Anda di halaman 1dari 80

PERDAGANGAN

INTERNASIONAL
Pendahuluan
 Ilmu Ekonomi Internasional : cabang ilmu ekonomi yang
mempelajari tentang pengambilan keputusan dalam dalam
pengunaan sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi tujuan
ekonomi.
 Ilmu ini mempelajari bagaimana transaksi intrenasional
mempengaruhi kesejahteraan sosial, distribusi pendapatan,
kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, kestabilan harga, dan
pengaruh kebijakan publik terhadap outcome.
 Ekonomi internasional merupakan aplikasi dari ilmu ekonomi yang
membicarakan berbagai bentuk hubungan ekonomi antara negara.
 Hubungan ini meliputi perdagangan barang, faktor produksi
maupun aliran kapital antar negara.
Economy International

 Aspek yang dipelajari dalam ekonomi internasional :


 Melihat pola perdagangan internasional, suatu negara
mengekspor apa maupun mengimpor apa.
 Mempelajari mengenai Neraca Pembayaran Internasional,
misal posisi seimbang atau defisit atau surplus.
 Mempelajari neraca-neraca lain yang lebih kecil dari NPI
seperti neraca perdagangan barang, neraca jasa, neraca
transfer, neraca sedang berjalan, neraca kapital
 Mempelajari pengaruh teknologi maupun alih teknologi
itu sendiri
Komodity Ekspor

INDONESIA JEPANG

Komodity Impor
PENGERTIAN
 Perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain atas dasar
kesepakatan bersama
 Perdagangan antara dua negara atau lebih dengan
prinsip saling menguntungkan
 Perdagangan antar negara yang memiliki kesatuan
hukum dan kedaulatan yang berbeda dengan
kesepakatan tertentu dan memenuhi kaidah-kaidah
baku yang telah ditentukan dan diterima secara
internasional
Ruang Lingkup Ekonomi Internasional

 Perdagangan internasional melalui perpindahan


barang, jasa dari suatu negara ke negara yang lainnya
(transfer of goods and services).
 Perdagangan internasional melalui perpindahan modal

melalui investasi asing dari luar negeri kedalam negeri


(transfer of capital).
 Perdagangan internasional melalui perpindahan tenaga

kerja yang berpengaruh terhadap perndapatan negara


melalui devisa dan juga perlunya pengawasan
mekanisme perpindahan tenaga kerja (transfer of
labour).
8
Ruang Lingkup Ekonomi Internasional

 Perdagangan internasional yang dilakukan melalui


perpindahan teknologi yaitu dengan cara mendirikan
pabrik-pabrik dinegara lain (transfer of technology).
 Perdagangan internasional yang dilakukan dengan

penyampaian informasi tentang kepastian adanya


bahan baku dan pangsa pasar (transfer of data).

9
Ruang lingkup lain

 Mobilitas faktor produksi (tenaga kerja dan


modal)
 Sistem keuangan

 Perbankan

 Bahasa

 Kebudayaan

 Politik

10
PERDAGANGAN DN - LN
Teori Perdagangan International (Teori Klasik)

1. Absolute Advantage dari Adam Smith


Berdasarkan besaran/variabel riil bukan moneter  teori murni
misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja
yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of
value )
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2
 Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang Inggris dalam
produksi pakaian
 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris sedang di
Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ).
 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di
Inggris hanya 2 unit.
 Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute
advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute advantage
pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-
masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang
secara absolut lebih rendah dari negara lain
2. Comparative Advantage : JS Mill
 “suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu
barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan
mengimpor barang yang dimiliki comparative diadvantage(suatu
barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor
barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar )
 Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh
banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi
barang tersebut. Contoh  :
 Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Produksi Amerika Inggris
Gndum 6 2
Pakaian 10 6

 Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan
timbul karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada
pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya
tetapi comparative Advantagenya.
 Besarnya comparative advantage untuk Amerika , dalam produksi gandum 6
bakul disbanding 2 bakul dari Inggris atau =3 : 1. Dalam produksi pakaian 10
yard dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Disini Amerika memiliki
comparative advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3
: 1.
 Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul disbanding 6 bakul dari

