Anda di halaman 1dari 26

ADRISTI RAHMA KIRANA

C1A019002

EKONOMI INTERNASIONAL A

PENGARUH PERDAGANGAN INTERNASIONAL

1. KONSUMEN
- Konsumen akan mengalami kemakmuran bila telah mampu meningkatkan utilitasnya
dengan meningkatkan konsumsi tanpa terhalang kesulitan memperoleh barang atau
jasa yang tidak diproduksi dalam negaranya. Hal ini terjadi karena perdagangan
internasional memudahkan suatu negara mendatangkan produk yang hanya di
produksi negara tertentu.
- Banyaknya produk dari berbagai negara membuat konsumen semakin mudah dalam
memenuhi keinginannya sesuai selera.
- Dampak negatif pada sisi konsumsi barang : pengembangan barang elektronik serta
otomotif sampai saat ini makin dikuasai oleh negara-negara maju. Akibatnya, negara
miskin dan berkembang mayoritas masih sebagai konsumen saja. Hal ini terus
membentuk karakter konsumtif.

2. PRODUSEN
- Menciptakan efisiensi dan spesialisasi
Hadirnya perdagangan internasional akan membuat suatu negara memiliki spesialisasi
dalam satu sektor ekonomi. Artinya, negara maupun penduduknya akan memiliki
keahlian khusus yang berbeda dengan negara lainnya dalam menghasilkan produk
barang dan jasa. Spesialisasi ini tentunya akan sangat menumbuhkan efisiensi suatu
negara karena hanya fokus pada satu sektor ekonomi saja, sektor yang lain dipenuhi
oleh negara dengan keahlian yang berbeda.
- Para produsen akan mengalami kemakmuran jika bisa meningkatkan profit yang
dimiliki dengan meningkatkan angka penjualan barang atau jasa ke berbagai negara
dengan sedikit hambatan tarif ataupun non-tarif. Motivasi untuk menaikkan profit ini
tentunya memperluas pasar suatu negara dalam perdagangan internasional.
- Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
Perdagangan internasional juga berperan sebagai alat mobilisasi IPTEK, terutama dari
negara maju ke negara berkembang. Perdagangan internasional akan memungkinkan
suatu negara mengekspor barang yang berbasis kecanggihan teknologi seperti mesin
dan alat-alat moderen pada negara yang lebih membutuhkan. Dengan dengan
demikian, akan semakin cepat mobilisasi teknologi pada negara pengimpor tersebut.
- Produk dalam negeri semakin menurun
Adanya perdagangan internasional ini akan turut menimbulkan persaingan industri
antar-negara. Apabila industri di suatu negara memiliki kualitas produksi barang yang
rendah dan harga yang relatif mahal dibandingkan dengan negara lainnya, maka
negara tersebut akan mengalami penurunan jumlah permintaan. Ini karena konsumen
cenderung mencari barang dengan kualitas bagus dan harga yang terjangkau.
- Ketergantungan terhadap negara-negara maju
Dari sisi produksi barang, negara berkembang dan miskin memiliki ketergantungan
yang cukup tinggi terhadap negara maju dalam faktor produksi, khususnya yang
berkaitan dengan teknologi. Negara berkembang cenderung terlambat dalam
berinovasi pada bidang teknologi sehingga sangat bergantung pada teknologi yang
dibuat oleh negara maju.
- Industri kecil kesulitan untuk bersaing
Keterbatasan modal sering kali jadi hambatan bagi industri - industri kecil untuk
mengembangkan diri. Aktivitas perdagangan internasional berpotensi semakin
membatasi ruang gerak industri kecil karena harus bersaing dengan industri nasional
maupun multinasional yang memiliki modal lebih besar.

3. PEMERINTAH
- Terbentuknya hubungan persahabatan antar-negara Perdagangan antar-negara pun
bermanfaat untuk membentuk relasi persahabatan dengan negara-negara lainnya.
Apabila hubungan antar-negara berjalan dengan baik, besar kemungkinan kerja sama
keduanya akan berkembang ke banyak sektor dan tidak terbatas dalam perdagangan.
Kerja sama itu bisa pula merambah bidang lainnya seperti budaya, politik,
pendidikan, militer, maupun teknologi.
- Meningkatkan kemakmuran negara
Indikator kemakmuran sebuah negara bisa dilihat dari aktivitas pelaku ekonomi
meliputi produsen, konsumen, dan pemerintah. Dengan adanya aktivitas perdagangan
internasional, akan membawa kemakmuran bagi setiap pelaku ekonomi tersebut.
- Pemerintah juga mendapat keuntungan jika melakukan perdagangan internasional
karena sumber pemasukan devisa negara akan semakin meningkat apabila nilai ekspor
semakin tinggi.
- Menstabilkan harga Perdagangan internasional
Secara tidak langsung, perdagangan internasional juga bisa mengendalikan harga
yang terdapat di pasar domestik suatu negara. Dengan adanya perdagangan
internasional, kelangkaan barang yang mengakibatkan harga mahal bisa diatasi melalu
impor untuk menambah stok di pasar domestik. Sebaliknya apabila negara memiliki
stok berlebih yang menyebabkan harga barang menjadi murah maka kegiatan ekspor
bisa dilakukan untuk mengurangi barang.
- Persaingan tidak sehat akibat persaingan antar pedagang yang begitu kompetitif
Langkah pemerintah suatu negara untuk memenangkan persaingan di perdagangan
internasional, dengan membuat sejumlah kebijakan seperti dumping dan praktik tarif
impor, adalah tidak tepat. Strategi itu merusak esensi dari perdagangan internasional
yang seharusnya didasarkan kepada prinsip persaingan usaha yang sehat.

