayaran jangka pendek.
Neraca lancar dapat dibedakan menjadi tiga bagian pokok, yaitu neraca perdagangan (balance
of trade) serta neraca jasa (services) dan neraca nonbalas jasa (transfer payment).
Dalam neraca perdagangan dicatat transaksi ekspor dan impor barang-barang selama satu
periode. Suatu negara dikatakan mengalami defisit perdagangan bila nilai ekspor barang lebih
kecil daripada nilai impor barang. Sebaliknya negara tersebut dikatakan mengalami surplus
perdagangan bila nilai ekspor barang lebih besar daripada nilai impor.Neraca jasa mencatat
ekspor dan impor jasa selama suatu periode tertentu. Impor jasa yang misalnya penggunaan
jasa transportasi negara lain unruk mengirim barang atau kegiatan lain. Misalnya, ketika akan
mengekspor minyak mentah dalam skala besar, Indonesia mungkin menggunakan jasa
transportasi perusahaan asing. Atau jika Indonesia menyewa armada penerbangan asing untuk
memperlancar transportasi naik haji, maka Indonesia melakukan impor jasa.
Ekspor jasa terjadi bila adambe an jasa-jasa dalam negeri oleh pihak asing. Misalnya turis
Belanda yang serlibur k Indonesia menikmati ja hotel, restoran dan jasa-jasa lainnya n erupakan
ekspor bagi Indonesia, kaligus impor jasa bagi Belanda.
Yang juga dicatat dalam neraca jasa adalah pendapatan modal vestment income), yaitu
pendapatan yang diperoleh karena memiliki aset- wet finansial (saham dan obligasi) serta aset
fisik (properti) di negara lain. Bila perekonomian Indonesia harus membayar dividen, bunga,
sewa dan keuntungan kepada pihak asing atas kepemilikan aset-aset di bdonesia,
pembayarannya dicatat sebagai pembayaran atas pendapatan modal (income payments on
investment). Bila pihak Indonesia menerima dividen, bunga, sewa dan keuntungan dari negara
lain karena memiliki aset di luar negeri, akan dicatat sebagai pendapatan dari modal (income
ved on investment). Selisih keduanya adalah pendapatan investasi neto (net investment
income).
Suatu negara mengalami defisit neraca jasa bila impor jasa lebih besar daripada ekspornya.
Sebaliknya bila ekspor lebih besar daripada impor jasa dikatakan mengalami surplus neraca
jasa.
Neraca nonbalas jasa (transfer payment) mencatat transaksi-transaksi yang bukan sebagai
akibat balas jasa. Misalnya bila pemerintah USA memberikan hibah kepada pemerintah negara
lain, hal tersebut akan dicatat dalam neraca nonbalas jasa. Contoh lain adalah bila orang tua di
Indonesia uang saku untuk anaknya yang kuliah di USA.
Surplus atau defisil neraca lancar adalah penggabungan surplus dan atau defisit neraca
perdagangan dengan neraca jasa dan nonbalas jasa. Suatu negara dikatakan mengalami surplus
neraca lancar bila total ekspor barang dan jasa lebih kecil daripada impor barang dan jasa.
Defisit neraca lancar menunjukkan bahwa pembayaran pembayaran jangka pendek suatu
negara lebih besar daripada penerimaan-pene rimaannya. Begitu juga sebaliknya bila suatu
negara mengalami defisit neraca lancar.

2) Neraca Modal (Capital Account)


Neraca modal adalah bagian dari BOP yang mencatat pembelian dan penjualan aset-aset
finansial seperti surat-surat berharga, deposito perbankan dan juga investasi langsung
Ringkasnya, neraca modal mencatat arus masuk modal (apital inflow) dan arus keluar modal
(apital outflow) selama periode tertentu. Sehingga dapat juga dikatakan bahwa neraca modal
mencatat arus pembayarandan penerimaan jangka panjang. Neraca modal dibedakan menjadi
neraca modal pemerintah (official capital) yang mencatat arus keluar masuk modal di sektor
pemerintah dan neraca modal swasta (private capital) yang mencatat arus keluar masuk modal
sektor swasta (dunia usaha).
Suatu negara dikatakan mengalami defisit neraca modal bila arus masuk modal lebih kecil
daripada arus keluar. Begitu sebaliknya,

3) Neraca Penyeimbang (Settlement Account)


Saldo neraca pembayaran adalah sama dengan nol. Maksudnya, hasil penjumlahan antara
surplus dan atau defisit neraca lancar (current account) dengan surplus dan atau defisit neraca
modal (capital account) adalah sama dengan nol. Jika neraca lancar mengalami defisit 100,
maka neraca modal harus surplus 100. Atau sebaliknya bila neraca lancar mengalami surplus
100, seharusnya neraca modal mengalami defisit 100. Tetapi seringkali terjadi bahwa saldo
neraca pembayaran adalah defisit (< 0) atau surplus (>0).
Saldo neijaca pembayaran mempunyai konsekuensi terhadap nilai tukar mata uang. Jika saldo
neraca pembayaran defisit, maka permintaan terhadap mata uang asing meningkat atau
penawaran terhadap mata uang domestik meningkat. Hal ini dapat menyebabkan melemahnya
nilai tukar mata uang domestik. Sebaliknya surplus neraca pembayaran akan memperkuat nilai
tukar domestik. Jika pemerintah ingin menjaga stabilitas nilai tukar, maka saldo neraca
pembayaran harus dibuat sama dengan nol.
Apa yang dilakukan pemerintah untuk membuat saldo neraca pem- bayaran menjadi sama
dengan nol dapat dilihat dalam neraca penyeimbang (settlement account). Sehingga dapat
dikatakan bahwa neraca penyeimbang adalah bagian dari BOP yang menjelaskan bagaimana
surplus atau defisit BOP dibiayai. Tercakup dalam bagian ini antara lain adalah arus keluar
masuk emas, pembelian dan atau penjualan mata uang domestik serta valuta asing oleh
pemerintah
Misalnya Indonesia mengalami surplus BOP (saldo BOP > 0). Hal ini berarti pertambahan
permintaan terhadap rupiah lebih besar daripada pertambahan penawarannya. Bila dibiarkan,
di satu sisi akan memperkuat nilai tukar rupiah, tetapi di sisi lain dapat memperlemah ekspor
karena harga jual komoditas Indonesia dalam mata uang asing akan lebih mahal. Bila
pemerintah ingin mempertahankan nilai tukar yang berlaku, maka salah satu yang mungkin
dilakukan adalah membeli mata uang asing agar kelebihan penawaran mata uang asing
ternetralisir. Dalam BOP Indonesia tindakan pemerintah menetralisir surplus atau defisit BOP
terlihat dalam bagian lalu lintas moneter (monetary movement).

4) Selisih Perhitungan (Statistical Discrepancy)


Salah satu faktor lain yang menyebabkan saldo BOP tidak sama dengan ketidaklengkapan
informasi (imperfect information) dan atau adanya transaksi- transaksi yang tidak tercatat
(unrecorded transaction). Dalam BOP, transaksi-transaksi yang tak tercatat ini dimasukkan ke
dalam bagian selisih perhitungan (statistical discrepancy). Istilah dalam bahasa Inggris yang juga
digunakan untuk selisih perhitungan adalah error and omission.

b. Analisis Neraca Pembayaran USA dan Indonesia


Dengan menggunakan dasar-dasar pengertian di atas kita mencoba membandingkan BOPUSA
(1994) dan Indonesia (1996). Data-data BOP kedua negara diperoleh dari laporan resmi masing-
masing pemerintah. Kedua BOP tersebut disusun dalam format yang berbeda, tetapi struktur
dasarnya sama.

1) Neraca Pembayaran Amerika Serikat (USA)


