Anda di halaman 1dari 78

Perekonomian terbuka

adalah suatu sistem


ekonomi yang di
dalamnya terdapat
kegiatan ekspor dan
impor yang tentunya
dilakukan antara satu
negara dengan negara
lainnya.

Dalam pengertian lain


perekonomian terbuka
juga disebut sebagai
perekonomian empat
sektor yang memang
mencakup empat kriteria,
yaitu rumah tangga,
perusahaan, pemerintah,
dan luar negeri.
Tidak hanya di zaman sekarang ini, beberapa abad yang lalu para pedagang
yang berlayar dengan kapal juga sudah melakukan kegiatan jual beli barang
antar wilayah padahal perekonomian saat itu belum berkembang seperti
sekarang ini. Jika kita nilai kegiatan ekspor dan impor sekarang ini justru
memiliki peranan penting dalam perekonomian antar negara yang salah
satu penyebabnya mungkin karena perbedaan sumber daya dan perbedaan
kepentingan antar negara yang satu dengan negara yang lainnya.

Secara umum pada sistem perekonomian terbuka ini produsen memiliki


hak untuk melakukan kegiatan penjualan produk atau barang ke negara –
negara lain (ekspor) dan juga sebaliknya, yaitu melakukan kegiatan
pembelian produk atau barang yang berasal dari luar negaranya (impor).
Kegiatan ini juga memicu sistem perekonomian yang semakin tanpa batas
yang ditunjukkan oleh lembaga perbankan dan keuangan juga turut
mengikuti perkembangan transaksi yang mendukung kegiatan ekspor dan
impor tersebut. Inilah yang disebut dengan ekonomi global yang
mewujudkan kegiatan perdagangan secara internasional.
1. Gain from trade
2. The pattern of trade
3. How much trade
4. Balance of payment
5. Exchange rate determination
6. International policy coordination
7. The international capital market
1. Apakah Perdagangan Internasional dapat menjadi engine of growth
bagi suatu negara ?
2. Apakah perdagangan international merupakan suatu kekuatan yang
mampu menciptakan pemerataan kesejahteraan domestik dan
internasional ? Atau malah sebaliknya?
3. Apa sajakah kondisi atau syarat yang harus dipenuhi agar perdagangan
internasional dapat membantu negara-negara berkembang dalam
mencapai tujuan pembangunan?
4. Bisakah negara-negara berkembang menentukan sendiri seberapa
banyak mereka dapat berdagang?
5. Haruskah kebijakan di negara berkembang menerapkan kebijakan yang
inward looking , outward looking atau mengkombinanasikan keduanya
(inward and outward looking ) ?
MERKANTILISME
Merkantilisme adalah suatu sistem politik ekonomi yang sangat mementingkan
perdagangan internasional dengan tujuan untuk memperbanyak aset dan modal
yang dimiliki suatu negara. ALIRAN EMAS KE DALAM NEGERI  KAYA TENTARA
KUAT  NEGARA KUAT……………….KOLONIALISASI……………..
Tidak semua kolonial menghasilkan emas, untuk itu diperlukan mekanisme lain,
yaitu Surplus Neraca Perdagangan. Dilakukan dengan cara membuat ekspor
menarik. Pola pemikirannya sebagai berikut: UPAH BURUH (SUBSISTENCE)
RENDAH  ONGKOS PRODUKSI RENDAH  HARGA DALAM NEGERI RENDAH 
EKSPOR MENARIK/IMPOR TIDAK MENARIK  EKSPOR LEBIH BESAR DARI IMPOR
(X>M) ……………….PERBUDAKAN……………..
KRITIK :
Surplus neraca perdagangan hanya mungkin berlangsung dalam jangka pendek,
namun dalam jangka panjang akan hilang.
- Masuknya aliran emas ke dalam negeri akan meningkatkan jumlah uang
beredar di dalam negeri.
- Perbandingan harga relatif meningkat dibandingkan dengan negara rekan
dagangnya.
- Penduduk dalam negeri akan membeli barang-barang luar negeri yang secara
relatif relatif lebih murah dibandingkan di dalam negerinya, yang dampaknya
akan mengurangi ekspor.
KEUNTUNGAN ABSOLUT
Menurut Adam Smith, ide perdagangan antar dua negara didasarkan pada
keuntungan absolut. Keuntungan Absolut adalah keuntungan yang dimiliki oleh
suatu negara atau daerah atas negara atau daerah lain dalam memproduksi suatu
produk disebabkan oleh adanya keunggulan atau kelebihan yang dimilikinya yang
tidak dimiliki oleh negara atau daerah lain tersebut misalnya karena faktor tenaga
kerja yang melimpah dan murah, dan sumber alam.
1. Ukuran kemakmuran suatu negara bukanlah ditentukan oleh banyaknya LM
yang dimilikinya.
2. Kemakmuran suatu negara ditentukan oleh besarnya Gross Domestic Product
(GDP) dan sumbangan perdagangan luar negeri terhadap pembentukan GDP
negara tersebut.
3. Untuk meningkatkan GDP dan perdagangan luar negeri, maka pemerintah
harus mengurangi campurtangannya sehingga tercipta perdagangan bebas
atau free trade.
4. Dengan adanya free trade maka akan menimbulkan persaingan atau
competition yang semakin ketat. Hal ini akan mendorong masing-masing
negara untuk melakukan spesialisasi dan pembagian kerja internasional
dengan berdasarkan kepada keunggulan absolute atau absolute advantage
yang dimiliki masing-masing negara.
5. Spesialisasi dan pembagian kerja internasional yang didasarkan pada absolute
advantage akan memacu peningkatan produktivitas dan efisiensi sehingga
terjadi peningkatan GDP dan perdagangan luar negeri.
6. Peningkatan GDP dan perdagangan internasional ini identik dengan
peningkatan kemakmuran suatu negara.
Asumsi Dasar
 Dengan melakukan spesialisasi penuh, suatu negara hanya akan memproduksi
dan mengekspor barang yang hanya memiliki keunggulan absolut saja
sementara akan mengimpor barang yang tidak memiliki keunggulan absolut.
 Dengan spesialisasi penuh, seluruh sumber daya yang dimilikinya akan
dikerahkan sepenuhnya untuk memproduksi barang tersebut tanpa perlu
memproduksi komoditas yang tidak memiliki keunggulan absolut. Dampaknya
adalah, output dunia akan bertambah karena tiap barang, diproduksi hanya
oleh negara yang mampu memproduksinya secara efisien. Adanya spesialisasi
penuh memungkinkan tenaga kerja bekerja sesuai dengan kemampuan yang
milikinya masing-masing.
 Persaingan sempurna merupakan syarat mutlak (necessary condition) yang
melandasi teori ekonomi klasik. Hanya dengan persaingan sempurna-lah
seluruh sumber daya ekonomi akan bergerak menuju keseimbangan umum
dan efisiensi dalam perekonomian yang selanjutnya akan mendistribusikannya
kepada setiap pelaku pasar sehingga kondisi pareto optimum dan full
employment akan terjadi. besarnya keuntungan ditentukan oleh terms of trade
(TOT) atau dasar tukar baik dasar tukar dalam negeri (DTD) maupun
internasional (DTI). Terms of trade itu sendiri, sesungguhnya adalah
perbandingan harga relatif antar dua barang. Jika DTI = DTD dari rekan dagang,
maka kauntungan negara tersebut aklan maksimum, karena harga barang
ekspor termahal dan harga impor termurah.
 Asumsi yang lain adalah 2 negara, 2 barang, homogenitas input dan output,
tidak ada ongkos transportasi, perdagangan dilakukan dengan barter, selera
dan kepemilikian faktor produksi (factor endowment) dianggap tidak berubah,
mobilitas input sempurna di dalam negeri namun tidak ada mobilitas input
antar negara.
Ilustrasi
KRITIK :

Menurut Adam Smith, perdagangan akan memberikan manfaat bagi masing-


masing negara hanya jika ada satu produsen yang memproduksi satu barang
dengan biaya paling rendah dibandingkan dengan negara lain sehingga barang
tersebut dapat diperdagangkan dengan negara lain. Lalu, apa yang terjadi jika
ada satu negara yang memiliki keunggulan absolut pada semua barang
dibandingkan dengan negara ekan dagang?

Jumlah Output per jam kerja


Negara
Kain (meter) Padi (Kg)
Indonesia 5 10
Thailand 15 20

Dari contoh tersebut, terlihat bahwa Thailand memiliki keunggulan absolut baik
untuk produk kain maupun padi. Kondisi yang demikian, tidak memungkinkan
terjadinya perdagangan antara Indonesia dan Thailand. Kalaupun terjadi,
perdagangan hanya berlangsung dalam satu arah, yaitu Thailand menjadi negara
pengekspor sementara Indonesia dalam posisi selalu menjadi negara pengimpor.
KEUNTUNGAN KOMPARATIF
 Kelemahan teori keunggulan absolut Adam Smith, disempurnakan oleh teori
Keunggulan Komparatif yang dikembangkan oleh David Ricardo (1772-1823),
yang sama-sama menekankan pada sisi penawaran pasar. Oleh karena teori
perdagangan keunggulan komparatif-nya David Ricardo merupakan perluasan
teori keunggulan absolutnya Adam Smith, sehingga masih dikategorikan
sebagai teori perdagangan Klasik.
 Menurut David Ricardo, manfaat perdagangan masih bisa diperoleh walaupun
hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut pada semua produk.
Teori perdagangan Ricardo didasarkan pada prinsip keunggulan komparatif,
yang menunjukkan adanya perbedaan biaya produksi relatif antara dua
barang.
 Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara
mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih
murah daripada negara lainnya.
 setiap negara akan memperoleh keuntungan jika ia menspesialisasikan pada
produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada biaya yang relatif lebih
murah, dan mengimpor apa yang dapat diprosuksinya pada biaya yang relatif
lebih mahal.
 Menurut David Ricardo ada 2 (dua) pendekatan (approaches) utk membahas
Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) yaitu : Cost
Comparative Advantage (Labor Efficiency ) dan Production Comparative
Advantage (Labor Productivity)
Asumsi Dasar
 Perdagangan internasional hanya terjadi antardua negara.
 Perdagangan dilakukan secara sukarela (bebas).
 Barang yang dipertukarkan hanya dua macam.
 Tenaga kerja bersifat homogen satu negara.
 Tenaga kerja bergerak bebas di dalam negeri, tetapi tidak bebas
dalam hubungan antarnegara.
 Biaya-biaya produksi dianggap tetap.
 Kualitas barang adalah sama.
 Biaya transportasi tidak ada (nol).
 Teknologi tidak berubah.
1. Cost Comparative Advantage
(Labor Efficiency)
 Teori David Ricardo didasarkan pd nilai TK
atau Theory of Labor Value yg menyatakan
bhw nilai atau harga suatu produk ditentu
kan oleh jumlah wkt atau jam kerja yg di
perlukan utk menghasilkan produk tsb
 Menurut Teori Cost Comparative Advantage
(Labor Efficiency), suatu neg akan
memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional jika me lakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor brg dimana neg
tsb dpt berproduksi relatif lbh efisien serta
meng impor brg dimana neg tsb ber produksi
krg /tdk efisien
Data Hipotesis Cost Comparative

Negara Produksi Produksi


1 Kg Gula 1 m kain
Indonesia 3 hari kerja 4 hari kerja

China 6 hari kerja 5 hari kerja


 Berdasarkan data hipotesis tsb, jika
ditin jau dari Keunggulan Mutlak
(Absolut Adv) Adam Smith maka Ind
unggul mutlak krn labor cost nya lbh
effisien dibandingkan dg China,baik
dlm prod 1 Kg Gula maupun prod 1
meter kain.

 Dgn demikian tentu tdk akan terjadi


per dagangan antara kedua neg jika
didasar kan pd Teori Adam Smith
 Akan tetapi, berdasarkan Teori David
Ri cardo walaupun Ind memiliki
Absolut Adv dibandingkan China utk
kedua produk tsb, maka tetap dpt
terjadi perdagangan inter nasional yg
menguntungkan kedua negara
melalui spesialisasi jika neg-neg tsb
memi liki Cost Comparative
Advantage atau Labor Efficiency
Data Perhitungan Cost Comparative

Perbandingan 1 Kg Gula 1 M Kain


Cost
Indonesia/China 3/6 HK 4/5 HK

China/Indonesia 6/3 HK 5/4 HK


 Berdasarkan perbandingan “cost
compara tive advantage” or labor
efficiency tsb dpt dilihat bhw TK Ind
lbh efisien dibanding kan dgn TK
China dlm produksi 1 Kg gula (3/6 or
½ HK) drpd produksi 1 m kain (4/5
HK)
 Hal ini akan mendorong Ind
melakukan spesialisasi produksi dan
ekspor gula
 Sebaliknya, TK China ternyata lbh
efisien dibandingkan dgn TK Ind dlm
produksi 1m kain (5/4 HK) drpd
produksi 1 Kg gula (6/3 or 2/1 HK)
 Hal ini mendorong China melakukan
spesialisasi produksi dan eskpor kain
Gain From Trade Ind dan China