Amerika atau 1/3 : 1. Dalam  produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat
atau = 3/5: 1. Comparative advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1
lebih besar dari 1/3 : 1.
 Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris,

dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian


gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of
Trade ) ditentukan dengan batas – batas nilai tujar masing – masing barang
didalam negeri.
 Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan

berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal
ini tidak dapat diterangkan oleh teori absolute advantage.
II. COMPARATIVE COST DARI DAVID RICARDO

1.Cost Comparative Advantage ( Labor efficiency )


 “suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih
efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut
berproduksi relative kurang/tidak efisien.
 Berdasarkan contoh hipotesis dibawah ini maka dapat dikatakan
bahwa teori comparative advantage dari David Ricardo adalah cost
comparative advantage.
 Data Hipotesis Cost Comparative
 Indonesia memiliki keunggulan absolute dibanding Cina untuk
kedua produk diatas, maka tetap dapat terjadi perdagangan
internasional yang menguntungkan kedua Negara melalui
spesialisasi jika Negara-negara tersebut memiliki cost comparative
advantage atau labor efficiency.

Negara Produksi 1 kg Gula 1 yard kain


Indonesia 3 hari kerja 4 hari kerja
Cina 6 hari kerja 5 hari kerja
 2. Production Comperative Advantage ( Labor produktifiti)
 Suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi
relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara
tersebut berproduksi relatif kurang / tidak produktif
 kelemahan : tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan
fungsi produksi antara 2 negara.
 kelebihannya : perdagangan internasional antara dua negara tetap
dapat terjadi walaupun hanya 1 negara yang memiliki keunggulan
absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memiliki
perbedaan dalam cost Comparative Advantage atau production
Comparative Advantage.
III. Teori Modern

Teori Heckscher-Ohlin (H-O)


 beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung

untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor


produksi yang relatif melimpah secara intensif
 suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain

disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu


keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
 Basis dari keunggulan komparatif adalah:

1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi


didalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses
produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
 A. The Proportional Factors Theory
 Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva :
 1. kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang
sama.
 2. kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang
sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan
kurva isoquant pada suatu titik optimal.
 Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan
biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
 Analisis teori H-O :
1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
2. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing
negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang
dimilkinya.
3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi
yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
4. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu
karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal
untuk memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi
yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang
sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
B. Paradoks Leontief
 Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output
matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953
menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar
negri (ekspor dan impor).
 Hal ini bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai
paradoks leontief
B. Paradoks Leontief
 Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi
perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena
empat sebab utama yaitu :
a.       Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b.      Tariff and Non tariff barrier
c.       Pebedaan dalam skill dan human capital
d.      Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
 Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak
tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak.
Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik
maka ekspornya akan lebih sedikit.
C. Teori Opportunity Cost
 Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC
) yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan
suatu Negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment.
Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang
Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC
increasing cost
 D. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
 diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang
menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk
menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai
kemungkinan harga.
 Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh
manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang
lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor
produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu
produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative
advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber
daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk
dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk
diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
Teori Keunggulan Kompetitif secara umum
(model daya saing internasional ME Porter dan
Model 9 Faktor Dong Sung Cho)

Teori Porter tentang DAYA SAING berangkat dari


keyakinannya bahwa teori ekonomi klasik yang
menjelaskan tentang keunggulan komparative tidak
mencukupi, atau bahkan tidak tepat. Menurut
Porter, suatu negara memperoleh keunggulan daya
saing jika perusahaan (yang ada di negara tersebut)
kompetitif.
Daya saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan
industri melakukan inovasi dan meningkatkan
kemampuannya. Porter menawarkan Diamond
Model sebagai tool of analysis sekaligus kerangka
dalam membangun resep memperkuat daya saing.
•Intermediate suppliers Konteks lokalitas; pemberdayaan
•Capital good suppliers
Sektor investasi dan peningkatan yang terus
•Producer services
Perdagangan •Consultants menerus
•Contract R&D
Strategi, struktur
Sektor Terkait •Similar technologies Perusahaan dan
•Share pool of labor Pesaing
•Similar strategies

