C1A019002
EKONOMI INTERNASIONAL A
1. KONSUMEN
- Konsumen akan mengalami kemakmuran bila telah mampu meningkatkan utilitasnya
dengan meningkatkan konsumsi tanpa terhalang kesulitan memperoleh barang atau
jasa yang tidak diproduksi dalam negaranya. Hal ini terjadi karena perdagangan
internasional memudahkan suatu negara mendatangkan produk yang hanya di
produksi negara tertentu.
- Banyaknya produk dari berbagai negara membuat konsumen semakin mudah dalam
memenuhi keinginannya sesuai selera.
- Dampak negatif pada sisi konsumsi barang : pengembangan barang elektronik serta
otomotif sampai saat ini makin dikuasai oleh negara-negara maju. Akibatnya, negara
miskin dan berkembang mayoritas masih sebagai konsumen saja. Hal ini terus
membentuk karakter konsumtif.
2. PRODUSEN
- Menciptakan efisiensi dan spesialisasi
Hadirnya perdagangan internasional akan membuat suatu negara memiliki spesialisasi
dalam satu sektor ekonomi. Artinya, negara maupun penduduknya akan memiliki
keahlian khusus yang berbeda dengan negara lainnya dalam menghasilkan produk
barang dan jasa. Spesialisasi ini tentunya akan sangat menumbuhkan efisiensi suatu
negara karena hanya fokus pada satu sektor ekonomi saja, sektor yang lain dipenuhi
oleh negara dengan keahlian yang berbeda.
- Para produsen akan mengalami kemakmuran jika bisa meningkatkan profit yang
dimiliki dengan meningkatkan angka penjualan barang atau jasa ke berbagai negara
dengan sedikit hambatan tarif ataupun non-tarif. Motivasi untuk menaikkan profit ini
tentunya memperluas pasar suatu negara dalam perdagangan internasional.
- Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
Perdagangan internasional juga berperan sebagai alat mobilisasi IPTEK, terutama dari
negara maju ke negara berkembang. Perdagangan internasional akan memungkinkan
suatu negara mengekspor barang yang berbasis kecanggihan teknologi seperti mesin
dan alat-alat moderen pada negara yang lebih membutuhkan. Dengan dengan
demikian, akan semakin cepat mobilisasi teknologi pada negara pengimpor tersebut.
- Produk dalam negeri semakin menurun
Adanya perdagangan internasional ini akan turut menimbulkan persaingan industri
antar-negara. Apabila industri di suatu negara memiliki kualitas produksi barang yang
rendah dan harga yang relatif mahal dibandingkan dengan negara lainnya, maka
negara tersebut akan mengalami penurunan jumlah permintaan. Ini karena konsumen
cenderung mencari barang dengan kualitas bagus dan harga yang terjangkau.
- Ketergantungan terhadap negara-negara maju
Dari sisi produksi barang, negara berkembang dan miskin memiliki ketergantungan
yang cukup tinggi terhadap negara maju dalam faktor produksi, khususnya yang
berkaitan dengan teknologi. Negara berkembang cenderung terlambat dalam
berinovasi pada bidang teknologi sehingga sangat bergantung pada teknologi yang
dibuat oleh negara maju.
- Industri kecil kesulitan untuk bersaing
Keterbatasan modal sering kali jadi hambatan bagi industri - industri kecil untuk
mengembangkan diri. Aktivitas perdagangan internasional berpotensi semakin
membatasi ruang gerak industri kecil karena harus bersaing dengan industri nasional
maupun multinasional yang memiliki modal lebih besar.
3. PEMERINTAH
- Terbentuknya hubungan persahabatan antar-negara Perdagangan antar-negara pun
bermanfaat untuk membentuk relasi persahabatan dengan negara-negara lainnya.
Apabila hubungan antar-negara berjalan dengan baik, besar kemungkinan kerja sama
keduanya akan berkembang ke banyak sektor dan tidak terbatas dalam perdagangan.
Kerja sama itu bisa pula merambah bidang lainnya seperti budaya, politik,
pendidikan, militer, maupun teknologi.
- Meningkatkan kemakmuran negara
Indikator kemakmuran sebuah negara bisa dilihat dari aktivitas pelaku ekonomi
meliputi produsen, konsumen, dan pemerintah. Dengan adanya aktivitas perdagangan
internasional, akan membawa kemakmuran bagi setiap pelaku ekonomi tersebut.
- Pemerintah juga mendapat keuntungan jika melakukan perdagangan internasional
karena sumber pemasukan devisa negara akan semakin meningkat apabila nilai ekspor
semakin tinggi.
- Menstabilkan harga Perdagangan internasional
Secara tidak langsung, perdagangan internasional juga bisa mengendalikan harga
yang terdapat di pasar domestik suatu negara. Dengan adanya perdagangan
internasional, kelangkaan barang yang mengakibatkan harga mahal bisa diatasi melalu
impor untuk menambah stok di pasar domestik. Sebaliknya apabila negara memiliki
stok berlebih yang menyebabkan harga barang menjadi murah maka kegiatan ekspor
bisa dilakukan untuk mengurangi barang.
- Persaingan tidak sehat akibat persaingan antar pedagang yang begitu kompetitif
Langkah pemerintah suatu negara untuk memenangkan persaingan di perdagangan
internasional, dengan membuat sejumlah kebijakan seperti dumping dan praktik tarif
impor, adalah tidak tepat. Strategi itu merusak esensi dari perdagangan internasional
yang seharusnya didasarkan kepada prinsip persaingan usaha yang sehat.
SUMBER : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5367409/dampak-
positif-dan-negatif-perdagangan-internasional-bagi-indonesia
ADRISTI RAHMA KIRANA
C1A019002
EKONOMI INTERNASIONAL A
- Sumber pendapatan tunggal : produksi dari hasil tenaga kerja dan sumber daya
ekonomi
- Kekayaan suatu negara dicapai dari surplus ekspor (sependapat dengan
merkantilis)
Indonesia memiliki banyak kelebihan untuk dapat bersaing dalam pasar bebas seperti kondisi politik
yang stabil, kebijakan makroekonomi yang baik, sistem demokrasi yang mendukung, bonus
demografi serta tingginya tingkat kepercayaan negara-negara terhadap pertumbuhan positif
ekonomi Indonesia sebagaimana terdapat dalam Survei Ekonomi OECD 2018.
Apabila kebijakan ekonomi terus diperbaiki agar dapat mendukung kegiatan perdagangan dan
investasi yang lebih terbuka dan kompetitif, bukan tidak mungkin Indonesia akan menguasai pasar
global. Jadi, pasar bebas adalah peluang yang besar bagi Indonesia selama masyarakatnya memiliki
daya juang yang besar dalam berinovasi dan berkreativitas.
2. Apakah pasar bebas mengharuskan setiap negara membuka pasar sebebas bebasnya untuk
negara asing?
Tidak ada satu pun negara yang melakukan liberalisasi atas seluruh sektor perdagangan dan investasi
tanpa tarif dan hambatan. Sebagai negara anggota WTO, Indonesia masih menerapkan tarif MFN
rata-rata sebesar 8,1 persen untuk perdagangan barang.
Amerika Serikat yang merupakan negara kapitalis sekalipun masih menerapkan tarif MFN sebesar
3,4 persen. Bahkan perjanjian Comprehensive and Progressive Agreement for Trans Pacific
Partnership (CP-TPP) yang dianggap paling liberal sekalipun masih menyisakan hambatan
perdagangan sebesar 2 persen.
Dengan demikian, pasar bebas masih memberikan fleksibilitas dan proteksi bagi negara secara
selektif meliberalisasikan/menutup sektor perdagangan dan investasi untuk asing.
3. Apakah akan sebanding perdagangan internasional yang dilakukan antara negara penghasil
produk pertanian dan industri?
Menurut teori perdagangan internasional, negara akan mengekspor produk yang memiliki daya jual
tinggi di negara lain dan mengimpor produk yang harganya lebih murah jika memproduksi sendiri.
Akan tetapi, beberapa negara penghasil produk pertanian adalah negara berkembang yang belum
memiliki teknologi dan kualitas SDM yang tinggi sehingga mereka cenderung menjual produk
pertanian dalam bentuk bahan baku yang sama sekali belum mengalami pengolahan. Dengan begitu,
nilai tambah yang diperoleh negara akan rendah. Berbeda dengan negara yang mengekspor produk
hasil industrinya, nilai tambah yang dihasilkan tentunya jauh lebih besar berkali - kali lipat. Dengan
demikian, seringkali negara yang mengekspor produk industri mengalami surplus ekspor, sedangkan
negara pengekspor produk pertanian yang masih mentah mengalami defisit ekspor.
4. Mana yang lebih baik antara melakukan spesialisasi dalam memproduksi suatu produk atau
berusaha mandiri memenuhi kebutuhan negara ?
Spesialisasi merupakan suatu konsep yang baik dalam memenuhi kebutuhan setiap negara. Efisiensi
dapat tercapai dan kebutuhan warga negara juga tercukupi. Akan tetapi, apabila suatu negara hanya
fokus produksi suatu produk saja, maka inovasi dan kreativitas di dalam negara tersebut tidak akan
berkembang. Akibatnya, negara tersebut akan selalu bergantung untuk selalu menjadi konsumen
yang akhirnya menyebabkan jumlah impor lebih besar dibandingkan jumlah ekspor.
Memang tidak mungkin suatu negara sama sekali tidak membutuhkan negara lain. Akan tetapi jauh
lebih baik suatu negara mengoptimalkan apa yang dimiliki negara tersebut untuk mencukupi
kebutuhan warga negaranya. Dengan begitu, impor dapat diminimalisasikan sehingga surplus ekspor
dapat meningkat.
PAPER EKONOMI INTERNASIONAL I
Disusun Oleh :
C1A019002
2021 / 2022
Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa suatu negara akan selalu membutuhkan
negara lain untuk memenuhi kebutuhannya warga negaranya. Oleh karena itu,
perdagangan internasional pasti terjadi. Menurut teori klasik, apabila kemampuan
suatu negara dalam mengekspor barang lebih besar daripada impornya (surplus
ekspor) maka negara tersebut dapat disebut sebagai negara kaya. Dengan teori ini
maka banyak negara yang berlomba – lomba menguasai pasar perdagangan
internasional agar mampu menjadi negara yang kaya dan menyejahterakan warga
negaranya.
C1A019002
Apabila suatu perusahaan memiliki 4 unsur tersebut maka akan mampu bersaing
secara internasional. Selain itu ada faktor penunjang lain seperti kesempatan dan
pemerintah yang akan menentukan permainan dalam persaingan jangka panjang
C1A019002
A. DEFINISI
Merupakan suatu tindakan dari pemerintah baik secara langsung maupun tidak
langsung yang tujuannya mempengaruhi komposisi, arah, dan bentuk perdagangan &
pembayaran internasional.
B. TUJUAN
1. Autarki
Bermaksud menghindari pengaruh dari negara lain baik secara ekonomi, militer,
ataupun politik. Tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan ekonomi
internasional karena jika suatu negara berhubungan dengan negara lain tentunya
akan saling mempengaruhi.
2. Kesejahteraan Sosial (welfare)
- Tujuan ini bertentangan dengan autarki
- Perdagangan internasional akan mendatangkan keuntungan dari adanya
spesialisasi
- Halangan dalam perdagangan internasional seperti tarif dan kuota harus
dihilangkan atau dikurangi agar terwujud perdagangan yang bebas
3. Proteksi
- Bermaksud melindungi industri nasional dari persaingan barang impor.
- Bentuknya : tarif dan kuota.
4. Keseimbangan Neraca Pembayaran
- Cadangan valuta asing yang terlalu banyak akan menimbulkan problem pada
neraca pembayaran. Jadi, pemerintah harus mengambil kebijakan untuk
menyeimbangkan neraca pembayaran
- Bentuknya : exchange control / pengawasan devisa yang mengawasi lalu lintas
barang dan modal.
5. Pembangunan Ekonomi
- Bentuk Kebijakan :
a. Perlindungan terhadap industri dalam negeri (infant industries)
b. Mendorong ekspor dan mengurangi impor
c. Meningkatkan pendapatan nasional
C. BENTUK KEBIJAKAN INTERNASIONAL
1. Kebijakan perdagangan
- Neraca berjalan :
transaksi ekspor impor,
Tarif
Subsidi
Perjanjian bilateral
Free trade area
2. Kebijakan pembayaran
- Neraca Modal
pengawasan atas pembayaran internasional dengan perangkat pengendalian
lalu lintas devisa dan modal jangka panjang.
3. Kebijakan bantuan luar negeri
- Berhubungan dengan bantuan dan pinjaman yang tujuannya membantu
rehabilitasi, pembangunan, bantuan militer negara lain.
D. PERANGKAT KEBIJAKAN
1. Tarif
Tujuan pengenaan tarif :
• Memperbaiki dasar tukar (terms of trade).
• Infant industri (melindungi perusahaan domestik)
• Melindungi tenaga kerja domestik (Employment)
• Menjadikan harga atau biaya barang impor sama dengan barang domestik (anti
dumping)
• Memperkecil defisit neraca pembayaran (diversifikasi)
• Memperbaiki syarat-syarat perdagangan
• Mendorong kemapanan dan efisiensi domestik
a. Bea export: dikenakan terhadap barang yang diangkut ke negara lain. Jadi
pajak ini dikenakan untuk barang-barang yang keluar dari costum area suatu
negara yang memungut pajak.
b. Bea Transit: dikenakan terhadap barang yang melalui wilayah suatu negara
dengan ketentuan bahwa tujuan akhir dari barang tersebut adalah negara lain.
c. Bea Impor: dikenakan terhadap barang yang masuk dalam costum area suatu
negara dengan ketentuan bahwa negara tersebut sebagai tujuan akhir.
2. Kuota
a. Kuota impor: pembatasan langsung atas kuantitas atau jumlah barang impor,
b. Kuota ekspor: pembatasan langsung atas kuantitas atau jumlah barang
ekspor. Biasanya dikenakan pada barang mentah yang diawasi lembaga
penting seperti kopi dan timah
dengan tujuan antara lain :
Mencegah barang-barang penting berada di tangan musuh.
Menjamin tersedianya barang di dalam negeri dengan proporsi yang
cukup.
Mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna
mencapai stabilisasi harga.
c. Subsidi Ekspor: Bantuan pemerintah pada perusahaan dan produsen untuk
kepentingan ekspor dengan tujuan mempermurah harga ekspor guna melawan
persaingan di pasar internasional.
1. Mengapa tujuan autarki bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional?
Jawaban :
Tujuan autarki adalah tujuan yang menghindari suatu negara dari pengaruh negara
lain. Hal ini tentunya bertentangan karena perdagangan internasional membuat semua
negara harus memiliki hubungan yang baik. Dari hubungan tersebut tentunya akan
mempengaruhi budaya atau kebijakan satu sama lain. Jadi, pengaruh negara lain pasti
akan tetap ada, namun sebagai negara yang bijak seharusnya mampu membuat
kebijakan yang dapat mengambil kebaikan dari pengaruh negara lain dan menghindari
pengaruh buruk dari negara lain.
