Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH EKONOMI

RICARDIAN MODEL: KOMPARATIF

INTERNASIONAL
KEUNGGULAN

Disusun oleh: Ferdy Suryawijaya Ahsani T. Fathia Rizky Ananda Heni Rahayu W. 115020100111042 115020100111011 115020100111010 115020107111039 Kelas : AD

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

DAFTAR ISI

Daftar Isi. 2 Pendahuluan.. 3 A. Teori perdagangan modern : Keunggulan Komparatif 5


1

1.

Dasar teori Ricardian Model: Keunggulan Komparatif .. 5 1.1 Mengapa negara melakukan perdagangan : Keunggulan komparatif .. 7

2. Perluasan keunggulan komparatif ke banyak produk dan negara 8 2.1 Lebih dari dua Produk . 8 2.2 Lebih dari dua Negara . 9 3. Mengubah keunggulan komparatif

.. 11 4. Perdagangan Dengan Kondisi Biaya Konstan

. 12 4.1 Teknologi Biaya Konstan .. 14 4.2 Penentuan Tingkat Upah Relatif dalam banyak barang . 14 4.3 Keuntungan produksi dari spesialisasi 17

5. 6.

Bukti Empiris Ricardian Model 18 Kelemahan Ricardian Model.. 21 6.1 Kerancuan tentang keunggulan komparatif 21

B. Artikel. 23 C. Kata Kunci. 26 D. Soal-soal. 27

PENDAHULUAN
Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga wacana lain mengenai pengangguran, inflasi atau kenaikan harga barang-barang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian perekonomian bangsa tersebut, meskipun tidak bisa dinafikan ukuran-ukuran yang lain. David Ricardo (19 April 1772 - 11 September 1823) dalam teorinya menyatakan bahwa perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. la berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah. Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi. Teori keunggulan komparatif (theory of komparatif advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo pada tahun 1817. Teori keungulan komparatif melihat kuntungan atau kerugian dari perdagangan interaasional dalam perbandingan relatif. Hingga saat ini, teori keunggulan komparatif merupakan dasar utama yang menjadi alasan negara melakukan perdagangan internasional. David Ricardo berpendapat bahwa meskipun suatu negara mengalami kerugian mutlak (dalam artian tidak mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi kedua jenis barang bila dibandingkan dengan negara lain), namun perdagangan internasional yang saling
3

menguntungkan kedua belah pihak masih dapat dilakukan, asal negara tersebut melakukan spesialisasi produksi terhadap barang yang memiliki biaya relatif terkecil dari negara lain.

Dasar pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan antarnegara pada prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari Adam Smith, namun berbeda pada cara pengukuran keunggulan suatu negara, yakni dilihat komparatif biayanya, bukan perbedaan absolutnya. Jadi, perbedaan antara kedua teori diatas terletak pada biaya mutlak dan biaya relatif untuk memproduksi barang/jasa.

A. Teori perdagangan modern : Keunggulan Komparatif 1. Dasar teori Ricardian Model: Keunggulan Komparatif Ricardian model pertama kali diperkenalkan oleh seorang ekonom yang bernama David Ricardo pada abad kesembilan belas. Model paling sederhana ini menunjukkan bagaimana perbedaan-perbedaan di antara negara-negara membuka peluang untuk melakukan perdagangan dan memperoleh keuntungan perdagangan. Dalam model ini tenaga kerja merupakan satusatunya faktor produksi dan negara-negara berbeda hanya dalam produktivitas tenaga kerja di industry-industri yang berbeda. Dalam sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana negara-negara akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung memasukan faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara. Ricardo merumuskan model yang disederhanakan berdasarkan asumsi sebagai berikut: 1. Dunia terdiri dari dua negara, mLuar negeri-mLuar negeri menggunakan satu input untuk menghasilkan dua komoditas. 2. Di setiap negara, tenaga kerja adalah masukan saja (tenaga kerja teori nilai). Setiap negara memiliki endowment tetap kerja, dan tenaga kerja sepenuhnya dipekerjakan dan homogen. 3. Tenaga kerja dapat bergerak bebas antara industri di negara tetapi tidak dapat bergerak di antara bangsa-bangsa. 4. Tingkat teknologi adalah tetap untuk kedua negara. Bangsa-bangsa yang berbeda dapat menggunakan teknologi yang berbeda, tapi semua perusahaan dalam setiap bangsa memanfaatkan metode produksi umum untuk setiap komoditi 5. Biaya tidak bervariasi dengan tingkat produksi dan sebanding dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan.

6. Persaingan Sempurna berlaku di semua pasar. Karena tidak ada satu produser atau konsumen yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar, Semua pengambil harga. Kualitas produk tidak bervariasi di antara bangsa-bangsa, yang menyiratkan bahwa semua unit dari setiap produk identik. Ada akses masuk gratis ke dan keluar dari sebuah industri, dan harga produk mLuar negeri-mLuar negeri sama dengan produk biaya marjinal dari produksi. 7. Perdagangan bebas terjadi antara bangsa-bangsa; tidak ada hambatan pemerintah untuk perdagangan. 8. Biaya Transportasi adalah nol. Konsumen dengan demikian akan acuh tak acuh antara versi yang diproduksi di dalam negeri dan impor produk jika harga domestik dua produk identik. 9. Perusahaan membuat keputusan produksi dalam upaya untuk memaksimalkan keuntungan, sedangkan konsumen memaksimalkan kepuasan melalui keputusan konsumsi mereka. 10. Ada tidak ada ilusi uang; itu adalah, ketika konsumen membuat pilihan konsumsi mereka dan perusahaan membuat keputusan produksi mereka, mereka memperhitungkan perilaku untuk semua harga. 11. Perdagangan seimbang (ekspor harus membayar untuk impor), sehingga

mengesampingkan arus uang antara bangsa-bangsa. Dalam model Ricardian, negara-negara akan mengekspor barang-barang yang tenaga kerjanya memproduksi dengan relatif lebih efisien dan mengimpor barang-barang yang tenaga kerjanya memproduksi dengan relatif kurang efisien. Jadi hal ini membuat pola produksi suatu negara ditentukan oleh keunggulan komparatif. Dimana keunggulan tersebut membantu kita untuk menganalisis dan memahami bagaimana perbedaan-perbedaan antar negara memeberi peluang bagi terjadinya perdagangan diantara mereka, dan mengapa perdagangan saling menguntungkan bagi pihak-pihak yang teribat.

