Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Perdagangan Internasional


Tidak ada satu negara pun yang mampu memenuhi kebutuhan penduduknya sendiri.
Banyak barang-barang yang kita gunakan sehari-hari berasal dari luar negeri, diantaranya :
Komputer, mobil, sepeda motor, TV, kapas bahan pakaian kita, dll.

Bagaimana jika barang-barang dari luar negeri tersebut tidak ada ? Kita terpaksa
menggantikan barang tersebut dengan barang-barang buatan dalam negeri. Namun
sayangnya kita tidak bisa membuat barang tersebut semuanya, karena kita tidak menguasai
teknologi dan mungkin tidak memiliki bahan mentahnya. Berarti kita harus kerja sama
dengan bangsa-bangsa lain untuk saling tukar menukar hasil produksi.

Perdagangan internasional merupakan suatu aktivitas berdagang yang dilakukan oleh


dua negara yang berbeda. Perdagangan internasional dapat disebut pula sebagai international
trade dan telah ada sejak pertengahan abad.

Perdagangan Internasional adalah tukar menukar barang antar negara dengan


perantaraan uang dengan kota lain. Perdagangan Internasional adalah kegiatan ekspor dan
impor antar negara.

Ekspor : menjual / mengirim barang keluar negeri


Impor : membeli / mendatangkan barang dari luar negeri.

B. Manfaat Perdagangan Internasional


Adapun manfaat dari perdagangan internasional adalah sebagai berikut :

1. Dapat Memperoleh Barang yang Tidak Dapat Diproduksi oleh Negara Sendiri
Melalui kegiatan impor barang, masyarakat dari suatu negara bisa mendapatkan suatu
produk tertentu yang tidak dapat diproduksi oleh negaranya sendiri. Banyak faktor yang
menyebabkan negara tersebut tidak dapat memproduksi produk tertentu, misalnya kondisi
geografi, iklim, hingga tingkat penguasaan IPTEK.

Misalnya negara kita ini banyak mengimpor produk dari Jepang berupa mesin dan suku
cadang karena penguasaan IPTEK dari Jepang lebih unggul. Hal tersebut berlaku sebaliknya,
negara Jepang akan mengimpor produk tekstil, kopi, hingga kerajinan tangan.
2. Memperluas Keuntungan Dari Spesialisasi
Manfaat dari perdagangan internasional yang kedua adalah memperluas keuntungan dari
spesialisasi. Maksudnya adalah, meskipun suatu negara sudah dapat atau mampu memproduksi
suatu barang yang jenisnya sama dengan yang diproduksi oleh negara lain, tetapi ada kalanya
juga produk yang diproduksi oleh negara lain justru lebih baik kualitasnya, sehingga negara
tersebut akan mengimpor produk yang sama.

Contohnya, Amerika Serikat dan Jepang itu sama-sama mempunyai kemampuan dalam
memproduksi bahan tekstil berupa kain. Namun, produk kain yang diproduksi oleh Jepang
dinilai lebih baik dan efisien dari Amerika Serikat. Maka dari itu, untuk meningkatkan keefisien
dari penggunaan faktor-faktor produksi, Amerika Serikat perlu untuk mengurangi produksi
kainnya dan mengimpor barang tersebut dari Jepang. Nah, dua negara tersebut akan melakukan
proses transaksi perdagangan internasional, sehingga setiap negara dapat memperoleh
keuntungan yang berupa:

 Faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh setiap negara dapat digunakan secara lebih
efisien
 Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang yang dapat diproduksi dalam
negeri (lokal).
3. Memperluas Pasar dan Menambah Keuntungan
Dalam hal ini, biasanya manfaatnya banyak dirasakan oleh pengusaha. Terkadang,
beberapa pengusaha tidak menjalankan mesin alat produksinya dengan maksimal sebab mereka
khawatir apabila akan terjadi kelebihan produksi sehingga menyebabkan turunnya harga
produknya.

Nah, melalui adanya perdagangan internasional ini, nantinya para pengusaha dapat
menjalankan mesin alat produksinya secara maksimal dan menjual kelebihan produk tersebut ke
luar negeri.
4. Transfer Teknologi Modern
Melalui kegiatan perdagangan internasional ini, nantinya suatu negara dapat memperoleh
kesempatan untuk mempelajari teknik produksi dan manajemen yang lebih modern dari negara
lain.

C. Teori Heckscher Ohlin


Ditinjau dari bab sebelumnya, para ekonom klasik seperti Adam Smith, David Ricardo
dan lainnya, keunggulan komparatif suatu negara bersumber dari perbedaan tingkat produktivitas
tenaga kerja. Namu dalam prakteknya di dunia nyata hubungan perdagangan dapat dijelaskan
melalui adanya perbedaan-perbedaan dalam karunia sumber daya atau variasi dalam kepemilikan
sumber daya (resources) di negara yang satu dengan negara yang lain. Dalam kenyataan, elemen
yang berpengaruh terhadap berlangsungnya perdagangan internasional bukan hanya tenaga kerja
melainkan juga faktor produksi lain seperti tanah, modal, keterampilan, manajemen dan
sebagainya.

Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli
Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan
internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk
ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori klasik
yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa
perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor
(faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara (Salvatore, 2004:116). Namun
teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaaan produktivitas tersebut.

Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya


perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas
karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh
masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang
yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai ‘The Proportional Factor
Theory”. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah
dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor
barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara
tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.

D. Asumsi-Asumsi Teori Heckscher Ohlin


1. Hanya dua negara, dua komoditas (X dan Y), dan dua faktor produksi (Tenaga Kerja dan
Modal). Asumsi pertama ini sudah jelas bahwa di dunia ini hanya ada dua negara, dua
komoditas dan dua faktor produksi. Asumsi ini untuk menjelaskan bagaimana proses
perdagangan internasional.
2. Kedua negara menggunakan tekhnologi yang sama dalam produksi. Maksudnya kedua
negara dapat mengakses dan menggunakan tekhnik produksi yang sama. Jika faktor harga
yang sama di kedua negara, produsen di kedua negara akan menggunakan tenaga kerja
dan modal dalam jumlah yang sama di setiap komoditas. Karena faktor harga yang selalu
berbeda, produsen setiap negara akan menggunakan faktor yang relatif lebih murah di
negaranya untuk meminimalkan biaya produksi.
3. Komoditi X intensif tenaga kerja, Komooditi Y intensif modal pada kedua negara.
Maksudnya komoditi X memerlukan relative lebih banyak tenaga kerja untuk
memproduksi daripada modal, sedangkan komoditi Y lebih banyak modal daripada
tenaga kerja. Asumsi ini untuk memudahkan suatu negara untuk menentukan produk
mana yang akan mereka ekspor dan impor.
4. Kedua komoditi di produksi dengan skala constan return to scale pada kedua negara.
Constan return to scale maksudnya peningkatan jumlah tenaga kerja dan modal yang
digunakan dalam produksi semua komoditi akan meningkatkan output komoditi dalam
proporsi yang sama. Contohnya : jika negara A meningkatkan 10% penggunaan tenaga
kerja dan jumlah modal dalam produksi X, maka output x akan naik 10%, begitu juga
dengan komoditi Y.
5. Spesialisasi produksi kedua negara sama-sama tidak komplit. Incomplete specialization
maksudnya walaupun sudah terlibat dalam perdagangan internasional kedua negara tetap
akan memproduksi kedua komoditi. Artinya ia akan tetap memproduksi X dan Y
sekaligus. Kedua negara tidak ada kekuatan ekonominya terlalu kecil.
6. Selera yang sama pada kedua negara. Maksudnya disini selera permintaan sebagai
gambaran dalam bentuk dan lokasi kurva indiferen yang identic di kedua negara. Ketika
harga relatif komoditi sama di kedua negara, kedua negara akan mengkonsumsi X dan Y
dalam proporsi yang sama.
7. Persaingan sempurna pada kedua komoditi dan pasar faktor di kedua negara. Maksudnya
semua produsen, konsumen, dan pemilik faktor produksi memiliki pengetahuan
sempurna tentang harga komoditi.
8. Mobilitas faktor yang sempurna di setiap negara tapi bukan mobilitas faktor
internasional. Maksudnya faktor produksi dapat bergerak bebas dalam lingkup negara
namun tidak mobilitas faktor internasional. Maksud dari teori ini adalah misalkan ada dua
negara (A dan B ) faktor produksi yang dimiliki negara A tidak dapat berpindah ke
negara B, tetapi faktor produksi yang ada di negara A dapat berpindah dari suatu provinsi
ke provinsi kedua yang masih pada lingkup negara A.
9. Tidak ada biaya transportasi, tarif atau hambatan lain dalam aliran bebas perdagangan
internasional. Maksudnya kegiatan spesialisasi faktor produksi akan terus berlangsung
sampai harga relatif dan absolut di kedua negara sama. Jika kita hitung biaya transportasi
dan tarif, maka spesialisasi sudah akan terhenti bila harga relatif dan absolut dari berbagai
komoditi memiliki selisih yang tidak lebih biaya transportasi dan tarif itu sendiri. Jadi
meskipun harga masing-masing negara masih berlainan, spesialisasi bisa saja terhenti.
10. Semua sumber di kedua negara dikerahkan secara penuh dalam kegiatan produksi.
Maksudnya tidak diperhitungkan adanya sumber negara yang menganggur di negara
tersebut. Semua sumber daya dapat diserap oleh setiap sektor industry di kedua negara.
11. Perdagangan nasional di antara dua negara seimbang. Total nilai ekspor suatu negara
sama dengan total nilai impor negara lain.

E. Kurva Isocost dan Isoquant


Dalam teori HO menggunakan 2 kurva yaitu kurva isocost dan kurva isoquant. Adapun
penjelasan kedua kurva tersebut adalah sebagai berikut :

Kurva Isocost adalah kurva yang menunjukkan suatu kombinasi biaya yang sama. Isocost
ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan garis anggaran yang dimiliki oleh perilaku
konsumen. Dalam kurva isocost ada beberapa hal penting yang dibahas yakni bagaimana cara
menghemat suatu pengeluaran dari produksi dan bagaimana memaksimalkan pemasukan yang
ada.

Kurva isoquant merupakan salah satu kurva yang ada di dalam perilaku produsen yang
menunjukkan kombinasi 2 faktor produksi untuk menghasilkan produk yang sama. Kurva
isoquant berusaha mencari kombinasi 2 faktor produksi di antara banyak faktor untuk
menghasilkan jumlah produk yang banyak atau berkualitas dengan jumlah yang sama.

F. Titik Optimal

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam teori ekonomi mikro disebutkan bahwa jika kurva
isocost dan isoquant saling bersinggungan maka akan mencapai kondisi atau titik optimal.
Artinya, suatu perusahaan bisa memperoleh hasil produk yang maksimal, apabila menetapkan
biaya tertentu.

G. Kesamaan Harga Faktor Produksi


Perdagangan bebas cenderung mengakibatkan harga faktor-faktor produksi sama di
beberapa negara. Dari teori faktor proportions Hecksher Ohlin, selama negara A memperbanyak
produksi barang X akan mengakibatkan bertambahnya permintaan tenaga kerja, sebaliknya
makin berkurangnya produksi barang Y berarti makin sedikit permintaan akan kapital. Hal ini
akan cenderung menurunkan upah (harga daripada tenaga kerja) dan menaikkan harga daripada
capital (rate of return). Keadaan ini dapat dijelaskan pada Gambar 5.
Sebelum berdagang upah dan harga kapital di negara A adalah S₁ dan R₁ dengan kurva
penawaran dan permintaan S dan D1, sedang di negara Si dan R. upah di negara A lebih rendah
dan harga kapital lebih tinggi daripada negara B.

Setelah kedua negara tersebut mengadakan perdagangan produksi barang X (labor


intensive product) bertambah dan barang Y (capital intensive product) berkurang.
Konsekuensinya, bagi negara A bahwa permintaan tenaga kerja bertambah dan permintaan
kapital berkurang. Kurva permintaan tenaga kerja bergeser ke D₂ sehingga upah naik menjadi S2
dan jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah L2.

Selanjutnya dengan berkurangnya permintaan kapital, maka kurva permintaan akan


kapital bergeser ke D₂ sehingga harga capital turun menjadi R₂ dan jumlah kapital yang
digunakan adalah C2.

Negara B yang memiliki lebih banyak faktor produksi kapital dengan makin banyaknya
produksi barang Y, permintaan akan kapital bertambah sehingga harganya cenderung naik.
Sebaliknya makin sedikit produksi barang X, maka permintaan akan tenaga kerja berkurang
sehingga harganya turun. Sebelum berdagang upah lebih tinggi di B, tetapi harga kapital lebih
tinggi di A Dengan berdagang tendensi upah dan harga kapital akan sama di kedua Negara
tersebut.

Arti penting dari teori ini didasarkan pada fakta bahwa kesamaan pembelian faktor riil
antar kedua negara adalah penting. maksudnya yaitu dengan adanya perdagangan internasional
mengakibatkan harga faktor-faktor produksi sama di berbagai negara. Namun pada kenyataanya,
harga faktor tidak sama antar bangsa. Misalnya upah untuk membuat sepatu, membuat pakaian
tidak sama di antara Indonesia dan Amerika. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan skill (human
capital).

H. Kelemahan Teori Heckscher Ohlin


1. Menurut teori ini, perbedaan harga barang sejenis dapat terjadi jika adanya perbedaan
jumalah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masingmasing negara, dengan demikian,
jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama
maka tidak akan terjadi perdagangan internasional.
2. Tetapi pada kenyataanya, mesipun jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
masing-masing negara sama sehingga harga barang sejenis pun sama, ternyata tetap terjadi
perdagangan internasional.
3. Untuk menjelaskan hal ini dan sebagai penyempurnaan dari teori H-O, maka teori
opportunity cost dari G. Harberler akan menjelaskan atau menganalisi tentang terjadinya
perdagangan internasional.

Anda mungkin juga menyukai