Anda di halaman 1dari 10

NAMA : KINTAN NURHALIZA AULIA IVARNOSA

KELAS : MANAJEMEN K
NIM : 3402190384

TUGAS
Mata Kuliah: Ekonomi Internasional
Untuk perkuliahan Selasa/09 Maret 2021

1) Jelaskan Pengertian Keunggulan Kompara-tif (Comparative


Advantage).
2) Jelaskan asumsi Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)

1) TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF


Berdasarkan pengertian komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo

bahwasanya suatu perdagangan dapat saja terjadi apabila adanya perbandingan

keunggulan komperatif antar negara. Tetapi keunggulan komperatif tersebut dapat

dicapai apabila mesing-masing mampu memberikan produk yang lebih berkualitas

dengan biaya yang murah jadi perlu adanya persaingan. Dengan adanya

keunggulan komparatif bertujuan bukan untuk saling menjatuhkan tetapi agar

dapat saling bertukar produk seperti halnya suatu kawasan A dan B mampu

memproduksi kopi dan lada tetapi kawasan A lebih baik memproduksi kopi

sedangkan kawasan B mampu memproduksi lada dengan baikdengan adanya ha

tersebut maka kedua kawasan bias saling berloba untuk meningkatkan

produktivitas dengan baik lagi. Seperti contohnya Indonesia dengan Malaysia

dimana kedua negara tersebut sama-sama mampu menghasilkan kopi dan timah.

Indonesia mampu menghasilkan kopi secara efisien dengan biaya yang murah

tetapi tidak mampu menghasilkan timah dengan efisien sedangkan Malaysia tidak
mampu menghasilkan kopi secara efisien tetapi mampu menghasilkan timah

dengan efisien dan dengan harga yang murah. Dari contoh tersebut maka

Indonesia memiliki keunggulan komperatif dalam memproduksi kopi sedangkan

Malaysia memilki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah dengan

begitu keduanya akan memiliki keuntungan apabila mampu untuk bertukar

produk. Dengan adanya keunggulan komparatif di masing-masing wilayah

khusunya lingkup makro yaitu negara maka dapat membantu perekonomian

negara masing-masing apabila mampu untuk bekerja sama. Oleh karena itu,

keunggulan komparatif merupakan suatu produk ataupun aktivitas negara yang

memiliki keeefisienan tinggi.

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, dinyatakan bahwa keunggulan kompetitif

bersifat kompetisi dan bersifat persaingan. Keunggulan kompetitif adalah merujuk

pada kemampuan sebuah organisasi untuk memformulasikan strategi yang

menempatkannya pada suatu posisi yang menguntungkan berkaitan dengan

perusahaan lainnya. Keunggulan kompetitif muncul bila pelanggan merasa bahwa

mereka menerima nilai lebih dari transaksi yang dilakukan dengan sebuah

organisasi pesaingnya.

Menurut buku Perdagangan Internasional (2018) karya Wahono Diphayana,

dijelaskan bahwa keunggulan komparatif didasarkan pada dua hal, yaitu:

Keunggulan komparatif berdasarkan perbandingan biaya

Teori ini didasarkan pada nilai tenaga kerja yang menyatakan bahwa nilai atau

harga suatu produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang dibutuhkan

untuk memproduksinya. Menurut teori ini, suatu negara akan memperoleh


manfaat dari perdagangan internasional apabila melakukan spesialisasi pada

produk yang diproduksi lebih efisien.

Keunggulan komparatif berdasarkan perbandingan produksi


Perbedaan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu negara ditentukan oleh

faktor keunggulan suatu negara dibandingkan negara lainnya. Dua faktor

keunggulan yang umum yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Negara dengan keunggulan sumber daya alam akan memiliki keunggulan

komparatif pada produk primer dan produk padat sumber daya alam. Sedangkan

negara dengan keunggulan komparatif sumber daya manusia akan memiliki

keunggulan dalam produk padat teknologi dan produk padat modal sumber daya

manusia. Pola keunggulan komparatif yang menyebar antarnegara anggota

perdagangan akan memperbesar peluang perdagangan bebas. Sebaliknya, pola

keunggulan komparatif yang serupa antarnegara anggota akan memperbesar

peluang terjadinya hambatan dalam perdagangan.

Teori keunggulan komparatif telah menjadi dasar bagi teori perdagangan

internasional. Penekanan utamanya adalah pada keunggulan komparatif absolut

dan relatif dalam produksi komoditas dibandingkan dengan negara lain. Proses

ekspor dilakukan oleh negara terhadap komoditas dengan keunggulan komparatif

yang tinggi. Komoditas dengan keunggulan komparatif yang rendah diperoleh

melalui impor. Perdagangan internasional dengan model perdagangan bebas akan

membuat sumber daya yang langka dapat dimanfaatkan secara tepat guna. Setiap

negara juga dapat melakukan perdagangan sesuai dengan keunggulan komparatif

yang dimilikinya pada bagian spesifikasi produksi. Keunggullan komparatif akan

memberikan peluang dalam meraih keuntungan untuk perusahaan yang menjadi

spesialis jika biaya yang ditetapkan berbeda. Keuntungan diperoleh ketika

efisiensi produksi ditingkatkan. Spesialisasi membuat keuntungan tetap ada meski

tidak terjadi peningkatan produktivitas pekerja secara individu.


Perdagangan internasional dapat terjadi apabila terdapat perbedaan keunggulan

komparatif antar negara

Keunguulan komparatif tersebut dapat tercapai apabila suatu negara mampu

memproduksi barang dan jasa dengan kuantitas yang lebih banyak dengan biaya

produksi yang lebih murah.


2) Teori keunggulan komparatif David Ricardo berdasarkan atas beberapa

asumsi, antara lain sebagaiberikut:

1. Perdagangan internasional hanya terjadi antardua negara.

2. Perdagangan dilakukan secara sukarela (bebas).

3. Barang yang dipertukarkan hanya dua macam.

4. Tenaga kerja bersifat homogen satu negara.

5. Tenaga kerja bergerak bebas di dalam negeri, tetapi tidak bebas dalam

hubungan antarnegara.

6. Biaya-biaya produksi dianggap tetap.

7. Kualitas barang adalah sama.

8. Biaya transportasi tidak ada (nol).

9. Teknologi tidak berubah.

Ia menyatakan bahwa setiap negara akan memperoleh keuntungan jika ia


menspesialisasikan pada produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada
biaya yang relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang dapat diprosuksinya
pada biaya yang relatif lebih mahal.

Ilustrasinya dapat dilihat pada tabel berikut :

Kebutuhan Jam Kerja untuk Produksi

Produk Amerika Eropa


Pizza 1 3
Pakaian 2 4
Agar terlihat sederhana, diasumsikan ada dua negara (Amerika dan Eropa) dan

dua output (pizza dan pakaian). Keduanya memiliki sumber daya masing-masing

120 jam tenaga kerja (TK) untuk memproduksi pizza dan pakaian. Namun

Amerika mampu memproduksi i unit pizza dengan 1 jam TK dan 1 unit pakaian

dengan 2 jam TK. Sedangkan Eropa membutuhkan 3 jam TK untuk memproduksi

1 unit pizza dan 4 jam TK untuk pakaian. Sekedar keterangan, Amerika mampu

memproduksi keduanya dengan jam TK (input) yang lebih sedikit daripada Eropa.

Menurut Teori Keuntungan Absolut (Absolute Advantage), Amerika seharusnya

memproduksi keduanya sendiri. Namun tidak demikian menurut teori keuntungan

komparatif. Kita lihat perbandingannya dibawah dengan menggunakan teori

keuntungan komparatif :

 Sebelum melakukan perdagangan

Produksi di kedua negara menghasilkan upah riil yang berbeda bagi TK. Upah riil

bagi TK di Amerika adalah 1 pizza atau 1/2 pakaian. Sementara di Eropa, upah

riil TK hanya 1/3 pizza atau 1/4 pakaian. Artinya upah di Eropa lebih rendah

dibandingkan di Amerika dan TK di Eropa memiliki daya beli yang relatif lebih

kecil. Ini tentunya juga menimbulkan perbedaan biaya produksi, dan jika pasar

adalah persaingan sempurna, harga pizza dan pakaian akan berbeda di kedua

negara.