SUMBER : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5367409/dampak-
positif-dan-negatif-perdagangan-internasional-bagi-indonesia
ADRISTI RAHMA KIRANA

C1A019002

EKONOMI INTERNASIONAL A

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


A. Teori Merkantilisme
- Prinsip : Negara yang kaya adalah negara yang memiliki surplus ekspor yang
besar. (ekspor lebih besar daripada impor)
- Surplus ekspor akan dibentuk menjadi emas dan perak. Semakin banyak emas dan
perak yang dimiliki suatu negara, berarti semakin banyak sirkulasi uang dan
aktivitas bisnis di negara tersebut. Aktivitas bisnis yang besar, menandakan
tingkat output dan penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Akibatnya, negara itu
akan semakin kuat secara ekonomi.
- Kendala : (1) suatu negara tidak bisa menghasilkan surplus ekspor secara simultan
(2) jumlah emas dan perak tidak bertambah
- Akibat : suatu negara yang ingin kaya harus mengorbankan kekayaan negara lain
dengan cara merebut kekuasaan negara lain tersebut
B. Teori Klasik
1. Teori Keunggulan Absolut / absolute advantage (Adam Smith)

- Ide pokok teori Adam Smith:


 Logam mulia bukanlah ukuran kemakmuran suatu negara

 Kemakmuran suatu negara dilihat dari GDP dan sumbangan perdagangan


internasional terhadap GDP

 Perdagangan bebas akan meningkatkan perdagangan Luar negeri serta GDP


negara

 Free trade akan meningkatkan persaingan sehingga mendorong spesialisasi


dan pembagian kerja internasional berdasarkan keunggulan mutlak yang
dimiliki tiap negara

- Sumber pendapatan tunggal : produksi dari hasil tenaga kerja dan sumber daya
ekonomi
- Kekayaan suatu negara dicapai dari surplus ekspor (sependapat dengan
merkantilis)

- Kekayaan suatu negara akan bertambah jika kemampuannya dalam


mengkombinasikan faktor produksi meningkat. Hal ini terjadi karena adanya
efisiensi
- Teori keunggulan mutlak : kemampuan suatu negara untuk menghasilkan
suatu barang dan jasa per unit dengan menggunakan sumber daya yang lebih
sedikit dibanding kemampuan negara-negara lain. Dengan demikian, harga
produk yang dijual suatu negara akan lebih murah dibandingkan produk di
negara lain.
- Teori keunggulan absolut lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory)
perdagangan internasional. Contoh : nilai suatu produk dilihat dari banyaknya
jumlah tenaga kerja yang terlibat. Semakin banyak tenaga kerja yang
digunakan nilainya akan semakin tinggi. (Labor Theory of Value)
- Kelebihan : terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling
memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor
dan impor untuk meningkatkan kemakmuran negara.
- Kelemahan : apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut
maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada
keuntungan (Salvatore dan Krugman, 2006; Gerber, 2011).
- Contoh Perdagangan Internasional antara Indonesia dan Belanda
 Indonesia lebih baik dalam memproduksi kain, sedangkan Belanda
lebih baik memproduksi televisi.
 Harga jual kain di Belanda akan tinggi karena biaya produksi yang
tinggi, harga jual televisi akan tinggi di Indonesia karena biaya
produksi yang tinggi
 Perbedaan harga ini yang mengakibatkan terjadinya perdagangan
internasional. Indonesia dapat menjual kain ke Belanda dengan biaya
produksi rendah namun keuntungan tinggi, sedangkan Belanda dapat
menjual televisi ke Indonesia dengan alasan yang sama.
2. Teori Keunggulan Relatif (J. S. Mill)
- Suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam mengekspor barang jika
memiliki keunggulan relatif dan akan mengimpor barang jika memiliki
kerugian relatif.
- perdagangan internasional antara dua negara akan terjadi bila masing-masing
memiliki biaya relatif yang terkecil untuk jenis barang yang berbeda. (David
Ricardo)
- Teori keunggulan komparatif menurut David Ricardo :
 Perdagangan internasional hanya terjadi antardua negara.
 Perdagangan dilakukan secara sukarela (bebas).
 Barang yang dipertukarkan hanya dua macam.
 Tenaga kerja bersifat homogen satu negara.
 Tenaga kerja bergerak bebas di dalam negeri, tetapi tidak bebas dalam
hubungan antarnegara.
 Biaya-biaya produksi dianggap tetap.
 Kualitas barang adalah sama.
 Biaya transportasi tidak ada (nol).
 Teknologi tidak berubah.
- Contoh Perdagangan Internasional Indonesia dan Filipina
 Indonesia lebih unggul dalam memproduksi pakaian dan sepatu
dibandingkan Filipina. Menurut teori Adam Smith hal ini tidak dapat
menstimulan terjadinya perdagangan internasional karena hanya
Indonesia yang dapat mengekspor. Namun, menurut David Ricardo
perdagangan internasional tetap dapat terjadi jika memperhitungkan
tingkat efisiensi tenaga kerjanya.

 Berdasarkan data, tingkat efisiensi tenaga kerja di Indonesia lebih


tinggi dibandingkan Filipina dalam produksi kemeja daripada produksi
sepatu. Ini berarti Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam
produksi kemeja, sedangkan tenaga kerja Filipina lebih efisien
dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam memproduksi sepatu. Ini
berarti, Filipina memiliki keunggulan komparatif dalam produksi
sepatu.
 Kesimpulan : Meskipun Indonesia memiliki keunggulan absolut pada
produksi sepatu dan kemeja dari Filipina, perdagangan internasional
tetap dapat dilakukan dengan cara spesialisasi yang melihat dari
keunggulan komparatif efisiensi tenaga kerja setiap produksinya.
C. Teori Modern
1. Teori Hecksher – Ohlin (HO)
- Perbedaan jumlah faktor produksi yang dimiliki suatu negara akan
mempengaruhi perbedaan opportunity cost.
- Negara A memiliki tenaga kerja berlebih. Negara B memiliki capital berlebih.
Kedua negara dapat melakukan pertukaran.
- Kurva isocost : total biaya yang sama
- Kurva isoquant : total kuantitas produk yang sama
- Kurva isocost dan isoquant akan bersinggungan pada suatu titik optimal ->
biaya tertentu produk maksimal, atau biaya minimal produk tertentu.
- Analisis teori H-O :
 Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.

 Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki


masingmasing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor
produksi yang dimilkinya.

 Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi


dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor
produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.

 Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu


karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan
mahal untuk memproduksinya
1. Pasar bebas sebenarnya peluang atau ancaman bagi Indonesia?

Indonesia memiliki banyak kelebihan untuk dapat bersaing dalam pasar bebas seperti kondisi politik
yang stabil, kebijakan makroekonomi yang baik, sistem demokrasi yang mendukung, bonus
demografi serta tingginya tingkat kepercayaan negara-negara terhadap pertumbuhan positif
ekonomi Indonesia sebagaimana terdapat dalam Survei Ekonomi OECD 2018.

Apabila kebijakan ekonomi terus diperbaiki agar dapat mendukung kegiatan perdagangan dan
investasi yang lebih terbuka dan kompetitif, bukan tidak mungkin Indonesia akan menguasai pasar
global. Jadi, pasar bebas adalah peluang yang besar bagi Indonesia selama masyarakatnya memiliki
daya juang yang besar dalam berinovasi dan berkreativitas.

2. Apakah pasar bebas mengharuskan setiap negara membuka pasar sebebas bebasnya untuk
negara asing?

Tidak ada satu pun negara yang melakukan liberalisasi atas seluruh sektor perdagangan dan investasi
tanpa tarif dan hambatan. Sebagai negara anggota WTO, Indonesia masih menerapkan tarif MFN
rata-rata sebesar 8,1 persen untuk perdagangan barang.

Amerika Serikat yang merupakan negara kapitalis sekalipun masih menerapkan tarif MFN sebesar
3,4 persen. Bahkan perjanjian Comprehensive and Progressive Agreement for Trans Pacific
Partnership (CP-TPP) yang dianggap paling liberal sekalipun masih menyisakan hambatan
perdagangan sebesar 2 persen.

Dengan demikian, pasar bebas masih memberikan fleksibilitas dan proteksi bagi negara secara
selektif meliberalisasikan/menutup sektor perdagangan dan investasi untuk asing.

3. Apakah akan sebanding perdagangan internasional yang dilakukan antara negara penghasil
produk pertanian dan industri?

Menurut teori perdagangan internasional, negara akan mengekspor produk yang memiliki daya jual
tinggi di negara lain dan mengimpor produk yang harganya lebih murah jika memproduksi sendiri.
Akan tetapi, beberapa negara penghasil produk pertanian adalah negara berkembang yang belum
memiliki teknologi dan kualitas SDM yang tinggi sehingga mereka cenderung menjual produk
pertanian dalam bentuk bahan baku yang sama sekali belum mengalami pengolahan. Dengan begitu,
nilai tambah yang diperoleh negara akan rendah. Berbeda dengan negara yang mengekspor produk
hasil industrinya, nilai tambah yang dihasilkan tentunya jauh lebih besar berkali - kali lipat. Dengan
demikian, seringkali negara yang mengekspor produk industri mengalami surplus ekspor, sedangkan
negara pengekspor produk pertanian yang masih mentah mengalami defisit ekspor.
4. Mana yang lebih baik antara melakukan spesialisasi dalam memproduksi suatu produk atau
berusaha mandiri memenuhi kebutuhan negara ?

Spesialisasi merupakan suatu konsep yang baik dalam memenuhi kebutuhan setiap negara. Efisiensi
dapat tercapai dan kebutuhan warga negara juga tercukupi. Akan tetapi, apabila suatu negara hanya
fokus produksi suatu produk saja, maka inovasi dan kreativitas di dalam negara tersebut tidak akan
berkembang. Akibatnya, negara tersebut akan selalu bergantung untuk selalu menjadi konsumen
yang akhirnya menyebabkan jumlah impor lebih besar dibandingkan jumlah ekspor.

Memang tidak mungkin suatu negara sama sekali tidak membutuhkan negara lain. Akan tetapi jauh
lebih baik suatu negara mengoptimalkan apa yang dimiliki negara tersebut untuk mencukupi
kebutuhan warga negaranya. Dengan begitu, impor dapat diminimalisasikan sehingga surplus ekspor
dapat meningkat.
PAPER EKONOMI INTERNASIONAL I

MENGANALISIS VOLUME PERMINTAAN EKSPOR DAN IMPOR


DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ANTARA INDONESIA
DAN AUSTRALIA

Disusun Oleh :

Adristi Rahma Kirana

C1A019002

Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Jenderal Soedirman

2021 / 2022
Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa suatu negara akan selalu membutuhkan
negara lain untuk memenuhi kebutuhannya warga negaranya. Oleh karena itu,
perdagangan internasional pasti terjadi. Menurut teori klasik, apabila kemampuan
suatu negara dalam mengekspor barang lebih besar daripada impornya (surplus
ekspor) maka negara tersebut dapat disebut sebagai negara kaya. Dengan teori ini
maka banyak negara yang berlomba – lomba menguasai pasar perdagangan
internasional agar mampu menjadi negara yang kaya dan menyejahterakan warga
negaranya.

Akan tetapi, antusiasme negara – negara di dunia sedikit merosot dalam


perdagangan internasional pada masa pandemi Covid – 19. Hal ini disebabkan
banyaknya pembatasan sosial maupun pengiriman barang yang cukup
menghambat proses distribusi berbagai produk. Padahal, dalam keadaan pandemi
bukan hanya kesehatan masyarakat yang harus pulih, tetapi juga perekonomian
haruslah tetap sehat. Berdasarkan keinginan untuk memulihkan perekonomian
negara dan meningkatkan geliat perdagangan di pasar internasional, Indonesia
dan Australia merundingkan suatu kebijakan perdagangan internasional.

Melalui perundingan virtual, Menteri Perdagangan RI dan Menteri


Perdagangan, Investasi dan Pariwisata Australia sepakat bahwa Indonesia –
Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) akan
berlaku mulai tanggal 5 Juli 2020. Perjanjian IA – CEPA merupakan perjanjian
perdagangan barang yang meliputi : aspek tarif dan non-tarif, ketentuan asal
barang, prosedur bea cukai dan fasilitasi perdagangan, hambatan teknis
perdagangan, sanitasi dan fitosanitasi; perdagangan jasa yang meliputi
ketenagakerjaan, jasa keuangan, telekomunikasi, dan jasa profesional; investasi;
perdagangan elektronik; kebijakan daya saing; kerja sama ekonomi; serta
pengaturan kelembagaan dan kerangka kerja.
Berdasarkan IA – CEPA, Indonesia memiliki banyak sekali keuntungan
yang jika dimanfaatkan pelaku ekonominya maka sangat berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu keuntungannya yaitu tarif bea masuk
0% untuk semua produk Indonesia yang masuk pasar Australia. Hal ini dapat
menjadi stimulan yang baik bagi industri maupun pengusaha Indonesia untuk
mengoptimalkan kemampuannya dalam mengekspor produknya khususnya pada
pengusaha kayu dan turunannya termasuk furnitur, tekstil, dan produk tekstil.
Dengan demikian, permintaan ekspor pada industri kayu dan tektstil akan
meningkat.

Peningkatan permintaan ekspor furnitur ke Australia didominasi oleh


produsen di Soloraya. Ekspor mebel rotan dari luar Solo paling banyak ke
Australia hingga mencapai volume 26.793,00 kilogram dengan nilai USD
47.987,29. Sementara yang diekspor dari Solo mencapai 10.337,95 kilogram
dengan nilai US$21.209,58. Kemudian, untuk ekspor mebel kayu dari luar Solo
juga dominasi ke Australia dengan volume 171.003,25 kilogram dan nilainya
mencapai US$415.132,70. Peningkatan permintaan ini merupakan udara segar
bagi industri furnitur Indonesia yang penjualannya sempat surut karena pandemi.

Menurut data pada tahun 2019, total perdagangan Indonesia-Australia


sebesar USD 7,8 miliar dengan ekspor Indonesia tercatat senilai USD 2,3 miliar.
Produk utama ekspor Indonesia ke Australia adalah petroleum oils (USD 170,1
juta); metals (USD 111,1 juta); wood (USD 100,2 juta); reception apparatus for
television (USD 99,9 juta); dan fertilizers (USD 73.2 juta). Sedangkan untuk
impornya sebesar USD 558 miliar dengan komoditas utama petroleum oils (USD
721.1 juta); coal (UDS 721.1 juta); cattle (USD 576.2 juta); iron ores and
concentrates (USD 347.2 juta); dan wheat and meslin (USD 259.8 juta). Dari data
tersebut bisa terlihat bahwa meskipun permintaan ekspor cukup besar, permintaan
impornya jauh lebih besar. Jadi, dalam perdagangan internasional antara
Indonesia dan Australia sebenarnya Indonesia mengalami defisit sebesar USD 3,2
miliar.
Jika kembali pada teori klasik, suatu negara akan melakukan perdagangan
internasional apabila mengalami kerugian / keuntungan baik secara mutlak
ataupun relatif. Melihat keadaan di atas, Indonesia memang sudah memiliki
keunggulan relatif namun belum bisa mencapai surplus ekspor. Indonesia justru
masih mengalami defisit yang cukup besar yaitu mencapai USD 3,2 miliar.
Apabila tujuan utamanya adalah memulihkan perekonomain kedua negara,
seharusnya Indonesia lebih mengoptimalkan potensi yang dimiliki agar Indonesia
mampu menjadi negara kaya dan menguasai pasar internasional. Pengoptimalan
itu bisa dimulai dengan spesialisasi pada industri kayu dan turunannya yang
secara bahan baku Indonesia mudah mendapatkannya dan sudah menemukan
pasar di dalam perdagangan internasional.
REFERENSI
https://www.solopos.com/ekspor-mebel-soloraya-didominasi-pasar-australia-
351089
https://kemlu.go.id/canberra/id/news/6650/perjanjian-kemitraan-ekonomi-
komprehensif-antara-indonesia-dan-australia-akan-berlaku-efektif-5-juli-2020
Power Point Perdagangan Internasional Dr. Irma Suryahani, S.E., M.Si.
ADRISTI RAHMA KIRANA

C1A019002

TUGAS RESUME EKONOMI INTERNASIONAL

TEORI DIAMOND PORTER

1. Definisi (Teori Diamond atau keunggulan komparatif)


Kerangka kerja berbentuk berlian yang berfokus pada alasan industri tertentu dalam
negara tertentu kompetitif secara internasional, sedangkan yang lain mungkin tidak.
Selain itu, teori ini juga menjelaskan mengenai perusahaan tertentu di negara tertentu
mampu melakukan inovasi yang konsisten, sedangkan yang lain mungkin tidak.
2. Unsur model diamond
 kondisi faktor (factor condition),
 kondisi permintaan (demand condition),
 industri-industri yang berkaitan dan mendukung (related and supporting
industries),
 strategi, struktur, dan persaingan perusahaan (firm strategy, structure, and rivalry).

Apabila suatu perusahaan memiliki 4 unsur tersebut maka akan mampu bersaing
secara internasional. Selain itu ada faktor penunjang lain seperti kesempatan dan
pemerintah yang akan menentukan permainan dalam persaingan jangka panjang

3. Kondisi faktor produksi


 Faktor produksi adalah milik negara. (menurut Porter)
- Faktor dasar (tanah, iklim, SDA, SDM)
- Faktor lanjutan (faktor yang lebih canggih, seperti sumber pengetahuan
nasional). Faktor lanjutan ini dianggap yang paling signifikan dalam teori
kompetitif dan bisa ditumbuhkan melalui penelitian, pelatihan, dan inovasi.
- Negara akan memanfaatkan faktor dasar yang kemudian digunakan untuk
berinvestasi pada faktor lanjutan. Dengan demikian, kemajuan pada aspek
suatu negara dapat menciptakan keunggulan kompetitif.
4. Kondisi permintaan
- Mengacu pada permintaan domestik (kecanggihan permintaan konsumen
dalam negeri)
- Permintaan dalam negeri dianggap penting untuk membentuk atribut produk
perusahaan. Kecanggihan konsumen akan meningkatkan inovasi produsen
dan kinerja perusahaan lokal. Perusahaan yang mampu efisien akan memiliki
kekuatan untuk menembus pasar global sehingga keunggulan kompetitif
meningkat.
5. Industri terkait dan pendukung
- Pemasok Memberi dukungan dalam meningkatkan
- Pesaing keunggulan kompetitif
- Perusahaan pelengkap

6. Strategi, struktur, dan pesaing


Berkaitan dengan teori internasionalisasi berbasis perusahaan yang berfokus pada
tindakan perusahaan individu. Konteks nasional dan keadaan nasional sangat
mempengaruhi bagaimana perusahaan dibuat, diatur dan dikelola dan sifat persaingan
dalam negeri.
Persaingan yang ketat di dalam negeri akan mendorong suatu industri untuk lebih
inovatif agar efisien dalam memproduksi, yaitu dengan cara menggunakan teknologi
maju. Dengan demikian, kemampuan menembus pasar internasional akan tinggi.
Tekanan kompetitif tidak hanya bervariasi antar negara, tetapi praktik manajerial,
mode organisasi, tujuan perusahaan dan tujuan pencapaian individu juga berbeda
secara signifikan antar negara. Dengan demikian, perbedaan tersebut juga memainkan
peran penting dalam model diamond, karena ideologi manajemen yang berbeda
mempengaruhi kemampuan untuk membangun keunggulan kompetitif nasional.

7. Peluang dan Pemerintah


- keunggulan kompetitif dapat diciptakan. Oleh karena itu, negara dapat
mempengaruhi keunggulan kompetitif dengan secara sistematis meningkatkan
setiap elemen diamond.
- Dibutuhkan intervensi pemerintah namun tetap dipertimbangkan secara
matang karena perusahaan bukan negara yang bersaing di pasar internasional
- Contoh peran pemerintah : mengembangkan faktor pendukung baru dan
unggul, mempengaruhi sifat persaingan lokal, permintaan pasar dalam negeri
atau pengelompokan perusahaan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti subsidi, investasi dalam sistem pendidikan, kebijakan moneter dan
fiskal (misalnya insentif pajak atau rendah pinjaman bunga), pengembangan
dan pemeliharaan infrastruktur yang kuat (misalnya TI, sistem komunikasi,
transportasi), peraturan antitrust atau penegakan standar produk dan
keselamatan.
- Peran pemerintah tidak boleh berlebihan agar perusahaan dapat mandiri dan
inovatif untuk bersaing di pasar internasional.
- Peran peluang : pengaruh kebetulan ini sangat berbahaya dan tidak dapat
diprediksi. Misalnya, peluang memengaruhi terciptanya ide baru atau
penemuan baru.
8. Evaluasi model diamond
- Kehadiran keempat komponen diperlukan untuk meningkatkan keunggulan
kompetitif, dengan kelemahan di salah satu faktor penentu yang membatasi
potensi industri untuk maju dan berkembang. Sementara diamond dianggap
sebagai sistem yang memperkuat diri sendiri, peran dua kekuatan tambahan
juga penting: pemerintahan dan peluang.
- Model diamond asli Porter telah diperluas ke model diamond ganda umum
dimana aktivitas multinasional secara resmi dimasukkan ke dalam model
- Kegiatan multinasional mencakup baik investasi asing langsung keluar dan
masuk
ADRISTI RAHMA KIRANA

C1A019002

RESUME PERTEMUAN KE ENAM

KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL

A. DEFINISI
Merupakan suatu tindakan dari pemerintah baik secara langsung maupun tidak
langsung yang tujuannya mempengaruhi komposisi, arah, dan bentuk perdagangan &
pembayaran internasional.
B. TUJUAN
1. Autarki
Bermaksud menghindari pengaruh dari negara lain baik secara ekonomi, militer,
ataupun politik. Tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan ekonomi
internasional karena jika suatu negara berhubungan dengan negara lain tentunya
akan saling mempengaruhi.
2. Kesejahteraan Sosial (welfare)
- Tujuan ini bertentangan dengan autarki
- Perdagangan internasional akan mendatangkan keuntungan dari adanya
spesialisasi
- Halangan dalam perdagangan internasional seperti tarif dan kuota harus
dihilangkan atau dikurangi agar terwujud perdagangan yang bebas
3. Proteksi
- Bermaksud melindungi industri nasional dari persaingan barang impor.
- Bentuknya : tarif dan kuota.
4. Keseimbangan Neraca Pembayaran
- Cadangan valuta asing yang terlalu banyak akan menimbulkan problem pada
neraca pembayaran. Jadi, pemerintah harus mengambil kebijakan untuk
menyeimbangkan neraca pembayaran
- Bentuknya : exchange control / pengawasan devisa yang mengawasi lalu lintas
barang dan modal.
5. Pembangunan Ekonomi
- Bentuk Kebijakan :
a. Perlindungan terhadap industri dalam negeri (infant industries)
b. Mendorong ekspor dan mengurangi impor
c. Meningkatkan pendapatan nasional
C. BENTUK KEBIJAKAN INTERNASIONAL
1. Kebijakan perdagangan
- Neraca berjalan :
 transaksi ekspor impor,
 Tarif
 Subsidi
 Perjanjian bilateral
 Free trade area
2. Kebijakan pembayaran
- Neraca Modal
pengawasan atas pembayaran internasional dengan perangkat pengendalian
lalu lintas devisa dan modal jangka panjang.
3. Kebijakan bantuan luar negeri
- Berhubungan dengan bantuan dan pinjaman yang tujuannya membantu
rehabilitasi, pembangunan, bantuan militer negara lain.
D. PERANGKAT KEBIJAKAN
1. Tarif
Tujuan pengenaan tarif :
• Memperbaiki dasar tukar (terms of trade).
• Infant industri (melindungi perusahaan domestik)
• Melindungi tenaga kerja domestik (Employment)
• Menjadikan harga atau biaya barang impor sama dengan barang domestik (anti
dumping)
• Memperkecil defisit neraca pembayaran (diversifikasi)
• Memperbaiki syarat-syarat perdagangan
• Mendorong kemapanan dan efisiensi domestik
a. Bea export: dikenakan terhadap barang yang diangkut ke negara lain. Jadi
pajak ini dikenakan untuk barang-barang yang keluar dari costum area suatu
negara yang memungut pajak.
b. Bea Transit: dikenakan terhadap barang yang melalui wilayah suatu negara
dengan ketentuan bahwa tujuan akhir dari barang tersebut adalah negara lain.
c. Bea Impor: dikenakan terhadap barang yang masuk dalam costum area suatu
negara dengan ketentuan bahwa negara tersebut sebagai tujuan akhir.
2. Kuota
a. Kuota impor: pembatasan langsung atas kuantitas atau jumlah barang impor,
b. Kuota ekspor: pembatasan langsung atas kuantitas atau jumlah barang
ekspor. Biasanya dikenakan pada barang mentah yang diawasi lembaga
penting seperti kopi dan timah
dengan tujuan antara lain :
 Mencegah barang-barang penting berada di tangan musuh.
 Menjamin tersedianya barang di dalam negeri dengan proporsi yang
cukup.
 Mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna
mencapai stabilisasi harga.
c. Subsidi Ekspor: Bantuan pemerintah pada perusahaan dan produsen untuk
kepentingan ekspor dengan tujuan mempermurah harga ekspor guna melawan
persaingan di pasar internasional.
1. Mengapa tujuan autarki bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional?
Jawaban :
Tujuan autarki adalah tujuan yang menghindari suatu negara dari pengaruh negara
lain. Hal ini tentunya bertentangan karena perdagangan internasional membuat semua
negara harus memiliki hubungan yang baik. Dari hubungan tersebut tentunya akan
mempengaruhi budaya atau kebijakan satu sama lain. Jadi, pengaruh negara lain pasti
akan tetap ada, namun sebagai negara yang bijak seharusnya mampu membuat
kebijakan yang dapat mengambil kebaikan dari pengaruh negara lain dan menghindari
pengaruh buruk dari negara lain.

2. Dalam keadaan pandemi, pengiriman barang ke luar negeri cukup terdampak karena
adanya pembatasan sosial. Hal ini mengakibatkan turunnya mutu suatu produk karena
terlalu lama di perjalanan. Apa kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah di atas?
Jawaban :
Pemerintah dapat menjalin kerjasama dengan negara tujuan dalam rangka membuat
kebijakan yang mempermudah proses administrasi pengiriman maupun penerimaan
produk. Dengan kemudahan tersebut, harapannya proses administrasi dapat
dilaksanakan dengan cepat sehingga produk tidak terlalu lama disimpan yang
nantinya dapat menurunkan kualitas produk yang akan dikirim. Selain itu, pemerintah
juga dapat memberikan sosialisasi dan bantuan subsidi dalam memperbaiki proses
pengemasan dan penyusunan produk saat akan dikirim agar tidak mudah rusak dan
kualitasnya terjamin.
3. Bagaimana upaya pemerintah dalam mendorong ekspor suatu negara?
Jawaban :

1. Menambah keberagaman produk ekspor

Dengan memperbanyak macam dan jenis barang yang diekspor, maka importir dari luar
negeri akan menjadi lebih banyak juga. Sebab semakin banyak komoditas yang dimiliki,
semakin banyak juga jangkauan pasar di luar negeri

2. Subsidi Ekspor

Memberi bantuan/ subsidi kepada eksportir juga dapat meningkatkan ekspor. Bantuan bisa
dapat berbentuk memberikan keringanan pajak ekspor, tarif angkutan murah, kemudahan
pengurusan ekspor, dan kemudahan memperoleh pinjaman.

3. Premi Ekspor

Premi Ekspor dapat berbentuk insentif sebagai penghargaan atas ekspor yang berkualitas
kepada para pengusaha kecil dan menengah yang melakukan ekspor

4. Devaluasi
Kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang
asing untuk membuat harga barang ekspor lebih murah di luar negeri supaya bisa
bersaing.

5. Promosi Dagang ke Luar Negeri

Pemerintah dapat membantu para pelaku ekspor untuk memasarkan produk mereka ke
luar negeri agar produk mereka bisa lebih dikenal.

6. Mengadakan Perjanjian Internasional

Perjanjian internasional yang dapat menguntungkan perekonomian domestik juga


dapat dilakukan oleh pemerintah. Perjanjian bisa berbentuk bilateral, regional,
ataupun multilateral.

5. Apa yang dimaksud dengan Term of Trade ?

rasio antara harga ekspor dan harga impor. Karena perdagangan


internasional melibatkan berbagai barang dan jasa, maka ekonom
menghitungnya menggunakan indeks harga untuk mewakili harga
rata-rata produk ekspor dan impor.

6. Apa dampak dari adanya term of trade

ketika term of trade naik, sebuah negara dapat membeli lebih


banyak barang impor daripada sebelumnya. Negara tersebut
mengumpulkan lebih banyak pendapatan ekspor daripada pembayaran
impor, mengasumsikan volume tidak berubah.

Selanjutnya, kenaikan term of trade berdampak pada inflasi


domestik. Misalnya, jika kenaikan terjadi karena harga impor yang turun
atau naik lebih moderat daripada barang ekspor, tekanan inflasi yang
diimpor (imported inflation) berkurang.

Sementara itu, kemerosotan term of trade menurunkan standar


hidup. Negara-negara berkembang biasanya rentan terhadap masalah
tersebut. Mereka mengekspor komoditas dan mengimpor barang
manufaktur.

Tentu saja, harga komoditas lebih rendah daripada barang


manufaktur karena nilai tambahnya lebih sedikit. Oleh karena itu, untuk
membayar impor, mereka harus menjual komoditas dalam jumlah yang
signifikan.
Tekanan semakin berat jika harga komoditas di pasar dunia turun. Mereka
menghadapi kemerosotan nilai tukar dan harus mengumpulkan lebih banyak uang
untuk membayar impor. Mereka harus meningkatkan volume impor secara lebih
signifikan untuk menghindari kemerosotan lebih lanjut atas nilai tukar.

Print
ADRISTI RAHMA KIRANA

C1A019002

EKONOMI INTERNASIONAL A

RESUME PERTEMUAN KE TUJUH

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Kebijakan Perdagangan Bebas

Kebijakan yang berkembang dari aliran klasik / liberal yang tidak menghendaki adanya
rintangan dalam arus lalu lintas produk dari dan ke luar negeri.

- Faktor Pendorong :
• Dapat mendorong persaingan antar pengusaha,

• Dapat mendorong penghematan biaya,

• Dapat menggerakkan perputaran modal, tenaga ahli dan investasi ke berbagai Negara,

• Dapat meningkatkan perolehan laba,

• Dapat memperluas pilihan dan variasi bagi konsumen.

Kebijakan Perdagangan Proteksionis

Kebijakan yang memberikan hambatan pada arus produk dari dan ke luar negeri dalam
rangka melindungi produk dalam negeri.

- Faktor Pendorong :
• Perdagangan bebas hanya menguntungkan negara maju.
Modal yang besar dan teknologi tinggi yang dimiliki negara maju membuatnya
mampu memproduksi secara efisien dan menguasai pasar lebih luas. Produk tersebut
juga akhirnya memiliki added value yang lebih besar dibandingkan bahan mentah
yang dapat diekspor oleh negara berkembang.
• Untuk melindungi industri dalam negeri yang baru tumbuh.
Industri baru tumbuh masih memiliki bargaining power yang lemah sehingga belum
mampu bersaing dengan industri negara lain yang sudah maju dan telah menguasai
pasar lebih luas.
• Untuk membuka lapangan kerja.
Industri dalam negeri yang semakin hidup akan memperluas lapangan pekerjaan di
dalam negeri pula.
• Untuk menyehatkan neraca pembayaran
Agar terhindar dari defisit dalam neraca pembayaran, negara dapat menggunakan
kebijakan perdagangan proteksionis dalam bentuk meningkatkan ekspor.
• Untuk meningkatkan penerimaan negara
Tarif yang diberlakukan akan menambah pendapatan negara

- Bentuk Kebijakan Proteksionis :


1. Kuota impor
Menentukan batasan jumlah produk yang dapat diimpor dengan tujuan melindungi
produk dalam negeri. Jadi, setelah kuota terpenuhi, negara tidak dapat melakukan
impor lagi.
2. Kuota ekspor
Menentukan batasan jumlah produk yang dapat dieksor dengan tujuaan memenuhi
kebutuhan dalam negeri.
3. Subsidi
Pemberian subsidi pada perusahaan ekspor akan membuat biaya produksi
perusahaan tersebut rendah. Dengan begitu, produk dapat bersaing di pasar
internasional.
4. Tarif impor
Mengenakan bea impor / pajak masuk pada produk impor sehingga harga produk
lebih mahal. Dengan begitu, produk dalam negeri akan tetap dapat bersaing.
Biasanya dikenakan dalam bentuk prosentase dari harga produk tersebut. Namun,
seringnya untuk bahan baku industri tidak dikenakan tarif impor (0%). Kebijakan
tarif ini juga dapat meningkatkan pendapatan negara.
5. Tarif ekspor
Mengenakan bea ekspor / pajak keluar dalam rangka meningkatkan kuantitas
ekspor. Dengan begitu, tarif ekspor dikenakan serendah mungkin bahkan
mencapai 0%.
6. Premi
Pemberian penghargaan kepada perusahaan yang mampu memproduksi produk
dengan kualitas tinggi dalam kuantitas tertentu. Harapannya, premi ini dapat
merangsang perusahaan untuk terus meningkatkan mutu produknya sehingga bisa
bersaing di pasar dalam maupun luar negeri.
7. Diskriminasi harga
kebijakan melalui penetapan harga produk secara berlainan untuk satu negara
dengan negara lainnya. Kebijakan ini dilakukan salah satunya dalam rangka
perang tarif.
8. Larangan ekspor
Kebijakan melarang ekspor produk tertentu dengan mempertimbangkan dari segi
ekonomi, politik, dan budaya. Contohnya, larangan mengekspor bahan mentah
karena untuk bahan baku industri dalam negeri. Jika yang diekspor adalah produk
jadi maka added value yang dihasilkan akan lebih besar sehingga pendapatan yang
diperolehpun lebih besar.
9. Larangan impor
Kebijakan melarang impor dengan berbagai alasan seperti melindungi produk
dalam negeri, membalas kebijakan perdagangan internasional negara lain, dan
menghemat devisa.
10. Dumping
Kebijakan menjual suatu barang di luar negeri dengan harga yang lebih murah
dibandingkan harga di dalam negeri. Dengan kebijakan ini harapannya pasar
yang dikuasai lebih luas. Dumping bisa dilakukan bila terdapat aturan
(hambatan) yang jelas dan tegas sehingga konsumen di dalam negeri tidak bisa
membeli barang (yang didumping) dari luar negeri.
1. Mengapa kebijakan perdagangan bebas dapat mendorong penghematan biaya produksi
setiap perusahaan ?
Jawab :
Dalam perdagangan bebas, setiap konsumen dapat memilih produk apapun. Begitu juga
dengan produsen bisa menjual produk apapun dan menjual produk yang sama sekalipun.
Agar produk di pasar dapat bersaing, maka produsen harus mengikuti permintaan konsumen
dengan menjual harga yang rendah. Oleh karena itu, produsen harus berinovasi dalam
memilih kombinasi input dan teknologi mana yang dapat menciptakan produk dengan harga
biaya terendah. Apabila produsen mampu memproduksi dengan biaya rendah, maka harga
jualnya juga akan rendah. Dengan demikian, produk tersebut dapat bersaing di pasar
internasional. Jadi, perdangan bebas akan merangsang produsen untuk melakukan efisiensi
biaya produksi agar mampu menguasai pasar internasional.

2. Apakah kebijakan proteksionis akan menghambat inovasi produsen dalam negeri ?


Jawab :
Kebijakan proteksionis tujuannya hanyala agar produk dalam negeri tidak terkalahkan oleh
produk impor. Jadi, seharusnya produsen dalam negeri tidak bisa bersantai – santai dalam
menjalankan usahanya, karena semakin inovatif maka produsen dapat menjual produk
dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi serta harga yang bersaing di pasar internasional.
Jika produk yang dihasilkan sudah mampu sampai tahap tersebut, maka secara alami
produsen dalam negeri akan bersaing dengan baik (menguasai pasar) tanpa harus dilakukan
kebijakan proteksionis yang terlalu ketat.

3. Mengapa perlu dilakukan larangan ekspor bahan mentah ?


Jawab:
Bahan mentah biasanya digunakan untuk baku barang industri. Karena belum mengalami
pengolahan, bahan mentah ini memiliki nilai tambah yang rendah. Rendahnya nilai tambah
tersebut tentunya mempengaruhi rendahnya pendapatan negara. Dengan adanya larangan
ekspor bahan mentah, harapannya para pelaku ekonomi dapat meningkatkan inovasinya
untuk mengolah baha mentah tersebut melalui proses industri. Apabila produk tersebut
adalah barang jadi, maka nilai tambah yang dihasilkan jauh lebih tinggi. Dengan demikian,
pendapatan negara dapat meningkat serta kesejahteraan negara juga akan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai