Anda di halaman 1dari 3

Faktor Produksi Bawaan dan Teori Heckscher-Ohlin:

A. Asumsi Teori
Teori Hecker-Ohlin didasarkan pada sejumlah asumsi dengan tujuan
menyederhanakan(sebagian dibuat hanya secara emplisit oleh Heckscher dan Ohlin).
Untuk membuat teori lebih realistis, akan disederhanakan dalam asumsi-asumsi.
1. Asumsi
Teori Heckscher-Ohlin didasarkan pada asumsi sebagai berikut :
a. Ada dua negara (negara 1 dan negara 2), dua komoditas ( komoditas X dan
komoditas Y), dan dua faltor produksi (tenaga kerja dan modal).
b. Kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam produksi.
c. Komoditas X adalah padat karya, dan komoditas Y adalah padat modal dikedua
negara.
d. Kedua komoditas yang diproduksi diukur dalam skala hasil konstan.
e. Ada spesialisasi tidak menyeluruh dalam produksi kedua negara.
f. Selera yang sma di kedua negara
g. Ada persaingan sempurna di kedua komoditas dan faktor produksi di kedua
negara.
h. Ada mobilitas faktor yang sempurna di dalam setiap negara, tetapi tidak ada
mobilitas faktor produksi secara internasional.
i. Tidak ada biaya transportasi tarif atau penghalang lain untuk arus bebas
perdagangan internasioal.
j. Perdagangan internasional antara dua negara seimbang
2. Makna Asumsi
Asimsi 1(dua negara, dua komoditas, dan dua faktor) sangat jelas digambarkan
untuk teori dengan sosok dua dimensi. Asumsi ini dibuat buat dengan ilmu
pengetahuan bahwa penyederhanaan kasus yang lebih realistis lebih dari dua
negara, lebih dari dua komoditas, dan lebih dari dua faktor, akan menghasilkan
kesimpulan yang dasarnya tidak berubah dari teori.
Asumsi 2 (bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama), berarti
jika harga-harga faktor produksi sma kedua negara, produsen di kedua negara
akan menggunakan jumlah tenaga kerja dan modal yang sama persis dalam
produksi setiap komoditas.
Asumsi 3 (bahwa komoditas X adalah padat karya dan komoditas Y adalah
padat modal). Asumsi ini berarti bahwa komoditas X membutuhkan tenaga kerja
yang lebih banyak dibanding komoditas Y. Juga dapat diartikan rasio tenaga
kerja- modal (L/K) komoditas X lebih tinggi dari pada komoditas Y di kedua
negara pada harga faktor produksi relatif sama.
Asumsi 4 (skala konstan dalam produksi kedua komoditas dikedua negara)
berarti bahwa peningkatan jumlah tenaga dan modal yang digunakan dalam
produksi komoditas apapun akan meningkatkan output komoditastersebut dalam
proporsi yang sama.
Asumsi 5 (spesialisasi tidak menyeluruh dalam produksi dikedua negara)
berarti bahwa bahwa dengan perdagangan bebas kedua negara terus
memproduksi kedua komoditas. Hal ini menyiratkan bahwa tidak satupun dari
kedua negara adalah “sangat kecil”.
Asumsi 6 (selera yang sama dikedua negara) berarti bahwa perferensi
permintaan seperti yang tercermin dalam bentul dan lokasi kurva indeferen,
adalah identik di kedua negara. Dengan demikian, ketika harga komdoitas relatif
sama dikedua negara (misalnya, perdagangan bebas) kedua negara akan
mengkonsumsi X dan Y dalam proporsi yang sama.
Asumsi 7 ( persaingan sempurna/ perfect competition dikedua komoditas dan
pasar faktor produksi) berarti bahwa produsen, konsumen dan pedagang
komoditas X dan komoditas Y di kedua negara masing-masing terlalu kecil
untuk mempengaruhi harga komoditas tersebut.
Asumsi 8 (mobilitas faktor internal/internal factor mobility ) yang sempurna
tapi tidak ada mobilitas faktor produksi secara internasional ) berarti bahwa
tenaga kerja dan modal bebas bergerak, dan memang bergerak cepat, dari daerah
dan industri yang pendapatanya lebih rendah ke daerah dan industri yang
pendapatanya lebih tinggi sampai pendapatan untuk jenis tenaga kerja dan modal
yang sama di semua bidang.
Asumsi 9 ( tidak ada biaya transportasi, tarif ataupenghalang lain untuk arus
bebas perdagangan internasional) berarti bahwa spesialisasi dalam hasil produksi
berlangsung terus sampai harga komoditas relatif (dan mutlak) yang sama dikdua
negara dengan perdagangan tercapai.
Asumsi 10 (semua sumber daya sepenuhnya digunakan di kedua negara )
berarti bahwa tidak ada sumber daya atau faktor produksi menganggur di suatu
negara.
Asumsi 11 ( perdagangan internasional antara kedua negara seimbang ) berarti
bahwa total nilai ekspor masing-masing sma dengan nilai total impor nasional.

B. Intensitas Faktor Produksi, kelimpahan faktor Produksi dan bentuk garis batas
produksi
1. Intensitas Faktor Produksi
Jumlah absolut dari modal dan tenaga kerja yang digunakan dalam produksi
komoditas X dan Y yang penting dalam mengukur modal dan intesitas tenaga
kerja dari dua komoditas, tetapi jumlah modal per unit tenaga kerja (yaitu K/L).
2. Kelimpahan Faktor Produksi
Ada dua acara yaitu pertama dari segi unit fisik (misalnya, dalam hal jumlah
keseluruhan modal dan tenaga kerja yang tersedia untuk masing-masing negara),
misalnya Negara 2 memiliki modal yang berlimpah jika rasio dari jumlah total modal
dengan jumlah total tenaga kerja (TK/TL) tersedia di Negara 2 lebih besar daripada di
Negara 1 (yaitu jika TK/TL untuk Negara 2 melebihi TK/TL untuk Negara 1). Yang kedua
adalah Menurut definisi dari segi harga faktor produksi. Negara 2 merupakan negara
dengan modal yang berlimpah jika rasio harga sewa modal dengan harga waktu kerja
(P/P) lebih rendah di Negara 2 dibandingkan Negara 1 (yaitu jika PKP, di Negara 2 lebih
kecil dari P/P, di Negara 1).
3. Kelimpahan Faktor Produksi dan Bentuk Garis Batas Produksi
Karena Negara 2 adalah negara dengan K-berlimpah dan komoditas Y adalah komoditas
K-intensif. Negara 2 dapat menghasilkan relatif lebih banyak komoditas Y dari Negara 1.
Di sist lain, karena Negara 1 adalah negara dengan L-berlimpah dan komoditas X adalah
komoditas L-intensif, Negara 1 dapat menghasilkan relatif lebih banyak komoditas X
daripada Negara 2. Ini memberikan garis batas produksi untuk Negara I yang relatif datar
dan lebih lebar dari garis batas produksi Negara 2 (jika kita mengukur X sepanjang
sumbu horizontal)

C. Faktor bawaan dan teori heckscher-ohlin


Pada tahun 1919. Eli Heckscher, seorang ekonom Swedia, menerbitkan sebuah artikel
berjudul The Pffect of Foreign Trade on the Distribution of Income yang menyajikan garis
besat apa yang akan menjadi "teori perdagangan internasional modern”.
1. Teorema Heckscher-Ohlin
Suatu negara akan mengekspor komoditas yang pruduknya memerlukan penggunaan
intensif faktor produksi negara yang jumlahnya relatif berlimpah dan murah dan
mengimpor komoditas yang produksinya memerlukan penggunaan intensif faktor
produku megaru yang jumlahnya relatif langka dan harganya mahal Singkatnya negara
yang relatif layakan faktor tenaga kerja akan mengekspor komoditas yang relatif padat
karya dan mengimpor komoditas yang relatif padat modal.
Dengan demikian, teori Ho menjelaskan apa keunggulan komparatif itu daripada hanya
mengasumakannya seperti yang terjadi pada teori dari para ekonom klasik). Artinya,
teori H mendalilkan bahwa perbedaan relatif dalam kelimpahan dan harga faktor
produkul merupakan penyebab perbedaan harga komoditas relatif antara dua negara
sebelum terjadi perdagan Perbedaan dalam faktor produksi relatif dan harga komoditas
relatif ini kemudian diterjemahkan ke dalam perbedaan faktor absolut dan harga
komoditas antara kedua negara seperti yang dijelaskan dalam Bagian 2.4D), Jadi.
perbedaan harga komoditas absolut (mutlak) di dua negara merupakan penyebab
langsung terjadinya perdagangan.
2. Kerangka Ekuilibrium Umum Teori Heckscher-Ohlin

D. Penyeimbangan harga faktor produksi dan distribusi pendapatan


E. Pengujian empiris model heckscher-ohlin

Anda mungkin juga menyukai