Anda di halaman 1dari 22

Skala Ekonomi,

Persaingan Tidak
Sempurna, dan
Perdagangan
Internasional
Hello!
LAYLI NUR INDAH SARI
ES-4G
12402193333

2
1 Model Heackser-Ohlin dan
Teori Perdagangan Baru

Asumsi pertama (dua negara, dua komoditas, dan dua faktor)
unmuk menyertakan lebih dari dua negara, lebih dari dua
komoditas, dan lebih dari dua faktor, sementara dalam
pelaksanaannya tentu akan menyulitkan analisis, model H-P pada
dasarnya tetap berlaku selama jumlah komoditas sama dengan
atau lebih besar dari jumlah faktor produksi
Asumsi kedua dari teori Heckscher-Ohlin (yaitu bahwa kedua
negara menggunakan teknologi yang sama dalam produksi)
umumnya tidak valid.

” 4
Teori H-Omengarumsikan skala hasil konstan (asumsi 4), perdagangan internasional
juga dapat didasarkan pada skala hasil yang meningkat.
Asumi kelima dari model H-O adalah spesialisasi menyeluruh di kedua negara.
Asumsi keenam pada selera yang sama telah lebih kurang diverifikasi secara empiris.
Asumsi ketujuh, yaitu persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor
produksi, akan lebih bermasalah.
Asumsi 8 yang menyatakan tidak ada mobilitas faktor produksi secara international
memodifikasi, tetapi tidak membatalkan model H-O.
Biaya transportasi dan penghalang aliran perdagangan internasional lainnya Asumsi 9)
mengurangi volume dan keuntungan dari perdagangan internasional, tetapi hal
tersebut hanya memodifikasi (bukan mengarah pada penolakan) teorema H-O dan
teorema penyeimbangan faktor produksi.
Sumber daya tidak sepenuhnya didayagunakan (yaitu dengan melepaskan asumsi 10),
keunggulan komparatif potensial berdasarkan sumber daya yang tidak digunakan atau
kurang dimanfaatkan mungkin telihat atau muncul.
Melepaskan asumsi 11. bahwa perdagangan internasional anturnegara adalah adalah
seimbang

5
2. Skala Ekonomi dan Perdagangan
Internasional
Peningkatan skala hasil (increasing returns to
scale) mengacu pada situasi produksi di mana
output produksi tumbuh secara proporsional
lebih dari peningkatan input atau faktor-faktor
produksi.Artinya jika semua input meningkat dua
kali lipat, output akan meningkat lebih dari dua
kali lipat. Jika semua input meningkat tiga kali
lipat, output meningkat lebih dari tiga kali lipat.

6
Kurva tersebut menunjukkan bagaimana
perdagangan bisa saling menguntungkan ketika
didasarkan pada skala hasil yang meningkat.
Jika kedua negara yang diasumsikan identik
dalam segala hal kita dapat menggunakan satu
buah garis batas produksi dan kurva indiferen
untuk meruuit kepada kedua negara.
Peningkatan skala hasil menghasilkan garis
batas produksi yang cembung dari titik asal atau
melengkung ke dalam. Dengan garis batas
produksi dan kurva indiferen yang identik harga
komoditas relatif di kedua negara dalam kondisi
ekuilibrium sebelum terjadi perdagangan juga
identik.

7
3. Persaingan Tidak Sempurna dan Perdagangan
Internasional
A. PERDAGANGAN BERDASARKAN BERDASARKAN
DIFERENSIASI PRODUK
Sebagian besar dari output ekonomi modern saat ini melibatkan produk terdiferensiasi daripada
homogen. Akibatnya, banyak dari perdagangan internasional dapat dan memang melibatkan
pertukaran produk terdiferensiasi (differentiated product) dari industri yang sama atau
kelompok produk yang luas. Perdagangan antar industri muncul untuk mendapatkan
keunggulan dari skala ekonomi dalam produksi yang penting.
Artinya, kompetisi internasional memaksa setiap perusahaan atau pabrik al negara-negara
industri untuk memproduksi hanya satu, atau paling tidak beberapa saja, jenis dan model dari
produk yang sama bukan banyak jenis dan model yang berbeda.