 Berdasarkan matriks keunggulan


kompara tif Ricardo, dpt disusun
perbandingan ke mampuan produksi
setiap TK pada msg2 negara dlm suatu
matriks yg bisa meng gambarkan Gain
From Trade msg2 negara setelah
melakukan perdagangan (lihat matriks
Gain From Trade berikut) :
Gain From Trade Based On Teori Ricardo
Perbandingan Dasar Tukar
Prod/TK/HK DN
Neg Gula Kain
Ind 1/3 Kg 1/4 m 4 Kg =3 m
China 1/6 Kg 1/5 m 5 Kg = 6 m
Dasar Tukar DN Alternatif Dasar
Tukar D N
Neg Gula Kain
Ind 4 Kg 3m 1 Kg = ¾ m or
4/3 Kg = 1 m
China 5 Kg 6m 1 Kg = 6/5 m or
5/6 Kg = 1 m
a. Bila Ind melakukan spesialisasi produksi
dan mengekspor 1 Kg gula ke China, maka
Ind akan memperoleh 6/5 meter kain, sdg
berdasarkan Dasar Tukar DN hanya mem
peroleh ¾ meter kain
b. Jadi dgn spesialisasi produksi dan ekspor
gula, Ind akan memperoleh keuntungan
sebesar : 6/5 m – ¾ m = 9/20 m
c. Sebaliknya, bila China melakukan spesiali
sasi produksi dan mengekspor 1 m kain ke
Ind, maka akan diperoleh ¾ Kg gula, sdg
berdasarkan Dasar Tukar DN hanya mem
peroleh 5/6 Kg gula
d. Jika dgn spesialisasi produksi dan
ekspor kain, China akan memperoleh
keuntungan sebesar : 4/3 Kg – 5/6 Kg
= 9/18 Kg
e. Keuntungan yg diperoleh msg2 negara
dari perdagangan internasional ini
merupa kan “gain from trade” atau
manfaat perdagangan internasional
krn ada nya perbedaan labor efficiency
atau cost comparative advantage
2. Production Comparative Advantage
(Labor Productivity)
Negara Produksi Setiap TK DTDN
Per Hari Kerja

Indonesia 1/3 Kg gula ¼ meter sutra 4/3 Kg=1m


1 Kg=3/4m

China 1/6 Kg gula 1/5 meter sutra 5/6 Kg=1m


1 Kg=6/5m
Berdasarkan analisa production
compara tive advantage atau labor
productivity dpt dikatakan sbb :

Suatu negara akan memperoleh


manfaat dari perdagangan internasional
jika mela kukan spesialisasi produksi
dan meng ekspor brg dimana negara tsb
dpt berpro duksi relatif lbh produktif
serta meng impor brg dimana neg tsb
berproduksi rela tif krg/tdk produktif
Jika ditinjau dari keunggulan absolut atau
absolute advantage Adam Smith, maka
Indonesia unggul mutlak dlm arti labor
productivity nya lbh besar dibandingkan
China, baik dlm produksi gula maupun
kain, ini berarti perdagangan antara kedua
negara tdk akan terjadi
Sebaliknya menurut David Ricardo, walau
pun Indonesia memiliki keunggulan abso
lut dibandingkan China utk kedua produk
di atas, sebetulnya perdagangan interna
sional akan dpt tetap terjadi dan mengun
tungkan keduanya melalui spesialisasi di
msg2 neg yg memiliki labor produktivity
Berdasarkan perbandingan “Production
Comparative Advantage” or Labor
Producti vity di atas dpt disimpulkan sbg
berikut :
TK Ind lbh produktif dibandingkan TK
China dlm produksi gula (6/3 Kg) drpd
pro duksi kain (5/4 m)
Hal ini mendorong Ind utk melakukan
spe sialisasi produksi dan ekspor gula
Dgn melakukan spesialisasi produksi
dan ekspor gula ke China sebanyak 1 kg,
akan diperoleh 6/5 m sutra, sdg kan di
dlm ne geri hanya dinilai dgn ¾ m sutra.
Data Perhitungan Production Compara
tive Advantage (labor Productivity)