2. Dalam keadaan pandemi, pengiriman barang ke luar negeri cukup terdampak karena
adanya pembatasan sosial. Hal ini mengakibatkan turunnya mutu suatu produk karena
terlalu lama di perjalanan. Apa kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah di atas?
Jawaban :
Pemerintah dapat menjalin kerjasama dengan negara tujuan dalam rangka membuat
kebijakan yang mempermudah proses administrasi pengiriman maupun penerimaan
produk. Dengan kemudahan tersebut, harapannya proses administrasi dapat
dilaksanakan dengan cepat sehingga produk tidak terlalu lama disimpan yang
nantinya dapat menurunkan kualitas produk yang akan dikirim. Selain itu, pemerintah
juga dapat memberikan sosialisasi dan bantuan subsidi dalam memperbaiki proses
pengemasan dan penyusunan produk saat akan dikirim agar tidak mudah rusak dan
kualitasnya terjamin.
3. Bagaimana upaya pemerintah dalam mendorong ekspor suatu negara?
Jawaban :
Dengan memperbanyak macam dan jenis barang yang diekspor, maka importir dari luar
negeri akan menjadi lebih banyak juga. Sebab semakin banyak komoditas yang dimiliki,
semakin banyak juga jangkauan pasar di luar negeri
2. Subsidi Ekspor
Memberi bantuan/ subsidi kepada eksportir juga dapat meningkatkan ekspor. Bantuan bisa
dapat berbentuk memberikan keringanan pajak ekspor, tarif angkutan murah, kemudahan
pengurusan ekspor, dan kemudahan memperoleh pinjaman.
3. Premi Ekspor
Premi Ekspor dapat berbentuk insentif sebagai penghargaan atas ekspor yang berkualitas
kepada para pengusaha kecil dan menengah yang melakukan ekspor
4. Devaluasi
Kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang
asing untuk membuat harga barang ekspor lebih murah di luar negeri supaya bisa
bersaing.
Pemerintah dapat membantu para pelaku ekspor untuk memasarkan produk mereka ke
luar negeri agar produk mereka bisa lebih dikenal.
Print
ADRISTI RAHMA KIRANA
C1A019002
EKONOMI INTERNASIONAL A
Kebijakan yang berkembang dari aliran klasik / liberal yang tidak menghendaki adanya
rintangan dalam arus lalu lintas produk dari dan ke luar negeri.
- Faktor Pendorong :
• Dapat mendorong persaingan antar pengusaha,
• Dapat menggerakkan perputaran modal, tenaga ahli dan investasi ke berbagai Negara,
Kebijakan yang memberikan hambatan pada arus produk dari dan ke luar negeri dalam
rangka melindungi produk dalam negeri.
- Faktor Pendorong :
• Perdagangan bebas hanya menguntungkan negara maju.
Modal yang besar dan teknologi tinggi yang dimiliki negara maju membuatnya
mampu memproduksi secara efisien dan menguasai pasar lebih luas. Produk tersebut
juga akhirnya memiliki added value yang lebih besar dibandingkan bahan mentah
yang dapat diekspor oleh negara berkembang.
• Untuk melindungi industri dalam negeri yang baru tumbuh.
Industri baru tumbuh masih memiliki bargaining power yang lemah sehingga belum
mampu bersaing dengan industri negara lain yang sudah maju dan telah menguasai
pasar lebih luas.
• Untuk membuka lapangan kerja.
Industri dalam negeri yang semakin hidup akan memperluas lapangan pekerjaan di
dalam negeri pula.
• Untuk menyehatkan neraca pembayaran
Agar terhindar dari defisit dalam neraca pembayaran, negara dapat menggunakan
kebijakan perdagangan proteksionis dalam bentuk meningkatkan ekspor.
• Untuk meningkatkan penerimaan negara
Tarif yang diberlakukan akan menambah pendapatan negara