8
Kesimpulan sementara yang dapat dicapai adalah
bahwa keunggulan komparatif tampak menentukan
pola perdagangan antar industri, sedangkan skala
ekonomi dalam produk terdiferensiasi menimbulkan
perdagangan intraindustri. Kedua jenis perdagangan
internasional tersebut terjadi di dunia sekarang ini.

9
B.Mengukur Perdagangan Industri
Tingkat perdagangan intraindustri dapat diukur dengan indeks
perdagangan intraindustri/intra industry trade Index (T) :
𝑿−𝑴
T = 1-
𝑿+𝑴

Yang mana X dan M mewakili masing-masing, nilai ekspor dan


impor dari kelompok industri atau komoditas tertentu dan garis vertikal
di pembilang dari Persamaan (6-1) menunjukkan nilai absolut. Nilai T
berkisar dari hingga 1. T=0 ketika suatu negara hanya mengekspor atau
hanya mengumpot barang tersebut (yaitu tidak ada perdagangan
intraindustri).
Namun, ada kelemahan yang besar dalam menggunakan indeks
T untuk mengukur tingkat perdagangan intraindustri Ini hasil dari fakta
bahwa kita mendapatkan nilai yang sangat berbeda untuk T tergantung
pada seberapa luas kita mendefinisikan industri atau kelompok produk.

10
C. Model Formal Perdagangann
Intraindustri
Karena banyak perusahaan lain menjual produk yang sama, kurva permintaan
yang dihadapi oleh perusahaan cukup elastis (yaitu D memiliki kemiringan yang
kecil). Ini berarti bahwa perubahan harga yang kecil menyebabkan perubahan
besar dalam penjualan perusahaan. Bentuk atau organisasi pasar dimana ada
banyak perusahaan menjual produk dengan diferensiasi dan dapat masuk atau
keluar industri dengan mudah disebut persaingan monopolistik.

D adalah kurva permintaan untuk produk yang dijual oleh perusahaan,


sedangkan MR adalah kurva pendapatan marginal yang sesuai. O miring ke
bawah karena produk tersebut terdiferensiasi. Akibatnya, MA P. Tingkat output
terbaik untuk persaingan monopolistik adalah 3 unit dan diberikan oleh titik di
mana MA = MC Pada Q = 3, P = AC = $4 (titik A) dan perusahaan dalam kondisi
impas (yaitu, hanya mendapatkan hasil normal pada investasi jangka panjang).
AC adalah kurva biaya rata-rata perusahaan. AC miring ke bawah karena skala
ekonomi.

11
D. Versi Lain Model Perdagangan Intraindustri
Pada Gambar, kurva P menunjukkan hubungan antara
jumlah perusahaan dalam industri dan harga produk. Kurva
P mempunyai kemiringan negatif menunjukkan bahwa
semakin besar jumlah perusahaan dalam industri, semakin
rendah harga produk karena persaingan menjadi lebih
besar atau lebih intens dengan lebih banyak perusahaan di
industri. Dengan membuka atau memperluas
perdagangan internasional dan dengan demikian menjadi
bagian dari pasar dunia yang jauh lebih besar dan
terintegrasi, perusahaan di negara masing-masing dapat
mengkhususkan diri dalam produksi produk dengan
cakupan varian yang lebih kecil dan menghadapi biaya
rata-rata produksi yang lebih rendah.

12
4. Perdagangan Berdasarkan Perbedaan Teknologi Dinamis
A. Model Kesenjangan Teknologi dan Model Siklus Produk
Menurut model kesenjangan teknologi yang diperkenalkan oleh Posner pada
tahun 1961, banyak dari perdagangan di antara negara industri berdasarkan pada
pengenalan produk baru dan produksi baru. Ini memberikan perusahaan dan negara yang
berinovasi monopoli sementara pasar dunia. Monopoli sementara sering didasarkan pada
paten dan hak cipta yang diberikan untuk merangsang berbagai macam penemuan.
Sebuah generalisasi dan perluasan dari model kesenjangan teknologi adalah model siklus
produk (product cycle model) yang sepenuhnya dikembangkan oleh Vernon pada tahun
1966. Menurut model ini, ketika sebuah produk baru diperkenalkan, biasanya
membutuhkan tenaga kerja terampil untuk memproduksinya. Seiring produk tersebut
matang dan memperoleh penerimaan massa, menjadi standar, kemudian dapat diproduksi
dengan teknik produksi massal dan tenaga kerja yang kurang terampil.

13
Dalam perdagangan model ini awalnya didasarkan pada teknologi baru
yang dikembangkan oleh faktor-faktor produksi yang relatif melimpah di negara-
negara industri (seperti tenaga kerja yang sangat terampil dan pembiayaan pada
penelitian dan pengembangan). Selanjutnya, melalui imitasi dan standardisasi
produk, negara-negara kurang maju mendapatkan keuntungan komparatif
berdasarkan tenaga kerja mereka yang relatif lebih murah. Dengan demikian
perdagangan dapat dikatakan berdasarkan perubahan dalam kelimpahan relatif
faktor produk (teknologi) antar negara dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, model
kesenjangan teknologi dan siklus produk dapat dianggap sebagai perluasan dari
model H-O dasar ke dalam dunia teknologi yang dinamis, bukan sebagai model
perdagangan alternatif.

14
B. Ilustrasi Model Siklus Produk
Gambar tersebut mengidentifikasi lima tahap
yang berbeda dalam siklus hidup produk
(menurut salah satu versi model) dari sudut
pandang negara yang berinovasi dan yang
meniru.
Pada tahap 1, atau fase produk baru (mengacu
pada waktu OA pada sumbu horizontal), produk
(saat ini masih sebuah spesialisasi) diproduksi,
dan dikonsumsi hanya di negara yang berinovasi.
Pada tahap 2, atau fase pertumbuhan produk
(waktu AB), produce disempurnakan di negara
yang berinovasi dan peningkatan cepat terjadi
untuk mengakomodasi meningkatnya permintaan
di dalam negeri dan di luar negeri.

15
Pada tahap 3, atau fase produk matang (waktu SM), produk menjadi standar
dan perusahaan yang berinovasi mungkin merasa akan menguntungkan jika memberi
lisensi perusahaan domestik dan asing lainnya untuk juga memproduksi produk
tersebut.
Pada tahap 4 (waktu CD) negara peniru mempunyai biaya tenaga kerja dan
biaya lainnya yang lebih rendah, dan sekarang produk tersebut telah menjadi standar
dan tidak lagi memerlukan pengembangan dan keterampilan rekayasa, mulai dijual
dengan harga yang lebih rendah dari negara yang berinovasi di pasar ketiga dan
produksi produk dalam negara yang berinovasi mengalami penurunan.
Akhirnya, dalam tahap 5(yaitu sesudah titik D), negara peniru mulai
mengalahkan penjualan negara yang berinovasi di pasar yang terakhir juga dan
produksi produk tersebut di negara yang berinovasi menurun dengan cepat atau
runtuh. Tahapan IV dan V sering disebut sebagai tahap penurunan produk.

16
5. Biaya Tranportasi, Standar Lingkungan, dan
Perdagangan Internasional
A. Biaya Transportasi dan Komoditas yang Tidak Diperdagangkan Secara
Internasional

17
Menggunakan istilah biaya transportasi atau biaya logistik (transport or logistic com
untuk memasukkan semua biaya yang digunakan untuk mentransfer barang dari satu lokasi
(negara) ke lokasi (negara) lain. Pertimbangan biaya transportasi dan logistik menjelaskan
mengapa sebagian besar barang dan jasa tidak diperdagangkan secara internasional sama
sekali, barang-barang tersebut disebut sebagai barang dan jasa yang tidak diperdagangkan
(nontraded goods and services), yaitu barang dan jasa yang mempunyai biaya transportasi
melebihi perbedaan harga di seluruh negara. Secara umum, harga komoditas yang tidak
diperdagangkan secara internasional ditentukan oleh permintaan domestik dan kondisi
pasokan, sementara harga komoditas yang diperdagangkan (internasional) ditentukan oleh
permintaan dunia dan kondisi pasokan. Ada dua cara untuk menganalisis biaya transportasi.
Salah satunya adalah dengan analisis ekuilibrium umum (general equilibrium analysis) yang
memanfaatkan garis batas produksi suatu negara atau kurva penawaran ekspor dan
mengungkapkan biaya transportasi dalam harga relat komoditas. Sebuah metode yang lebih
mudah adalah dengan menganalisis biaya absolut, atan uang, untuk transportasi dengan analisis
ekuilibrium parsial (partial equilibrium analysis).

18
B. Biaya Transportasi dan Lokasi Industri
Industri yang berorientasi pada sumber daya (resource-oriented industry) adalah industri yang
cenderung untuk mencari lokasi dekat dengan sumber bahan baku yang digunakan oleh industri. Sebagai
contoh, pertambangan jelas harus berada di mana deposit mineral berada Secara umum, industri yang
berorientasi sumber daya adalah industri yang mempunyai biaya transportasi bahan baku yang digunakan
oleh industri secara substansial lebih tinggi daripada untuk pengiriman produk jadi ke pasar.
Industri yang berorientasi pasar (market-oriented industry) adalah industri yang
mencari lokasi dekat dengan pasar untuk produk industrinya, Int adalah industri yang
memproduksi barang yang menjadi lebih berat atau lebih sulit untuk dikirim selama proses
produksi (yaitu yang melibatkan penambahan berat yang substansial dalam pengolahan).
Sebuah contoh yang baik dalam hal ini adalah perusahaan minuman ringan, yang mengirimkan
konsentrat sirup ke pasar, di mana air ditambahkan dan pembotolan dilakukan semua proses
tersebut merupakan operasi yang menambahkan berat).
Industri yang mudah berpindah (footloose industry) adalah industri yang
memproduksi barang ang tidak menghadapi kenaikan atau penurunan berat yang besar selama
proses produksi Industri- industri ini cenderung memiliki rasio nilai-terhadap berat tinggi dan
menjadi punya mobilitas tingg a mudah dipindahkanContohnva adalah perusahaan perusahaan
komputer Amerika Serikat, yang mengirim komponen buatan Amerika Serikat ke da perbatasan
Meksiko untuk dirakit oleh tenaga kerja murah Meksiko.
C. Standar Lingkungan, Lokasi Industri, dan Perdagangan
Internasional
Lokasi industri dan perdagangan internasional juga dipengaruhi oleh standar
lingkungan yang berbeda di negara yang berbeda. Pencemaran lingkungan dapat
menyebabkan masalah serius karena harga barang dan jasa yang diperdagangkah sering
kali tidak sepenuhnya mencerminkan biaya lingkungan sosial. Sebuah negara dengan
standar lingkungan yang lebih rendah dapat menggunakan lingkungan sebagai sumber
daya bawaan atau sebagai faktor produksi dalam menarik perusahaan-perusahaan
penghasil polusi dari luar negeri dan mencapai keunggulan komparatif dalam pencemaran
yang berasal dari barang dan jasa.
Sebuah studi Bank Dunia oleh Patrick Low (1992) menunjukkan bahwa selama
dua dekade terakhir, industri yang mencemari atau industri kotor dan ekspor mereka telah
berkembang lebih cepat dari industri yang bersih dan ekspor mereka di negara-negara
berkembang dan miskin daripada di negara-negara maju yang kaya.

20
Peraturan anti polusi yang kuat yang memperlambat pertumbuhan tidak
mungkin dibenarkan selama tahap awal pengembangan. Juga, yang tidak boleh dibenarkan
adalah standar lingkungan internasional yang seragam dan memaksa untuk setiap negara.
High-Level Symposium on Trade and the Environment yang diselenggarakan di
lenewa pada bulan Maret 1999 sangat menyarankan bahwa perjanjian perdagangan di masa
depan dikenai penilaian dampak lingkungan, seperti yang Amerika Serikat sekarang lakukan
dengan mengharuskannya pada proyek-proyek dalam negeri.

21
Thanks!
22

Anda mungkin juga menyukai