Anda di halaman 1dari 5

Memanfaatkan Persaingan sebagai Peluang Meraih Keunggulan

Ekonomi Bangsa
Pada materi sebelumnya kita telah memahami perdagangan internasional.
Perdagangan internsional adalah perdagangan yang diadakan antara satu negara dan
negara lain yang meliputi kegiatan ekspor dan impor. Perdagangan internasional ini
terjadi karena perbedaan barang yang dihasilkan oleh masing-masing negara. Faktor
yang mempengaruhi terjadinya perdagangan internasional antara lain keunggulan
komparatif (comparative advantage) dan keunggulan mutlak (absolute advantage)
dari masing-masing negara.Tiap-tiap negara harus memikirkan cara mengembangkan
produknya dalam menghadapi persaingan produk sejenis dari negara lain. Untuk
menghadapi berbagai cara agar suatu produk dapat menjadi unggulan.
1. Keunggulan Komparatif dan Keunggulan Mutlak.
a. Teori Keunggulan Mutlak
Teori keunggulan absolut dari Adam Smith sering disebut sebagai teori
murni perdagangan internasional. Mengapa? Simak ilustrasi berikut!
Pikirkanlah ketika seorang petani akan mengerjakan sawahnya.
Apakah ia harus membuat bajak terlebih dahulu? Berapa lama ia harus
membuat bajak? Bukankah ia harus memiliki peralatan untuk membuat bajak?
Membajak sawah menjadi masalah rumit bagi petani jika ia harus
melakukan segalanya sendiri. Oleh karena itu, petani membutuhkan
orang lain yang menjual bajak. Jadi, dikarenakan keterbatasannya, seorang
petani hanya mampu memproduksi satu atau beberapa macam kebu-
tuhannya sendiri, sedangkan untuk kebutuhan yang lain mereka membelinya
dari orang lain. Demikian halnya dengan negara.
Adam Smith mengemukakan bahwa suatu negara akan melakukan
spesialisasi produksi terhadap suatu jenis barang tertentu yang memiliki
keunggulan absolut (absolute advantage) dan tidak memproduksi atau
melakukan impor jenis barang lain yang tidak mempunyai keunggulan
absolut (absolute disadvantage) terhadap negara lain yang memproduksi
barang sejenis.
Keunggulan absolut dapat terjadi karena perbedaan keadaan, seperti
letak geografis, iklim, kekayaan sumber daya alam, kualitas tenaga kerja,
tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), jumlah
penduduk, modal, dan lain-lain.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai teori Adam Smith, perhatikan
tabel berikut ini!
Belanda dan Indonesia memproduksi dua macam barang, yaitu kain
dan tv dengan tenaga kerja merupakan satu-satunya input untuk
memproduksi kedua jenis barang tersebut. Indonesia mampu
memproduksi maksimum 90 yard kain per satu orang pekerja dalam
setahun kalau semua pekerja yang ada di dalam negeri dipekerjakan di
industri tekstil. Dan mampu memproduksi maksimum 60 unit tv per satu
orang pekerja dalam setahun bila semua tenaga kerja digunakan untuk
memproduksi tv. Rasio ini menunjukkan bahwa Indonesia lebih baik dalam
memproduksi kain daripada tv.Belanda hanya mampu memproduksi
sebanyak 50 yard kain dan 100 unit tv per satu orang pekerja dalam
setahun. Rasio ini menunjukkan bahwa Belanda lebih baik dalam
memproduksi tv daripada kain.
Harga jual tv di Indonesia lebih tinggi karena diproduksi lebih
lama sehingga memerlukan biaya produksi yang lebih tinggi daripada
kain. Sedangkan di Belanda, kain lebih mahal daripada tv karena
biaya produksi kain lebih besar daripada tv. Perbedaan harga ini
merupakan kondisi utama untuk terjadinya perdagangan
internasional. Bila harga dari jenis barang yang sama tidak berbeda
antarnegara maka tidak ada alasan untuk melakukan perdagangan
internasional karena masingmasing negara tidak akan menikmati
manfaat dari perdagangan internasional.
Perbedaan rasio harga (biaya produksi) tersebut menunjukkan
bahwa Indonesia memiliki keunggulan absolut atas Belanda dalam
memproduksi kain atau Indonesia dapat memproduksi kain dengan
lebih efisien daripada Belanda, sedangkan Belanda memiliki
keunggulan absolut atas Indonesia dalam memproduksi tv, atau
Belanda dapat memproduksi tv lebih efisien dibandingkan Indonesia.
b.

Teori Keunggulan Komparatif


Teori keunggulan komparatif atau Comparative Advantage ini dikemukakan oleh David
Ricardo pada tahun 1817. Teori yang satu ini lebih melihat kepada keuntungan dan kerugian
perdagangan internasional dengan perbandingan yang relatif.
Menurut David Ricardo, perdagangan internasional terjadi apabila ada perbedaan
keunggulan komparatif. Teori ini melengkapi teori keunggulan mutlak. Keunggulan
komparatif menyatakan bahwa suatu negara mampu menghasilkan barang dan jasa lebih
banyak dengan biaya murah daripada negara lain.
Sampai sekarang ini keunggulan komparatif menjadi dasar dalam melakukan
perdagangan internasional. Teori yang dikemukakan oleh David Ricardo ini juga biasa disebut
dengan teori modern perdagangan internasional.
Dalam teorinya David Ricardo menyebutkan bahwa meskipun negara tidak mempunyai
keunggulan mutlak dari negara lain dalam memproduksi barang tertentu, perdagangan
internasional antar negara yang saling menguntungkan masih bisa terjadi. Akan tetapi,
negara tersebut harus melakukan spesialisasi produksi terhadap barang yang mempunyai
biaya lebih kecil daripada negara lainnya.
Dasar pemikiran terori Ricardo ini pada intinya hampir sama dengan teori absolut yang
disampaikan oleh Smith. Perbedaanya hanyalah pada cara pengukuran terhadap keunggulan
sebuah negara, yaitu ketika dilihat dari sisi komparatif biayanya dan bukan pada abosolutnya.
Perbedaan yang paling menonjol dari kedua teori diatas adalah pada biaya mutlak dan relatif
dalam memproduksi suatu produk.
Sebagai contoh. Satu orang pekerja di negara A dapat menghasilkan 4.000 unit mesin
cuci per tahun, di negara B satu orang pekerja dapat menghasilkan 8.000 unit mesin cuci per
tahun. Jadi negara B memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi mesin cuci.

Keikutsertaan Indonesia dalam perdagangan internasional memberikan banyak manfaat bagi


pertumbuhan ekonomi Indonesia. Munculnya perdagangan bebas saat ini memberikan banyak
tantangan dan peluang bagi Indonesia. Tantangan tersebut seperti eksploitasi ekonomi, pudarnya
identitas kebudayaan dan ancaman fisik lingkungan. Eksploitasi sumber daya alam dapat
berdampak pada perusakan lingkungan hidup. Adapun peluang Indonesia dalam pasar bebas
yaitu kekayaan sumber daya alam dan melimpahya tenaga kerja. Berbagai peluang tersebut
dapat dioptimalkan untuk menghasilkan produk dengan biaya produksi murah sehingga mampu
bersaing di pasar internasional.
2. Upaya Menghadapi Persaingan dalam Perdagangan Internasional
Seorang eksportir perlu melakukan upaya berikut untuk menghadapi persaingan agar
memberikan banyak keuntungan.
a. Mengamati Pasar dan Mengenali Persaingan
Eksportir terlebih dulu mengamati potensi pasar agar dapat mengetahui selera konsumen.
Dengan demikian produk yang dihasilkan akan dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
Eksportir juga harus melihat pesaing terberatnyaagar dapat menentukan cara yang ekektif
dan efisien.
b. Menciptakan Produk yang Berbeda.
Upaya menciptakan produk yang unik dan belum ada pasar, membuat produk tersebut
memiliki nilai lebih. Produk yang uni dan berbeda biasanya memiliki ciri khas tertentu dan
daya tarik tersendiri. Dengan demikian konsumen akan mengenal dan memilih produk tersut
dibanding produk lain di pasar.
c. Menonjolkan Keunggulan Produk.
Seorang pengusaha apat menonjolkan keunggulan produk yang dihasilkan dibandingkan
produk lain. Sebagai contoh, seorang pengusaha dapat mempertahan kualitas produk atau
pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Dengan demikian loyalitas konsumen terhadap
produk tersebut akan semakin meningkat.
d. Mempelajari Kelebihan dan Kelemahan Pesaing
Dengan demikian eksportir dapat memanfaatkan kelemahan dan kelebihan pesaing sebagai
peluang memenangkan persaingan. Misalnya, menciptakan produk yang tidak diciptakan
pesaing atau memberikan pelayanan yang tidak disediakan pesaing. Dengan menawarkan
produk yang tidak dimiliki pesaing, peluang memenangkan persaingan pasar semakin terbuka
lebar.
e. Menawarkan Harga yang Bersaing
Memberikan harga bersaing tidak harus dengan menurunkan harga jual, tetapi dapat
dilakukan dengan memberikan bonus untuk pembelia tertentu. Misalnya, jika pesaing
menjual dengan harga lebih murah, pengusaha dapat menawarkan bonus barang secara
gratis kepada konsumen. Jadi harga produk masih dapat bersaing tanpa harus menurunkan
harga yang dapat menyebabkan kerugian.
f. Mempromosikan Produk
Promosi merupakan upaya yang wajib dilakukan pengusaha untuk mengenalkan produknya
kepada konsumen. Contoh gencarnya promosi wisata dapat meningkatkan animo wisatawan.

WEF (World Economic Forum) mengidentifikasi beberapa faktor penyebab Indonesia lemah
dalam daya saing, yaitu; birokrasi pemerintah yang kurag efisien, lemahnya infrastruktur, banyaknya
korupsi, lemahnya kepastian hukum terutama ketenagakerjaan, aturan intensif pajak, inflasi,
kurangnya akses pembayaran bagi kalangan petani, ketidakstabilan kebijakan pemerintah dan
implementasi.
Kemampuan inovasi wirausaha menjadi faktor utama meningkatnya daya saing dalam
perdagangan internasional. Kondisi tersebut tentu harus didukung dengan sarana dan fasilitas yang
memadai agar pelaku usaha memperoleh keuntungan untuk meningkatkan daya saing.

Anda mungkin juga menyukai