Sementara itu, mari kita lihat berapa total output yang mampu diproduksi kedua

negara tanpa melakukan perdagangan. Jika diasumsikan dari total 120 jam TK

(input) yang tersedia di tiap negara separuhnya dialokasikan untuk produksi pizza
dan separuhnya lagi dialokasikan untuk produksi pakaian, maka total produksi

kedua negara adalah sebagai berikut :

Kebutuhan jam Tenaga Kerja untuk Produksi

Produk Amerika Eropa


Pizza 60 20
Pakaian 30 15
Total 90  +  35   = 125

Dengan input 120 jam TK yang dimiliki masing-masing negara, jika dialokasikan

separuh-separuh, Amerika mampu memproduksi 60 pizza (60 jam TK / 1) dan 30

pakaian (60 jam TK / 2). Sedangkan Eropa mampu memproduksi 20 pizza (60

jam TK / 3) dan 15 pakaian (60 jam TK / 4). Dengan demikian, total produksi

yang dihasilkan kedua negara adalah 125 unit, yang terdiri dari pizza dan pakaian.

Menurut teori keuntungan komparatif, Amerika seharusnya hanya memproduksi

pizza dan Eropa memproduksi pakaian. Ini karena produksi pakaian relatif lebih

mahal bagi Amerika, dengan rasio harga produksi 2 dibandingkan dengan 4/3

yang mampu diproduksi Eropa (lihat gambar 1). Sedangkan pizza relatif lebih

mahal bagi Eropa karena rasio harga produksinya adalah 3/4 dibandingkan dengan

1/2 yang mampu diproduksi Amerika (lihat gambar 1). jadi, perbandingan dalam

teori ini adalah berdasarkan harga relatif di kedua negara, bukan hanya di satu

negara.

Dengan asumsi biaya transpotasi tidak ada atau relatif sangat kecil, Amerika

kemudian akan mengekspor pizza ke Eropa dan Eropa akan mengekspor pakaian

ke Amerika. Karena biaya produksi yang lebih murah, harga pizza Amerika yang
diekspor juga akan lebih murah dan ini mendorong harga pizza di Eropa turun.

JIka harga pizza di eropa terlalu rendah bagi produsen Eropa, mereka akan

menutup produksinya karena tidak menguntungkan lagi. Akhirnya mereka akan

beralih ke produksi yang lebih menguntungkan, yaitu pakaian. Sedangkan

kebutuhan pizza di Eropa akan dipenuhi dengan impor. Hal yang sama juga terjadi

terhadap pakaian di Amerika. Pada akhirnya, perbedaan harga akan membuat

Amerika hanya memproduksi Pizza dan Eropa hanya memproduksi pakaian.

 Setelah melakukan perdagangan

Total output kedua negara adalah sebagai berikut :

Kebutuhan jam Tenaga Kerja untuk Produksi

Produk Amerika Eropa


Pizza 120 0
Pakaian 0 30
Total 120  +  30   = 150

Pada gambar diatas, Amerika menggunakan semua inputnya (120 jam TK) untuk

memproduksi pizza saja, sehingga menghasilkan 120 pizza (120 jam TK / 1).

Sedangkan Eropa menggunakan semua inputnya untuk memproduksi pakaian

saja, sehingga menghasilkan 30 pakaian (120 jam TK / 4). Ternyata total output

kedua negara meningkat dengan melakukan spesialisasi produksi ini, yaitu

menjadi 150 unit.

Contoh lain :  


Berdasarkan hipotesis teori comparative advantage dari David Ricardo adalah cost

comparative advantage.

Negara Produksi
1 kg gula 1 m kain
Indonesia 3 hari kerja 4 hari kerja
Cina 6 hari kerja 5 hari kerja

Berdasarkan perbandingan cost comparative advantage dapat dilihat bahwa tenaga

kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1 kg

gula (3/6 atau ½ hari kerja) daripada produksi 1 meter kain (4/5 hari kerja). Hal

ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula.

Sebaliknya, tenaga kerja Cina ternyata lebih efisien dibandingkan tenaga kerja

Indonesia dalam produksi 1 meter kain (3/6 hari kerja)daripada produksi 1 kg gula

(6/3 atau 2/1 hari kerja). Hal ini mendorong Cina melakukan spesialisasi produksi

dan ekspor kain.

Ilustrasi diatas menjelaskan mengapa negara-negara perlu melakukan

perdagangan internasional dan bagaimana negara yang terlibat saling memperoleh

keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai