Dari contoh tersebut, terlihat bahwa Thailand memiliki keunggulan absolut baik
untuk produk kain maupun padi. Kondisi yang demikian, tidak memungkinkan
terjadinya perdagangan antara Indonesia dan Thailand. Kalaupun terjadi,
perdagangan hanya berlangsung dalam satu arah, yaitu Thailand menjadi negara
pengekspor sementara Indonesia dalam posisi selalu menjadi negara pengimpor.
KEUNTUNGAN KOMPARATIF
Kelemahan teori keunggulan absolut Adam Smith, disempurnakan oleh teori
Keunggulan Komparatif yang dikembangkan oleh David Ricardo (1772-1823),
yang sama-sama menekankan pada sisi penawaran pasar. Oleh karena teori
perdagangan keunggulan komparatif-nya David Ricardo merupakan perluasan
teori keunggulan absolutnya Adam Smith, sehingga masih dikategorikan
sebagai teori perdagangan Klasik.
Menurut David Ricardo, manfaat perdagangan masih bisa diperoleh walaupun
hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut pada semua produk.
Teori perdagangan Ricardo didasarkan pada prinsip keunggulan komparatif,
yang menunjukkan adanya perbedaan biaya produksi relatif antara dua
barang.
Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara
mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih
murah daripada negara lainnya.
setiap negara akan memperoleh keuntungan jika ia menspesialisasikan pada
produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada biaya yang relatif lebih
murah, dan mengimpor apa yang dapat diprosuksinya pada biaya yang relatif
lebih mahal.
Menurut David Ricardo ada 2 (dua) pendekatan (approaches) utk membahas
Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) yaitu : Cost
Comparative Advantage (Labor Efficiency ) dan Production Comparative
Advantage (Labor Productivity)
Asumsi Dasar
Perdagangan internasional hanya terjadi antardua negara.
Perdagangan dilakukan secara sukarela (bebas).
Barang yang dipertukarkan hanya dua macam.
Tenaga kerja bersifat homogen satu negara.
Tenaga kerja bergerak bebas di dalam negeri, tetapi tidak bebas
dalam hubungan antarnegara.
Biaya-biaya produksi dianggap tetap.
Kualitas barang adalah sama.
Biaya transportasi tidak ada (nol).
Teknologi tidak berubah.
1. Cost Comparative Advantage
(Labor Efficiency)
Teori David Ricardo didasarkan pd nilai TK
atau Theory of Labor Value yg menyatakan
bhw nilai atau harga suatu produk ditentu
kan oleh jumlah wkt atau jam kerja yg di
perlukan utk menghasilkan produk tsb
Menurut Teori Cost Comparative Advantage
(Labor Efficiency), suatu neg akan
memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional jika me lakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor brg dimana neg
tsb dpt berproduksi relatif lbh efisien serta
meng impor brg dimana neg tsb ber produksi
krg /tdk efisien
Data Hipotesis Cost Comparative
DAMPAK POSITIF
• Meningkatkan investasi yang bersumber dari investor asing ataupun lokal.
• Meningkatkan devisa karena bila nilai ekspor melebihi dari nilai impor
• Menimbulkan lapangan pekerjaan
• Meningkatkan daya saing produk berdasarkan keunggulan komparatif dan
kompetitif
• Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia yang handal melalui teknologi
• Memperluas diversifikasi barang, jasa dan pasar sesuai dengan penawaran dan
permintaan
• Memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran
DAMPAK NEGATIF
• Terpengaruhnya perekonomian nasional oleh situasi dan kondisi pasar dunia
• Berpengaruh pada perubahan terhadap kebijakan pembangunan nasional.
Misalnya krisis ekonomi
• Menciptakan ketergantungan produk terhadap produk suatu negara
• Eksploitasi terhadap sumber daya alam karena pemenuhan pasar dunia
• Terbentuknya proteksi non tarif yang dapat menghambat produk ekspor
“Kebijakan Perdagangan Internasional”
a. Kebijakan Substitusi Impor
Yaitu memproduksi di dalam negeri terhadap barang-barang yang tadinya impor.
Manfaat:
1. Mengurangi ketergantungan pada impor, industri penyedia kebutuhan pokok
dan produk antara
2. Memperkuat sektor industri, fasilitas memperbesar swasta berinvestasi
3. Memperluas kesempatan kerja, dampak industrialisasi
4. Menghemat devisa, perbaikan neraca pembayaran
Kerugian:
1. Menguntungkan perusahaan asing, fasilitas keringanan pajak, insentif
penanaman modal
2. Pasar domestik cepat jenuh (kekuatan permintaan terbatas)
3. Memperkuat gejala monopoli (akibat kecilnya pasar), jaminan kepastian
pasar, pembatasan jumlah produsen, profit super normal
4. Ketergantungan yang makin besar pada impor, tidak tersedianya industri
pendukung
5. Pemborosan devisa, dampak ketergantungan impor
b. Kebijakan Promosi Ekspor
Yaitu kebijakan dibidang industri yang mengutamakan pengembangan
industri untuk pasar ekspor
Manfaat:
1. Mempertahankan permintaan sektor pertanian terhadap sektor
industri
2. Mendorong produksi massal yang skala ekonominya efiien
3. Meningkatnya persaingan berdasarkan prestasi perusahaan
4. Mengatasi dampak kekurangan devisa
Kerugian:
1. Cepat jenuhnya pasar internasional, barang yang diekspor
elastisitasnya rendah.
2. Makin kuatnya kebijakan proteksi oleh negara maju sebagai upaya
memperoleh dukungan politis.
c. Kebijakan Proteksi
Adalah usaha pemerintah untuk membatasi atau mengurangi jumlah
barang yang diimpor dari negara lain dengan tujuan untuk mencapai
beberapa tujuan tertentu , yaitu :
1. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran (dampak efisiensi dan
spesialisasi)
2. Mendorong perkembangan industri baru
3. Untuk mendiversifikasikan perekonomian (kecukupan pangsa pasar
domestik)
4. Menghindari kemerosotan industri tertentu (bagi negara maju)
5. Memperbaiki neraca pembayaran (impor>ekspor)
6. Menghindari dumping
SISTEM TARIF
• Pengenaan satu tarif untuk satu jenis barang atau komoditi
yang besarnya (prosentasenya) berlaku sama untuk impor
komoditi tersebut dari negara mana saja, tanpa kecuali.
Tarif Tunggal
• Dikenal juga dengan istilah tarif berganda (double coloum tariff) yaitu
pengenaan satu tarif untuk satu komoditi yang besar prosentase
Tarif tarifnya berbeda antara satu negara dengan negara lain.
Konvensional
78