•Education (univ, colleges)


•Training (cc’s)
Institusi •R&D (univ, fed labs)
Pendukung •Development agencies
•Regulatory agencies

Industri-industri Kondisi
pendukung dan terkait Permintaan
Berupa Klaster (bukan Pelanggan lokal
industri) yang istimewa dan
sangat menuntut

Kondisi Faktor
Kuantitas dan kualitas
faktor serta biaya
Double Diamond Concept
(digeneralisir)

Strategi perusahaan, struktur,


dan persaingan

Diamond Global: Diamond Domestik: ukurannya


tergantung dari kondisi bervariasi menurut ukuran negara
yang diukur dalam ybs dan kemampuan bersaingnya
satuperiode tertentu

Kondisi faktor Kondisi permintaan

Diamond Internasional:
mewakili kemampuan Adanya perbedaan antara
bersaing negara yang Diamond Internasional dan
ditentukan oleh parameter Domestik menunjukkan
domestik maupun intensitas aktifitas Perusahaan
internasional Multi-nasional
Industri terkait dan pendukung
Sumber: Cho, 2000
Politisi dan Pekerja
birokrat

Lingkungan
bisnis

Sumberdaya Daya Saing Permintaan


dianugerahkan Internasional Domestik

Industri terkait
dan pendukung
Manajer dan
insinyur yang
Para
profesional
wirausahawan

Peristiwa
Peluang
Sumber: Cho, 2000
Model Diamond: Model Sembilan Faktor:

1. Kondisi Faktor 1. Sumberdaya yang


2. Strategi dianugerahkan
perusahaan,
2. Lingkungan Bisnis
struktur, dan
persaingan 3. Industri terkait dan pendukung Faktor fisik

3. Industri terkait 4. Permintaan domestik


dan pendukung Faktor
5. Pekerja
internal
4. Kondisi 6. Politisi dan birokrat
permintaan
7. Wirausahawan
5. Pemerintahan Faktor manusia
8. Manajer dan insinyur yang
6. Peluang profesional
9. Peluang, peristiwa
Faktor
eksternal
Dalam perjalanan waktu, diamond model-nya Porter
tak urung menuai kritik dari berbagai kalangan.
Pada kenyataannya, ada beberapa aspek yang tidak
termasuk dalam persamaan Porter ini, salah satunya
adalah bahwa model diamond dibangun dari studi
kasus di sepuluh negara maju, sehingga tidak terlalu
tepat jika digunakan untuk menganalisis negara –
negara sedang membangun
Selain itu, meningkatnya kompleksitas akibat
globalisasi, serta perubahan sistem perekonomian
mengikuti perubahan rezim politik, menjadikan
model diamond Porter hanya layak sebagai pioner
dan acuan pertama dalam kancah studi membangun
daya saing negara
FAKTOR PENDORONG
UTAMA

Sumber Daya

Efisiensi

Tingkat Teknologi

Selera
FAKTOR PENDORONG (1)
 Untuk memperoleh barang atau sumber daya yang
tidak dapat dihasilkan di dalam negeri
 Untuk mendapatkan barang yang sebenarnya dapat
dihasilkan di dalam negeri akan tetapi kualitasnya
belum memenuhi syarat
 Untuk mendapatkan teknologi yang lebih modern
dalam rangka memberdayakan sumber daya alam di
dalam negeri
 Untuk memperluas pasaran produk dan memberi
nilai tambah yang dihasilkan di dalam negeri
FAKTOR PENDORONG (2)
 Mendapatkan keuntungan dari spesialisasi
 Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa DN
 Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan
pendapatan negara.
 Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber
daya ekonomi.
 Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu
pasar baru untuk menjual produk tersebut.
 Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan
dukungan dari negara lain.
PERBEDAAN SUMBER DAYA
DI SETIAP NEGARA

Menimbulkan

PERDAGANGAN
INTERNASIONAL

Terdiri atas

EKSPOR IMPOR

KEBIJAKAN
DEVISA
PEMERINTAH
• Resiko Nilai Tukar 4
• Resiko Mutu Barang 3
• Resiko Nonpayment 2
• Resiko Transportasi 1
INT’L (1)
RESIKO PERDAGANGAN
• Resiko Investasi 7
• Resiko Hukum 6
• Resiko Peristiwa Tak Terduga 5
INT’L (2)
RESIKO PERDAGANGAN
Hambatan perdagangan Internasional

1. Harga import lebih murah → produk dalam


negri tidak laku ( lebih mahal )
2. Adanya politik dumping (kebijakan menjual
produk di luar negri lebih murah)
3. Biaya produksi dinegara asal relatif lebih
murah
Hambatan perdagangan Internasional

4. Bea masuk yang tinggi.


5. Kuota export dan impor
6. Perbedaan Mata Uang Antarnegara
7. Kualitas Sumber Daya yang Rendah
MENGATASI RESIKO BISNIS
(1)
Bonafiditas
 Pengecekan mitra usaha

(referensi bank, Atase


Perdagangan)
 Kontrak dagang yang jelas

dan ada perlindungan hukum


 Sesuai syarat-syarat

perdagangan internasional
MENGATASI RESIKO BISNIS
(2)
Pembayaran
 Pembayaran dimuka

(advanve payment)
 Letter of Credit (L/C):

 Red Clause L/C

 Irrevocable & Confirmed

L/C
 Menutup Asuransi
MENGATASI RESIKO BISNIS
(3)
Perbedaan Mutu Barang
 Pre shipment inspection

 Arrival inspection

Kemungkinan Ingkar Janji


 Uang muka yang cukup tinggi

 Bank Garansi dari Buyer

 Membuka standby L/C dari

buyer
MENGATASI RESIKO BISNIS
(4)
Kerusakan, kekurangan, pencurian
 Pengepakan seaworthy packing

 Membuat kontrak angkutan dengan persyaratan

khusus
 Menutup asuransi kebakaran, marine insurance, all

risk/war risk
 Memberikan tanda-tanda yang jelas mengenai sifat

barang yang diangkut


FAKTOR PENGHAMBAT
 Perbedaan Mata Uang antar negara
 Kualitas SDM yang rendah
 Adanya kebijakan impor yang dilakukan suatu negara
 Perbedaan bahasa antara negara
 Adanya pengenaan bea masuk yang tinggi
 Adanya perbedaan ketentuan atau peraturan
 Adanya organisasi ekonomi yang mementingkan
negara anggotanya
 Proses dan prosedur ekspor impor yang relatif lama
WUJUD HUBUNGAN
DAGANG
 Ekspor  hubungan
dagang melalui penjualan
barang yang dihasilkan di
suatu negara ke negara
lain
 Impor  hubungan
dagang dengan cara
membeli barang dari luar
negeri untuk kebutuhan
dalam negeri
Pengertian Kebijakan
Ek. Internasional

 Tindakan/ kebijakan ekonomi pemerintah, yang secara langsung maupun


tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada
perdagangan dan pembayran internasional

 Instrumen:
1. Kebijakan perdagangan internasional
2. Kebijakan pembayaran internasional
3. Kebijakan bantuan luar negeri

 Tujuan Kebijakan Ek. Internasional


1. Autarki
2. Welfare (Kesejahteraan)
3. Proteksi
4. Pembangunan Ekonomi
Instrumen Kebijakan
Ekonomi Internasional
 Kebijakan Perdagangan internasional mencakup tindakan pemerintah
terhadap rekening yang sedang berjalan (current account) pada neraca
pembayaran internasional (BOP), khususnya tentang ekspor dan impor barang
dan jasa

 Kebijakan pembayaran internasional meliputi tindakan/ kebijakan


pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dalam neraca
pembayaran internasional (BOP) yang berupa pengawasan terhadap
pembayaran internasional

 Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan/ kebijakan pemerintah yang


berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yang
bertujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan militer
terhadap negara lain.
Tujuan Kebijakan
Perdagangan Internasional

1. Melindungi kepentingan ekonomi nasional dari


pengaruh buruk atau negatif dari situasi
perdagangan internasional yang tidak baik
2. Melindungi kepentingan industri di dalam negeri
3. Melindungi lapangan kerja
4. Menjaga keseimbangan BOP
5. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi
6. Menjaga stabilitas nilai tukar
Definisi Kebijakan Perdagangan
Internasional

 kebijakan perdagangan internasional adalah


segala tindakan pemerintah/negara, baik langsung
maupun tidak langsung untuk memengaruhi
komposisi, arah, serta bentuk perdagangan luar
negeri atau kegiatan perdagangan.
 Adapun kebijakan yang dimaksud dapat berupa tarif,
dumping, kuota, larangan impor, dan berbagai
kebijakan lainnya.
kebijakan perdagangan internasional
dapat diuraikan sbb:
1. Politik Proteksi
a. Tarif dan Bea Masuk
b. Pelarangan Impor
c. Kuota atau Pembatasan Impor
d. Subsidi
e. Dumping
2. Politik Dagang Bebas
3. Politik Autarki
1. Politik Proteksi

• kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri


yang sedang tumbuh (infant industry) dari persaingan-
persaingan barang-barang impor

• Tujuan kebijakan proteksi adalah:


a. memaksimalkan produksi dalam negeri;
b. memperluas lapangan kerja;
c. memelihara tradisi nasional;
d. menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri
pada satu komoditi andalan;
e. menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika
bergantung pada negara lain.
a. Tarif dan Bea Masuk

• Tarif adalah suatu pembebanan atas


barang-barang yang melintasi daerah
pabean (costum area).
• Sementara itu, barang-barang yang
masuk ke wilayah negara dikenakan bea
masuk

• Bentuk umum kebijakan tarif adalah


penetapan pajak impor dengan
persentase tertentu dari harga barang
yang diimpor. Akibat dari pengenaan
tarif akan tampak sebagaimana
• Gambar 4.3 berikut ini.
Efek Tarif
Pembebanan Tarif
 1. Ad Valorem duties - bea pabean yang tingginya
dinyatakan dalam prersentase dari nilai barang
yang dikenakan bea tersebut.
 2. Spesific duties - bea pabean yang tingginya
dinyatakan untuk tiap ukuran fisik daripada
barang.
 3. Specific ad valorem - kombinasi antar specific
dan ad valorem
Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:

1) bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan


terhadap barang yang diangkut menuju negara lain (di luar
costum area);
2) bea transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan
terhadap barang-barang yang melalui batas wilayah suatu
negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara lain;
3) bea impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan
terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu negara (tom
area).
b. Pelarangan Impor

 adalah kebijakan pemerintah untuk melarang


masuknya barang-barang dari luar negeri, dengan
tujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan
meningkatkan produksi dalam negeri
c. Kuota atau Pembatasan Impor

 adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi


barang-barang yang masuk dari luar negeri.
 pembatasan fisik secara kuantitatif yang dilakukan
atas pemasukan barang (kuota impor) dan
pengeluaran barang (kuota ekspor) dari/ke suatu
negara untuk melindungi kepentingan industri dan
konsumen
Macam-macam Kuota Impor
• Absolute/unilateral kuota
Yaitu sistem kuota yang ditetapkan secara sepihak( satu negara) .

• Negotiated/bilateral kuota
Yaitu sistem kuota yang ditetapkan atas kesepakatan atau menurut perjanjian.

• Tarif Kuota
Yaitu pembatasan impor yang dilakukan dengan mengkombinasikan sistem
tarif dan sistem kuota.

