Anda di halaman 1dari 6

Nama : Wahyuni

Stambuk : 201810198
Kelas : Manajemen Keuangan Internasional (E)

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL


(1. Sri Handaru Yuliati, Handoyo Prasetyo. 2. Mudrajat Kuncoro)

1) Pentingnya Manajemen Keuangan Internasional (MKI) dan Bisnis


Internasional
Pokok Bahasan :
➢ Tujuan Perusahaan : adalah mengoptimalkan kejayaan pemegang saham
(optimizing shareholder wealth) yaitu dengan memaksimalkan harga pasar
saham perusahaan.

➢ Efek Strategi Globalisasi


Suatu perkembangan dalam teknologi dan pola kegiatan ekonomi
membuat masyarakat di dunia semakin saling bersentuhan, saling
membutuhkan, dan saling menentukan nasib satu sama lain didalam
persaingan pasar golabal. Perubahan dalam dunia usaha yang semakin cepat
mengharuskan perusahaan untuk merespon perubahan yang terjadi, problem
sentral yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini adalah bagaimana
perusahaan tersebut menarik pelanggan dan mempertahankannya agar
perusahaan tersebut dapat bertahan dan berkembang, tujuan tersebut akan
tercapai jika perusahaan melakukan proses pemasaran.
Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan
politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai-
nilai nasionalisme terhadap bangsa. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai-
nilai nasionalisme adalah:
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka
dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara,
jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya
akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut
berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional,
meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara.
Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi
bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik
seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang
sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya
memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita
terhadap bangsa.
Adapun pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai
nasionalisme yaitu:
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa
liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga
tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke
ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme
bangsa akan hilang.
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk
dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald,
Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya
rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa
Indonesia.
3. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas
diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru
budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang
kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi
ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang
kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian
antar perilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka
orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.( Menurut Edison A.
Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005).
Indonesia memliki potensi keanekaragaman produk baik disektor
pertanian dan perikanan yang menjadi peluang besar untuk berdaya saing
dengan negara-negara lain. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan
paradigma lama dalam segala bidang tentunya perubahan yang secara
bertahap dengan dasar pembangunan perekonomian yang baik tidak hanya
secara konseptual tetapi realitas. Menurut Profesor Waren Keegan sebuah
perusahaan perlu adanya “perubahan” dalam menghadapi dunia yang makin
terbuka.
Dengan adanya Globalisasi juga menyebabkan munculnya nilai-nilai
universal tersendiri, yaitu kesadaran hukum dan HAM, perlindungan konsumen,
serta lingkungan hidup.

