Anda di halaman 1dari 3

1.

Berikut ini teori-teori bisnis internasional yang perlu kita ketahui diantaranya yaitu :
a) Merkantilisme
Merkatilisme adalah falsafah ekonomi yang menganut konsep bahwa penting bagi
semua negara untuk megakumulasi persediaan logam-logam berharga demi mencapai
kesejahteraaan. Ekonomi yang mempromosikan ekspor dan mengurangi impor serta
mengakibatkan surplus perdagangan yang harus dengan dibayar emas dan perak.
Larangan-larangan impor dilakukan dengan meningkatkan bea masuk agar impor
menurun. Semantara itu, pemerintah berupaya untuk meningkatan subsidi kepada
pengekspor agar mereka termotivasi untuk meningkatkan ekspor. Tindakan-tindakan ini
semata-mata dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan surplus perdagangan.
Era kaum merkantilis berakhir pada tahun 1700-an tetapi argumen-argumennya masih
tetap hidup. Sebuah neraca perdagangan dinilai baik jika negara mengekspor lebih banyak
barang dan jasa daripada yang diimpornya. Dalam akunting neraca pembayaran ekspor
yang membawa dollar ke suatu negara disebut positif, tetapi imporyang mengakibatkan
dollar mengalir keluar negara disebut negatif
Sebagai contoh, merkantilisme modern dewasa ini masih banyak dianut beberapa negara
mereka umumnya berupaya meningkatkan ekspor dangurangi impor. Kebijakan Indonesia
untuk memberikan subsidi ekspor kepada para pengekspor merupakan salah satu contoh
realisasi dari paham merkantilisme. Adanya penetapan tarif bea masuk barang impor yang
diterapkan oleh berbagai negara di dunia juga merupakan realisasi dari paham
maerkantilisme. Selain itu neraca perdagangan dikatakan positif (baik) jika nilai ekspor
lebih tinggi dari nilai impor. Konsep tersebut telah menjadi dasar dalam ppraktik
perdagangan internasional hampir di seluruh belahan dunia sehingga disadari atau tidak
merkantilisme masih menjadi paham perdagangan dunia.
b) Teori keunggulan absolut
Adam Smith mengemukakan bahwa masing-masing negara akan meghususkan diri
dalam memproduksi barang-barang yang dapat diproduksinya dengan lebih efisien serta
memiliki suatu keunggulan absolut baik alamiah maupun yang dibuat/diproduksi. Sebagai
barang-barang tersebut akan diekspor untuk membayar impor barang-barang yang dapat
diproduksi lebih efisien di tempat lain.
Sebagai contoh, ada persaingan sempurna dan tidak ada biaya-biaya transportasi di dunia
dengan dua negara dan dua produk. (1) satu unit masukan (kombinasi tanah, tenaga kerja,
dan modal) (2) masing-masing negara memiliki dua unt input yang data digunakan unuk
memproduksi beras ataupun mobil dan (3)masing-masing negara menggunakan satu unit
masukan untuk memproduksi tiap-tiap produk apabila tidak ada negara yang mengimpor
atau mengekpor, jumlah yang ditunjukan merupakan apa yang tersedia bagi konsumsi
local dari keluaran total kedua negara, yaitu empat ton beras dan enam mobil.
Di AS, tiga ton bears atau dua mobil dapat diproduksi dengan satu unit keluaran. Karena
itu, tiga ton beras harus mempunyai harga yang sama dengan dua mobil. Akan tetapi di
Jepang, satu ton beras dapat diproduksi dengan unit masuka yang dapat diproduksi empat
mobil sehingga satu ton beras memiliki biaya sebayak empat mobil.
c) Teori keunggulan komparatif
Ricardo (1917) memperlihatkan bahwa meskipun sebuah bangsa memegang
keuggulan absolut dalam produksi dua barang, kedua negara masih dapat
memeprdagangkan keunggulan masing-masing sepanjang bangsa yang produknya
menyebabkan inefisiensi mampu emmepertahankan efisiesinya pada produksi kedua
barang itu. Sebagai contoh, AS memiliki keunggulan absolut dalam memeproduksi beras
dan mobil. Perhatikan bahwa dibandingkan AS, Jepang kurang efisien dalam pembuatan
mobil daripada memproduksi beras. Karena itu, ia memiliki keunggulan relative atau
keunggulan komparatif dalam memeproduksi mobil (Rusdin, 2002)
Diantara kedua teori ini sulit dicari perbedaanya. Keuntungan absolut melihat perbedaan
secara absolut produktifitasnya. Keuntungan komparatif melihatnya dari perbedaan secara
relative produktivitasya. Yang menjadi pembeda adalah keuntungan komparatif
menyertakan konsep biaya kesempatan (opportunity cost) dalam menentukan kebaikan
barang-barang apa saja yang dapat diproduksi pada suatu negara. Biaya kesempatan atau
opportunity cost dari suatu kebaikan produk adalah nilai yang didapat dari apa yang
diberikan untuk mendapatkan ebaikan barang-barang tersebut.
Kebanyakan dari kita, tanpa disadari, telah menerapkan prinsip keuntungan komparatif
dan prinsip biaya kesempatan (opportunity cost).
d) Teori faktor pendukung oleh Heckscer-Ohlin
Teori heckscer-ohlin menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan internasional dan
interegional dalam biaya produksi timbul karena perpedaan dalam pasokan factor-faktor
produksi. Barang-barang yang memerlukan sejumlah besar factor produksi yang
berlimpah akan memeperoleh biaya produksi yang lebih murah segingga memungkinkan
menjual produknya dengan harga lebih murah dipasar-pasar internasional sebagai contoh,
cina yang relatife memiliki pendukung yang lebih baik dalam tenaga kerja dibandingkan
Belanda harus berkonsentrasi pada produksi barang-barang yang banyak menggunakan
tenaga kerja. Sementara itu, belanda dengan modal yang relative lebih besar daripada
tenaga kerjanya seharusnya menspesialisasikan diri dalam produk-produk yang padat
modal. Ketika kedua negara ini berdagang, masing-masing akan memperoleh barang-
barang yang memerlukan sejumlah besar factor produksi yang relative langka dengan
harga yang lebih renda. Keduanya akan memproleh keuntungan dari transaksi itu.

2. Berikut ini dampak positif dan negatif dari globalisasi diantaranya yaitu :
Dampak positif globalisasi
a) Faktor ekonomi : akselarasi pertumbuhan ekonomi di segala bidang
b) Faktor politik : meningkatnya nilai-nilai demokrasi dalam pelaksanaan politik
nasional
c) Faktor sosial budaya : nilai budaya asing yang baik biar menambah kualitas SDM
Indonesia
Dampak negatif globalisasi
a) Faktor ekonomi : jika kalah bersaing dalam pasar terbuka akan menyebabkan
perlambatan pertumbuhan perekonomian nasional
b) Faktor politik : penerapan prinsip demokrasi yang tidak sesuai berpotensi
menciptakan instabilitas nasional.
c) Faktor sosial budaya : niali-nilai asing yang tidak sesuai dengan budaya timur,
berakibat pada dekadensi moral anak bangsa.

Sumber :
- Buku materi pokok ABDI4432 Bisnis Internasional Modul 1 & 2 Karya Ratih Purbasari
Penerbit Universitas Terbuka.
- Materi inisiasi karakteristik bisnis internasional dan konsep globalisasi

Nilai : 60

Anda mungkin juga menyukai