Anda di halaman 1dari 6

EFISIENSI DALAM PRODUKSI

Setelah mengetahui kondisi yang dibutuhkan untuk mencapai alokasi yang efisien dalam penukaran dua
barang, kita sekarang mengamati penggunaan input yang efisien dalam proses produksi. Kita
mengasumsikan adanya penawaran total tetap dari dua input, tenaga kerja dan modal, yang diperlukan
untuk menghasilkan dua produk, makanan dan pakaian. Alih – alih dua individu, kita sekarang
mengasumsikan bahwa terdapat banyak konsumen yang memiliki input untuk produksi (yang mencakup
juga tenaga kerja) dan memperoleh pendapatan dengan cara menjualnya. Pendapatan ini intinya
dialokasikan antara kedua barang tersebut.

Kerangkan kerja ini mengaitkan beragam elemen penawaran dan permintaan dalam perekonomian.
Orang – orang menawarkan input untuk produksi dan kemudian menggunakan pendapatan yang
diperoleh untuk meminta dan mengonsumsi barang dan jasa. Ketika harga salah satu input bertambah,
individu yang menawarkan input tersebut dalam jumlah besar memperoleh lebih banyak pendapatan dan
mengonsumsi lebih banyak dari salah satu kedua barang tersebut. Pada gilirannya, hal ini meningkatkan
permintaan atas input yang diperlukan untuk memproduksi barang dan memiliki efek umpan-balik
terhadap harga input-input tersebut. Hanya analisis ekuilibrium umum yang dapat menemukan harga
yang menyamakan penawaran dan permintaan di setiap pasar.

 EFISIENSI INPUT

Untuk melihat bagaimana input dapat dipadukan secara efisien, kita harus mencari beragam kombinasi
input yang dapat digunakan untuk memproduksi kedua output. Alokasi input tertentu yang dilibatkan ke
dalam proses produksi akan efisien secara teknis jika output dari salah satu barang tidak dapat
ditingkatkan tanpa mengurangi output barang lain. Karena efisiensi teknis memerlukan kombinasi input
yang sesuai, kita juga menyebutkannya sebagai efisiensi input. Efisiensi dalam produksi bukanlah konsep
baru, pada bab 6 kita telah melihat bahwa suatu fungsi produksi mencerminkan output maksimum yang
dapat dicapai dengan sejumlah input tertentu. Di sini, kita memperluas konsep produksi menjadi dua
barang ketimbang satu saja.

Jika pasar input bersifat kompetitif, titik produksi efisiensi akan tercapai. Kita akan melihat mengapa hal
ini terjadi. Apabila pasar tenaga kerja dan modal merupakan pasar persaingan sempurna, maka tingkat
upah w akan sama di seluruh industri. Demikian pula, tingkat sewa modal r akan sama, baik dalam industri
makanan maupun pakaian. Kita mengetahui dari bab 7 bahwa apabila produsen makanan dan pakaian
meminimalkan biaya produksi, mereka akan menggunakan kombinasi tenaga kerja dan modal tertentu
sehingga rasio produk marginal dari kedua input sama dengan rasio harga input :

MPL / MPK = w/r

Tetapi kita juga melihat bahwa rasio produk marginal dari dua input tersebut sama dengan tingkat
substitusi teknis marginal atas modal MRTSLK. Jadi,

MRTSLK = w/r

Karena MRTS adalah kemiringan dari isokuan perusahaan, ekuilibrium kompetitif dapat terjadi dalam
pasar input hanya jika setiap produsen menggunakan tenaga kerja dan modal sedemikian rupa sehingga
kemiringan dari isokuan sama satu sama lain dan sama dengan rasio harga dari kedua input. Akibatnya,
ekuilibrium kompetitif menjadi efisien dalam produksi.
 BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI

Batas kemungkinan produksi menunjukkan berbagai kombinasi makanan dan pakaian yang dapat
diproduksi dengan input tenaga kerja dan modal yang tetap, dengan menganggap teknologi konstan.
Batas kemungkinan produksi pada gambar 16.9 diperoleh dari kurva kontrak produksi. Setiap titik pada
kurva kontrak dan batas kemungkinan produksi menggambarkan tingkat produksi makanan dan pakaian
yang efisien.

Titik O, menunjukkan satu titik ekstrem, dimana hanya pakaian yang diproduksi, dan Oc menunjukkan
titik ekstrem lain, dimana hanya makanan yang diproduksi. Titik B, C, dan D sesuai dengan titik-
titik di mana makanan dan pakaian diproduksi secara efisien.
Titik A, menunjukkan alokasi yang inefisien, berada di dalam batas kemungkinan produksi.
Seluruh titik di dalam segitiga ABC melibatkan penggunaan penuh tenaga kerja dan modal dalam
proses produksi. Akan tetapi, gangguan dalam pasar tenaga kerja, mungkin akibat serikat pekerja
yang memaksimalkan rente, telah menyebabkan perekonomian secara keseluruhan menjadi
inefisien dalam proses produksinya.
Dimana kita berakhir pada kurva batas kemungkinan produksi tergantung pada permintaan
konsumen atas kedua barang tersebut. Sebagai contoh, anggaplah konsumen cenderung memilih
makanan ketimbang pakaian. Ekuilibrium kompetitif yang mungkin terjadi pada D dalam gambar
16.8. Di sisi lain, jika konsumen lebih memilih pakaian ketimbang makanan, ekuilibrium
kompetitif akan terjadi pada titik di kurva batas kemungkinan produksi yang mendekati O l.
Mengapa kurva batas kemungkinan produksi memiliki kemiringan negatif? Agar bisa memproduksi lebih
banyak makanan secara efisien, produsen harus mengalihkan input dari produksi pakaian, yang pada
gilirannya menurunkan tingkat produksi pakaian. Karena seluruh titik yang berada di dalam kurva batas
kemungkinan produksi bersifat efisien, maka titik-titik ini berada di luar kurva kontrak produksi.

TINGKAT TRANSFORMASI MATGINAL. Batas kemungkinan produksi berbentuk cekung dengan kata lain,
kemiringannya bertambah ketika produksi makanan meningkat. Untuk menggambarkan hal ini, kita
mendefinisikan tingkat transformasi marginal makanan atas pakaian (MRT) sebagai besaran dari
kemiringan batas kemungkinan produksi pada setiap titik. MRT mengukur seberapa banyak pakaian yang
harus dikorbankan untuk menghasilkan satu unit tambahan makanan. Sebagai contoh, daerah yang
diperbesar pada gambar 16.9 menunjukkan bahwa pada titik R di batas kemungkinan produksi, MRT
bernilai 1 karena 1 unit pakaian harus dikorbankan untuk mendapatkan 1 unit makanan tambahan.
Namun pada titik D, MRT bernilai 2 karena 2 unit pakaian harus dikorbankan untuk mendapatkan 1 unit
makanan tambahan.

Perhatikan bahwa ketika kita menambah produksi makanan dengan bergerak di sepanjang batas
kemungkinan produksi, MRT pun meningkat. Peningkatan ini terjadi karena produktivitas tenaga kerja dan
modal berbeda, bergantung pada apakah input – input tersebut digunakan untuk menghasilkan lebih
banyak makanan atau pakaian. Anggaplah kita memulai dari OP, di mana hanya pakaian yang diproduksi.
Sekarang kita telah memindahkan sebagian tenaga kerja dan modal dari produksi pakaian, dimana produk
marginal keduanya relatif rendah, dan mengalikannya ke produksi makanan, dimana produk marginal
keduanya tinggi. Dalam kondisi demikian, untuk memperoleh unit pertama dari makanan hanya sedikit
sekali produksi pakaian yang hilang. (MRT tersebut kurang dari 1). Tetapi saat kita bergerak di sepanjang
batas kemungkinan produksi dan makin mengurangi produksi pakaian, produktivitas tenaga kerja dan
modal dalam produksi pakaian pun meningkat dan produktivitas tenaga kerja dan modal dalam produksi
makanan menurun. Pada B, kedua produktivitas seimbang dan MRT bernilai 1. Makin kita menyusuri kurva
batas kemungkinan produksi, kita bisa mengamati bahwa karena produktivitas input dalam produksi
pakaian makin bertambah dan produktivitas input dalam produksi makanan menurun, MRT-nya menjadi
lebih besar daripada 1.

Kita juga dapat menggambarkan kurva batas kemungkinan produksi dalam bentuk biaya produksi dalam
bentuk biaya produksi. Pada OP, dimana hanya ada sedikit sekali output pakaian yang hilang untuk
menghasilakn tambahan makanan, biaya marginal untuk memproduksi makanan sangat rendah. Banyak
output yang menghasilkan dengan input yang sangat kecil. Sebaliknya, biaya marginal untuk memproduksi
pakaian sangat tinggi: Membutuhkan banyak input untuk menghasilakan satu unit tambahan pakaian.
Oleh karena itu, ketika MRT rendah, begitu pun juga rasio biaya marginal untuk memproduksi makanan
MC, dengan biaya marginal untuk memproduksi pakaian MCC. Kenyataannya, kemiringan kurva batas
kemungkinan produksi mengukur biaya marginal untuk memproduksi salah satu barang relatif terhadap
biaya marginal untuk memproduksi barang lain. Bentuk kurva batas kemungkinan produksi didasarkan
atas fakta bahwa biaya marginal untuk memproduksi makanan relatif terhadap biaya marginal untuk
memproduksi pakaian terus meningkat. Pada setiap titik di sepanjang kurva tersebut, syarat berikut ini
berlaku :

MRT = MCF / MCC

Pada B, misalnya, MRT sama dengan 1. Di sini, ketika input dialihkan dari produksi pakaian ke produksi
makanan, 1 unit output hilang dan 1 unit bertambah. Jika biaya input untuk memproduksi 1 unit dari salah
satu barang adalah $100, maka rasio biaya marginal menjadi $100/$100, atau 1. Persamaan (16.3) juga
menyatakan demikian pada D (dan pada titik lain pada kurva tersebut). Anggaplah input yang diperlukan
untuk menghasilkan 1 unit makanan berbiaya $160. Biaya marginal makanan menjadi $160, tetapi biaya
marginal pakaian hanya menjadi $80 ($160/2 unit pakaian). Akibatnya, rasio biaya marginal 2 sama
dengan MRT.
 EFISIENSI OUTPUT

Agar perekonomian menjadi efisien, barang-barang tidak saja harus diproduksi pada biaya minimum;
tetapi juga harus diproduksi pada kombinasi sedemikian rupa yang sesuai dengan kesediaan orang-orang
untuk membayar. Untuk memahami prinsip ini, ingat kembali dari bab 3 bahwa tingkat subsitusi merginal
pakaian atas makanan (MRS) mengukur kesediaan konsumen untuk membayar satu unit tambahan
makanan dalam bentuk penurunan produksi pakaian. Suatu perekonomian memproduksi output secara
efisien hanya jika, untuk setiap konsumen.

MRS = MRT

Untuk mengetahui alasan mengapa syarat ini diperlukan untuk efisiensi, anggaplah MRT sama dengan 1,
sementara MRS sama dengan 2. Jika demikian, konsumen bersedia mengorbankan 2 unit pakaian untuk
memperoleh 1 unit makanan, tetapi biaya untuk memperoleh tambahan makanan hanyalah 1 unit dari
pakaian yang dikorbankan. Jelas, hanya terdapat sedikit makanan yang dihasilakan. Untuk mencapai
efisiensi, produksi makanan harus ditingkatkan hingga MRS menurun dan MRT meningkat serta keduanya
sama besar. Output yang efisien tercapai hanya ketika MRS = MRT untuk seluruh pasangan barang.

Gambar 16.10 menunjukkan syarat efisiensi output yang penting tersebut secara grafis. Di sisi, kita
memiliki satu kurva indiferen konsumen yang tumpang-tindih atas kurva batas kemungkinan produksi dari
Gambar 16.9. Perhatikan bahaw C merupakan satu – satunya titik pada batas kemungkinan produksi yang
memaksimalkan kepuasan konsumen. Meskipun seluruh titik pada batas kemungkinan produksi
merupakan titik yang secara teknis efisien, tidak semuanya melibatkan produksi barang yang paling
efisiensi dilihat dari sudut padang konsumen. Pada titik singgung antara kurva indiferen dan batas
kemungkinan produksi, MRS (kemiringan kurva indiferen) dan MRT (kemiringan kurva batas kemungkinan
produksi) sama.

Jika anda adalah seorang perencana ekonomi, anda akan menghadapi persoalan pelik. Untuk mencapai
efisiensi output, Anda harus menyamakan tingkat transformasi marginal dengan tingkat substitusi
marginal konsumen. Tetapi apabila konsumen yang berbeda memiliki preferensi yang berbeda atas
makanan dan pakaian, bagaimana Anda bisa memutuskan berapa tingkat produksi makanan dan pakaian
dan berapa jumlah masing-masing yang harus diberikan kepada setiap konsumen, sehingga seluruh
konsumen memperoleh MRS yang sama? Biaya informasi dan logistiknya akan sangat besar. Inilah alasan
mengapa sistem ekonomi terencana, seperti bekas Uni Soviet, memiliki kinerja yang buruk. Untungnya,
sistem pasar persaingan yang berfungsi baik dapat mencapai hasil efisien yang sama seperti halnya sistem
ekonomi terencana yang ideal.
 EFISIENSI DALAM PASAR OUTPUT

Ketika pasar output bersifat persaingan sempurna, seluruh konsumen mengalokasikan anggaran mereka
sedemikian rupa sehingga substitusi marginal antara dua barang sama dengan rasio harga. Untuk contoh
dua barang makanan dan pakaian.

MRS = PF / PC

Pada saat bersamaan, setiap perusahaan yang memaksimalkan laba akan memproduksi outupnya hingga
titik dimana harga sama dengan biaya marginal. Sekali lagi, untuk contoh dua barang di atas :

Pr = MCF dan PC=MCC

Karena tingkat transformasi marginal sama dengan rasio biaya produksi marginal, maka

MRT = MCF / MCC = PF / PC =MRS

Ketika pasar input dan output bersifat kompetitif, produksi akan mencapai efisien output dengan MRT
sama dengan MRS. Syarat ini merupakan versi lain aturan manfaat marginal-biaya marginal yang dibahas
pada bab 4. Pada bab tersebut kita melihat bahwa konsumen membeli unit tambahan suatu barang hingga
pada titik dimana manfaat marginal dari konsumsi sam dengan biaya marginalnya. Di sisi, kita melihat
bahwa produksi makanan dan pakaian dipilih sedemikian rupa sehingga manfaat marginal dan
mengonsumsi satu unit tambahan makanan sama dengan biaya marginal dari memproduksi satu unit
tambahan makanan; hal serupa juga berlaku bagi konsumsi dan produksi pakaian.

Gambar 16.11 menunjukkan bahwa pasar output kompetitif yang efisien tercapai ketika pilihan produksi
dan konsumsi dipisahkan. Anggaplah pasar menghasilkan rasio harga PF/PC. Jika produsen menggunakan
input secara efisien, mereka akan memproduksi makanan dan pakaian pada A, dimana rasio harga sama
dengan MRT, yaitu kemiringan dari kurva batas kemungkinan produksi. Namun, ketika dihadapkan pada
kendala anggaran ini, konsumen ingin mengkonsumsi pada B, dimana mereka memaksimalkan kepuasan
pada kurva indiferensi U2 yang lebih tinggi. Akan tetapi, pada rasio harga PF/PC produsen tidak akan
menghasilkan kombinasi makanan dan pakaian pada B. Karena produsen ingin menghasilkan F1 unit
makanan, sedangkan konsumen ingin membeli F2 unit, maka akan terjadi kelebihan permintaan atas
makanan.

Sejalan dengan itu, karena konsumen ingin membeli C2 unit pakaian sedangkan produsen ingin menjual
C1 unit, maka akan terjadi kelebihan penawaran pakaian. Harga di pasar akan menyesuaiakan diri : Harga
makanan akan meningkat dan harga pakaian menurun. Saat rasio harga PF/PC bertambah, garis harga akan
bergerak disepanjang kurva batas kemungkinan produksi.

Suatu ekuilibrium terjadi ketika rasio harganya adalah PF/PC pada C. Dalam kondisi ekuilibrium, tidak ada
cara untuk menguntungkan konsumen tanpa merugikan konsumen lain. Jadi, ekulibrium ini efisien
Parento. Terlebih lagi, produsen ingin menjual F*unit makanan dan C* unit pakaian; konsumen ingin
membeli jumlah yang sama. Pada ekulibrium tersebut, MRT dan MRS kembali sama; sehingga ekulibrium
kompetitif menjadi efisien output.

Anda mungkin juga menyukai