• Mixing Kuota
Yaitu pembatasan impor bahan baku tertentu untuk melindungi industri
dalam negeri.
Analisa Kuota Impor
Tujuan diberlakukannya kuota impor

 a. mencegah barang-barang yang penting berada di


tangan negara lain;
 b. untuk menjamin tersedianya barang-barang di
dalam negeri dalam proporsi yang cukup;
 c. untuk mengadakan pengawasan produksi serta
pengendalian harga guna mencapai stabilitas harga di
dalam negeri.
Subsidi

 adalah kebijakan pemerintah untuk membantu


menutupi sebagian biaya produksi per unit
barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen
dalam negeri dapat menjual barangnya lebih murah
dan bisa bersaing dengan barang impor.
tujuan :

 menambah produksi dalam negeri;


 mempertahankan jumlah konsumsi dalam negeri;
 menjual dengan harga yang lebih murah daripada
produk impor. Untuk memahami lebih jelas tentang
subsidi. Perhatikan gambar berikut.
Sebagai gambaran dampak kebijakan ini dapat
dilihat dalam
Dumping

 Dumping adalah kebijakan pemerintah untuk


mengadakan diskriminasi harga, yakni produsen
menjual barang di luar negeri lebih murah daripada
di dalam negeri
Kebijakan Perdagangan Lainnya
 Dumping
Adalah suatu kebijkan diskriminasi harga secara internasional yang dilakukan dengan
menjual suatu komoditas di luar negeri dengan harga yang relatif murah dibandingkan
dengan konsumen di dalam negeri

 Anti Dumping Duties


Suatu negara melakukan anti dumping duties apabila sudah ada penyelidikan tentang
apakah telah terjadi perdagangan luar negeri yang tidak jujur, sehingga menyebabkan
kerugian bagi industri dalam negeri

 International Cartel
Suatu bentuk organisasi dari beberapa negara/ perusahaan pemasok (supplier) produk
tertentu yang sepakat membatasi produksi dan ekspor mereka dengan tujuan
memonopoli sehingga dapat memaksimalkan keuntungannya
Dumping
 Ada tiga tipe dumping:

1. Persistant dumping

Kecenderungan monopoli yang berkelanjutan dari suatu perusahaan di pasar domestik untuk
memperoleh profit maksimum dengan menetapkan harga yang lebih tinggi di dalam negeri
daripada di luar negeri

2. Predatory Dumping

Tindakan perusahaan untuk menjual barangnya di luar negeri dengan harga yang relatif
murah untuk sementara, sehingga dapat menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dari
persaingan bisnis.

3. Sporadic Dumping

Tindakan perusahaan dalam menjual produknya di luar negeri dengan harga yang lebih
murah sacara sporadis dibandingkan harga di dalam negeri karena adanya surplus produksi
di dalam negeri
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan
dumping yaitu:

 - kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar


daripada luar negeri, sehingga kurva permintaan di
dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva
permintaan di luar negeri.
 - terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga
konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang
dari luar negeri.
 Keterangan:
 Seperti diketahui bahwa laba maksimum diperoleh pada saat kurva MC
sama dengan kurva MR. MC sama dengan MR di pasar dalam negeri yang
dicapai pada kuantitas produksi OQ1, dan pasar luar negeri dicapai pada
kuantitas produksi OQ2. Oleh karena kurva permintaan di kedua pasar
memiliki kecuraman yang berbeda, di mana harga pasar dalam negeri
adalah OP2 sementara harga di pasar luar negeri setinggi OP1, sehingga
permintaan di pasar dalam negeri relatif lebih inelastis dibandingkan
dengan pasar di luar negeri, karena kurvanya lebih curam.
2. Politik Dagang Bebas
 Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk
mengadakan perdagangan bebas antarnegara. Pihak-pihak
yang mendukung kebijakan perdagangan bebas mengajukan
alasan bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan bila
setiap negara berspesialisasi dalam memproduksi barang di
mana suatu negara memiliki keunggulan komparatif.
3. Politik Autarki
 Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan
tujuan untuk menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh
negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi, maupun militer,
sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip
perdagangan internasional yang menganjurkan adanya
perdagangan bebas.

Anda mungkin juga menyukai