Case dan Fair (1996) menampilkan format BOP USA 1994 dalam bentuk Tabel 5.10. Dari tabel
terlihat bahwa komponen utama BOP adalah Neraca Lancar dan Neraca Modal.
a) Neraca Lancar (Current Account)
Pada tahun 1994 USA mengalami defisit neraca lancar sebesar US$ 155,7 miliar (lihat
5=1+2+3+4). Defisit tersebut disebabkan oleh beberapa hal:
(1) Defisit perdagangan sebesar US$ 166,4 miliar. Defisit perdagangan disebabkan impor
barang (US$ 669,1 miliar) lebih besar daripada ekspor barang (US$ 502,7 miliar).
(2) Surplus neraca jasa sebesar US$ 60 miliar karena ekspor jasa USA (USS 195,3 miliar) lebih
besar daripada impornya (US$135,3 miliar).
(3) dalam pendapatan investasi sebesar US$ 15,2 miliar. Hal ini disebabkan jumlah
penerimaan penduduk USA dari investasinya di luar negeri sebesar US$ 134,9 miliar adalah
lebih kecil daripada jumlah pendapatan yang harus dibayarkan perekonomian USA kepada
penduduk luar negeri yang melakukan investasi di USA (US$ 150,1 miliar).
(4) Defisit penerimaan nonbalas jasa (transfer payment) sebesar US$ 34,1 miliar.
Hal ini menunjukkan posisi USA sebagai negara pemberi bantuan kepada negara lain.

b) Neraca Modal (Capital Account)


Bila dalam neraca lancar USA mengalami defisit, di neraca modal terjadi surplus sebesar USS
144,9 miliar. Sebab jumlah modal yang mengalir keluar (capital outflow) adalah sebesar US$
130,8 miliar, sedangkan arus masuk modal (capital inflow) mencapai US$ 275,7 miliar.
c) Selisih Perhitungan (Error and Omission)
Selama tahun 1994 ada transaksi tak tercatat sebesar -US$ 33,2 miliar. Hal ini dicatat sebagai
selisih perhitungan (statistical discrepancy), seperti terlihat dalam (11). Selisih perhitungan yang
negatif menyebabkan surplus neraca modal menjadi hanya USS 111,7 miliar, yaitu sebesar US$
144,9 miliar US$ 33,2 miliar.

d) Neraca Penyeimbang (Settlement Account)


Pada periode 1994 defisit neraca lancar sebesar US$ 155,7 miliar yang diimbangi dengan
surplus neraca modal sebesar US$ 111,7 miliar menyebabkan BOP USA mengalami surplus
sebesar USS 44 miliar. Bagi USA surplus ini akan memperbaiki nilai tukar USS sebagai akibat
kelebihan permintaan terhadap US$. Namun penguatan nilai tukar US$ dapat mengganggu BOP
di masa yang akan datang karena menurunnya ekspor USA (ingat membaiknya nilai tukar USS
akan menyebabkan harga produk USA lebih mahal, sementara harga barang impor lebih murah,
akibatnya ekspor menurun, impor naik).
Surplus BOP USA pada saat bersamaan merupakan defisit BOP negara lain, yang menyebabkan
nilai tukar mata uang mereka terhadap USS melemah. Hal ini juga membawa dampak negatif
dan positif. Item (8) dan (9) menunjukkan apa yang dilakukan pemerintah USA dan negara-
negara mitranya untuk menetralisir surplus BOP USA. Item (8) menunjukkan pemerintah USA
menjual USS sebesar 5,1 miliar. Sedangkan item (9) menunjukkan pemerintah negara-negara
lain membeli US$ sebesar 38,1 miliar Jadi item (8) dan (9) adalah neraca penyeimbang
(settlement amount) dalam BOPUSA.

2) Neraca Pembayaran Indonesia


a) Neraca Lancar (Current Account)
Di tahun 1996 Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar Us 5.129 juta. Sebab ekspor
barang (US$ 50.493 juta) lebih besar daripada impor barang (US$ 45.364 juta). Namun
demikian karena defisit neraca jasa yang sangat besar (USS 13.933 juta), Indonesia mengalami
defisit neraca lanci sebesar US$ 8.804 juta.
b) Neraca Modal (Capital Account)
Di tahun 1996 Indonesia menikmati surplus neraca modal sebesar USS 11.492 juta. Penyebab
surplus neraca modal adalah surplus pada aliran keluar (capital modal sektor swasta sebesar
USS 12.076 juta. Artinya jumlah modal swasta yang masuk (capital inflow) lebih besar daripada
jumlah yang outflow) Jika dilihat lebih lanjut jumlah modal yang masuk terutama adalah dalam
bentuk investasi langsung (foreign direct investment), yaitu sebesar USS 6.194 juta. Sedangkan
modal masuk dalam bentuk lainnya adalah sebesar USS 5.882 juta.

c) Selisih Perhitungan (Error and Omission)


Defisit neraca lancar sebesar US$ 8.804 juta dan surplus neraca modal sebesar US$11,492 juta
menyebabkan surplus neraca pembayaran sebesar US$ 2.688 juta. Selain itu ada juga transaksi
yang tidak tercatat sebesar US$ 1.763 juta. Transaksi ini dimasukkan ke dalam pos selisih
perhitungan (error and omission atau statistical discrepancy) Transaksi yang tak tercatat ini
memperbesar surplus neraca pembayaran menjadi US$ 4.451 juta.

d) Neraca Penyeimbang (Settlement Account)


Surplus BOP yang dialami Indonesia selama tahun 1996 secara teoretis akan memperkuat nilai
tukar rupiah. Tetapi jika nilai tukar rupiah menguat (seperti halnya yang terjadi dengan US$
dalam kasus BOP USA) harga barang Indonesia makin mahal yang akan menurunkan ekspor,
sedangkan harga barang impor menjadi murah dan akan meningkatkan impor. Upaya yang
dilakukan pemerintah Indonesia untuk menetralisir surplus BOP 1996 terlihat dalam neraca
penyeimbang, yang dalam BOP Indonesia diberi nama lalu lintas moneter (monetary
movement). Dari neraca tersebut terlihat yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah membeli
US$ sebesar 4.451 juta. Tindakan ini akan meningkatkan cadangan devisa sebesar US$ 4.451
juta. Dengan demikian total saldo BOP adalah sama dengan nol.

4. Pasar Valuta Asing dan Penentuan Nilai Tukar Mata Uang


a. Pasar Valuta Asing
Yang dimaksud dengan valuta asing (foreign exchange) adalah mata uang lain (foreign currency)
dari suatu perekonomian. Misalnya, raluta asing bagi perekonomian Indonesia adalah mata
uang lain selain negara rupiah, misalnya yen Jepang ringgit Malaysia dan bath Thailand Biasanya
mata uang mata uang negara-negara lain diperdagangkan dalam suatu negara atau kawasan
ekonomi, bila hubungan ekonomi baik bilateral (antardua negara) maupun multilateral (lebih
dari dua negara), relatif baik dan atau intensif. Misalnya, ketiga mata uang tersebut di atas
digunakan atau diperdagangkan di Indonesia karena hubungan ekonomi dengan ketiga negara
tersebut relatif baik dan intensif Tetapi mata uang Brasil tidak diperdagangkan di Indonesia,
karena Indonesia tidak memiliki hubungan langsung dan atau intensif dengan Brasil.
Untuk dapat digunakan dalam kegiatan ekonomi, maka mata uang-mata uang yang
dipergunakan mempunyai harga tertentu dalam mata uang negara lain Harga tersebut
menggambarkan berapa banyak suatu mata uang harus dipertukarkan untuk memperoleh satu
unit mata uang lain. Istilah lain dari rasio pertukaran tersebut adalah nilai tukar (exchange rate).
Bila dikatakan nilai tukar rupiah adalah Rp10.000,00/USS, maka untuk memperoleh satu unit
US$ harus disediakan sebanyak 10.000 unit rupiah. Jika kita membeli satu unit komputer
seharga USS 600,00 per unit, maka rupiah yang harus disediakan adalah 6 juta unit.
Sederhananya, harga komputer per unit adalah Rp6 juta.
Cara lain untuk menulis nilai tukar adalah dengan menulis berapa harga per rupiah terhadap
USS. Bila harga per USS adalah Rp10.000,00 maka harga per rupiah adalah 1/10.000 USS.
Karena penulisannya lebih rumit, maka penulisan yang digunakan dalam buku ini adalah US$
1,00 = Rp10.000,00. Pengertian tersebut dikenal sebagai nilai tukar (kurs) nominal (nominal
exchange rate). Jadi apabila orang mengatakan kurs di antara dua negara, yang dimaksudkan
sebenarnya adalah kurs nominal.
Selain nilai tukar nominal, kita juga mengenal nilai tukar riil atau kurs riil (real exchange rate).
Nilai tukar riil adalah harga relatif dari barang- barang kedua negara, yang menyatakan tingkat
di mana kita dapat memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang- barang
dari negara lain. Itulah sebabnya nilai tukar riil disebut juga ters of trade Misalkan, produk
sepatu yang dihasilkan Amerika Serikat dan Indonesia. Di AS, sepasang sepatu berharga $20,00
dan di Indonesia Rp100.000,00 untuk sepatu yang sama. Guna membandingkan harga dari
sepatu di kedua negara itu, kita mengubahnya menjadi mata uang umum. Jika US$1,00
Rp10.000,00, maka harga sepatu AS adalah Rp200.000,00.
Pasar valuta asing pada dasamya adalah jaringan kerja (net work) dari perbankan dan lembaga
keuangan yang melaluinya mata uang-mata uang dapat saling dipertukarkan. Sebagai sebuah
interaksi, pasar valuta asing mempunyai analogi dengan pasar-pasar lain seperti pasar barang
dan jasa yang telah dibahas dalam teori ekonomi mikro.

1) Permintaan Terhadap Valuta Asing (Foreign Exchange Demand)


Permintaan terhadap valuta asing timbul bila penduduk suatu negara membutuhkan barang
dan jasa yang diproduksi oleh negara lain. Dengan perkataan lain, permintaan terhadap valuta
asing meningkat bila impor meningkat. Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan terhadap
valuta asing terutama adalah harga mata uang asing tersebut (nilai tukarnya), tingkat
pendapatan, tingkat bunga relatif, selera, ekspektasi, dan kebijakan pemerintah.
Bila nilai tukarnya makin murah, permintaan terhadap valuta asing akan meningkat. Tetapi
selama yang berubah hanyalah nilai tukar, yang erjadi adalah pergerakan di sepanjang kurva
permintaan (movement akong demand aurel Kurva permintaan akan bergeser (shifting) bila
yang berubah impor. Impor yang makin banyak akan menggeser kurva permintaan ke kanan.
Sebaliknya, impor yang makin sedikit akan menggeser kurva permintaan ke kiri.
2) Penawaran Terhadap Valuta Asing (Foreign Exchange Supply)
Penawaran terhadap valuta asing meningkat bila negara lain mengimpor barang dan jasa atau
ekspor meningkat. Penawaran terhadap valuta asing juga meningkat bila arus masuk modal
(capital inflow) lebih besar daripada arus keluar modal (capital outflow). Seperti halnya kurva
permintaan, kurva penawaran akan bergeser bila faktor-faktor ceteris paribus berubah. Sebab
perubahan faktor-faktor ceteris paribus tersebut akan menyebabkan perubahan, baik dalam
neraca lancar maupun neraca modal. Misalnya, bila ekspor meningkat, kurva penawaran
bergeser ke kanan. Bila arus masuk modal meningkat, kurva penawaran valuta asing juga
bergeser ke kanan. Keseimbangan pasar valuta asing akan menghasilkan kurs keseimbangan,
seperti yang digambarkan dalam Diagram 16.5.
Diagram 16.5 dibangun berdasarkan asumsi bahwa mata uang asing yang utama bagi Indonesia
adalah US$. Sumbu vertikal menunjukkan harga rupiah dari setiap unit US$ (nilai tukar,
dinotasikan e). Bila tingkat harga bergerak ke atas, maka harga per unit US$ makin mahal atau
dapat dikatakan nilai tukar rupiah melemah. Jika harga bergerak ke bawah, yang terjadi adalah
sebaliknya, artinya nilai tukar rupiah menguat. Sumbu horizontal menunjukkan jumlah US$
yang diminta atau ditawarkan dalam juta unit. Kurva Sp adalah kurva penawaran terhadap
valuta asing dalam hal ini US$. Kurva Dr adalah kurva permintaan terhadap valuta asing (US$).
Keseimbangan terjadi pada saat Sp= Dy, dalam Diagram 165 terjadi pada harga 2.500, artinya
kurs keseimbangan adalah Rp2.500,00/US$.
b. Mekanisme Penentuan Nilai Tukar
Diagram 16.6. menunjukkan nilai tukar keseimbangan ditentukan berdasarkan interaksi
kekuatan permintaan dan penawaran. Dari diagram terlihat keseimbangan awal tercapai pada
saat nilai tukar rupiah adalah Rp2.500,00/USS. Nilai tukar keseimbangan akan berubah bila
faktor- faktor ceteris paribus berubah.

Anda mungkin juga menyukai