➢ Mengapa ada Bisnis Internasional


Keberadaan bisnis internasional dapat dijelaskan dengan beberapa teori,
yaitu:
a. Teori Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif menekankan bahwa setiap negara
mempunyai kekhasan dalam corak dan ragam, serta kualitas dan
kuantitas sumber dayanya, baik kekayaan alam, sumber daya manusia,
penguasaan teknologi dan sebagainya. Perbedaan sumber daya antar
negara mendorong mereka untuk melakukan spesialisasi. Kegiatan
produksi barang dan kreasi jasa diarahkan untuk mengekploitasi
kelebihan yang dimiliki, sehingga dapat dihasilkan barang dan jasa yang
lebih efisien dan bermutu. Barang dan jasa ini akan dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sebagian akan diekspor ke
negara lain. Sebagai gantinya, akan diimpor barang dan jasa dari negara
lain yang memiliki keunggulan dalam memproduksi dan mencipta
barang dan jasa tersebut.
Setiap negara akan memfokuskan aktivitasnya pada objek, di
maan ia memiliki keunggulan komparatif dibanding negara lain dalam
menghasilkan objek tersebut. Spesialisasi kegiatan ini akhirnya akan
memunculkan kebutuhan untuk melakukan perdagangan internasional
yang menikmati manfaat berupa: peningkatan kualitas, kuantitas dan
bermacam-macam alat pemuas yang ada di negara itu (Yuliati dan
Prasetyo, 2002:7).
b. Teori Ketidaksempurnaan Pasar
Perdagangan internasional mungkin tidak akan terwujud
seandainya seluruh sumber daya produksi dapat berpindah atau
dipindahkan dari satu negara ke negara lain tanpa batas. Mobilitas
faktor-faktor produksi yang sangat tinggi dan fleksibel akan
menyetarakan biaya dan tingkat keuntungan serta menghilangkan
keunggulan komparatif setiap negara. Akibatnya perdagangan
internasional kurang memberi manfaat. Sayangnya, kondisi pasar yang
sempurna ini sulit terwujud.
Teori ketidaksempurnaan pasar menyatakan bahwa terdapat
satu kondisi ketidaksempurnaan pasar, di mana faktor-faktor produksi
sulit berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (immobile)
karena terdapat pembatasan-pembatasan dan biaya-biaya. Immobilitas
faktor-faktor produksi ini menjadikan perdagangan internasional tetap
menarik, karena terdapat perbedaan biaya dan tingkat keuntungan antar
negara (Yuliati dan Prasetyo, 2002:8).
c. Teori Siklus Produk
Teori siklus produk (product cycle theory) mengatakan bahwa
perkembangan hidup suatu produk mengikuti siklus yang terdiri dari
empat tahap, yaitu: masa awal dimana perusahaan baru mulai
memperkenalkan produknya, diikuti masa pertumbuhan, masa
kematangan dan masa proses penurunan.
Pesan dari teori ini pada dasarmnya adalahbahwa bila suatu
perusahaan telah mencapai masa kematangan maka barangkali sudah
saatnya mempertimbangkan tambahan peluang di luar negara asalnya.
Apakah bisnis di luar negeri menjadi menurun atau malah meningkat
akan tergantung dari seberapa jauh perusahaan itu mempertahankan
keunggulan kompetitifnya dibanding para saingannya. Keunggulan
kompetitif bisa berdasarkan atas keunggulan dalam produksi maupun
pembiayaan sehingga dapat menekan biaya. Keunggulan kompetitif
juga dapat berdasarkan pendekatan pemasaran di mana perusahaan
menjaga dan menimbulkan permintaan yang kuat atas produk-
produknya (Kuncoro, 2001:54).
Uraian diatas merupakan penjelasan konseptual, mengapa
terjadi perdagangan atau bisnis internasional. Secara lebih kongkret,
sesungguhnya terdapat sangat banyak alasan yang menjadi motif bagi
pelaku bisnis internasional. Alasan-alasan yang sering dikemukakan
antara lain (Yuliati dan Prasetyo, 2002:9) adalah:
1. Memperluas pasar untuk mencari sumber-sumber permintaan
baru.
2. Bisnis internasional memberikan keuntungan yang lebih besar
dari pasar domestik.
3. Mengoptimalkan skala ekonomis operasi untuk meningkatkan
efisiensi usaha.
4. Memanfaatkan faktor-faktor produksi yang lebih murah, misalnya:
tenaga kerja, bahan baku, lahan dan lain sebagainya.
5. Meraih keuntungan monopolistik.
6. Bereaksi terhadap pembatasan-pembatasan perdagangan oleh
pemerintah negara tuan rumah (host country).
7. Mendiversifikasikan resiko usaha.
8. Bereaksi terhadap perubahan kurs mata uang.
9. Mencari kestabilan iklim politik.

➢ Proses Ekspansi Bisnis ke Mancanegara


Suatu Perusahaan bisa menjadi Multinasional harus melalui bebagai
tahap yang cukup rumit. Tahap tersebut dimulai dari Strategi Ekspor dengan
pendapatan rendah, menjadi Strategi Produk Internasional dengan pendapatan
tinggi.
MNC merupakan hasil dari persaingan antara Anggota Oligopolistik
yang mencoba menciptakan dan mengeksploitasi produk monopolistik dan
faktor produksi secara internasional. Untuk menghadapi tantangan,
perusahaan harus menginternasionalisasikan bisnisnya.

➢ Perusahaan Multinasional
Menurut Yuliati dan Prasetyo (2002:12) menyatakan bahwa perusahaan
multinasional (multinational company) atau disingkat MNC dapat didefinisikan
sebagai perusahaan yang melakukan aktivitas produksi dan penjualan barang
atau jasa di lebih dari satu negara. MNC merupakan perkembangan lebih lanjut
dari perdagangan internasional dengan mengekspor barang. Dalam kegiatan
bisnisnya, sebuah MNC akan dikoordinir oleh perusahaan induk (biasanya
berlokasi di negara asal atau home country), di mana fokus perhatian adalah
prestasi MNC secara keseluruhan.
MNC mempunyai kesempatan investasi yang lebih luas daripada
perusahaan lokal. Karena memiliki pasar yang lebih luas, operasi MNC relatif
lebih efisien karena beroperasi pada skala ekonomis yang maksimal. Pasar
MNC yang tersebar di banyak negara juga memperkecil resiko usahanya.
Apabila terjadi penurunan permintaan di satu negara, penjualan MNC secara
keseluruhan tidak akan langsung jatuh karena permintaan di negara lain
mungkin tidak mengalami penurunan. MNC juga memiliki fleksibilitas yang
lebih tinggi dalam pemilihan lokasi investasi karena tidak dibatasi oleh wilayah
negara. Negara-negara berkembang bahkan berlomba-lomba merayu MNC
agar mau menanamkan dana di negaranya. Berbagai fasilitas khusus bahkan
ditawarkan untuk lebih menarik minat investasi MNC, misalnya pembebasan
bea masuk bahan baku produksi yang di impor, pembebasan pajak
penghasilan dan lain sebagainya.
MNC juga mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam hal
pembiayaan dibanding perusahaan lokal. MNC memiliki pilihan sumber
pendanaan yang lebih banyak sehingga dapat memilih sumber dan jenis
pendanaan yang paling murah yang meminimalkan biaya modal MNC.

➢ Teori dan Praktik MKI MNC (Multinational Company)


Teori-teori yang dipakai umum untuk menjelaskan mengapa banyak
perusahaan terlibat dalam bisnis internasional adalah :
1. Teori Keunggulan Komparatif
Teori yang menyatakan bahwa masing-masing negara memiliki
keunggulan untuk berspesialisasi dengan produk-produk yang
diproduksi dengan biaya yang relatif efisien.
2. Teori Pasar tidak Sempurna
Teori yang menyatakan bahwa karena adanya biaya dari transfer
tenaga kerja dan sumber daya lain bagi tujuan produksi perusahaan
mungkin berupaya untuk menggunakan faktor-faktor produksi luar
negeri jika faktor-faktor ini lebih murah dari pada faktor-faktor lokal.
3. Teori Siklus Produk
Teori yang menyataka bahwa awalnya sebuah perusahaan
berupaya memantapkan dirinya di pasar lokal, dan kemudian
berekspansi ke pasar luar negeri sebagai reaksi terhadap permintaan
asing atas produknya.

➢ Posisi dan Peran MKI


Diperlukan system manajemen keuangan internasional yang baik untuk
mendukung efisiensi manajemen suatu perusahaan. Manajemen keuangan
internasional dapat meningkatkan exposure sebuah multinational corporation
terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar negri, dan resiko politik.
Setiap Negara dapat mengantisipasi serta menghadapi globalisasi melalui
MNC.
Pengetahuan manajemen keuangan internasional membantu dalam dua
hal penting, yaitu:
1. Manajemen keuangan internasional membantu manajer keuangan
memutuskan bagaimana pengaruh berbagai kejadian-kejadian
internasional terhadap perusahaan dan langkah-langkah apa yang
dapat diambil untuk memanfaatkan perkembangan positif dan
menghindarkan perusahaan dari dampak negatif.
2. Manajemen keuangan internasional membantu manajer mengantisipasi
kejadian dan membuatnya mampu mengambil keputusan yang
menguntungkan, sebelum kejadian-kejadian tersebut terjadi. Kejadian-
kejadian yang harus diantisipasi tersebut dapat berupa perubahan kurs
valuta asing, tingkat bunga, laju inflasi, pendapatan nasional dan
kemungkinan adanya perubahan aspek politik. (Brigita Lahutung,
07301541, Manajemen Keuangan)

➢ Keuntungan Perdagangan Internasional


Kuntungan utama yang dapat diraih dari perdagangan internasional
adalah peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Suatu
negara dapat menikmati keuntungan tersebut dengan menspesialisasikan diri
untuk memproduksi barang dan jasa yang memiliki keunggulan komparatif.
Artinya, barang dan jasa tersebut dapat diproduksi dengan lebih efisien, ceteris
paribus. Apabila semua negara menyadari manfaat potensial yang bisa diraih
dari perdagangan internasional dan mampu mengidentifikasi keunggulan
komparatifnya, maka pilihan macam produk dan kuantitasnya serta kapasitas
produksi nasional akan dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

➢ Resiko Perdagangan Internasional


Keuntungan perdagangan internasional tidak diraih dengan tanpa
menanggung resiko. Resiko yang paling jelas akan ditanggung adalah
ketidakpastian kurs valuta asing. Perubahan kurs valuta asing yang tidak
diantisipasi sebelumnya akan mempengaruhi harga, penjualan dan laba
eksportir dan importir.
Resiko lain yang sering dijumpai dalam perdagangan internasional
adalah resiko negara (country risk). Resiko ini antara lain disebabkan oleh
perang, revolusi, kerusuhan sosial dan ketegangan politik yang mengancam
kestabilan keamanan. Coutry risk dapat dialami oleh investasi langsung asing,
kreditur internasional dan pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan dan
investasi internasional. Coutry risk umumnya akan semakin besar jika tidak
terdapat perjanjian atau kesepakatan perdagangan antar negara. Hal ini
karena masing-masing negara menggunakan pedoman juridiksi yang berbeda.
Resiko-resiko tambahan lain yang sering ada dalam perdagangan
internasional adalah ketidakpastian pada arah kebijakan perdagangan
internasional suatu negara, seperti perubahan tarif impor dan kuota, proteksi
berupa pemberian subsidi yang besar pada produsen domestik dan hambatan-
hambatan nontarif lainnya. Semua hambatan di atas timbul karena orientasi
pemerintah lokal untuk melindungi produsen domestik. Hambatan-hambatan
tersebut dapat diperkecil atau diperingan melalui perundingan perdagangan
yang saling menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai