UNIVERSITAS UDAYANA
2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................2
BAB I PEMBAHASAN.......................................................................................................3
1.1 Teori Model Hekscher-Ohlin................................................................................3
1.2 Model Ekonomi Dua Faktor.................................................................................3
1.2.1 Harga dan Produksi...............................................................................................3
1.2.2 Memilih Campuran Input.....................................................................................5
1.2.3 Harga Faktor dan Harga Barang...........................................................................7
1.2.4 . Sumber Daya dan Output....................................................................................8
1.3 Pengaruh Perdagangan Internasional antara Ekonomi Dua Faktor...............9
1.3.1 Perdagangan dalam Model Heckscher-Ohlin.......................................................9
1.3.2 Perdagangan dan Distribusi Pendapatan............................................................10
1.3.3 Perubahan Teknologi yang Bias Keterampilan dan Ketimpangan Pendapatan..10
1.3.4 Penyetaraan Faktor Harga..................................................................................11
1.4 Bukti Empiris pada Model Heckscher Ohlin....................................................13
1.4.1 Perdagangan Barang sebagai pengganti perdagangan faktor: kandungan faktor
perdagangan.................................................................................................................13
1.4.2 Implikasi dari Pengujian.....................................................................................15
BAB II PENUTUP.............................................................................................................16
2.1 KESIMPULAN.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17
2
BAB I
PEMBAHASAN
3
keseluruhan, perekonomian memiliki pasokan modal K dan tenaga kerja L yang tetap yang
dibagi antara lapangan kerja di kedua sektor tersebut.
Keterangan:
aKC = modal yang digunakan untuk memproduksi satu yard kain
aLC = tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi satu yard kain
aKF = modal yang digunakan untuk memproduksi satu kalori makanan
aLF = tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi satu kalori
makanan
Dalam definisi ini, kita berbicara tentang jumlah modal atau tenaga kerja yang
digunakan untuk memproduksi sejumlah pakaian atau makanan, dan bukan jumlah yang
dibutuhkan untuk memproduksi jumlah tersebut. Secara umum, pilihan-pilihan tersebut
akan bergantung pada harga faktor tenaga kerja dan modal.
4
Gambar 1.2: Batas Kemungkinan Produksi dengan Substitusi Faktor
- Persamaan PPF dari gambar sebelumnya tidak mengizinkan substitusi modal untuk
tenaga kerja dalam produksi.
- Jika produsen dapat mensubstitusi satu input dengan input lainnya dalam proses
produksi, maka PPF akan melengkung (membungkuk).
- Biaya peluang dari kain meningkat ketika produsen membuat lebih banyak kain.
- Ketika perekonomian mencurahkan lebih banyak sumber daya untuk memproduksi
satu barang, produktivitas marjinal sumber daya tersebut cenderung rendah
sehingga biaya peluangnya tinggi.
Gambar 1-3 menunjukkan apa yang dimaksud dengan hal ini. Nilai produksi ekonomi
adalah
V = PC * QC + PF * QF ,
5
yang dihasilkan. Di setiap sektor, produsen tidak akan menghadapi kebutuhan input yang
tetap (seperti pada model Ricardian), tetapi menghadapi pertukaran (trade-off) seperti yang
diilustrasikan oleh kurva II pada Gambar 1.4, yang menunjukkan kombinasi-kombinasi
input alternatif yang dapat digunakan untuk memproduksi satu kalori makanan. Pilihan
input apa yang akan diambil oleh produsen? Hal ini bergantung pada biaya relatif dari
modal dan tenaga kerja. Jika harga sewa modal tinggi dan upah rendah, petani akan
memilih untuk berproduksi dengan menggunakan modal yang relatif sedikit dan tenaga
kerja yang banyak; sebaliknya, jika harga sewa modal tinggi dan upah rendah, petani akan
memilih untuk berproduksi dengan menggunakan modal yang relatif sedikit dan tenaga
kerja yang banyak.
Jika tingkat sewa rendah dan upah tinggi, mereka akan menghemat tenaga kerja dan
menggunakan lebih banyak modal. pada rasio kedua harga faktor ini, w/r^2. Jika w adalah
tingkat upah dan r adalah biaya sewa modal, maka pilihan input akan tergantung dan rasio
penggunaan tenaga kerja dan modal dalam produksi pangan ditunjukkan pada Gambar 1.5
sebagai berikut kurva FF.
Ada hubungan yang sesuai antara w /r dan rasio tenaga kerja-modal di produksi kain.
Hubungan ini ditunjukkan pada Gambar 1.5 sebagai kurva CC.
6
Gambar 1.5: Harga Faktor dan Pilihan Input
- Produsen dapat memilih jumlah faktor produksi yang berbeda yang digunakan untuk
membuat kain atau makanan.
- Pilihan mereka bergantung pada upah, w, yang dibayarkan kepada tenaga kerja dan
tarif sewa, r, yang dibayarkan saat menyewa modal.
- Ketika upah w meningkat relatif terhadap tingkat sewa r, produsen menggunakan lebih
sedikit tenaga kerja dan lebih banyak modal dalam produksi makanan dan pakaian.
- Kurva permintaan faktor relatif untuk kain CC berada di luar kurva permintaan faktor
makanan FF.
Setiap perubahan dalam harga relatif barang akan mengubah distribusi pendapatan.
7
Gambar 1.7: Dari Harga Barang hingga Pilihan Input
Peningkatan pasokan tenaga kerja menggeser batas kemungkinan produksi suatu perekonomian
keluar dari, tetapi melakukan hal tersebut secara tidak proporsional terhadap produksi kain.
Hasilnya tidak berubah harga relatif kain (ditunjukkan dengan kemiringan (PC/ PF), makanan
produksi justru menurun. Poin 1 ke poin 2, yang melibatkan penurunan output pangan aktual dari
8
ke dan dalam jumlah besar. Pada Gambar 5-8 kurva tersebut mewakili perekonomian kemungkinan
produksi sebelum peningkatan pasokan tenaga kerja. Outputnya ada di titik 1, dimana kemiringan
batas kemungkinan produksi sama dengan dikurangi harga relatif kain (PC/PF) dan perekonomian
memproduksi pakaian dan makanan. Kurva batas kemungkinan produksi setelah peningkatan
pasokan tenaga kerja.
9
dibandingkan di Luar Negeri. Dengan demikian, dalam negeri akan mengekspor kain
(harga relatif kain di dalam negeri meningkat), sedangkan asing akan mengekspor
makanan. (Harga relatif kain menurun di Luar Negeri, yang berarti harga relatif pangan
naik di sana).
Teorema Heckscher-Ohlin menyebutkan bahwa “Negara yang berlimpah akan
mengekspor barang yang produksinya intensif dalam faktor tersebut.
Gambar 1.10: Meningkatnya Ketimpangan Upah: Perdagangan atau Perubahan Teknologi yang Bias
Keterampilan?
Pada panel (a), kami menunjukkan kasus di mana peningkatan perdagangan dengan
negaranegara berkembang menghasilkan peningkatan ketimpangan upah (rasio upah
pekerja terampil-tidak terampil) di negara-negara tersebut (melalui peningkatan harga
relatif barang-barang berteknologi tinggi). Peningkatan biaya relatif pekerja terampil
10
mendorong produsen di kedua sektor untuk mengurangi penggunaan pekerja terampil
dibandingkan pekerja tidak terampil. Pada panel (a), kami menunjukkan kasus di mana
peningkatan perdagangan dengan negara-negara berkembang menghasilkan peningkatan
ketimpangan upah (rasio upah pekerja terampil-tidak terampil) di negara-negara tersebut
(melalui peningkatan harga relatif barang-barang berteknologi tinggi). Peningkatan biaya
relatif pekerja terampil mendorong produsen di kedua sektor untuk mengurangi
penggunaan pekerja terampil dibandingkan pekerja tidak terampil.
Panel (b) menunjukkan kasusnya dimana perubahan teknologi yang berbasis keterampilan
menghasilkan rasio upah terampil-tidak terampil yang lebih tinggi. Kurva LL dan HH
bergeser keluar (peningkatan permintaan relatif terhadap pekerja terampil di kedua sektor).
Namun dalam hal ini produsen di kedua sektor tersebut meresponsnya dengan
meningkatkan lapangan kerja relatif terhadap pekerja terampil : SL/UL dan SH/UH
keduanya meningkat.
Gambar 1.11: Evolusi Produksi Non-Produksi AS Rasio Ketenagakerjaan di Empat Kelompok Sektor
11
evolusi rasio lapangan kerja dari waktu ke waktu untuk setiap kelompok sektor (rata-rata
rasio lapangan kerja di seluruh sektor dalam kelompok tersebut). Peningkatan yang meluas
di sebagian besar sektor perekonomian AS ini merupakan salah satu bukti utama yang
menunjukkan bahwa teknologi dapat menjelaskan peningkatan ketimpangan upah di AS.
Namun, meskipun sebagian besar ekonom sepakat bahwa perubahan teknologi yang
berbasis keterampilan telah terjadi, penelitian terbaru telah mengungkap beberapa cara
baru yang menunjukkan bahwa perdagangan telah menjadi kontributor tidak langsung
terhadap peningkatan kesenjangan upah, dengan mempercepat proses perubahan teknologi.
Penjelasan tersebut didasarkan pada prinsip bahwa perusahaan mempunyai pilihan metode
produksi yang dipengaruhi oleh keterbukaan terhadap perdagangan dan investasi asing.
12
disebabkan oleh hambatan alami (seperti biaya transportasi) dan hambatan
perdagangan seperti tarif, kuota impor, dan pembatasan lainnya.
3. Bahkan jika semua negara menggunakan teknologi yang sama dan
menghadapi harga barang yang sama, penyetaraan harga faktor tetap bergantung
pada asumsi bahwa negara-negara tersebut memproduksi barang yang sama.
Namun, negaranegara dapat terdorong untuk berspesialisasi dalam produksi barang
yang berbeda. Sebuah negara dengan rasio tenaga kerja dan modal yang sangat
tinggi mungkin hanya memproduksi kain, sementara negara dengan rasio modal
dan tenaga kerja yang sangat tinggi mungkin hanya memproduksi makanan. Hal ini
mengimplikasikan bahwa penyetaraan harga faktor produksi hanya terjadi jika
negara-negara yang terlibat memiliki kemiripan dalam hal faktor produksi relatif.
Dengan demikian, harga faktor tidak perlu disamakan di antara negara-negara yang
memiliki rasio modal dan tenaga kerja yang sangat berbeda, atau rasio tenaga kerja
terampil dan tidak terampil.
13
Gambar 1.12 Efisiensi Teknologi yang Ditiru
Gambar 1.13: Bandingkan bagaimana ekspor berubah ketika sebuah negara seperti Cina tumbuh dan
menjadi relatif lebih banyak memiliki keterampilan
14
Gambar 1.14: Bagaimana pola ekspor Cina ke Amerika Serikat berubah dari waktu ke waktu, dengan
ekspor yang semakin terkonsentrasi di sektor-sektor dengan intensitas keterampilan yang lebih tinggi.
15
BAB II
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
Teori Heckscher-Ohlin (HO) merupakan salah satu pilar utama dalam studi perekonomian
perdagangan internasional teori ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang
bagaimana sumber daya dan pertukaran barang serta jasa di tingkat global terkait dengan
faktor-faktor produksi yang tersedia di masing-masing negara. Untuk dapat memahami
peran sumber daya dalam perdagangan, kami mengembangkan model di mana dua barang
diproduksi dengan menggunakan dua faktor produksi. Kedua barang tersebut berbeda
dalam intensitas faktornya, yaitu, pada rasio upah-sewa tertentu, produksi salah satu barang
akan menggunakan rasio modal terhadap tenaga kerja yang lebih tinggi dibandingkan
produksi barang lainnya. Selama sebuah negara memproduksi kedua barang tersebut,
terdapat hubungan satuke-satu antara harga relatif barang dan harga relatif faktor-faktor
yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut. Kenaikan harga relatif barang padat
karya akan menggeser distribusi pendapatan yang menguntungkan tenaga kerja dan akan
melakukannya dengan sangat kuat: Upah riil tenaga kerja akan naik untuk kedua barang
tersebut, sementara pendapatan riil pemilik modal akan turun untuk kedua barang tersebut.
Sebuah negara yang memiliki pasokan besar untuk satu sumber daya relatif terhadap
pasokan sumber daya lainnya akan memiliki sumber daya yang melimpah. Sebuah negara
akan cenderung memproduksi lebih banyak barang yang menggunakan sumber daya yang
melimpah secara intensif. Hasilnya adalah teori dasar perdagangan Heckscher-Ohlin:
negara-negara cenderung mengekspor barang-barang yang intensif dalam faktor-faktor
yang dipasok secara melimpah. Perubahan harga relatif barang memiliki efek yang sangat
kuat terhadap pendapatan relatif sumber daya, dan karena perdagangan mengubah harga
relatif, maka perdagangan Internasional memiliki efek distribusi pendapatan yang kuat.
16
Pemilik faktor produksi yang melimpah di suatu negara akan mendapatkan keuntungan
dari perdagangan, namun pemilik faktor produksi yang langka akan mengalami kerugian.
Namun, secara teori, masih ada keuntungan dari perdagangan, dalam arti terbatas bahwa
pihak yang menang dapat mengkompensasi pihak yang kalah dan semua orang akan
menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Paul Krugman, Maurice Obstfeld, Marc J. Melitz. (2018). International Trade Theory &
Policy Eleventh Edition Global Edition. Harlow: Pearson Education Limited
17