LANDASAN TEORI
yang dilakukan penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar
harga antar negara. Faktor utama yang menjadi alasan negara-negara melakukan
meskipun salah satu negara lebih efisien dibandingkan negara lainnya. Suatu
11
12
barang tidak dapat diproduksi sendiri di dalam negeri karena faktor alam
dimiliki setiap negara dapat digunakan dengan lebih efisien dan setiap Negara
dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat diproduksi di dalam
negeri.
kapasitas produksi dapat terus ditingkatkan dengan pasar yang luas sehingga
produksi dan manajemen yang lebih baik dari negara lain dan mengimpor
alat- alat dengan teknologi yang lebih canggih dari negara lain untuk
meningkatkan efisiensi.
Sumbu vertical menunjukkan harga relatif komoditi X (P) dan sumbu horisontal
Pada saat harga relatif di negara A (Pa) lebih rendah daripada harga di pasar
harga relatif komoditi X (P) lebih tinggi dari pada harga di pasar internasional
tingkat harga P1 kuantitas impor komoditi X yang diminta oleh negara B persis
moneter, sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory)
perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan
banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut
nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab
tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak
bebas. Namun teori itu mempunyai dua manfat: pertama, memungkinkan kita
dengan secara
15
menggunakan teori nilai tenaga kerja, namun prinsip teori ini tidak bisa
Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian
dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau
dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar). Teori ini menyatakan bahwa
nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk
dalam jumlah faktor produksi (tanah, tenaga kerja, dan modal) yang dimiliki oleh
negara akan berspesialisasi dan mengekspor suatu barang ketika negara tersebut
memiliki faktor produksi utama yang relatif banyak dan akan mengimpor ketika
faktor produksi utama yang diperlukan untuk memproduksi barang hanya sedikit
jumlah barang atau jasa yang diminta oleh pasar. Hal ini berasal dari asumsi
bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka
Dengan kata lain, permintaan baru bisa terjadi pada saat konsumen memiliki
kebutuhan akan barang tersebut dan juga memiliki daya beli untuk mendapatkan
produk tersebut. Permintaan yang didukung oleh kekuatan daya beli dikenal
atas kebutuhan saja disebut dengan permintaan potensial. Daya beli konsumen itu
sendiri disokong oleh dua faktor mendasar, yakni pendapatan konsumen dan harga
Ada tiga hal penting dalam permintaan. Pertama, jumlah yang diminta
merupakan kuantitas yang diinginkan (desired). Kedua, apa yang diinginkan tidak
sejumlah orang bersedia membeli pada harga yang mereka harus bayar untuk
komoditi tersebut. Ketiga, kuantitas yang diminta merupakan arus pembelian yang
1. Harga
membatasi pembelian jumlah barang yang diinginkan bila harga barang terlalu
seorang konsumen untuk membeli atau tidak barang utamanya, bila permintaan
2. Pendapatan konsumen
pendapatan tidak ada atau tidak memadai. Dengan demikian, maka perubahan
barang kebutuhannya.
3. Jumlah Konsumen
Dengan demikian akan lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan hal
ini juga akan menambah daya beli masyarakat. Pertambahan daya beli
4. Selera Konsumen
selera konsumen bisa ditunjukkan oleh perubahan bentuk atau posisi dari
permintaan akan suatu barang akan suatu barang dapat berubah karena
perubahan selera.
harga – harga akan naik pada masa depan akan mendorong konsumen membeli
lebih banyak untuk menghemat pengeluaran pada masa yang akan datang.
b) Kurva permintaan
menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah
barang tersebut yang diminta para pembeli. Dalam kurva permintaan terdapat dua
sumbu, yaitu sumbu vertikal yang menunjukkan harga dan sumbu horizontal yang
Q
Gambar 2.2 Kurva Permintaan
19
negatif karena suatu kenyataan bahwa jika terjadi penurunan harga maka akan
menarik pembeli baru dan penurunan harga akan menambah jumlah pembelian
barang. Bila harga naik, pembeli akan mengurangi jumlah barang yang dibeli dan
pembeli akan berusaha mengganti barang tersebut dengan barang lain yang sejenis
c) Hukum Permintaan
suatu hipotesis yang menyatakan bahwa jika hal-hal lain tetap (cateris paribus)
makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang
tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit
d) Perubahan Permintaan
Dengan adanya asumsi ceteris paribus, yaitu faktor lain selain harga
dianggap tetap, maka sepanjang fungsi permintaan individu akan kita jumpai
adanya perubahan jumlah yang diminta sebagai akibat adanya perubahan harga.
Tepatnya, dalam suatu kurva yang sama akan terdapat gerakan dari suatu
perubahan. Hal ini disebut sebagai perubahan jumlah yang diminta, ada
sebagai akibat adanya perubahan harga. Ketika harga mengalami peningkatan dari
P1 ke P2, akan mengakibatkan jumlah yang diminta turun dari Q1 menjadi Q2.
antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta, dimana faktor-faktor di
luar harga dianggap konstan dan salah satu faktor di luar harga berubah, maka
pergeseran, baik ke kiri atau ke kanan. Jadi ketika ada perubahan di luar faktor
permintaan akan bertambah dan kurva permintaan akan bergeser kesebelah kanan
akan turun sehingga kurva permintaan akan bergeser kesebelah kiri (dari D1 ke
2.1.3 Impor
Transaksi impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar
barang dari suatu negara (luar negeri) kedalam wilayah bapean negara lain.
Pengertian ini memiliki arti bahwa kegiatan impor berarti melibatkan dua negara.
bisa diwakili oleh kepentingan peorangan atau perusahaan antar dua negara
tersebut dimana satu pihak bertindak sebagai penjual (eksportir) dan satnya
dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang bergerak dibidang ekspor impor
Terdapat banyak teori yang mempengaruhi impor. Dilihat dari sisi teori
permintaan, maka impor dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, pendapatan,
harga barang lainnya dimana didalamnya terdapat barang substitusi dan barang
dalam teori perdagangan internasional penyebab utama impor antara lain jumlah
pekerja dan input lainnya. Jumlah pekerja menjadi teori keunggulan mutlak dan
teori keunggulan komparatif sedangkan input lainnya misal SDA menjadi dasar
Impor juga salah satunya dipengaruhi oleh produk domestik bruto, menurut
Sukirno (2008) impor dapat terjadi dikarenakan produk domestik bruto meningkat
1. Kebijakan Tarif
adalah pajak atau tarif bea cukai yang merupakan pajak yang dibebankan oleh
pemungutan tarif bea masuk dapat dibedakan menjadi tiga. Pertama adalah bea
harga (Ad valorem tariff) yang besarnya pungutan bea masuk atas barang impor
ditentukan oleh tingkat presentase tarif dikalikan harga CIF dari barang tersebut.
Kedua bea spesifik (Specific tariff) yaitu pungutan bea masuk yang didasarkan
pada ukuran atau satuan tertentu dari barang impor. Ketiga bea campuran
(Compound tariff) yaitu pungutan bea masuk yang merupakan kombinasi antara
sistem bea harga dan bea spesifik. Tujuan dan fungsi tarif bea masuk :
berikut :
a) Tarif proteksi yaitu pengenaan tarif bea masuk yang tinggi untuk
b) Tarif revenue yaitu pengenaan tarif bea masuk yang bertujuan untuk
2. Berdasarkan tujuan diatas maka fungsi tarif bea masuk adalah sebagai berikut:
persetujuan DPR.
misalnya dengan pengenaan tarif bea masuk yang tinggi untuk barang
mewah.
a. Tarif Nominal
Tarif nominal adalah besarnya presentase tarif suatu barang tertentu yang
Organization (WCO).
(ERP) yitu kenaikan Value Added MAnufcturing (VAM) yang terjadi karena
Kuota adalah pembatasan fisik secara kuantitatif yang dilakukan atas jumlah
barang yang boleh di impor dari luar negeri untuk melindungi kepentingan
kepada individu atau perusahaan domestik untuk mengimpor suatu barang yang
a. Unilateral kuota, yaitu kuota yang ditetapkan secara sepihak tanpa adanya
negosiasi.
b. Bilateral kuota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan atas kesepakatan atau
menerut perjanjian.
3. Kebijakan Subsidi
pengembalian pajak, fasilitas kredit dan subsidi harga yang bertujuan sebagai
berikut :
4. Larangan Impor
barang tertentu atau produk asing kedalam pasar domestik. Kebijakan larangan
2.1.4. Kurs
Krugman (2000) mengartikan kurs (nilai tukar) adalah harga sebuah mata
uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang yang lain.
Nilai tukar suatu mata uang dapat didefinisikan sebagai harga relatif dari mata
uang terhadap mata uang negara lainnya. Pergerakan kurs di pasar dapat
laju inflasi dan pergerakan ekspor dan impor. Kenaikan kurs dalam negeri disebut
apresiasi atas mata uang (mata uang asing lebih murah). Penurunan kurs disebut
depresiasi mata uang dalam negeri (mata uang asing menjadi lebih mahal, yang
berarti mata uang dalam negeri menjadi merosot). Kurs dolar Amerika Serikat
tinggi serta dapat mudah perdagangkan dan juga dapat diterima oleh siapapun
perubahan nilai tukar di pasar valuta asing. Di antara faktor yang dikemukakan
oleh para ahli masih dipandang belum konkrit dan terdapat ketidakkonsistenan.
Madura dan Fox (2011) menyatakan terdapat tiga faktor utama yang
1. Faktor Teknis
Faktor ini berkaitan dengan permintaan dan penawaran devisa pada saat
2. Faktor Fundamental
3. Sentimen Pasar
Faktor ini disebabkan oleh berita politik yang bersifat insidentil, yang dapat
mendorong harga valuta asing naik ataupun turun secara tajam dalam jangka
pendek. Apabila berita sudah berlalu, maka nilai tukar akan kembali normal.
28
2.1.5. Produksi
Produksi adalah suatu proses dimana barang dan jasa yang disebut input
diubah menjadi barang-barang dan jasa-jasa yang disebut output. Proses perubahan
bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dapat lebih
bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Selain itu produksi dapat ditinjau
dari dua pengertian, yaitu pengertian secara teknis dan pengertian secara ekonomis.
sumber-sumber yang telah tersedia guna memperoleh hasil yang lebih dari segala
pengorbanan yang telah diberikan. Sedangkan bila ditinjau dari pengertian secara
berikut :
Dimana :
Dalam berbagai literatur menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, modal untuk
membeli bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah
faktor produksi terpenting diantara faktor produksi yang lain, seperti tingkat
yaitu:
sebagainya.
b. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga tenaga kerja, tingkat
2.1.6. Konsumsi
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. orang yang menggunakan barang
Berikut ini merupakan teori konsumsi yang dikemukakan oleh para ahli
Menurut Mankiw (2006), teori konsumsi yang dikemukakan oleh JM. Keynes
b) Teori Kuznet
terdapat kenaikan yang besar dalam pendapatan selama periode yang di pelajari.
yang panjang.
pilihan antar waktu yang berbeda. Model fisher menghilangkan hambatan yang
dihadapi oleh konsumen, preferensi yang dimiliki, dan bagaimana hambatan ini
hari ini lawan berapa banyak menabung di masa depan, maka seseorang tersebut
menghadapi batas anggaran antar-waktu yang mengukur sumber daya total yang
tersedia untuk konsumsi hari ini dan di masa yang akan datang.
(Suparmoko, 2009) :
jangka pendek. Oleh karena itu kurvanya selalu memotong sumbu vertikal. Tetapi
Beberapa hal yang menyebabkan fungsi jangka pendek bergeser ke atas yaitu :
tetap, namun bila ada barang baru maka konsumen akan terangsang untuk
meningkatkan konsumsinya.
32
bahwa penduduk kota konsumsinya lebih tinggi dari pada konsumsi desa. Jadi
peningkatan pendapatan.
dapat dilihat dari tersedianya aktiva lancar terutama dalam bentuk uang tunai,
Menurut hipotesis ini konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan saat ini
jangka panjang, melainkan mengikuti fungsi konsumsi jangka pendek. Jadi fungsi
Menurut hipotesis ini konsumsi saat ini tergantung pada pendapatan saat ini
dan pendapatan yang dapat diperkirakan pada masa yang akan datang. Alasannya
ialah bahwa pendapatan aktual dapat diperinci menjadi pendapatan permanen dan
Y = Yp +
Yt C = Cp +
Ct
Keterangan:
sementara dan begitu juga dengan konsumsi sementara dan permanen maupun
sementara sama dengan nol yang berarti apabila konsumen menerima pendapatan
sementara yang positif maka tidak akan mempengaruhi konsumsi. Demikian pula
bila konsumen menerima pendapatan sementara yang negatif maka tidak akan
mengurangi konsumsi.
dan Modiglani. Menurut teori ini faktor sosial ekonomi seseorang sangat
mempengaruhi pola konsumsi orang tersebut. Teori ini membagi pola konsumsi
menjadi tiga bagian berdasarkan umur. Yang pertama yaitu seseorang berumur nol
hingga berusia tertentu dimana orang ini dapat menghasilkan pendapatan sendiri,
sendiri yang lebih besar dari pengeluaran konsumsinya). Yang kedua yaitu
mengalami persaingan, dan yang terakhir yaitu seseorang pada usia tua dimana ia
tidak mampu lagi menghasilkan pendapatan sendiri dan mengalami dissaving lagi.
34
dari proses pembayaran. Apabila kurs mengalami depresiasi yaitu mata uang
dalam negeri melemah dan berarti nilai mata uang asing menguat akan
dalam negeri melemah, harga riil komoditas yang dikonversikan ke mata uang
di Indonesia. Jika total produksi padi domestik naik, maka permintaan impor beras
akan turun, karena kebutuhan domestik relatif telah terpenuhi. David Ricardo
salah satu penulis Klasik mengembangkan teori comparative advantage atau teori
keunggulan yakni setiap negara akan mengimpor barang apabila faktor produksi
yang dihasilkan oleh negara tersebut dalam jumlah yang kecil dan mengekspor
barang yang comparative advantagenya lebih besar atau memproduksi barang dan
jasa lebih murah dan lebih efisien. Kedua negara akan memperoleh keuntungan
hasil
35
secara cepat pada deret ukur atau tingkat geometric (pelipatgandaan: 1, 2, 4, 8, 16,
maka akan semakin meningkat pula konsumsi terhadap beras karena beras
merupakan makanan pokok bagi penduduk Indonesia. Hal ini tentunya akan
berdampak pada naiknya volume impor saat produksi dalam negeri tidak mampu
penduduk harus disertai dengan jumlah bahan pangan yang tersedia agar tidak
1. Ratih Kumala Sari (2014) dengan judul “Analisis Impor Beras di Indonesia”.
beras, konsumsi beras, harga beras dalam negeri dan nilai tukar rupiah
beras, harga beras dalam negeri dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
sekunder dari
36
variabel independen yang digunakan adalah produksi beras, harga beras dunia
dan konsumsi beras dengan metode analisis regresi linier berganda. Hasil
signifikan terhadap volume impor beras di Indonesia, harga beras dunia pada
Impor Beras di Indonesia”. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
software SPSS versi 21 untuk menganalisis data. Hasil uji secara bersama-
dalam negeri, harga beras internasional dan nilai tukar rupiah terhadap dolar
4. Penelitian yang dilakukan oleh Ike Susanti (2017) dengan judul “Faktor-
uji F dan uji t. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pupulasi (X1),
produksi padi (X2), harga beras lokal (X3), harga jagung (X4) dan harga
(Y). Hasil dari penelitian menunjukkan populasi, harga jagung dan harga
singkong tidak
37
beras dan harga beras lokal berpengaruh signifikan terhadap terhadap volume
5. Penelitian yang dilakukan oleh Silvia Rahayu (2018) dengan judul “Pengaruh
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel produksi dan konsumsi beras
terhadap impor beras di Provinsi Jambi tahun 2010-2016 secara simultan, hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian dimana nilai F hitung > F tabel atau nilai
signifikansi > α .
negeri, pendapatan dalam negeri, harga beras dunia, harga beras domestik,
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa harga beras dunia dan produksi beras
in Uganda”. Data yang digunakan adalah data sekunder dari tahun 1961
sampai tahun 2013 dengan metode analisis yang digunakan adalah analisis
8. Penelitian yang dilakukan oleh Agung Dwi Prasetyo dan Ratna Anindita
Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan model
Error Correction Model (ECM). Hasil dari penelitian yaitu secara secara
bersama- sama variabel Produk Domestik Bruto, konsumsi beras dan harga
Indonesia.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar, keterbukaan ekonomi,
impor beras.
39
10. Onu, D.O., Simonyang, J.B. dan Onyenweaku, C.E (2017) melakukan
mempengaruhi produksi beras dan impor beras di Nigeria dengan data time
series tahun 1970 hingga tahun 2016 dengan Metode analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda dengan O-Integrasi dan model Error
impor beras, luas panen padi, konsumsi beras, investasi dibidang pertanian,
konsumsi beras, harga beras dunia, nilai tukar dan harga beras domestik
1. Impor
Impor dapat diartikan sebagai pembelian barang dan jasa dari luar negeri ke
dalam negeri dengan perjanjian kerjasama antara dua negara atau lebih. Impor juga
bisa dikatakan sebagai perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri
2. Kurs
Kurs (nilai tukar) didefinisikan sebagai harga mata uang domestik. harga
sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang
3. Produksi
40
guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
4. Konsumsi
digunakan untuk membiayai pembelian aneka jasa dan kebutuhan lain. Besarnya
1. Impor Beras
Impor Beras yang di maksud dalam penelitian ini yaitu data impor beras
menurut negara asal yang dilakukan Indonesia dengan satuan ton. Data tersebut di
2. Kurs
Kurs pada penelitian ini menggunakan data nilai tukar tengah rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat. Data yang digunakan diperoleh dari Bank
3. Produksi Beras
41
Produksi beras yang dimaksud dalam penelitian ini menggunakan data total
produksi beras tahunan dalam satuan ton. Data tersebut diperoleh dari Badan
4. Konsumsi Beras
total konsumsi beras tahunan dengan satuan ton. Data tersebut diperoleh dari
dan konsumsi beras terhadap impor beras di Indoneisa dapat disajikan pada
gambar
Kurs (X1)
Banyak faktor yang akan menentukan sejauh mana suatu negara akan
kepentingan impor di suatu negara selalu berbeda dengan negara lain. Dalam hal
ini Indonesia dalam melakukan impor beras dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Diantara faktor- faktor tersebut adalah kurs, produksi beras dan konsumsi beras.
42
kurs mengalami depresiasi yaitu mata uang dalam negeri melemah dan berarti
nilai mata uang asing menguat akan menyebabkan kemampuan untuk mengimpor
menurun karena apabila mata uang dalam negeri melemah, harga riil komoditas
yang dikonversikan ke mata uang dalam negeri menjadi lebih mahal begitupun
sebaliknya. Semakin baik produksi beras suatu negara maka volume impor beras
akan turun karena kebutuhan domestik relatif telah terpenuhi oleh produksi beras
maka meningkat pula konsumsi terhadap beras karena beras merupakan makanan
pokok bagi sebagian besar penduduk di Indonesia, hal ini akan berdampak pada
naiknya impor beras saat produksi beras dalam negeri tidak mampu memenuhi
beras harus selalu dijaga oleh pemerintah agar tidak kekurangan bahan makanan
mempunyai hasil produksi beras sangat tinggi. Namun, seiring dengan jumlah
Impor beras Indonesia diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kurs,
produksi beras dan konsumsi beras. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
43
mengetahui ada tidaknya pengaruh kurs, produksi beras dan konsumsi beras
terhadap impor beras di Indonesia. Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini
Impor Beras
Pengumpulan Data
Analisis Data
1. Diduga ada pengaruh dari kurs terhadap impor beras di Indonesia Tahun
1999-2017.
44
4. Diduga ada pengaruh secara bersama-sama dari kurs, produksi beras dan