1.1 Mengapa negara melakukan perdagangan : Keunggulan komparatif Saat ini negara-negara melakukan perdagangan internasional karena dua alasan utama; mLuar negeri-mLuar negeri alasan menyumbangkan keuntungan bagi mereka. Pertama, negara-negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain. Dan kedua, negara-negara berdagang satu sama lain dengan tujuan mencapai skala ekonomis dalam produksi. Pada tahun 1817 David Ricardo menerbitkan buku berjudul Priciples of political Economu and Taxation, yang berusu penjelasan mengenasu hukum keunggulan komparatif. Hukum ini merupakan salah satu hukum perdagangan internasional yang paling penting dan merupakan hukum ekonomi yang masih belum mendapat tantangan dari berbagai aplikasi dalam praktek. Dan David Ricardo jelas menunjukkan bahwa keuntungan biaya mutlak tidak dalam kondisi yang diperlukan untuk kedua negara untuk memperoleh keuntungan dari perdagangan dengan satu sama lain. Sebaliknya, perdagangan akan menguntungkan kedua negara yang disediakan hanya jika mereka mempunyai biaya relatif, yaitu rasio biaya riil mereka dalam hal input tenaga kerja, yang berbeda untuk komoditas dua atau lebih. Singkatnya, perdagangan tergantung pada perbedaan dalam keunggulan komparatif, dan satu bangsa dapat menguntungkan perdagangan dengan yang lain meskipun yang sebenarnya mereka mempunyai biaya yang lebih tinggi (atau lebih rendah) di setiap komoditi. Menurut Ricardo hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi kedua komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih besar. Hukum ini dapat lebih dimengerti dengan tabel berikut. Amerika Serikat Gandum Kain 6 4 Inggris 1 2

Dari tabel diatas dapat diketahui, karena pekerja Inggris dapat memproduksi kain setengah kali dari kain yang diproduksi Amerika, sementara gandum hanya dapat diproduksi seperenam kali
7

dari yang diproduksi Amerika, maka inggris dikatakan memiliki keunggulan komparatif dalam kain. Di pihak, Amerika Serikat memiliki keunggulan absolut baik dalam memproduksi kain maupun gandum dibanding dengan inggris. Namun karena keunggulan absolut pada gandum lebih besar (6:1) dibanding kain (4:2), maka Amerika memiliki keunggulan komparatif alam gandum. Dan menurut keunggulan komparatif, kedua negara tersebut dapat memperoleh keuntungan jika Amerika Serikat melakukan spesialisasi dalam produksi gandum dan mengekspor sebagian dari produksi gandum tersebut serta menukarkannya dengan kain dari Inggris.Perlu diingat bahwa dalam konteksd dua negara dan dua komoditi, jika salah satu negara telah ditetapkan memiliki keunggulan komparatif dalam satu komoditi, maka negara satunya harus dianggap memiliki keunggulan komparatif dalam komoditi lainnya. 2. Perluasan keunggulan komparatif ke banyak produk dan negara Dalam diskusi sejauh ini, kita telah menggunakan model perdagangan dalam dua barang yang diproduksi dan dikonsumsi dan perdagangan yang terbatas kepada dua negara. Pendekatan ini disederhanakan untuk menganalisis banyak poin penting tentang keunggulan komparatif dan perdagangan. Tetapi pada dunia nyata perdagangan internasional melibatkan lebih dari dua produk dan dua negara; mLuar negeri-mLuar negeri negara menghasilkan ribuan produk dan perdagangan dengan negara-negara yang banyak. Untuk bergerak ke arah realisme, diperlukan untuk memahami bagaimana perbandingan keuntungan fungsi dalam dunia yang memiliki banyak produk dan banyak negara.

2.1 Lebih dari dua produk Ketika sejumlah besar barang diproduksi oleh kedua negara, operasi keunggulan komparatif mengharuskan barang digolongkan pada perbandingan biaya komparatif. MLuar negeri-mLuar negeri negara pengekspor produk (s) yaitu yang memiliki keunggulan komparatif terbesar. Sebaliknya, setiap negara pengimpor product dimana negara tersebut memiliki kerugian komparatif terbesar. Seperti yang diperlihatkan pada susunan gambar dibawah ini.

Sumber: Thomson-International Economic

Pada gambar diatas

menggambarkan susunan hipotetis enam produk - bahan kimia,

pesawat jet, komputer, mobil, baja, dan semikonduktor-dalam urutan peringkat keunggulan komparatif dari Amerika Serikat dan Jepang. Susunan tersebut menyiratkan bahwa bahan kimia mempunyai biaya terendah di Amerika Serikat biaya relatif terhadap Jepang, sedangkan keuntungan biaya US di pesawat jet tidak cukup diucapkan. Sebaliknya, Jepang memiliki keunggulan komparatif yang terbesar dalam semikonduktor. Pengaturan produk ini dengan jelas menunjukkan bahwa, dengan perdagangan, Amerika serikat akan menghasilkan dan ekspor bahan kimia dan bahwa Jepang akan memproduksi dan mengekspor semikonduktor. Dengan adanya lebih dari dua produk disni akan timbul pertanyaan yaitu diamana nantinya titik perpotongannya antara apa yang akan diekspor dan di impor? Apakah mobil atau komputer? Ataukah Jepang akan menghasilkan komputer dan Amerika Serikat akan menghasilkan bahan kimia dan pesawat jet? Pada dasarnya perpotongan titik tersebut dapat jatuh antara apa diekspor dan apa diimpor itu tergantung pada kekuatan relatif permintaan internasional untuk berbagai produk. Kekuatan permintaan dan penawaran akan menentukan titik cutoff /perpotongan antara Amerika Serikat dan produksi Jepang. Peningkatan permintaan baja dan semikonduktor, misalnya, menyebabkan kenaikan harga yang bergerak kepada Jepang. Hal ini menyebabkan meningkatnya produksi di Jepang baja dan industri semikonduktor.

2.2 Lebih dari dua negara


9

Pada keunggulan komparatif biasanya digambarkan dengan dua negara yang melakukan perdagangan. Tetapi kali ini kita akan membahas tentang perdagangan internasional dalam kehidupan nyata. Karena pada kenyataannya di dalam dunia nyata tidak hanya antar dua negara saja tetapai bisa lebih dari dua negara. Ketika banyak negara yang ingin rmasuk dalam sebuah ke dalam hubungan perdagangan multilateral. perdagangan, kita dapat

mencontohkannya sebagai berikut , Amerika Serikat akan menemukan keuntungan untuk masuk

Sumber: Thomson-International Economic

Pada gambar tersebut menggambarkan proses perdagangan multilateral untuk Amerika Serikat, Jepang, dan OPEC. Panah pada gambar menunjukkan arah dari ekspor. Amerika Serikat mengekspor pesawat jet ke OPEC, Jepang impor minyak dari OPEC, dan Jepang ekspor semikonduktor ke Amerika Serikat. Dunia nyata perdagangan internasional melibatkan perdagangan hubungan yang lebih kompleks daripada contoh segitiga ini. Contoh ini membawa keraguan atas gagasan bahwa keseimbangan bilateral harus berkaitan dengan dua mitra dagang . Memang, tidak ada lagi alasan untuk berharap bahwa perdagangan bilateral untuk menyeimbangkan antara bangsa daripada antara individu. Hasilnya dapat
10

diprediksi bahwa bangsa akan menyadari surplus perdagangan (ekspor barang melebihi impor barang) dengan perdagangan mitra yang membeli banyak hal yang kita tawarkan dengan biaya rendah. Juga, bangsa akan menyadari defisit perdagangan (barang impor melebihi ekspor barang) dengan perdagangan mitra yang murah permintaan barang yang kita impor secara terus menerus. 3. Mengubah keunggulan komparatif Meskipun dari perdagangan internasional dapat mempromosikan keuntungan dinamis

dalam hal peningkatan produktivitas, keunggulan komparatif yang disadari oleh produsen tertentu yang baik bisa menghilang dari waktu ke waktu ketika pertumbuhan produktivitas jatuh di belakang pesaing Luar negeri. Dalam era pasca Perang II, sebagai contoh, banyak perusahaan Amerika Serikat baja diproduksi baja di penuaan tanaman di mana produktivitas tertinggal di belakang perusahaan Luar negeri. Ini memberikan kontribusi terhadap perusahaan-perusahaan AS baja kehilangan pangsa pasar untuk perusahaan Luar negeri. Dalam era pasca Perang II, sebagai contoh, banyak perusahaan Amerika Serikat baja diproduksi baja di penuaan tanaman di mana produktivitas tertinggal di belakang perusahaan Luar negeri. Ini memberikan kontribusi terhadap perusahaan-perusahaan AS baja kehilangan pangsa pasar untuk perusahaan Luar negeri. Industri lain di AS yang pergi jalan steelwere mesin perkakas dan elektronik konsumen. Pada 1990-an, pemasok komputer Jepang mulai bersaing secara efektif dengan US produsen di pasar termasuk printer, floppy-disk drive dan chip memori akses acak dinamis. Ini adalah terutama mengganggu mereka yang dianggap sebagai komputer yang akan harta US teknologi dan ciri daya saing AS.

11

Sumber: Thomson-International Economic Mari kita lihat bagaimana mengubah keunggulan komparatif berkaitan model perdagangan. Pada Gambar diatas menggambarkan kurva produksi kemungkinan, untuk komputer dan mobil, Amerika Serikat dan Jepang di bawah kondisi biaya peluang konstan. Catatan bahwa MRT mobil ke komputer sama awalnya dengan 1.0 untuk Amerika Serikat dan 2.0 untuk Jepang. Amerika Serikat memiliki keunggulan komparatif dalam produksi komputer dan kerugian komparatif dalam produksi mobil. Karena ini keuntungan produktivitas, kemungkinan jadwal produksi mLuar negeri-mLuar negeri negara berputar ke luar dan menjadi datar. Lebih banyak output sekarang dapat diproduksi di setiap negara dengan jumlah sumber daya yang sama. Mengacu pada jadwal kemungkinan produksi baru, MRT mobil kekomputer sama dengan 0.67 untuk Amerika Serikat dan 0,5 untuk Jepang. Perbandingan biaya komputer di Jepang dengan demikian telah jatuh di bawah di Amerika Serikat. Untuk Amerika Serikat, konsekuensi dari tertinggal pertumbuhan produktivitas adalah bahwa kehilangan keuntungan komparatif dalam komputer produksi. Tetapi bahkan setelah Jepang mencapai keunggulan komparatif dalam komputer, Amerika Serikat masih memiliki keunggulan komparatif mobil; perubahan manufaktur produktivitas dengan demikian mengakibatkan perubahan dalam arah perdagangan. Pelajaran dari contoh ini adalah bahwa produsen yang jatuh di belakang dalam penelitian dan pengembangan, teknologi, dan peralatan cenderung untuk menemukan kekurangan daya saing mereka Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa semua negara menyadari keunggulan komparatif dalam beberapa produk atau layanan. Untuk Amerika Serikat, pertumbuhan internasional persaingan dalam industri seperti baja mungkin membuat mudah untuk melupakan bahwa Amerika Serikat terus menjadi eksportir utama pesawat, kertas, instrumen, plastik dan bahan kimia.

4. Perdagangan Dengan Kondisi Biaya Konstan


12

Dalam situasi tanpa perdagangan, sebuah negara hanya dapat mengkonsumsi komoditi-komoditi yang diproduksi saja. Sebagai akibatnya, batas kemungkinan produksi negara tersebut juga menggambarkan batas konsumsinya. Kombinasi bagaimana yang secara aktual dipilih untuk diproduksi dan dikonsumsi akan tergantung pada selera masyarakat, atau pada selera masyarakat, atau pada sisi permintaan.

Sumber : Krugman,Paul;Obstfeld. 1992. : Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Bagian ini menggambarkan prinsip komparatif Keuntungan di bawah biaya peluang konstan. Meskipun kasus biaya konstan mungkin terbatas relevansi dengan dunia nyata, ia berfungsi sebagai berguna alat pedagogis untuk menganalisis perdagangan internasional. Diskusi ini berfokus pada dua pertanyaan. Pertama, apa dasar untuk perdagangan dan arah perdagangan? Kedua, apa potensi keuntungan dari perdagangan, untuk satu bangsa dan bagi dunia secara keseluruhan? Mengacu pada Gambar diatas, perhatikan bahwa batas kemungkinan produksi untuk Amerika Serikat dan Kanada yang digambarkan dengan garis lurus. Fakta bahwa batas adalah linear menunjukkan bahwa biaya relatif dari kedua produk tidak berubah sebagai ekonomi bergeser produksinya dari gandum semua untuk semua mobil, atau di mana saja di antara. Untuk Amerika Serikat, biaya relatif mobil adalah 0,5 gantang gandum sebagai perluasan atau peningkatan output, untuk Kanada, biaya relatif mobil adalah 2 gantang gandum sebagai perluasan atau peningkatan output. Ada dua alasan untuk biaya konstan. Pertama, faktor produksi adalah pengganti sempurna untuk satu sama lain. Kedua, semua unit faktor yang diberikan adalah kualitas yang sama. Sebagai negara transfer sumber daya dari produksi gandum ke dalam produksi mobil, atau sebaliknya, negara tidak perlu mengambil jalan untuk sumber daya yang kurang cocok untuk produksi yang baik. Oleh karena itu, negara harus mengorbankan jumlah yang persis sama dari gandum untuk setiap mobil tambahan yang dihasilkan, terlepas dari berapa banyak mobil itu sudah memproduksi

13

4.1 Menentukan Biaya Relatif Setelah Perdagangan

Gambar permintaan dan penawaran relatif dunia. Sumber : Krugman,Paul;Obstfeld. 1992. : Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Gambar diatas menunjukkan penawaran dan permintaan dunia untuk barang X relatif terhadap barang Y. Kurva permintaan relatif ditunjukkan oleh RD dan kurva penawaran relatif ditunjukkan oleh RS. Keseimbangan umum dunia mensyaratkan penawaran relatif sama dengan permintaan relatif, sehingga harga relatif ditentukan oleh perpotongan RD dan RS. Bentuk kurva penawaran relatif RS yang ganjil, terdiri dari dua garis horisontal yang dihubungkan oleh garis tegak lurus. Kurva RS menunjukkan tidak ada penawaran X jika harga dunia dibawah aLX/aLY .Domestik akan menenmpuh spesialisasi dalam produksi Y jika Px/Py<aLX/aLY, sedangkan Luar negeri akan melakukan spesialisasi dalam produksi Y jika Px/Py<a*LX/a*LY dengan asumsi a*LX/a*LY>aLX/aLY. Jika harga relatif barang X di Domestik sama dengan biaya pengorbanannya, perekonomian Domestik tidak perlu melakukan spesialisasi dalam produksi X atau Y. Dan faktanya, pada titik 2 Domestik harus memproduksi sejumlah X dan Y. Jadi penawaran relatif X lebih rendah dari yang akan diproduksi jika Domestik melakukan spesialisasi sempurna. Namun karena Px/Py Luar negeri lebih rendah dari biaya pengorbanan, maka Luar negeri melakukan spesialisasi sempurna dalam produksi Y. 4.2 Penentuan Tingkat Upah Relatif dalam banyak barang Untuk menentukan upah relatif dalam model dua barang, pertama kali kita menghitung tingkat upah di domestik dan di Luar negeri. Dalam kasus banyak barang, siapa yang
14

memproduksi apa yang ditentukan oleh tingkat upah relatif sehingga produser ini tidak dapat diterapkan. Sebagai penggantinya, untuk meningkatkan tingkat upah relatif dalam perokonomian banyak barang, kita harus mempehatikan permintaan relatif atas barang tersebut sehingga kita bisa mengetahui permintaan relatif tenaga kerja. Ini bukannlah diproduksi oleh tenaga kerja mLuar negeri-mLuar negeri negara. Permintaan turunan relatif bagi tenaga kerja domestik akan merosot jika nisbah upah Domestik terhadap asaing meningkat. Ada dua alasan mengapa terjadi demikan. Pertama, jika tenaga kerja Domestik semakin mahal relatif terhadap Luar negeri , barang-barang yang diproduksi di Domestik juga menjadi relatif lebih mahal, dan permintaan dunia untuk barangbarang ini menurun. Kedua, karena upah domestik meningkat, Domestik akan memproduksi lebih sedikit barang dan Luar negeri akan memproduksi lebih banyak, yang pada gilirannya menurunkan permintaan terhadap tenaga kerja Domestik. Pola perdagangan tergantung hanya kepada satu hal: nisbah tingkat upah Domestik terhadap Luar negeri. Kita dapat menentukan barang apa yang diproduksi mLuar negeri-mLuar negeri negara dengan mengetahui nisbah tersebut. Misalkan w adalah tingkat upah per jam Domestik dan w* adalah tingkat upah per jam Luar negeri. Nisbah tingkat upah adalah w/w*. Jadi untuk mengalokasikan produk yaitu suatu barang yang a*L/aLi>w/w* diproduksi oleh Domestik, sedangkan a*L/aLi<w/w* diproduksi oleh Luar negeri. Barang-barang akan diproduksi di negara yang biaya produksinya terendah. Misalkan barang I biaya memproduksi barangnya yaitu jumlah kebutuhan tenaga kerja dikalikan dengan tingkat upah. Biaya untuk memproduksi suatu barang yang sama Luar negeri adalagh w*a*Li. Suatu barang akan diproduksi dengan lebih murah di Domestik jika, a*Li/aLi>w/w* permintaan langsung dari konsumen ; melainkan permintaan turunan yang bersal dari permintaan atas barang-barang yang

Di lain pihak, akan lebih murah diproduksi Luar negeri jika, a*Li/aLi<w/w*

15

Gambar penentuan upah relatif. Sumber : Krugman,Paul;Obstfeld. 1992. : Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Di dalam model Ricardian banyak barang upah relatif yang ditentukan oleh perpotongan antara kurva permintaan relatif turunan untuk tenaga kerja RD dengan kurva penawaran relatif RS.Pada kurva RS yang berbentuk garis vertikal, diasumsikan jumlah jam kerja tidak bervariasi dengan tingkat upah, maka upah relatif tidak berpengaruh pada penawaran relatif tenaga kerja. Kurva RD berbentuk tangga karena saat meningkatkan pekerja Domestik relatif terhadap pekerja Luar negeri, permintaan relatif Domestik menurun dan permintaan tenaga kerja Domestik juga turun. Hal ini terjadi jika peningkatan upah relatif Domestik lebih murah jika diproduksi Luar negeri. Kurva RD yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah ketika tidak ada perubahan dalam pola spesialisasi dan berbentuk datar saat permintaan relatif bergeser secara tajam. Keseimbangan upah relatif ditentukan oleh perpotongan RD dan RS. Pada tingkat upah ini Domestik memproduksi pakaian, anggur, dan roti, sedangkan Luar negeri memproduksi keju dan peralatan. Hasil ini bergantung pada ukuran relatif negara (posisi RS) dan permintaan relatif (posisi RD).

4.3 Keuntungan produksi dari spesialisasi


16

Hukum keunggulan komparatif menegaskan bahwa dengan perdagangan masingmasing negara akan menemukan keuntungan untuk mengkhususkan diri dalam produksi barang dari keunggulan komparatif dan akan memperdagangkan bagian dari ini untuk kebaikan kerugian komparatifnya.. Pada Gambar tersebut, Amerika Serikat bergerak dari titik produksi A ke titik produksi B, benar-benar mengkhususkan diri dalam produksi mobil. Kanada benar-benar mengkhususkan diri dalam gandum produksi dengan bergerak dari titik produksi A' ke titik produksi B ' pada gambar. Mengambil keuntungan dari spesialisasi dapat menghasilkan keuntungan produksi untuk kedua negara. Kita menemukan bahwa sebelum spesialisasi, Amerika Serikat menghasilkan 40 mobil dan 40 gantang gandum. Tapi dengan spesialisasi lengkap, Amerika Serikat menghasilkan 120 mobil dan tidak untuk gandum. Adapun Kanada, titik produksi tanpa adanya spesialisasi adalah pada 40 mobil dan 80 gantang gandum, sedangkan produksi titik di bawah spesialisasi lengkap pada 160 gantang gandum dan tidak ada mobil. Menggabungkan hasil ini, kita menemukan bahwa kedua negara bersama-sama telah mengalami kenaikan produksi bersih dari 40 mobil dan 40 gantang gandum dalam kondisi spesialisasi lengkap. Tabel dibawah merangkum keuntungan produksi produksi.

Sumber : Thomson-International Economics 10th Edition 2005

5. Bukti Empiris Ricardian Model

17

Model Ricardian perdagangan internasional adalah alat yang sangat berguna untuk berpikir tentang alasan mengapa perdagangan dapat terjadi dan tentang dampak perdagangan internasional di tingkat kesejahteraan nasional. Tapi apakah model cocok dengan dunia nyata? Apakah model Ricardian membuat prediksi akurat dan aktual tentang arus perdagangan internasional? Jawabannya adalah ya sangat berkualitas. Jelas ada sejumlah cara di mana Model Ricardian membuat prediksi menyesatkan. Pertama, seperti disebutkan dalam diskusi kita barang yang tidak diperdagangkan, model Ricardian sederhana memprediksi tingkat ekstrim spesialisasi bahwa kita tidak amati di dunia nyata. Kedua, model Ricardian mengasumsikan pergi dampak perdagangan internasional terhadap distribusi pendapatan dalam negara, dan dengan demikian diprediksikan bahwa negara-negara secara keseluruhan akan selalu mendapatkan dari perdagangan, dalam prakteknya, perdagangan internasional memiliki efek yang kuat pada distribusi pendapatan. Ketiga, para Ricardian model memungkinkan tidak ada peran untuk perbedaan sumber daya di antara negara-negara sebagai penyebab perdagangan,sehingga hilang merupakan aspek penting dari sistem perdagangan. Akhirnya, Model Ricardian mengabaikan kemungkinan peran skala ekonomi sebagai penyebab perdagangan, yang tidak dapat menjelaskan arus perdagangan besar antara negara-negara yang memiliki permasalahan yang sama. Terlepas dari kegagalan ini, namun, prediksi dasar dari model Ricardian bahwa negara harus cenderung mengekspor barang-barang di mana produktivitas mereka relatif tinggi, hal ini telah dikonfirmasi oleh sejumlah penelitian selama bertahun-tahun. Teori klasik Beberapa model Ricardian dilakukan dengan menggunakan data dari awal pasca Perang Dunia II periode membandingkan Inggris dengan produktivitas Amerika dan perdagangan. Ini adalah perbandingan yang luar biasa. Produktivitas tenaga kerja Inggris adalah kurang dari Amerika di hampir setiap sektor. Dengan demikian Amerika memiliki keunggulan mutlak dalam segala hal. Meskipun demikian, jumlah keseluruhan ekspor Inggris adalah sekitar sebesar Amerika di waktu. Jelas itu, pasti ada beberapa sektor di mana Inggris memiliki perbandingan Keuntungan meskipun produktivitas rendah mutlak. Model Ricardian memprediksi bahwa ini akan menjadi sektor yang keunggulan produktivitas Amerika adalah terkecil. Gambar dibawah menggambarkan bukti yang mendukung model Ricardian, dengan menggunakan data yang disajikan dalam sebuah makalah oleh ekonom Hungaria Bela Balassa pada tahun 1963. Angka tersebut membandingkan rasio dari AS untuk ekspor Inggris pada tahun
18

1951 dengan rasio produktivitas tenaga kerja AS untuk Inggris selama 26 manufaktur industri. Rasio produktivitas diukur pada sumbu horizontal,ekspor rasio pada sumbu vertikal. Kedua sumbu diberi skala logaritmik, ini bukan apapun kepentingan dasar, tetapi ternyata untuk menghasilkan gambaran yang lebih jelas. Teori Ricardian akan membawa kita untuk mengharapkan bahwa semakin tinggi produktivitas relatifitas di industri AS, AS lebih memungkinkan ketimbang perusahaan Inggris yang mengekspor dalam bidang industri. Dan itulah yang ditunjukkan pada Gambar dibawah. Bahkan, persebaran terletak cukup dekat dengan miring ke atas garis, juga ditunjukkan pada gambar. Mengingat bahwa data yang digunakan untuk ini perbandingan adalah, seperti semua data ekonomi, tunduk pada kesalahan pengukuran yang substansial, cocok adalah sangat dekat. Perdagangan tergantung pada keunggulan komparatif, tidak mutlak. Pada saat yang merujuk data, industri AS memiliki jauh lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas tenaga kerja British industri rata-rata sekitar dua kali lebih tinggi. Kesalahpahaman umum bahwa suatu negara bisa menjadi kompetitif hanya jika hal itu dapat sesuai produktivitas negara lain , yang kita bahas sebelumnya dalam bab ini, akan memimpin salah satu untuk memprediksi keuntungan ekspor AS di seluruh papan. Model Ricardian memberitahu kita, bagaimanapun, bahwa produktivitas yang tinggi memiliki dalam suatu industri dibandingkan dengan orang Luar negeri tidak cukup untuk memastikan bahwa negara akan mengekspor produk yang industri, produktivitas relatif harus tinggi dibandingkan dengan produktivitas relatif di sektor lain. Seperti yang terjadi, AS produktivitas melebihi Inggris di semua sektor 26 (ditandai dengan titik) ditunjukkan pada Gambar dibawah, dengan margin mulai 11-366 persen. Pada 12 dari sektor, bagaimanapun, Inggris benar-benar memiliki lebih besar ekspor dari Amerika Serikat. Sebuah melirik Gambar menunjukkan bahwa secara umum, ekspor AS lebih besar dari ekspor Inggris hanya dalam industri di mana keuntungan produktivitas AS agak dua lebih dari satu. Lebih banyak bukti baru pada model Ricardian telah kurang jelas. Pada bagian, ini adalah karena pertumbuhan perdagangan dunia dan spesialisasi yang dihasilkan dari ekonomi nasional berarti bahwa kita tidak mendapatkan kesempatan untuk melihat apa yang negara lakukan buruk! Dalam perekonomian dunia tahun 1990-an, negara-negara sering tidak menghasilkan barang yang mereka berada pada perbandingan dipandang, sehingga tidak ada cara untuk mengukur produktivitas mereka dalam sektor tersebut. Sebagai contoh, sebagian besar negara tidak
19

menghasilkan pesawat terbang, sehingga tidak ada data tentang apa unit tenaga kerja mereka perlukan. Meskipun demikian, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa perbedaan dalam produktivitas tenaga kerja terus memainkan peranan penting dalam menentukan dunia pola perdagangan. Mungkin yang paling penting adalah bahwa terus ada perbedaan besar dalam produktivitas tenaga kerja antar negara dan variasi yang cukup besar perbedaan dalam produktivitas mereka di seluruh industri. Sebagai contoh, satu studi menemukan bahwa rata-rata produktivitas kerja di manufaktur Jepang pada tahun 1990 adalah 20 persen lebih rendah dibandingkan produktivitas tenaga kerja di Amerika Serikat. Tapi di bagian-bagian mobil dan mobil industri Jepang produktivitas adalah 16 sampai 24 persen lebih tinggi dibandingkan produktivitas Amerika. Hal ini tidak sulit untuk percaya bahwa perbedaan ini menjelaskan banyak kemampuan Jepang untuk mengekspor jutaan mobil ke Amerika Serikat. Dalam kasus mobil, orang mungkin berpendapat bahwa pola perdagangan hanya tercermin pada keuntungan absolut: Jepang memiliki produktivitas tertinggi dan juga eksportir terbesar di dunia. Prinsip keunggulan komparatif dapat diilustrasikan dengan kasus perdagangan dunia dalam pakaian. Dengan ukuran apa pun, negara-negara maju seperti Amerika Serikat memiliki produktivitas tenaga kerja yang tinggi dalam pembuatan pakaian dari negara-negara industri baru seperti Meksiko atau Cina. Tetapi karena teknologi pembuatan pakaian relatif sederhana, keuntungan produktivitas negara maju dalam industri pakaian kurang dari mereka keuntungan dalam industri lainnya. Sebagai contoh, pada tahun 1992 rata-rata pekerja manufaktur AS mungkin sekitar lima kali lebih produktif daripada pekerja Meksiko rata-rata, tetapi dalam industri pakaian keuntungan produktivitas hanya sekitar 50 persen. Hasilnya adalah bahwa pakaian adalah ekspor utama dari rendah ke tinggi upah-upah negara. Singkatnya, beberapa ekonom percaya bahwa sementara model Ricardian sepenuhnya memadai deskripsi penyebab dan konsekuensi dari perdagangan dunia, dua implikasi utama bahwa perbedaan produktivitas memainkan peran penting dalam perdagangan internasional dan itu adalah keunggulan komparatif mutlak yang penting lakukan tampaknya didukung oleh bukti.

20

Sumber : Krugman,Paul;Obstfeld. 1992. : Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

6. Kelemahan Ricardian Model 6.1 Beberapa kerancuan tentang keunggulan komparatif Banyak gagasan dalam ilmu ekonomi yang dicampuradukkan. Politik pengusaha dan bahkan ekonom sendiri membuat pernyataan yang tidak bertolak dari analisis ekonomi yang cermat. Untuk beberapa alasan hal tampaknya benar terutama dalam ekonomi internasional. Tiga kerancuan berikut, sebagai contoh membuktikan secara gamblang, dan model sederhana kita tentang keunggulan komparatif dapat digunakan untuk meninjau mengapa mereka melakukan kesalahan. Produktivitas Dan Daya Luar negeri Mitos I : Perdagangan bebas hanya menguntungkan jika negara Anda cukup produktif dalam menghadapi persaingan internasional. Argumentasi ini sangat kerap digunakan dalam kasus negara-negara berkembang, menyatakan bahwa negara-negara miskin harus menutup diri dari perekonomian internasional sampai mereka cukup kuat untuk bersaing.

21

Kenyataan ini tetap menimbulkan anggapan bahwa kemampuan mengekspor suatu barang tergantung kepada keunggulan absolut dalam produktivitas apa yang kolumnis Wall Street Journal harus artinya adalah bahwa banyak negara kecil tidak memiliki keunggulan produktivitas mutlak terhadap negara-negara lain dalam produksi apapun. Dimana keunggulan dalam persaingan dari suatu industri tidak hanya tergantung pada produktivitas relatif terhadap industri luar negeri, tetapi juga pada tingkat upah domestik relatif terhadap tingkat upah di luar negeri. Hujan Tenaga Kerja Murah Mitos2 : Persaingan Internasional adalah tidak adil dan merugikan negara-negara tertentu jika didasarkan kepada upah rendah. Argumentasi ini kadang-kadang dikatakan sebagai argumrntasi tenaga kerja murah , terutama digunakan oleh serikat buruh untuk menuntut perlindungan terhadap persaingan luar negeri. Pertukaran Tak Setara Mitos 3 : Perdagangan tak mengeksploitasi suatu negara dan membuatnya menjadi lebih buruk jika negara tersebut menggunakan lebih banyak tenaga kerja dalam memproduksi barang-barang yang diekspor dibandingkan dengan negara-negara lain yang memproduksi barang-barang untuk kemudian diekspor ke negara pertama. Meskipun gagasan bahwa suatu negara dieksploitasi jika diekspornya menyerap lebih banyak pekerja dibandingkan dengan impor cukup masuk akal, namun pertukaran tak setara tak berati bahwa negara dengan upah rendah menderita kerugian dalam perdagangan.

Tes awal dari model klasik dengan biaya peluang konstan menunjukkan bahwa perdagangan antar negara dapat dijelaskan dengan prinsip keunggulan komparatif. Produktivitas relatif tenaga kerja tampaknya menjadi prediktor yang berguna dari pola perdagangan barang yang berbeda. Teori klasik, bagaimanapun, tidak menjelaskan mengapa produktivitas tenaga kerja berbeda di berbagai negara. Keunggulan komparatif ini hanya didasarkan pada perbedaan produktivitas setiap tenaga kerja saja, padahal masih banyak faktor yang mempengaruhi seperti teknologi, modal, tanah, dan sumberdaya lainnya, timbulnya ketergantungan dari Dunia Ketiga terhadap negara-negara maju karena keterbelakangan teknologi dan teori klasik keunggulan komparatif tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara 2 negara.
22

Keterangan Aaaaaaaaaa

: : Krugman

Aaaaaaaaaaa : Thomson Aaaaaaaaaaa : Aaaaaaaaaaa : Aaaaaaaaaaa : Sovatore Robert. M. Dunn Krugman

B. Artikel
Konteks Ekonomi-Politik Industrialisasi di Singapura

Kekhawatiran

menyelimuti perekonomian

Singapura di

era

pertengahan

1950-an

menyangkut

kelangsungan negara tersebut sebagai entreport. Pada 1960-an, 94 persen ekspor Singapura merupakan barang-barang ekspor kembali. Perdagangan dalam skala luas, keuangan, dan pengapalan masih berada di tangan agensi-agensi lama. Beberapa perusahaan skala luas yang bergerak di bidang percetakan, penerbitan, makanan, dan pengolahan karet alam berada di tangan perusahaan keluarga orang-orang Cina, tetapi sebagian besar bisnis Singapura adalah dalam bidang eceran (retail), perusahaan-perusahaan jasa, kecil dan miskin akan modal. Berbeda dengan Taiwan dan Korea Selatan di mana Partai Komunis telah dikalahkan sejak permulaan, tidak demikian halnya di Singapura. Di negara ini, meskipun Partai Komunis telah dikutuk, namun ia mampu membangun basis yang kuat dalam serikat-serikat dagang, sekolahsekolah Cina, dan masyarakat Cina yang terdidik pada umumnya. Ini membuat Partai Komunis menjadi rival kuat di Singapura sepanjang 1950-an. Sementara itu, PAP sendiri tidak mempunyai ikatan yang kuat di tingkat grass-root dan mengalami perpecahan antar kelompok moderat di bawah Lee Kuan Yew dan kelompok kiri. Selanjutnya, setelah meraih kekuasaan pada 1959, pemerintahan PAP meluncurkan sebuah rencana pembangunan yang dikenal cukup penting bagi keterlibatan dan tindakan negara dalam mempromosikan industrialisasi dan dalam rangka mengatasi pengangguran. Sesuatu yang telah menjadi 23

masalah di era 1950-an. Menjelang 1961, dengan kekalahan kelompok kiri telah memberikan landasan bagi PAP untuk mengeluarkan kebijakan yang bersifat pragmatis dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi dengan menyediakan infrastruktur, pelayanan sosial, dan perumahan.212 Peraturan baru telah menetapkan untuk mengurangi pajak perusahaan secara dramatis industri-industri pelopor dan dewan pengurus pembangunan ekonomi didirikan pada 1961 yang diberi kekuasaan untuk memberikan pinjaman dan purchase equity dalam bisnis-bisnis swasta. Pemisahan dari Malaysia telah menciptakan situasi baru di kawasan ini. Pemisahan Singapura dari pasar Malaysia mengakibatkan suplai bahan-bahan mentah dan substitusi impor tidak dapat berjalan. Investasi lokal lebih terkonsentrasi pada perusahaan pelayanan jasa, real estate, dan perdagangan domestik. Mereka ini biasanya cukup konservatif dalam pandangan dan mempunyai sedikit pengalaman dalam industri manufaktur. Perusahaan-perusahaan lokal tampak tidak bisa menjadi pelopor pertumbuhan. Di bawah situasi seperti ini, strategi yang berorientasi keluar ditujukan untuk melibatkan triple industri pioner pada 1959 yang mengizinkan 100 person pemilikan Luar negeri dan secara penuh pengiriman kembali keuntungan. Ini berarti bahwa perusahaan-alliance, di mana negara dan perusahaan swasta luar negeri akan mendominasi. Untuk itu, ada tiga kebijakan yang diluncurkan pada 1967 dan 1968, yakni sebuah usaha yang diperbarui untuk menarik modal luar negeri, peran yang makin meluas dari negara dalam pembiayaan industrial, dan di atas semua itu, kontrol yang intensif terhadap gerakan-gerakan buruh. Insentif bagi investasi diperluas di bawah peraturan perusahaan Luar negeri yang melakukan investasi Luar negeri di Singapura dapat memulangkan seluruh jumlah keuntungan yang didapatnya ke negara asalnya. Kebijakan ini penting dalam rangka menarik investasi Luar negeri sebanyak-sebanyaknya guna menopang industrialisasi berorientasi ekspor yang dicanangkan oleh peme-rintah. Pada 1967, peraturan tersebut diganti dengan sebuah tindakan-tindakan ekonomi ekspansif yang memperluas insentif baru untuk modal Luar negeri. Insentif formal, namun demikian, mungkin kurang penting bagi investor dibandingkan dengan stabilitas politik dan tentu saja kontrol yang cukup kuat terhadap gerakan-gerakan buruh. Sebagaimana dijelaskan kemudian bahwa kebijakan upah buruh yang relatif rendah ini telah dijadikan oleh pemerintah sebagai semacam keunggulan komparatif dibandingkan negara-negara lain. Akhirnya, kombinasi antara insentif dengan kontrol terhadap buruh merupakan kebijakan yang cukup favourable dalam menarik investasi Luar negeri di bidang industri manufaktur yang padat karya. Selain insentif dan kontrol terhadap buruh, peran pemerintah juga dapat dilihat dalam posisinya visa-visa perusahaan lokal. Hingga awal 1980-an, perusahaan-perusahaan lokal harus berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan Luar negeri dalam hal pasar. Dan ketika dukungan pemerintah semakin meningkat, perusahaan-perusahaan lokal secara efektif terhalang untuk memasuki industri berteknologi tinggi. Perubahan berorientasi ekspor ini (export-led growth) dan kebijakan yang terbuka terhadap investasi Luar negeri singapura selanjutnya bersandar pada beberapa faktor, yakni: Pertama, konsolidasi kekuatan dari partai tunggal dan dikeluarkannya kelompok kiri membuat Lee mempunyai kesempatan untuk menjalankan kebijakan ekonomi yang bersifat pragmatis untuk mendorong industrialisasi yang mendasarkan pada peran utama dari pihak swasta dan kontrol yang kuat terhadap buruh. Situasi ini tidak boleh tidak diciptakan oleh keputusan Singapura untuk mengakhiri hubungan dengan Malaysia yang membuat strategi berorientasi ekspor menjadi lebih atraktif. 24

Lemahnya kemampuan perusahaan-perusahaan lokal untuk menjadi pelopor industrialisasi di bidang industri manufaktur, dengan demikian, membuat ketergantungan terhadap perusahaan-perusahaan acing menjadi demikian kuat.

Pustaka artikel: Ekonomi-Politik Industrialisasi di Singapura


Pertarungan Negara VS Pasar Oleh Prof. Dr. Budi Winarno

Max Havelaar Bacaan Wajib Siswa di Belgia

Leuven Buku Max Havelaar karangan Eduard Douwes Dekker, penulis Belanda yang juga populer dengan nama pena Multatuli, menjadi bacaan wajib bagi siswa di Belgia. Hal itu disampaikan oleh Rektor Katholieke Universiteit Leuven Prof. Mark Waer ketika menerima kunjungan Dubes RI di Brussel Arif Havas Oegroseno di Leuven, Belgia, awal April ini. Kunjungan tersebut dalam rangka peningkatan hubungan di bidang pendidikan dan menghadiri Multatuli Lecture, demikian siaran pers KBRI Brussel yang diterima detikcom, Selasa malam atau Rabu (20/4/2011) WIB. Menurut Prof. Waer, Max Havelaar dipandang sebagai kritik terhadap praktik-praktik kolonialisme Eropa pada masa itu. Buku ini menceritakan tentang kesewenang-wenangan Belanda ketika menjajah Indonesia. Semangat yang terkandung dalam Max Havelaar menjadi cikal bakal tumbuhnya semangat anti-kolonialisme di Eropa khususnya di Belgia, ujar Prof. Waer. Buku karangan Edward Douwes Dekker, yang juga seorang ambtenaar di Hindia Belanda (Indonesia), kini menjadi bagian penting dari literatur di Belgia. Dijelaskan oleh Prof. Waer bahwa Universitas Leuven telah menggagas Multatuli Lecture sejak 1997 sebagai suatu kuliah umum tentang isu-isu multikulturalisme dan pluralisme. Tujuan penyelenggaraan Multatuli Lecture di universitas yang didirikan pada tahun 1425 itu adalah untuk membicarakan berbagai pertanyaan terkait multikulturalisme dan demokratisasi di Eropa. Kerjasama Pada kesempatan itu Dubes Oegroseno menyampaikan bahwa Indonesia dan Belgia memiliki keterkaitan sejarah, dalam hal ini mengingat Douwes Dekker harus melakukan sebagian penulisan Max Havelaar di Belgia karena situasi tidak kondusif. Pertemuan dengan jajaran pimpinan Univesitas Leuven merupakan bagian dari Safari Akademis yang diprogramkan oleh Dubes Oegroseno dalam rangka meningkatkan kerjasama pendidikan antara Indonesia dan Belgia. Dubes memandang bahwa Belgia memiliki keunggulan komparatif di bidang pendidikan dibanding negara lain. Biaya pendidikan untuk universitas di Belgia paling murah di Eropa, ujar Dubes Oegroseno. Tuition fee untuk program sarjana di universitas publik di Belgia, utamanya yang terletak di wilayah Vlaanderen berkisar antara EUR500 hingga EUR600 per tahun, sementara untuk program master berkisar EUR800 hingga EUR1.000 per tahun. Kualitas universitas dan program yang 25

ditawarkan di Belgia juga sangat tinggi, terbukti dari beberapa universitas di Belgia menduduki peringkat tinggi di Eropa, tegas Dubes. Atas dasar itu, Dubes berpandangan bahwa sudah saatnya Belgia menjadi tujuan bagi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Selama berada di Universitas Leuven, Dubes berkesempatan memberikan kuliah umum di Fakultas Hukum mengenai Indonesia dan sistem jaringan pengaman sosial dalam rangka perlindungan warga miskin. Kuliah ini antara lain dihadiri oleh Ketua Parlemen Belgia, yang juga salah satu profesor di Fakultas Hukum Universitas Leuven, Danny Pieters. Menutup kuliah Dubes Oegroseno menyerahkan Atlas Nasional Indonesia kepada Pieters. Sebelumnya Dubes Oegroseno juga telah mengadakan pertemuan dengan para rektor dari berbagai universitas di Belgia pada berbagai kesempatan terpisah. Beberapa pertemuan tersebut menghasilkan kata sepakat untuk peningkatan kerjasama pendidikan antara kedua pihak di berbagai bidang, seperti kemaritiman, pengembangan akuakultur, dan teaching hospitals. (es/es)

C. Kata kunci

Teori keunggulan komparatif (theory of komparatif advantage) Spesialisasi (specialization) Ekspor (export) Impor (import)
Perdagangan dunia (world trade) Perdagangan bebas (free trade) Keunggulan absolut (absolute advantage) Produktivitas (productivity) Persaingan internasional (international competition) Permintaan relatif (relative demand) Penawaran relatif (relative supply) Model Ricardian (Ricardian model) Keuntungan produksi (advantages production) Upah relatif (relative wage) Defisit perdagangan (the trade deficit)

D. Soal-soal
26

Soal Pilihan Ganda 1. Menurut David Ricardo, bagaimana keunggulan komparatif suatu Negara dapat tercapai? a. Jika suatu Negara dapat mengimpor barang dan jasa yang lebih murah b. Jika suatu Negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya murah c. Jika suatu Negara dapat menghasilkan tenaga kerja yang banyak d. Jika suatu Negara mencapai laba maksimum dalam perdagangan 2. Dalam teori keunggulan komparatif, upaya apa yang harus dilakukan suatu Negara agar dapat meningkatkan standar pendapatannya? a. Biaya produksi rendah b. Produksi semua barang maksimum c. Spesialisasi produksi d. Teknologi produksi canggih 3. Dibawah ini, manakah yang tidak termasuk keuntungan dari perdagangan internasional? a. Suatu Negara dapat memproduksi barang lain dan memperdagangkannya sebagai penukar untuk memperoleh barang yang diinginkan b. Perdagangan memperluas kemungkinan-kemungkinan konsumsi suatu Negara sehingga tercipta keuntungan c. Mencari keuntungan bagi individual tertentu pada suatu Negara d. Jawaban a dan b benar 4. Perdagangan dalam dunia hanya terdiri dari satu faktor produksi. Faktor apakah itu? a. Marginal cost b. Technology c. Labor d. Semua jawaban salah 5. Bagaimana gambaran kurva batas kemungkinan produksi (PPF)?
27

a. Garis PF mengurangi jumlah barang A dan memaksimumkan jumlah barang B b. Garis PF memaksimumkan jumlah barang A dan mengurangi jumlah barang B c. Garis PF menghilangkan poduksi barang A dan hanya memproduksi barang B d. Garis PF jumlah maksimum barang A yang dapat diproduksi jika sudah memnentukan jumlah barang B 6. Manakah yang tidak termasuk pada perbedaan dari perubahan antara model satu faktordua barang menjadi satu faktor-banyak barang? a. Permintaan relative terhadap tenaga kerja untuk menentukan upah relative dan tidak kepada permintaan relative terhadap barang b. Biaya pengangkutan dapat menimbulkan keadaan dimana muncul beberapa barang yang tidak diperdagangkan. c. Jawaban a dan b benar d. Jawaban a dan b salah

7.

Garis batas kemungkinan produksi sama dengan jumlah kebutuhan tenaga kerja dalam memproduksi barang A relative terhadap produksi barang B memiliki slope apa? a. Positif b. Negatif c. Konstan d. Tegak lurus

8. Apa yang harus diperhitungkan pada analisis keseimbangan parsial agar tercapai keunggulan komparatif? a. Kaitan antar konsumen b. Kaitan antar produsen c. Kaitan antar pasar
28

d. Kaitan antar distributor 9. Untuk menentukan harga relative barang yang diproduksi oleh Negara yang melakukan perdagangan internasional, faktor manakah yang paling tepat yang harus diperhatikan? a. Penawaran relative dunia b. Permintaan relative dunia c. Penawaran dan permintaan relative dunia d. Semua jawaban salah 10. Manakah yang tidak termasuk asumsi Ricardian model?
a. Dunia terdiri dari dua negara, mLuar negeri-mLuar negeri menggunakan satu input

untuk menghasilkan dua komoditas. b. Biaya tidak bervariasi dengan tingkat produksi dan sebanding dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan c. Tenaga kerja dapat bergerak bebas antara industri di negara tetapi tidak dapat bergerak di antara bangsa-bangsa. d. Dunia terdiri dari satu negara, yang hanya menggunakan satu input untuk menghasilkan dua komoditas.

Soal T/F 1. Barang yang memiliki keunggulan aboslut bila barang tersebut dihasilkan secara lebih murah dibanding dihasilkan negara lain atau lebih efisien. (T/F) 2. Dalam Keunggulan Komparatif, Ricardo sangat menganjurkan tentang adanya tarid dan pembatasan lainnya pada perdagangan nternasional (T/F) 3. dalam menghasilkan barang-barang tersebut hanya ada 1 input yang dipergunakan yaitu tenaga kerja dengan asumsi TK ini dalam suatu negara bersifat homogen atau mempunyai mobilitas yang sempurna. (T/F)
4. Biaya Transportasi adalah nol. Konsumen dengan demikian akan acuh

tak acuh antara versi yang diproduksi di dalam negeri dan impor produk jika harga domestik dua produk identik (T/F)
29

5. Perdagangan tergantung pada perbedaan keunggulan komparatif, dan satu bangsa menguntungkan dapat berdagang dengan lain meskipun biaya sebenarnya lebih tinggi (atau lebih rendah) dalam setiap komoditas(T/F) Soal Essay 1. Sebutkan asumsi-asumsi Ricardo tentang keunggulan komparatif! 2. Jelaskan teori Ricardo tentang hukum keunggulan komparatif! 3. Apa manfaat dari adanya keunggulan komparatif tersebut? 4. Jelaskan keunggulan komparatif pada gambar di bawah ini

5. Bagaimana menentukan upah relatif dua barang?

Kunci jawaban : Soal T/F


30

1. T 2. F 3. T 4. T 5. T Soal essay
1.

Dunia terdiri dari dua negara, mLuar negeri-mLuar negeri menggunakan satu input untuk menghasilkan dua komoditas.,Di setiap negara, tenaga kerja adalah masukan saja (tenaga kerja teori nilai). Setiap negara memiliki endowment tetap kerja, dan tenaga kerja sepenuhnya dipekerjakan dan homogen,Tenaga kerja dapat bergerak bebas antara industri di negara tetapi tidak dapat bergerak di antara bangsa-bangsa. ,Tingkat teknologi adalah tetap untuk kedua negara. Bangsa-bangsa yang berbeda dapat menggunakan teknologi yang berbeda, tapi semua perusahaan dalam setiap bangsa memanfaatkan metode produksi umum untuk setiap komoditi, Biaya tidak bervariasi dengan tingkat produksi dan sebanding dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan.

2. Menurut Ricardo hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi kedua komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih besar. Hukum ini dapat lebih dimengerti dengan tabel berikut. 3. Dalam model Ricardian, negara-negara akan mengekspor barang-barang yang tenaga kerjanya memproduksi dengan relative lebih efisien dan mengimpor barang-barang yang
31

tenaga kerjanya memproduksi dengan relative kurang efisien. Jadi hal ini membuat pola produksi suatu negara ditentukan oleh keunggulan komparatif. Dimana keunggulan tersebut membantu kita untuk menganalisis dan memahami bagaimana perbedaanperbedaan antar negara memeberi peluang bagi terjadinya perdagangan diantara mereka, dan mengapa perdagangan saling menguntungkan bagi pihak-pihak yang teribat.
4. Pada

gambar

tersebut

menggambarkan

proses

perdagangan

multilateral untuk Amerika Serikat, Jepang, dan OPEC. Panah pada gambar menunjukkan arah dari ekspor. Amerika Serikat mengekspor pesawat jet ke OPEC, Jepang impor minyak dari OPEC, dan Jepang ekspor semikonduktor ke Amerika Serikat. Dunia nyata perdagangan internasional melibatkan perdagangan hubungan yang lebih kompleks daripada contoh segitiga ini. Contoh ini membawa keraguan atas gagasan bahwa keseimbangan bilateral harus berkaitan dengan dua mitra dagang . Memang, tidak ada lagi alasan untuk berharap bahwa perdagangan bilateral untuk menyeimbangkan antara bangsa daripada antara individu.Hasilnya dapat diprediksi bahwa bangsa akan menyadari surplus perdagangan (ekspor barang melebihi impor barang) dengan perdagangan mitra yang membeli banyak hal yang kami tawarkan dengan biaya rendah. 5. Keseimbangan upah relatif ditentukan oleh perpotongan Relative Demand dan Relative Supply

32

Anda mungkin juga menyukai