Bagaimana jika barang-barang dari luar negeri tersebut tidak ada ? Kita terpaksa
menggantikan barang tersebut dengan barang-barang buatan dalam negeri. Namun
sayangnya kita tidak bisa membuat barang tersebut semuanya, karena kita tidak menguasai
teknologi dan mungkin tidak memiliki bahan mentahnya. Berarti kita harus kerja sama
dengan bangsa-bangsa lain untuk saling tukar menukar hasil produksi.
1. Dapat Memperoleh Barang yang Tidak Dapat Diproduksi oleh Negara Sendiri
Melalui kegiatan impor barang, masyarakat dari suatu negara bisa mendapatkan suatu
produk tertentu yang tidak dapat diproduksi oleh negaranya sendiri. Banyak faktor yang
menyebabkan negara tersebut tidak dapat memproduksi produk tertentu, misalnya kondisi
geografi, iklim, hingga tingkat penguasaan IPTEK.
Misalnya negara kita ini banyak mengimpor produk dari Jepang berupa mesin dan suku
cadang karena penguasaan IPTEK dari Jepang lebih unggul. Hal tersebut berlaku sebaliknya,
negara Jepang akan mengimpor produk tekstil, kopi, hingga kerajinan tangan.
2. Memperluas Keuntungan Dari Spesialisasi
Manfaat dari perdagangan internasional yang kedua adalah memperluas keuntungan dari
spesialisasi. Maksudnya adalah, meskipun suatu negara sudah dapat atau mampu memproduksi
suatu barang yang jenisnya sama dengan yang diproduksi oleh negara lain, tetapi ada kalanya
juga produk yang diproduksi oleh negara lain justru lebih baik kualitasnya, sehingga negara
tersebut akan mengimpor produk yang sama.
Contohnya, Amerika Serikat dan Jepang itu sama-sama mempunyai kemampuan dalam
memproduksi bahan tekstil berupa kain. Namun, produk kain yang diproduksi oleh Jepang
dinilai lebih baik dan efisien dari Amerika Serikat. Maka dari itu, untuk meningkatkan keefisien
dari penggunaan faktor-faktor produksi, Amerika Serikat perlu untuk mengurangi produksi
kainnya dan mengimpor barang tersebut dari Jepang. Nah, dua negara tersebut akan melakukan
proses transaksi perdagangan internasional, sehingga setiap negara dapat memperoleh
keuntungan yang berupa:
Faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh setiap negara dapat digunakan secara lebih
efisien
Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang yang dapat diproduksi dalam
negeri (lokal).
3. Memperluas Pasar dan Menambah Keuntungan
Dalam hal ini, biasanya manfaatnya banyak dirasakan oleh pengusaha. Terkadang,
beberapa pengusaha tidak menjalankan mesin alat produksinya dengan maksimal sebab mereka
khawatir apabila akan terjadi kelebihan produksi sehingga menyebabkan turunnya harga
produknya.
Nah, melalui adanya perdagangan internasional ini, nantinya para pengusaha dapat
menjalankan mesin alat produksinya secara maksimal dan menjual kelebihan produk tersebut ke
luar negeri.
4. Transfer Teknologi Modern
Melalui kegiatan perdagangan internasional ini, nantinya suatu negara dapat memperoleh
kesempatan untuk mempelajari teknik produksi dan manajemen yang lebih modern dari negara
lain.
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli
Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan
internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk
ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori klasik
yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa
perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor
(faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara (Salvatore, 2004:116). Namun
teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaaan produktivitas tersebut.
Kurva Isocost adalah kurva yang menunjukkan suatu kombinasi biaya yang sama. Isocost
ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan garis anggaran yang dimiliki oleh perilaku
konsumen. Dalam kurva isocost ada beberapa hal penting yang dibahas yakni bagaimana cara
menghemat suatu pengeluaran dari produksi dan bagaimana memaksimalkan pemasukan yang
ada.
Kurva isoquant merupakan salah satu kurva yang ada di dalam perilaku produsen yang
menunjukkan kombinasi 2 faktor produksi untuk menghasilkan produk yang sama. Kurva
isoquant berusaha mencari kombinasi 2 faktor produksi di antara banyak faktor untuk
menghasilkan jumlah produk yang banyak atau berkualitas dengan jumlah yang sama.
F. Titik Optimal
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam teori ekonomi mikro disebutkan bahwa jika kurva
isocost dan isoquant saling bersinggungan maka akan mencapai kondisi atau titik optimal.
Artinya, suatu perusahaan bisa memperoleh hasil produk yang maksimal, apabila menetapkan
biaya tertentu.
Negara B yang memiliki lebih banyak faktor produksi kapital dengan makin banyaknya
produksi barang Y, permintaan akan kapital bertambah sehingga harganya cenderung naik.
Sebaliknya makin sedikit produksi barang X, maka permintaan akan tenaga kerja berkurang
sehingga harganya turun. Sebelum berdagang upah lebih tinggi di B, tetapi harga kapital lebih
tinggi di A Dengan berdagang tendensi upah dan harga kapital akan sama di kedua Negara
tersebut.
Arti penting dari teori ini didasarkan pada fakta bahwa kesamaan pembelian faktor riil
antar kedua negara adalah penting. maksudnya yaitu dengan adanya perdagangan internasional
mengakibatkan harga faktor-faktor produksi sama di berbagai negara. Namun pada kenyataanya,
harga faktor tidak sama antar bangsa. Misalnya upah untuk membuat sepatu, membuat pakaian
tidak sama di antara Indonesia dan Amerika. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan skill (human
capital).