Perbandingan Gula Kain


Produksi
Indonesia/China (1/3)/(1/6)= (1/4)/(1/5) =
6/3 5/4

China/Indonesia (1/6)/(1/3)= (1/5)/(1/4)=


3/6 4/5
Jadi, Indonesia memperoleh keuntungan
6/5 m – ¾ m = 9/20 m sutra
Sebaliknya, TK China lbh produktif diban
ding TK Ind dlm produksi kain (4/5m)
drpd produksi gula (3/6 Kg) shg mendo
rong China utk melakukan spesialisasi pro
duksi dan ekspor kain
Dgn melakukan spesialisasi produksi dan
ekspor kain ke Ind sebanyak 1 m akan di
peroleh 4/3 kg gula, sdg di DN hanya di
nilai dgn 5/6 kg, jadi China memperoleh
keuntungan 3/4kg-5/6kg = 3/6kg or
1/2kg gula
Akhirnya dpt disimpulkan dari Teori
Com parative Advantage David Ricardo,
perda gangan internasional antara dua
negara te tap dpt terjadi, walaupun
hanya satu negara yg memiliki
keunggulan absolut, asalkan msg2
negara memiliki perbedaan dlm labor
efficiency (Cost Comparative Ad
vantage) dan atau Labor Productivity
(Pro duction Comparative Advantage)
TEORI H-O
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli
Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai
perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori
keunggulan komparatif.
Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan
internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor
(faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara. Namun teori ini
tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaaan produktivitas
tersebut.
Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab
terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab
perbedaaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi
yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga
selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan.
Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai ‘The Proportional Factor
Theory”. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak
atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk
kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan
mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.
TEORI H-O (Lanjutan)
Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan melakukan perdagangan dengan
negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu :
keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1. Faktor endowment; yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu
negara.
2. Faktor intensity; yaitu teknologi yang digunakan didalam proses produksi,
apakah labor intensity atau capital intensity.
Penjelasan analisis teori H-O menggunakan dua kurva.
 Kurva isocost yaitu kurva yang melukiskan total biaya produksi sama
 Kurva isoquant yang melukiskan total kuantitas produk yang sama.
Teori ekonomi mikro menyatakan bahwa jika terjadi persinggungan antara kurva
isoquant dan kurva isocost maka akan ditemukan titik optimal. Sehingga dengan
menetapkan biaya tertentu suatu negara akan memperoleh produk maksimal
atau sebaliknya dengan biaya yang minimal suatu negara dapat memproduksi
sejumlah produk tertentu.
 Untuk isoquant 300 sepatu dengan proses produksi labor intensif, di Indonesia
menyinggung isocost $900 pada titik A. Sehingga proses produksi 300 unit sepatu yang
labor intesif akan lebih murah, karena jumlah faktor produksi (labor) yang dimiliki oleh
Indonesia relatif lebih melimpah dan murah sehingga unit biaya hanya $2,66. Sebaliknya
di Korea Selatan, isoquant 300 sepatu dengan proses produksi labor intensif, di Korea
Selatan menyinggung isocost $900 pada titik B. Sehingga proses produksi 300 unit sepatu
yang labor intesif akan lebih mahal, karena jumlah faktor produksi (labor) yang dimiliki
oleh Korea Selatan relatif lebih sedikit dan murah sehingga unit biaya menjadi $10.
 Sedangkan kondisi sebaliknya untuk isoquant 90 unit televisi, di Indonesia menyinggung
isocost $900 pada titik C. Sehingga proses produksi 90 unit televisi yang kapital intesif
akan lebih mahal, karena jumlah faktor produksi (kapital) yang dimiliki oleh Indonesia
relatif lebih langka dan mahal sehingga unit biaya menjadi $10. Sebaliknya di Korea
Selatan, isoquant 90 televisi dengan proses produksi kapital intensif, di Korea Selatan
menyinggung isocost $800 pada titik D. Sehingga proses produksi 90 unit televisi yang
kapital intesif akan lebih murah, karena jumlah faktor produksi (kapital) yang dimiliki oleh
Korea Selatan relatif lebih sedikit dan murah sehingga unit biaya menjadi $8,88.
Kritik Terhadap TEORI H-O
1. Berdasar teori H-O perbedaan harga barang sejenis dapat terjadi karena
adanya perbedaan proporsi atau jumlah faktor produksi yang dimiliki masing-
masing negara dalam memproduksi barang tersebut. Sehingga apabila jumlah
atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama
maka harga barang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan
internasional sulit terjadi.
2. Fakta yang ada dalam dunia nyata menunjukkan walaupun jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama
sehingga harga barang sejenis relatif sama, ternyata perdagangan
internasional tetap dapat terjadi.
3. Teori H-O masih merupakan teori perdagangan internasional komparatif statik.
Sehingga asumsi klasik dan neoklasik yang menganggap hampir semua
besaran variabel dalam perekonomian adalah statik, tidak berubah atau
diasumsikan exogeneous (perubahan ditentukan di luar model). Padahal fakta
yang terjadi adalah terjadi perubahan secara terus menerus pada variabel dan
perubahannya terjadi di dalam model (endogeneous). Kondisi menyebabkan
aplikasi teori H-O menjadi terbatas, atau tidak dapat diterapkan secara umum.
Oleh karena itu teori hanya dapat menjelaskan terjadinya perdagangan antara
negara yang kaya tenaga kerja dengan negara yang kaya kapital, dimana hanya
merupakan sekitar 40% dari volume perdagangan dunia.
Pemikiran Prebisch-Singer
 Teori ini mengambil nama dua pakar eko
nomi pembangunan Raul Prebisch dan
Hans W Singer sekitar tahun 1950 an
 Raul Prebisch terkenal dgn bukunya yg
ber judul “The Economic Development of
Latin America and its Principal
Problems” (New York: United Nations,
1950)
 Hans W Singer dikenal krn karyanya yg
berjudul “The Distribution of Gains Bet
ween Borrowing and Investing
Countries”, American Economic Review
40 (Mei 1950)
 Prebisch-Singer mengeksplorasi
dampak2 negatif perdagangan
internasional thd NSB pd dekade 1950 an
 Mereka berpendpt bhw Nilai Tukar Perda
gangan (Term of Trade) neg2 Dunia
Ketiga akan trs menurun akibat
rendahnya elasti sitas permintaan
komoditi primer thd peru bahan
pendapatan (pihak importir) dan harga
 Dlm jangka pjg, hal ini mengakibatkan
ber langsungnya transfer pendapatan
dari neg miskin ke neg kaya
 Transfer pendapatan dari neg2 miskin
ke neg2 kaya hanya bisa dicegah
melalui usaha pengembangan dan
perlindungan sektor manufaktur
domestik di NSB (agar NSB punya
industri manufaktur sendiri) dpt
dilakukan melalui proses yg dikenal
sbg strategi industrialisasi substitusi
impor.
 Dgn menggunakan metoda alternatif,
PBB lewat hasil penelitian Alf Maizels,
menemu kan bhw penurunan riil atas
harga produk manufaktur yg di ekspor
oleh NSB adalah sekitar 3.5 % per
tahun pd dekade 1980an
 Penurunan riil atas harga produk
manufak tur yg diekspor oleh NSB
adalah sekitar 3.5% per tahun pd
dekade 1980an, atau sekitar 30%
selama dekade tsb
 Dlm penelitian yg lbh mendetail, Alf
Maizels menemukan bhw Nilai Tukar
Perdagangan produk2 manufaktur
NSB ke USA trs menurun selama
periode tahun 1981- 1997, sedangkan
harga tekstil menurun se makin cepat
secara dramatis pd akhir dekade 1990
an
Aliran perdagangan Dan Tingkat Kurs

Tingkat Harga Hasil


Kurs Real
$1 = 1R $ 1,00 Brazil Mengimpor kayu dan baja
$1 = 2R 0.50 Brazil Mengimpor kayu
$1 = 2,1R 0.48 Brazil Mengimpor kayu; AS mengimpor baja
$1 = 2.9R 0.34 Brazil Mengimpor kayu; AS mengimpor baja
$1 = 3R 0.33 Amerika Serikat mengimpor baja
$1= 4R 0.25 Amerika Serikat mengimpor kayu dan baja

Nilai tukar dan keunggulan komparatif :


Jika tingkat kurs mencapai rentang yang tepat, pasar bebas
akan mendorong tiap negara untuk menggeser sumber daya
kesektor lain tepat negara itu meenikmati keunggulan
komparatif hanya produk dinegara yang memiliki keunggulan 42
komparatif ini yang akan bersaing di pasar dunia
Asumsi Dasar Teori Perdagangan Bebas
Teori perdagangan bebas internasional, terma suk Teori Kandungan
Faktor Produksi, dilandasi atas 6 (enam) asumsi dasar :
1. Semua sumber daya bersifat statis, jumlahnya tetap, mutunya
konstan, penggunaannya penuh dan tdk ada mobilitas internasional ;
2. Teknologi produksi tetap atau serupa, dan bebas tersedia bagi semua
neg, selera konsumen juga tetap, dan kedaulatan konsumen bebas
dari pe ngaruh produsen;
3. Di dlm negeri, faktor2 produksi mobilitasnya sem purna diantara
kegiatan-kegiatan produksi, dan perekonomian sbg keseluruhan dlm
persaingan sempurna, tdk ada resiko dan ketdk pastian;
4. Pemerintah tdk berperan dlm hubungan ekonomi internasional, krn
perdagangan dilakukan oleh para produsen sendiri yg ingin
meminimumkan biaya dan memaksimalkan laba, shg harga2 inter
nasional terbentuk dari Demand (permintaan) dan Supply
(penawaran);
5. Perdagangan berimbang utk msg2 neg setiap saat, dan semua
perekonomian dpt menyesuai kan diri thd perubahan harga2
internasional dgn minimum dislokasi.
6. Keuntungan dari perdagangan (gain from trade) yg diperoleh negara
memberi manfaat bagi para warga negara
Asumsi2 tsb sering tdk sesuai dgn realita hubung an ekonomi
internasional termasuk perdagangan internasional yg dialami oleh NSB.
Kritik Thd Asumsi Teori Perdagangan Bebas
1. Asumsi sumber daya statis, dalam kenyataan
perekonomian dunia ditandai dgn perubahan
yg cepat. Model neoklasik statis digantikan
dgn mo del perdagangan utara-selatan.
Negara-negara kaya di belahan utara bumi
secara historis me miliki sumber daya modal,
kewirausahaan, tena ga terdidik/terampil,
dan teknologi yg digunakan dgn intensif
untuk proses produksi brg-brg perda gangan
dunia dgn terms of trade yg menguntung
kan, shg menciptakan kondisi dan insentif
bagi pertumbuhan berkelanjutan yg makin
mening kat.
2. Asumsi kesempatan kerja penuh
Dari model perdagangan tradisional dikoreksi oleh teori
perdagangan internasional lobang untuk surplus (vent for
suplus theory of international trade) yang pertama
dirumuskan oleh Adam Smith (untuk perekonomian
kolonial) kemudian dikembangkan oleh pakar ekonomi
Myanmar, Hla Myint (untuk perekonomian negara
berkembang)
• Menurut teori ini, terbukanya pasar dunia bagi
masyarakat agraris negara berkembang menciptakan
kesempatan bukan untuk merealokasi sumber daya
yang telah digunakan penuh (fully employed), tetapi
untuk memanfaatkan sumber daya tanah dan tenaga
kerja yang tidak bekerja penuh (underemployed) guna
memproduksi output untuk ekspor ke pasar luar negeri
• Pengangguran di negara berkembang dapat dikurangi
melalui penciptaan kesempatan kerja lokal dengan
memberi perlindungan pada industri dalam negeri (baik
pertanian maupun industri) terhadap persaingan luar
negeri yang berbiaya rendah
• Perlindungan dilakukan melalui penciptaan ber bagai
hambatan perdagangan (trade barrier) spt tarif dan
kuota
3. Asumsi immobilitas faktor produksi
• Pada kenyataannya, sumber daya modal dan tenaga kerja
bergerak antar negara
• Aliran global sumber daya memainkan peranan penting
dalam investasi luar negeri dan hubungan ekonomi
internasional
• Perusahaan-perusahaan multinasional (multinasional
corporations/MNC) membawa modal, teknologi, dan SDM
terampil ke seluruh dunia, termasuk negara berkembang

Dua fenomena ironis terjadi dalam perekonomian dunia saat


ini :
• Capital Flight, modal lari dari negara berkembang yang
sangat membutuhkan ke negara maju yang berlebihan
untuk mendapatkan jaminan keamanan dan hasil yang
lebih baik
• Brain Drain, tenaga terdidik/terampil pindah dari selatan
ke utara untuk mendapatkan kesempatan kerja yang lebih
baik
4. Teknologi tetap
• Seperti sumber daya modal yang tumbuh
dengan cepat dan disebarkan keseluruh dunia
untuk mendapatkan hasil yang maksimal,
teknologi juga dikembangkan dengan cepat
sehingga berdampak pada hubungan dagang
dunia
• Salah satu dampak kemajuan teknologi negara
maju pada penghasilan ekspor negara
berkembang adalah penemuan subtitusi sintetis
terhadap berbagai produk primer tradisional
seperti tiruan atau sintetis : karet, wol, kapas,
kulit
• Berbagai bahan plastik, stereofoam, fiberglass
telah menggantikan produk aslinya
5. Kedaulatan Konsumen

Dlm perekonomian dgn persaingan sempurna,


konsumen memiliki kebebasan memilih sesuai
selera dan preferensinya
Namun dlm realitanya, berbagai upaya
dilakukan oleh perusahaan nasional utk
mempengaruhi se lera dan preferensi
konsumen, bahkan utk mencip takan
kebutuhan baru yg seblmnya tdk dikenal oleh
masyarakat
Jenis2 makanan dan minuman, hamburger,
french fries, coca-cola, dan fast food lainnya
dikenalkan di NSB dan akibatnya mendesak
jenis2 makanan tradisional
6. Penyesuaian Thd Perobahan Pasar Dunia

Penyesuaian struktur ekonomi NSB thd


perobah an harga-harga dan pasar dunia jauh
lbh sulit dlm realita drpd dlm teorinya
Dlm perekonomian NSB yg menggantungkan
pd ekspor bbrp produk primer telah dikerahkan
selu ruh prasarana ekonomi dan sosial spt
pengolah an, jalan, komunikasi, pengaturan
kredit, pasar dsb, utk memfasilitasi produksi
dan distribusi pro duk2 tsb shg tdk mudah
dipindahkan ke kegiatan lainspt manufaktur
7. Persaingan Sempurna
 NSB yg berhasil mengembangkan produksi brg
manufaktur yg berbiaya rendah, padat karya utk
ekspor spt tekstil, sepatu, tas, alat olahraga, se
ring mengalami hambatan tarif dan non tarif
(Tariff & Non Tariff Barriers)
 Hambatan ini diciptakan oleh negara maju utk
membatasi masuknya brg murah ke pasar
domes tiknya shg akan menimbulkan
pengangguran pd industri dalam negeri yg
berbiaya tinggi
8. Kenaikan Hasil yg Makin Berkurang
Teori perdagangan internasional tradisional
meng gunakan asumsi kenaikan hasil yg tetap
atau ma kin berkurang dgn meningkatnya skala
produksi (fixed or diminishing return to scale of
produc tion), sdg dlm realitanya terjadi kenaikan
hasil yg semakin bertambah dgn meningkatnya
skala pro duksi (increasing return to scale) dan
krn itu biaya produksi menurun shg menimbulkan
mono poli di pasar dunia
Ekonomi skala produksi besar dan posisi mono
poli ditambah dgn kekuasaan non ekonomis dari
perusahaan multinasional menyebabkan neg
industri dpt melestarikan posisi dominan nya di
pasar dunia. Dgn demikian pasar dunia tdk meng
andung persaingan murni, tetapi persaingan tdk
sempurna (imperfect competition)
9. Resiko dan Ketdkpastian

Dalam kenyataannya pasar dunia utk


komoditi pri mer tdk lepas dari resiko dan
ketdkpastian, oleh krn itu konsentrasi pd
satu atau dua ekspor produk primer dpt
menimbulkan instabilitas perekonomian
hal ini disebabkan krn nilai tukar dan
penghasilan devisa sulit diprakirakan
10. Peranan Pemerintah
Teori perdagangan internasional tradisional
meng gunakan asumsi bhw pemerintah tdk
berperan dlm persaingan bebas ini
Dlm realitanya pemerintah nasional suatu
negara dpt melakukan intervensi melalui
subsidi, pajak, tarif, kuota dlm ekspor dan
impor, namun di tingkat dunia, tdk ada
pemerintah internasional yg efektif dpt
mencegah ketdk adilan dlm perda gangan dunia
Pemerintah neg industri maju justru sering ber
usaha memperkuat dan melestarikan kesenjang
an distribusi sumber daya dan manfaat dari per
dagangan internasional melalui penciptaan
skala besar dan kekuatan ekonomi
Selain itu neg kaya dpt mempengaruhi ekonomi
dunia melalui ketentuan2 dlm perjanjian multila teral
spt WTO
Dlm perjanjian multilateral tsb dimasukkan social
clauses (klausul2 sosial) yg dpt dijadikan alasan utk
menolak impor dari neg berkembang, spt :
@ hak azazi manusia, bhw brg2 primer itu dihasil
kan dgn mengeksploitasi tenaga kerja, spt
upah di bawah minimum standar, tdk diberikan
jaminan sosial
@ lingkungan hidup, bhw produk2 kayu itu dihasil
kan tanpa memperhatikan pelestarian hutan
tropis
Sebaliknya utk ekspor brg2 manufaktur dari neg ma
ju didukung pemerintah melalui subsidi, dumping, n
keringanan pajak ekspor
11. Keseimbangan Neraca Pembayaran
• Sebagaimana model ekonomi keseimbangan
umum persaingan sempurna, maka teori
perdagangan inter nasional menggunakan
asumsi bhw harga2 produk dan sumber daya dlm
negeri dan internasional sela lu dpt
menyesuaikan dgn kondisi2 permintaan dan
penawaran
• Khususnya term of trade (rasio2 harga komoditi
in ternasional) selalu menyesuaikan permintaan
dan penawaran produk2 yg dpt diekspor dan di
impor suatu neg shg perdagangan selalu
seimbang, arti nya nilai ekspor selalu sama dgn
nilai impor
• Dgn keseimbangan perdagangan dan tdk ada
aliran modal internasional, maka tdk ada
masalah NPI dlm teori perdagangan murni
• Dlm kenyataannya, banyak NSB mengalami
defisit NPI artinya aliran keluar devisa lbh
banyak drpd aliran devisa masuk, shg
menimbulkan terkurasnya cadangan devisa,
dan kebutuhan pin jaman luar negeri
• Jadi pasar dlm perekonomian internasional
meng andung persaingan tdk sempurna
(imperfect com petition) dan sistem harga
komoditi yg tidak di tentukan pasar, sehingga
mekanisme penyesuai an otomatis tdk terjadi
12. Manfaat Bagi Warga NSB
Dlm teori tradisional, manfaat perdagangan
inter nasional akan dinikmati oleh warga
negara dari neg2 yg melakukan perdagangan,
termasuk neg berkembang yg ikut dlm
perdagangan
Realitanya di NSB terdpt kantong2 ekonomi (en
clave economics) spt daerah pertambangan
(mis Freeport di Irian Jaya), perkebunan (mis
kelapa sawit, Sumatera), dan manufaktur
(misalnya Batam) yg dimiliki asing
Di daerah2 tsb perusahaan asing membayar
sewa murah utk penggunaan tanah,
mendatangkan mo dal dan tenaga terampil dari
negaranya sendiri, menggunakan tenaga tdk
terampil lokal dgn upah minimum, dan
memberikan dampak kecil pd perekonomian
setempat
Dlm fenomena tsb ekspor produk primer hanya
menguntungkan perusahaan asing bukan warga
negara setempat
Utk menganalisis penerima manfaat tsb dibeda
kan antara Produk Domestik Bruto/PDB (Gross
Domestic Product/GDP) dan Produk Nasional
Bruto/PNB (Gross National Product/GNP)
PDB adalah seluruh nilai brg dan jasa yg dihasil
kan (baik olehusaha nasional maupun usaha
asing) dlm wilayah suatu negara selama
setahun
PNB adalah seluruh nilai brg dan jasa yg dihasil
kan oleh usaha nasional (baik dlm wilayah atau
di luar wilayah suatu negara) selama setahun
Bila PDB > PNB maka besar kemungkinan bhw
ekspor akan lbh banyak memberi manfaat
usaha asing yg umumnya mempunyai skala
produksi yg jauh lbh besar drpd usaha nasional
Selain itu, usaha2 asing di NSB sering
merupakan bagian dari usaha multinasional,
atau sering melakukan perdagangan dgn
warga negara lain di negara maju
Jadi perdagangan inter or intra industri yg
terjadi kelihatannya antara neg kaya dan neg
miskin, te tapi dlm kenyataan, perdagangan tsb
terjadi anta ra negara2 kaya sendiri, shg
akhirnya manfaatnya kembali ke negara kaya
juga.
a. Memperluas Pasar bagi Produk a. Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak
Kegiatan ekspor merupakan salah satu Bisa Dihasilkan
cara untuk memasarkan produk ke luar Setiap negara memiliki sumber daya alam
negeri. dan kemampuan sumber daya manusia
b. Menambah Devisa Negara yang berbeda-beda. Perdagangan
antarnegara akan bisa mendatangkan
Perdagangan antarnegara memungkinkan barang-barang yang belum dapat
eksportir untuk menjual barang kepada dihasilkan di dalam negeri.
masyarakat luar negeri. Transaksi ini
dapat menambah penerimaan devisa b. Alih Tekhnologi
negara. Dengan demikian, kekayaan Proses produksi dapat dipermudah
negara bertambah karena devisa dengan adanya alih pengetahuan
merupakan salah satu sumber terhadap teknologi modern.
penerimaan negara. c. Memperoleh Bahan Baku
c. Memperluas Lapangan Kerja Setiap kegiatan usaha pasti membutuh-
Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kan bahan baku yang tidak hanya
kerja bagi masyarakat. Dengan semakin diproduksi di dalam negeri maupun
luasnya pasar bagi produk , kegiatan produksi luar negeri. Import bahan baku
produksi akan meningkat dan pada diperlukan untuk meningkatkan produksi
akhirnya lapangan kerja semakin luas. di dalam negeri.
Dampak Perdagangan nternasional

DAMPAK POSITIF
• Meningkatkan investasi yang bersumber dari investor asing ataupun lokal.
• Meningkatkan devisa karena bila nilai ekspor melebihi dari nilai impor
• Menimbulkan lapangan pekerjaan
• Meningkatkan daya saing produk berdasarkan keunggulan komparatif dan
kompetitif
• Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia yang handal melalui teknologi
• Memperluas diversifikasi barang, jasa dan pasar sesuai dengan penawaran dan
permintaan
• Memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran

DAMPAK NEGATIF
• Terpengaruhnya perekonomian nasional oleh situasi dan kondisi pasar dunia
• Berpengaruh pada perubahan terhadap kebijakan pembangunan nasional.
Misalnya krisis ekonomi
• Menciptakan ketergantungan produk terhadap produk suatu negara
• Eksploitasi terhadap sumber daya alam karena pemenuhan pasar dunia
• Terbentuknya proteksi non tarif yang dapat menghambat produk ekspor
“Kebijakan Perdagangan Internasional”
a. Kebijakan Substitusi Impor
Yaitu memproduksi di dalam negeri terhadap barang-barang yang tadinya impor.
Manfaat:
1. Mengurangi ketergantungan pada impor, industri penyedia kebutuhan pokok
dan produk antara
2. Memperkuat sektor industri, fasilitas memperbesar swasta berinvestasi
3. Memperluas kesempatan kerja, dampak industrialisasi
4. Menghemat devisa, perbaikan neraca pembayaran
Kerugian:
1. Menguntungkan perusahaan asing, fasilitas keringanan pajak, insentif
penanaman modal
2. Pasar domestik cepat jenuh (kekuatan permintaan terbatas)
3. Memperkuat gejala monopoli (akibat kecilnya pasar), jaminan kepastian
pasar, pembatasan jumlah produsen, profit super normal
4. Ketergantungan yang makin besar pada impor, tidak tersedianya industri
pendukung
5. Pemborosan devisa, dampak ketergantungan impor
b. Kebijakan Promosi Ekspor
Yaitu kebijakan dibidang industri yang mengutamakan pengembangan
industri untuk pasar ekspor
Manfaat:
1. Mempertahankan permintaan sektor pertanian terhadap sektor
industri
2. Mendorong produksi massal yang skala ekonominya efiien
3. Meningkatnya persaingan berdasarkan prestasi perusahaan
4. Mengatasi dampak kekurangan devisa

Kerugian:
1. Cepat jenuhnya pasar internasional, barang yang diekspor
elastisitasnya rendah.
2. Makin kuatnya kebijakan proteksi oleh negara maju sebagai upaya
memperoleh dukungan politis.
c. Kebijakan Proteksi
Adalah usaha pemerintah untuk membatasi atau mengurangi jumlah
barang yang diimpor dari negara lain dengan tujuan untuk mencapai
beberapa tujuan tertentu , yaitu :
1. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran (dampak efisiensi dan
spesialisasi)
2. Mendorong perkembangan industri baru
3. Untuk mendiversifikasikan perekonomian (kecukupan pangsa pasar
domestik)
4. Menghindari kemerosotan industri tertentu (bagi negara maju)
5. Memperbaiki neraca pembayaran (impor>ekspor)
6. Menghindari dumping
SISTEM TARIF
• Pengenaan satu tarif untuk satu jenis barang atau komoditi
yang besarnya (prosentasenya) berlaku sama untuk impor
komoditi tersebut dari negara mana saja, tanpa kecuali.
Tarif Tunggal

• Dikenal juga dengan istilah tarif berganda (double coloum tariff) yaitu
pengenaan satu tarif untuk satu komoditi yang besar prosentase
Tarif tarifnya berbeda antara satu negara dengan negara lain.
Konvensional

• Tarif yang ditentukan oleh lembaga tarif internasional GATT yang


persentasenya diturunkan, bahkan untuk beberapa komoditi sampai
menjadi 0% yang diberlakukan oleh negara terhadap komoditi yang
Tarif diimpor dari negara-negara tertentu karena adanya hubungan khusus
Referensi antara negara pengimpor dengan negara pengekspor.
Pengelompokan Jenis Tarif
Exsport Duties
Pajak atau bea yang dikenakan terhadap
barang yang diangkut menuju ke negara lain.

Transit Duties (bea transit)


Pajak atau bea yang dikenkan terhadap barang-
barang yang melalui wilayah suatu negara dengan
ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan
akhirnya adalah negara lain.
Import Duties (bea impor)
Pajak (bea) yang dikenakan terhadap barang-
barang yang masuk dalam custom area suatu
negara dengan ketentuan bahwa negara
tersebut sebagai tujuan akhir
CARA PENGENAAN TARIF
Dalam pelaksanaannya, sistem atau cara pemungutan tarif bea masuk
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain :
1. Dasar Nilai ( Ad Valorem )
• Besarnya pungutan bea masuk atas barang impor ditentukan oleh tingkat
prosentase tarif dikalikan harga CIF dari barang tersebut.
• Sebagai contoh, harga CIF suatu barang adalah US$100 dan besarnya tarif
bea masuk 10%, sedangkan kurs US$1 = Rp. 5.000,- . Maka besarnya bea
masuk yang dikenakan sebesar = 10% x US$100 x Rp. 5.000,- = Rp. 50.000,-
2. Dasar Jumlah Barang ( Ad Specific)
• Pungutan bea masuk ini didasarkan pada ukuran atau satuan tertentu
dari barang impor. Sebagai contoh, bea masuk yang dikenakan atas
barang-barang atau komoditi seperti dibawah ini :
• Semen : Rp. 3.000,- per ton
• Sepatu : Rp. 14.500,- per pasang
• Piring : Rp. 5.000,- per lusin
• Jeruk : Rp. 500 per kg
• VCR : Rp. 250.000,- per unit
3. Compound Duties
• Pengenaan tarif yang merupakan kombinasi dari ad valorem dan ad specific
• Contoh : sejenis barang tertentu dikenakan bea 10 % Ad valeroom ditambah
dengan Rp. 50.000,- setiap unit.
Dampak Pengenaan Tarif Impor
• Menyebabkan harga barang di
Price Effect dalam negeri naik.

• Menyebabkan jumlah barang yang


Consumption diminta di dalam negerimenjadi
berkurang
Effect

• Pengenan tarif dapat meningkatkan


Import jumlah produksi barang substitusi di
dalam negeri
Subtitution Effect

• Pendapatan yang diterima pemerintah


Redistribution akan meningkat kemampuan
pemerintah dalam membiayai
Effect pembangunan
TUJUAN TARIF BEA MASUK
Menurut tujuannya tarif bea masuk dapat diklsifikasikan sbb:
• Tarif proteksi : pengenaan tarif bea masuk yang tinggi
untuk mencegah/membatasi impor barang tertentu
• Tarif revenue : pengenaan tarif bea masuk yang bertujuan
untuk meningkatkan penerimaan negara.
Sesuai dengan tujuannya, maka tarif berfungsi sebagai:
• Fungsi regulation; fungsi mengatur untuk melindungi
kepentingan industri dslsm negeri
• Fungsi budgeter; fungsi sebagai sumber penerimaan
negara
• Fungsi democration; ditetapkan olh persetujuan DPR
• Fungsi pemerataan; dikenakan pada barang mewah
kuota
• Kuota impor adalah pembatasan secara lansung
terhadap jumlah barang yang boleh diimpor dari
luar negeri untuk melindungi kepentingan industri
dan konsumen.
• Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan
memberikan lisensi kepada beberapa kelompok
individu atau perusahaan domestik untuk
mengimpor suatu produk yang jumlahnya dibatasi.
Macam-macam kuota impor :
1) Absolute/ uniteral quota, yaitu sistem kuota
yang ditetapkan secara sepihak (tanpa
negoisasi).
2) Negotiated/ bilateral quota, yaitu sistem kuota
yang ditetapkan atas kesepakatan atau menurut
perjanjian.
3) Tarif kuota, yaitu pembatasan impor yang
dilakukan dengan mengkombinasikan sistem
tarif dengan sistem kuota.
4) Mixing quota, yaitu pembatasan impor bahan
baku tertentu untuk melindungi industri dalam
negeri.
Kebijakan Penggunaan komponen
domestik

• Peraturan pemerintah yang mewajibkan pelaku usaha untuk


menggunakan sebagian daripada bahan baku dan atau faktor
produksinya dari dalam negeri
• Kebijakan untuk memajukan sektor lain, terutama industri
• Implikasinya pada pembukaan lapangan kerja dan efek lain yang
diharapkan
• Di sisi lain, sangat didukung oleh perusahaan, terutama perusahaan
multinasional

Contoh di indonesia : pemerintah mewajibkan perusahaan sepatu adidas di tangerang untuk


menggunakan sebagian bahan baku dari sepatunya dari produksi indonesia (adidas hanya
menggunakan komponen buatan jermannya untuk lapisan kulit luar dan sol)
Subsidi Eksport
• Selain kebijakan yang bersifat protektif dalam perdagangan juga
dikenal kebijakan promotif, untuk mendorong pertumbuhan
perdagangan dari dalam negeri (ekspor)
• Pengertian Subsidi ekspor adalah pembayaran oleh pemerintah dalam
jumlah tertentu kepada suatu perusahaan atau perseorangan yang
giat menjual barang ke luar negeri
contoh : harga normal barang $3, agar harga tidak terlalu melonjak di
negara impor, pemerintah memberikan subsidi $1, jadi harga jual 2$
dengan harapan produk tsb mampu bersaing di pasar internasional
SUBSIDI
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan perlindungan atau
bantuan kepada industri dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak,
fasilitas kredit, subsidi harga, dll yang bertujuan untuk:
1. Menambah produksi dalam negeri
2. Mempertahankan konsumsi dalam negeri
3. Menjual dengan harga lebih murah daripada produk impor

Kebaikan sistim subsidi untuk proteksi dibandingkan dengan yang lain,


adalah :
1. Subsisdi biasanya diberikan untuk barang-barang kebutuhan pokok
masyarakat banyak.
2. subsisdi biasanya bersifat transparan dan dapat dikontrol oleh
masyarakat
DUMPING
DUMPING = adalah kebijakan deskiminasi harga secara
internasional (International Price Descrimination), yaitu
menjual suatu komoditi di luar negeri dengan harga yang
lebih murah dibandingkan dengan harga di Dalam Negeri.
JENIS-JENIS DUMPING :
1. Persisten dumping; cenderung menjadi monopoli yang
berkelanjutan, dari suatu perusahaan d pasar domestik untuk
memperoleh profit maksimum dengan menetapkan harga
yang lebih tinggi didalam negeri dibndingkandengan harga di
luar negeri.
2. Predatory dumping; yaitu tindakan suatu perusahaan
untuk menjual barangnya di luar negeri dengan harga yang
lebih murah untuk sementara (temporary), sehingga dapat
menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dari
persaingan bisnis. Setelah dapat memonopoli pasar, barulah
harga dinsikkan untuk mendapatkan keuntungan yang
maksimum.
3. Sporadic dumping; suatu tindakan perusahaan dalam
menjual produknya di luar negeri dengan harga jual yang
lebih murah secara sporadis dibandingkan harga di Dalam
Negeri karena adanya surplus produksi Dalam Negeri
DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN

78

Anda mungkin juga menyukai