NIM : 205020500111017 1. Produktivitas Tenaga Kerja dan Comparative Advantage Dalam Model Ricardian Fungsi Model Ricardian adalah untuk menjelaskan keunggulan komparatif dari suatu negara Perbedaan teknologi yang dipakai di suatu negara menjadi catatan dalam Model Ricardian. Di asumsikan bahwa satu-satunya faktor variabel produksi dalam Model Ricardian adalah tenaga kerja. Suatu negara bisa meraih keunggulan komparatif dalam produksi barang berdasarkan kepada perbedaan produktivitas tenaga kerja. Hal ini merupakan dasar perbedaan penggunaan teknologi di suatu negara. Adanya pembagian tenaga kerja di masing-masing tahapan produksi sehingga terspesialisasi dan proses produksi lebih efisien. Melakukan perdagangan dengan negara lain dan menjadi letter off sama-sama menguntungkan satu sama lainnya. Kesenjangan teknologi antar negara bisa berkurang seiring berjalannya waktu yang dapat menyebabkan pergeseran dalam keunggulan komparatif. Asumsi yang digunakan dalam Model Ricardian yaitu hanya ada dua produksi barang yang digunakan dan satu faktor produksi yaitu tenaga kerja, di seluruh negara dan perusahaan dalam suatu industri, barang-barang yang diproduksi hanya diasumsikan homogen, didasarkan pada keseimbangan umum yang dimana semua pasar dianggap sebagai pasar persaingan sempurna, tenaga kerja di suatu negara adalah homogen walaupun memiliki produktivitas yang berbeda-beda di setiap negara, antar negara diasumsikan memiliki teknologi produksi yang berbeda. Kelemahan Model Ricardian yaitu: memakai asumsi satu produksi, hampir tiap negara di dunia ini sebenarnya masih memproduksi barang yang tidak memiliki keunggulan komparatif Perdagangan Memperluas Kemungkinan Konsumsi Perdagangan internasional memungkinkan Dalam dan Luar Negeri untuk mengkonsumsi di mana saja dalam garis berwarna, yang terletak di luar batas produksi negara.
2. Faktor Produksi Spesifik dan Distribusi Pendapatan
Faktor Produksi Spesifik - Mobilitas buruh antar industri sangatlah memungkinkan ketika modal tidak mengalami pergerakan antar industri pada satu masa pendek. - Faktor Produk Spesifik menunjukkan kepada pemberian dalam faktor spesifik jangka pendek dari produksi. - Mensugestikan jika ada peningkatan dalam harga suatu barang, maka pemilik dari faktor produksi spesifik ke barang tersebut menetapkan suatu ketentuan. - Pemilik dari faktor produksi spesifik yang berlawanan cenderung memiliki agenda yang bertolak belakang ketika melobi dalam pengendalian atas migrasi buruh. Produksi kain dan makanan ditentukan oleh alokasi tenaga kerja. Di kuadran kiri bawah, alokasi tenaga kerja antar sektor dapat digambarkan dengan titik pada garis AA, yang mewakili semua kombinasi input tenaga kerja untuk kain dan makanan yang menjumlahkan total pasokan tenaga kerja L. Sesuai dengan poin tertentu pada AA, seperti poin 2, adalah input tenaga kerja untuk kain dan input tenaga kerja untuk makanan. Kurva di kuadran kanan bawah dan kiri atas mewakili fungsi produksi kain dan pangan masing-masing; ini memungkinkan penentuan output masukan tenaga kerja yang diberikan. Kemudian pada kuadran kanan atas, kurva PP menunjukkan bagaimana output kedua barang tersebut bervariasi sebagai alokasi tenaga kerja digeser dari makanan ke kain, dengan titik keluaran 1, 2, 3 sesuai dengan tenaga kerja alokasi 1, 2, 3. Karena hasil yang semakin berkurang, PP adalah kurva yang melengkung dan bukan garis lurus. Distribusi Pendapatan - Sumber keuntungan potensial bagi setiap orang adalah pendapatan, namun perlu beberapa tahapan yang harus diraih dalam penerapannya agar lebih maksimal - Tanpa perdagangan, suatu perekonomian hanya akan memproduksi apa yang dikonsumsi saja dan sebaliknya - Adanya distribusi/perdagangan membuat masyarakat akan dapat mengonsumsi lebih banyak kedua barang daripada yang bisa diproduksikan sendiri - Adanya distribusi/perdagangan juga akan membuat lebih banyak konsumsi untuk kedua barang yang dibutuhkan di kalangan masyarakat
3. Model Heckscher-Ohlin (H-O)
Merupakan model matematis yang digunakan dalam perdagangan internasional. Didasari oleh teori keunggulan komparatif David Ricardo dan juga memprediksi pola perdagangan dan produksi berdasarkan jumlah faktor (factor endowment) suatu negara. Mengasumsikan bahwa modal dan tenaga kerja adalah faktor-faktor variabel produksi, sehingga suatu barang dapat diproduksi dengan berbagai kombinasi keduanya Pada hakikatnya menjelaskan dan menyatakan bahwa suatu negara akan mengekspor suatu produk menggunakan faktor yang lebih murah dan berlimpah dan mengimpor produk menggunakan faktor langka. Asumsi yang digunakan yaitu Persaingan Sempurna, Mobilitas faktor, Output produksi harus memiliki return to scale yang konstan, Kedua negara yang berdagang harus memiliki teknologi produksi yang identik (sama). Implikasinya adalah : - Teorema Heckscher-Ohlin: Ekspor dari negara yang memiliki sumber daya modal yang sangat berlimpah akan bermula dari industri yang hanya menggunakan sumber daya modal secara intensif dan negara yang memiliki sumber daya buruh yang berlimpah nanti akan mengimpor benda/barang tersebut dan mengekspor benda/barang yang menggunakan tenaga buruh secara intensif sebagai gantinya di kemudian hari - Teorema Rybczynski: Meningkatnya masa jumlah satu faktor produksi maka nantinya produksi benda/barang yang menggunakan faktor produksi tersebut secara intensif akan meningkat relatif untuk meningkatkan faktor produksi. Adapun pada teorema ini dapat dijelaskan efek imigrasi, emigrasi, dan investasi modal asing. - Teorema Stolper-Samuelson: Liberalisasi perdagangan akan mengakibatkan faktor yang berlimpah yang nantinya akan dipakai secara intensif dalam industri ekspor, lalu dapat memperoleh keuntungan sementara dalam faktor yang langka, yang nantinya dipakai secara intensif dalam industri yang wajib berkompetisi dengan benda/barang impor, lalu menyebabkan rasa kerugian. Ini menyiratkan bahwa barang A akan lebih murah di negara I daripada di negara II, dan bahwa barang B akan lebih murah di negara II daripada di negara I, jika kedua negara tersebut berproduksi pada titik masing-masing. Hal ini juga diilustrasikan oleh fakta bahwa garis harga komoditas P1P1 lebih curam daripada garis P2P2. Oleh karena itu, biaya peluang untuk memperluas produksi barang A lebih rendah di negara I daripada di negara II, dan sebaliknya untuk barang B. Ini menunjukkan bahwa negara 1, negara kaya modal, memiliki bias yang mendukung barang padat modal. dari sisi produksi, dan bahwa negara yang berlimpah tenaga kerja, negara II, memiliki bias dalam mendukung produksi barang padat karya.
4. Model Perdagangan Standar
Merupakan pengembangan dari model Ricardian dan Heckscher-Ohlin Perbedaan produktivitas yang berupa kapasitas produksi sangat ditentukan oleh perbedaan PPF (Kurva Kemungkinan Produksi) PPF (Kurva Kemungkinan Produksi) dipengaruhi oleh penawaran relatif suatu negara Fungsi penawaran relatif sangat ditentukan oleh adanya fungsi penawaran relatif dunia dan permintaan dunia dalam kondisi keseimbangan. Perbedaan yang mendalam dari skill tenaga kerja, tanah, modal, dan teknologi antar negara menyebabkan adanya keuntungan dari perdagangan internasional di tiap negara. Nilai produksi maksimum akan didapat jika output produksi berada di sepanjang garis PPF V = PC QC + PF QF nantinya akan menjelaskan nilai output dalam model dua barang, dimana: - Jika nilainya konstan maka garis persamaannya menjadi isovalue - Kemiringan garis isovalue sama dengan – (PC /PF), yaitu jika harga relatif berubah maka pastinya kemiringannya pun akan berubah Produksi, Konsumsi, dan Perdagangan dalam Model Perdagangan Standar