Anda di halaman 1dari 14

1

BAB VI
TEORI BIAYA PRODUKSI

Teori biaya produksi akan membicarakan bagaimana produsen berusaha untuk 


menentukan tingkat output dengan biaya produksi yang efisien. Pada pembahasan
sebelumnya teori produksi membicarakan tentang bagaimana faktor produksi secara
fisik digunakan, sedangkan pada teori biaya produksi akan membicarakannya dari
sisi uang. Ketika membicarakan terkait produksi yang efisien, maka salah satu
ukuran penting dari efisiensi produksi yaitu dilihat dari nilai uangnya.

Pada saat melakukan produksi, tingkat produksi yang dilakukan akan sangat terkait
dengan produktivitas dari faktor-faktor produksinya. Produktivitas yang semakin
tinggi akan menyebabkan produsen dapat memproduksi output pada tingkat yang
sama dengan biaya yang lebih murah. Ada hubungan terbalik yang terjadi, dimana
semakin tinggi tingkat produktivitas maka biaya produksi yang diperlukan semakin
murah.

Dalam teori biaya produksi, juga perlu melihat periode dari produksi. Sebab, dalam
jangka pendek ada faktor produksi yang bersifat tetap sehingga menimbulkan biaya
tetap. Sedangkan dalam teori produksi jangka panjang, semua faktor produksi yang
digunakan akan menjadi faktor variabel sehingga menjadi biaya variabel.

Pada kesempatan ini akan membahas terkait teori biaya produksi dalam jangka
pendek. Pembahasan ini juga masih terkait dengan teori produksi, sebaiknya anda
membaca juga tulisan teori perilaku produsen yang telah dibahas sebelumnya.

Teori Biaya Produksi dalam jangka pendek


Terdapat beberapa istilah yang perlu dipahami dalam mempelajari teori biaya
produksi yaitu biaya tetap, biaya variabel, biaya total, biaya rata-rata, dan biaya
marginal.

Biaya total (total cost) yang harus ditanggung oleh produsen ketika produksi akan
terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
TC = FC + VC
Dengan TC yaitu biaya total dalam jangka pendek, FC adalah biaya tetap dalam
jangka pendek, dan VC adalah biaya variabel dalam jangka pendek. Biaya tetap
(fixed cost) merupakan biaya yang besaran tidak tergantung pada jumlah produksi.
Ada ataupun tidak ada produksi, biaya tetap harus tetap ditanggung oleh produsen.
Biaya tetap ini contohnya biaya untuk barang modal, biaya untuk gaji penggawai,
biaya sewa kantor hingga bunga pinjaman. Sedangkan biaya variabel (variable cost)
merujuk pada biaya yang harus ditanggung bergantung pada jumlah produksi yang
dilakukan. Contoh biaya variabel yaitu upah buruh dan biaya bahan baku.
Hubungan diantara biaya total, biaya tetap, dan biaya variabel apabila digambarkan
dalam bentuk grafik akan terlihat sebagai berikut:
2

Dari grafik diatas terdapat beberapa poin yang dapat dipahami bahwa:

Garis Biaya Tetap (Fixed Cost) mendatar yang menunjukkan bahwa biaya tetap
tidak bergantung pada jumlah produksi yang dilakukan. Dengan garis biaya tetap
yang berposisi diatas nilai nol, berarti ada biaya tetap yang harus di tanggung.

Garis biaya variabel (Variable cost) menunjukkan biaya yang harus di keluarkan
untuk menghasilkan sejumlah tertentu output. Biaya variabel dimulai dari angka nol
dan terus meningkat yang menunjukkan bahwa ketika tidak berproduksi maka tidak
ada biaya variabel yang dikeluarkan. Namun semakin besar biaya variabel
menunjukkan semakin besar output yang dihasilkan.

Garis biaya total sejajar dengan garis biaya variabel, serta garis biaya total tidak
dimulai dari nol, namun pada titik biaya tetap sama dengan nol, dan garis biaya total
terus mengalami peningkatan sesuai dengan peningkatan biaya variabel. Hal ini
menunjukkan bahwa biaya total berasal dari biaya tetap dan biaya variabel. Karena
biaya tetap tidak berubah, yang menentukan besar atau pun kecil biaya total dalam
jangka pendek yaitu dari perubahan biaya variabel.
 
Selain ketiga jenis biaya tersebut, perlu juga mengetahui tentang biaya rata-rata.
Biaya rata-rata menunjukkan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi satu unit
output. Biaya rata-rata dihitung dari biaya total yang dibagi dengan jumlah output.

Karena biaya dalam jangka pendek dirumuskan dengan TC = FC + VC maka biaya


rata-ratanya (average cost) akan sama dengan biaya tetap rata-rata (average fixed
cost) ditambah biaya variabel rata-rata (average variable cost).

AC = AFC + AVC
Atau
TC/Q = FC/Q + VC/Q
Dimana AC adalah biaya rata-rata, AFC adalah biaya tetap rata-rata, dan AVC
3

adalah biaya variabel rata-rata.

Selain itu, perlu juga memahami tentang biaya marginal (marginal cost) yang
menunjukkan tambahan biaya yang diperlukan untuk menambah produksi sebanyak
satu unit output. Biaya marginal (MC) dalam jangka pendek dapat di rumuskan
dengan:
MC = d TC/ dQ
Perubahan biaya total dalam jangka pendek dipengaruhi oleh biaya variabel.
Dengan demikian dapat dirumuskan:
MC = dVC / dQ
 
Biaya-biaya diatas dalam teori biaya produksi dapat dihubungkan dengan kurva-
kurva biaya berikut:

Kurva AFC terus menurun berbentuk garis asimptot pada sumbu vertikal dan
horizontal.
Kurva AVC awalnya mengalami penurunan hingga pada titik minimumnya. Titik
minimum ini terjadi pada kondisi AP maksimum. Selanjutnya kurva AVC mengalami
peningkatan hingga mendekati kurva AC. Tetapi kurva AVC dan AC tidak
bersentuhan, karena kurva AFC mengalami penurunan terus menerus.

Tidak jauh berebda dari kurva AVC, kurva AC mengalami hal serupa. Pada mulanya
mengalami penurunan hingga mencapai titik minimum. Selanjutnya kurva AC
mengalami kenaikan.
4

Kurva MC pada awalnya juga menurun sampai mencapai minimum. Selanjutnya


kurva MC naik dan memotong kurva ACV dan AC pada keduanya minimum. Setelah
itu titik itu nilai MC lebih besar dari nilai AC dan AVC.
 

Kesimpulan

Biaya ekonomis (ekonomic cost) adalah biaya ekonomi atas semua input yang
diperlukan untuk mempertahankan masukan tersebut untuk penggunaannya saat ini,
185 atau imbalan yang diterima input tersebut dalam penggunaan alternatifnya yang
terbaik. Dua konsep biaya yang penting yaitu biaya rata dan biaya marjinal. Biaya
rata-rata adalah biaya per unit output, sementara biaya marjinal adalah biaya
tambahan dari unit terakhir yang diproduksi. Kurva biaya rata-rata dan biaya marjinal
dapat dibentuk secara langsung dari kurva biaya total. Sehingga bentuk dari kurva
biaya rata-rata dan biaya marjinal, tergantung pada biaya total. Untuk meminimisasi
biaya produksi setiap tingkat output tertentu, perusahaan harus memilih sebuah titik
pada isokuan di mana pada tingkat substitusi teknik (RTS) adalah sama dengan
rasio harga pasar input. Dengan mengulang kembali proses minimisasi biaya untuk
setiap tingkat yang mungkin pada output, maka alur ekspansi perusahaan dapat
dibentuk. Hasil ekspansi menunjukkan arah biaya minimum untuk menghasilkan
setiap tingkat output. Kurva biaya total perusahaan dapat dihitung secara langsung
dari alur ekspansi tersebut. Kurva biaya jangka pendek dibentuk dengan
menganggap bahwa satu atau beberapa input konstan perusahaan pada jangka
pendek. Biaya-biaya jangka pendek ini umumnya tidak akan merupakan biaya
terendah yang dapat dicapai perusahaan apabila seluruh inputnya dapat
disesuaikan. Biaya jangka pendek meningkat dengan cepat apabila perusahaan
melakukan ekspansi output, karena input-input yang digunakan mengalami
penurunan produktivitas marjinal. Dalam jangka panjang, semua input yang
digunakan dalam proses produksi adalah variabel, akibatnya pemilihan input
tergantung pada biaya relatif dari faktorfaktor produksi dan sejauh mana perusahaan
dapat mensubstitusi input dalam proses produksi. Pemilihan input yang
meminimumkan biaya dilakukan dengan mencari titik singgung antara isokuan
tingkat output yang diinginkan dengan garis isocost. Kurva biaya rata-rata jangka
panjang adalah amplop dari kurva biaya rata-rata jangka pendek sebuah
perusahaan dan sekaligus menunjukkan bahwa ada atau tidak skala pengembalian.
Ketika terdapat sekala pengembalian yang bertambah pada tahap awal dan
selanjutnya terjadi penurunan skala tersebut, kurva biaya rata-rata jangka 186
panjang berbentuk U dan amplop tersebut mencakup semua titik biaya minimum dari
kurva biaya rata-rata jangka pendek. Leaning Curve memperlihatkan penurunan
dalam biaya rata-rata produksi seiring dengan meningkatnya total output secara
komulatif sepanjang waktu. Kurva belajar mempunyai kemiringan negatif dan
cembung terhadap titik asal. Hal tersebut menunjukkan bahwa biaya input rata-rata
menurun pada satu tingkat yang digunakan dalam memperkirakan kebutuhan
tenaga kerja, mesin, bahan mentah, dan pelataran, serta untuk menjadwalkan
produksi, menurunkan harga jual output, dan melakukan evaluasi harga dengan
pemasok.
5

BAB VII
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang jumlah pembeli dan
penjualnya sangat banyak, namun produk yang dijual sama atau homogen.
Beberapa produk yang dijual dalam pasar ini adalah beras, buah, sayur, gandum,
kentang, batu bara, minyak mentah, bursa efek dan lain sebagainya.

Harga produk dalam pasar persaingan sempurna tidak bisa dipengaruhi oleh penjual
ataupun pembeli. Jadi harganya benar-benar berasal dari kesepakatan dan interaksi
antara penawaran dan permintaan.

Perlu adanya konsep pemasaran di awal agar Anda lebih teratur dalam menjalankan
bisnis. Namun struktur dalam pasar persaingan sempurna bisa dikategorikan paling
sempurna karena proses produksi lebih efisien dibandingkan pasar lain.

Apa Ciri Pasar Persaingan Sempurna?

Berikut ini adalah beberapa ciri yang ada dalam pasar persaingan sempurna:

Memiliki Banyak Penjual dan Pembeli


Pasar persaingan sempurna memiliki jumlah penjual dan pembeli yang banyak
sehingga perilaku keduanya tidak akan bisa mempengaruhi kondisi pasar. Interaksi
dari kedua pihak ini biasanya sebagai pengikut harga sehingga harga dalam pasar
ini bersifat tetap.

Free Entry and Free Exit


Istilah ini berlaku dalam pasar persaingan sempurna karena tidak adanya
keterikatan dalam membuka atau menutup pasar. Setiap perusahaan bebas
membuka atau menutup usahanya sesuai dengan hasil yang diperoleh, entah
mereka rugi ataupun untung.

Produk Bersifat Homogen


Satu ciri utama yang mencolok di pasar ini adalah produknya yang bersifat
homogen. Jadi produk yang dihasilkan oleh setiap perusahaan itu identik dan tidak
bisa dibedakan.  Dengan kata lain, konsumen yang membeli produk di satu
perusahaan, maka mereka akan mendapat produk yang sama meskipun membeli di
perusahaan lain.

Penjual dan Pembeli Paham dengan Keadaan Pasar


Kedua pihak tahu segala hal yang terkait di pasar mulai dari tingkat harga hingga
perubahannya. Hal ini membuat semua sumber daya bisa digunakan sepenuhnya
untuk memperoleh keuntungan maksimal.

Tak hanya itu, pemahaman ini jelas membuat harga di pasar sama. Jadi penjual
tidak ada yang menjual dengan harga lebih tinggi atau rendah. Sebaliknya, pembeli
juga tidak ada yang membeli di atas harga pasar.
6

Mungkin dengan keadaan pasar seperti itu, Anda perlu untuk memanfaatkan strategi
pemasaran yang ada agar dapat hasil yang maksimal.

Mobilitas Sumber Ekonomi Sempurna


Kesamaan yang ada dalam pasar persaingan sempurna, mulai dari metode
pembuatan hingga proses penjualan maka mobilitas bisa dilakukan dengan sangat
mudah.
Anda tidak akan menemukan persaingan ataupun promosi besar-besaran dalam
pasar ini karena produknya homogen. Namun sayangnya, hal ini memicu terjadinya
defisit inovasi. Persaingan yang tidak ada membuat produsen tidak bisa berinovasi
dengan bebas. Pada akhirnya pembeli tidak akan memiliki alternatif pilihan saat
membeli produk.
Meskipun tidak ada persaingan, harga stabil dan produk yang dijual sama, namun
pengelolaan keuangan yang baik tetap penting untuk dilakukan. Anda yang memiliki
bisnis dalam pasar persaingan sempurna, mungkin bisa mencoba software
akuntansi Harmony untuk membantu mengelola keuangan.

BAB V.
TEORI PRODUKSI

Dalam kegiatan produksi ini, dikenal pula suatu teori produksi. Teori produksi yang
paling banyak dikenal adalah “Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang”
atau Law of Diminishing Return.

Teori produksi ini dikemukakan David Ricardo yang tertulis di dalam bukunya yang
berjudul “Principle of Political Economic and Taxation”. Di dalam Hukum Tambahan
Hasil yang Semakin Berkurang tersebut, dijelaskan mengenai sifat pokok dari
hubungan antara tingkat poduksi dan tenaga kerja yang digunakan utnuk
mewujudkan produksi tersebut.

Teori Produksi Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang ini menyatakan “Apabila
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah
sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak
pertambahannya. Akan tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu, maka
produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif.”

Dalam teori produksinya ini, David Ricardo menyatakan bahwa ketika kita
menambah terus menerus salah satu unit input dalam jumlah yang sama, sementara
input yang lain tetap maka mula -mula akan terjadi tambahan output yang lebih dari
proporsional (increasing returns). Akan tetapi, di titik tertentu, hasil yang kita peroleh
justru akan semakin berkurang (diminishing returns).
7

Contohnya, di dalam suat perluasan produksi pertanian, dapat dilakukan dengan


menambah faktor produksi tenaga kerja untuk menggarap sebidang tanah. Dengan
begitu, hasil yang diperoleh akan meningkat.

Peningkatan hasil ini akan berjalan terus hingga mencapai kombinasi faktor -faktor
produksi yang paling tepat, yakni pada waktu diperoleh tambahan hasil yang
tertinggi. Jika hal ini sudah tercapai, maka penambahan tenaga kerja selanjutnya
justru akan mengakibatkan penambahan hasilnya jadi semakin menurun atau
bahkant idak memberikan hasil sama sekali dan akhirnya menjadi negatif.

Lebih jelasnya, bisa dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel teori produksi dengan penambahan satu faktor

Input 1
Input 2 Output Hasil Lebih
(tenaga kerja) (total produk) (marginal produk)
(tanah)

Tetap 0 0 0
Tetap 1 6 6
Tetap 2 14 8
Tetap 3 24 10
Tetap 4 36 12
Tetap 5 45 9
Tetap 6 50 5
Tetap 7 53 3
Tetap 8 53 0
Tetap 9 48 5
Dari angka -angka yang ditunjukan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah
output (total product) memang mengalami pertambahan sebagai akibat dari
bertambahnya jumlah tenaga kerja. Akan tetapi, hasil lebihnya (marginal product)
tidak selalu sebanding.

Berlakunya the law of diminishing returns ini perlu dipahami dengan beberapa


asumsi, yakni:

 Salah satu faktor produksi, misalnya tanah pada pertanian atau mesin
pada industri, harus tetap sehingga perbandingannya saja yang
mengalami perubahan.
 Teknik produksi yang ditetapkan dalam suaut proses produksi tetap.
Apabila tingkat teknik produksi yang diterapkan lebih canggih, maka dapat
mempertinggi produktivitas setiap tenaga kerja, dan artinya hukum
tersebut tidak berlaku.
8

 Daya kerja (productivity) faktor produksi yang diubah, harus sebanding


(sama). Jika faktor produksi yang diubah adalah jumlah tenaga kerjanya,
maka tingkat pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja tersebut harus
sama dengan pekerjaan yan dimaksudkan.

BAB IX.
PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Pasar persaingan monopolistik adalah salah satu pasar persaingan tidak sempurna.
Teori pasar persaingan monopolistik ini dikembangkan karena adanya
ketidakpuasan pada analisis model persaingan pasar sempurna ataupun pasar
monopoli.

Namun, jika dilihat dari struktur pasar monopolistik, maka ia lebih mendekati pada
pasar persaingan yang sempurna, namun perusahaan akan lebih berpartisipasi di
pasar tersebut guna menghasilkan suatu produk yang berbeda dan juga memiliki
karakteristik tersendiri.

Pasar persaingan monopolistik ini adalah pasar dengan banyaknya para konsumen
yang menghasilkan suatu komoditas yang berbeda-beda dan bisa disebut juga
sebagai pasar yang adanya banyak penjual yang menawarkan satu jenis barang
dengan banyak produk yang berbeda-beda dalam hal kualitas, bentuk, dan
juga ukuran produk tersebut.

Dalam pasar persaingan monopolistik, setiap konsumen akan merasakan adanya


perbedaan dari karakteristik pada setiap produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan dengan produk yang di hasilkan oleh perusahaan lainnya.

Adanya perbedaan tersebut akan mencerminkan perbedaan yang sebenarnya di


antara produk-produk yang akan mereka konsumsi atau hanya perbedaan dalam hal
persepsi konsumen bahwa berbagai produk yang dihasilkan oleh berbagai
perusahaan yang beroperasi di pasar memanglah sangat berbeda.

Sebagai contoh sederhananya, perbedaan produk bisa dilihat dari bentuk fisiknya
seperti adanya perbedaan fungsi, bentuk, ataupun kualitas produk. Perbedaan ini
juga bisa dilihat dalam kaitannya dengan suatu merek, logo, ataupun kemasan.

Selain itu, bisa dilihat juga dari jangka waktu kredit penjualannya, ketersediaan
komoditas, kemudahan dalam mengaksesnya, layanan after sales, lokasi
memperoleh komunitas, pelayanan, dan masih banyak lagi.

Berbagai contoh dari komoditas monopolistik yang banyak dijumpai dalam


kehidupan kita sehari-hari adalah pakaian, obat-obatan, alat kosmetik, restaurant
dan banyak komoditas makanan lainnya.
9

Pasar Persaingan Monopolistik

Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis
pasar yang sangat ekstrem, yakni pasar persaingan sempurna dan monopoli, untuk itu sifat
pasar ini masih mengandung unsur-unsur sifat dari pasar monopoli dan juga pasar persaingan
sempurna.

Persaingan monopolistik ini bisa kita artikan sebagai suatu pasar yang mana adanya banyak
produsen yang memproduksi barang yang beragam.

Ciri-Ciri Pasar Persaingan Monopolistik


1. Adanya Banyak Penjual
Perusahaan dalam pasar monopolistik memiliki ukuran yang cenderung sama besar,
kondisi ini akan melahirkan produksi suatu perusahaan yang cenderung sedikit bila
dibandingkan dengan seluruh produksi yang ada di dalam pasar.

Jika didalam pasar sudah terdapat beberapa puluhan perusahaan yang eksis, maka
persaingan monopolistik sangat mungkin akan terjadi.

2. Produksi Barang Lebih Bersifat Berbeda-Beda

Ciri ini adalah sifat yang paling penting dalam membedakan antara pasar persaingan
monopolistik dan pasar persaingan sempurna.

Dalam persaingan sempurna, produksi dari berbagai perusahaan akan sama, tentunya hal ini
berbeda dengan pasar persaingan monopolistik yang produksi barangnya bersifat variatif dan
secara fisik akan lebih mudah dibedakan diantara produksi suatu perusahaan dengan produksi
perusahaan lainnya.

3. Perusahaan Memiliki Sifat Kekuasaan dalam Mempengaruhi Harga

Pasar persaingan monopolistik bisa mempengaruhi harga walaupun relatif lebih kecil
dibandingkan hasil persaingan sempurna yang tidak memiliki kekuasaan ataupun
pengaruh harga kekuasaan dan mempengaruhi harga.

Hal ini terjadi karena adanya produksi barang yang sangat berbeda-beda, maka
para pembeli akan cenderung lebih memilih barang dari perusahaan tersebut.

4. Pemasukan Industri Relatif Lebih Mudah Diperoleh

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan pemasukan industri cenderung lebih


mudah diperoleh adalah:

 Adanya modal yang dibutuhkan relatif lebih besar walaupun dibandingkan


dengan membangun perusahaan pasar persaingan sempurna
10

 Karena perusahaan harus menghasilkan barang yang lebih menarik dari yang
sudah ada di dalam pasar, dan juga mempromosikan barang tersebut untuk
memperoleh langganan.

5. Persaingan Promosi Penjualan yang Sangat Aktif

Harga bukanlah faktor penentu dari besarnya pasar dan dan dari perusahaan-
perusahaan yang ada di dalam pasar persaingan monopolistik.

Suatu perusahaan akan sangat mungkin menjual barang yang relatif lebih mahal
harganya, namun dia tidak bisa menarik banyak pelanggan, sebaliknya suatu
perusahaan lain yang menjual barang dengan harga murah akan bisa menarik lebih
banyak pelanggan.

Kondisi ini disebabkan oleh adanya sifat barang yang mereka produksi yaitu barang
yang sifatnya berbeda-beda. Untuk itu dalam mempengaruhi citarasa pembeli, maka
setiap pebisnis harus melakukan persaingan bukan dengan harga melainkan
memperbaiki mutu dan juga desain suatu barang

Keuntungan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik

Kurva permintaan yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan


monopolistik akan lebih  elastis dari yang dihadapi di dalam pasar monopoli. Namun,
tidak sampai mencapai elastis yang sempurna sebagaimana kurva permintaan yang
dihadapi oleh berbagai perusahaan di dalam pasar persaingan sempurna.

 Memaksimalkan Keuntungan Dalam Jangka Pendek


Permintaan yang akan dihadapi perusahaan di dalam persaingan monopolistik
adalah sebagian dari keseluruhan permintaan pasar. Keuntungan maksimal akan
bisa diperoleh bila perusahaan terus berproduksi sampai pada tingkat tercapainya
MC = MR. Perusahaan dalam hal ini akan mendapatkan laba di atas normal dalam
jangka waktu yang pendek.

  Memaksimalkan Keuntungan Jangka Panjang


Keuntungan yang melebihi batas normal akan menyebabkan perkembangan
perusahaan di pasar. Sehingga, setiap perusahaan yang ada di pasar akan
menghadapi suatu permintaan yang semakin berkurang pada berbagai tingkatan
harga. Sehingga, keuntungan pun akan semakin menurun ke tingkat normal.

Adanya Ketidakefisienan Dari Pasar Persaingan Monopolistik.

Terdapat dua penyebab adanya ketidakefisienan dari pasar persaingan monopolistik


ini, yakni harga jual lebih besar dari biaya marginal, dan kapasitas yang berlebih.

Bila perusahaan menderita kerugian minimum, maka dia akan keluar dari pasar
tersebut. Sehingga, jumlah perusahaan yang ada di dalam pasar akan semakin
sedikit dan jumlah permintaan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang
masih ada akan menjadi lebih besar.
11

Keluarnya perusahaan dari pasar akan berlangsung terus hingga perusahaan


mendapatkan keuntungan yang normal. Dalam kondisi seperti ini, maka tidak akan
ada lagi perusahaan yang masuk ke pasar dan juga tidak ada lagi perusahaan yang
keluar dari pasar. Inilah yang disebut sebagai keseimbangan jangka panjang
perusahaan di dalam persaingan monopolistik.

Kelebihan dan Kekurangan Persaingan Monopolistik


 Kelebihan Pasar Persaingan Monopolistik Adalah:
 Banyaknya produsen di pasar akan memberikan keuntungan untuk konsumen
dalam memilih produk yang terbaik untuknya.
 Adanya kebebasan keluar masuk bagi para produsen, sehingga akan
mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi dalam memproduksi
barangnya.
 Adanya diferensiasi produk akan mendorong konsumen untuk lebih selektif
dalam menentukan produk mana yang nantinya akan dibeli dan dapat
membuat setiap konsumen bisa lebih lanjut terhadap produk yang akan
dipilihnya.
 Pasar ini juga relatif sangat mudah dijumpai oleh konsumen karena sebagian
besar keperluan sehari-hari akan tersedia di dalam pasar monopolistik

 Kekurangan Pasar Monopolistik

 Pasar monopolistik mempunyai tingkat persaingan yang sangat tinggi baik itu
dalam hal harga kualitas ataupun pelayanan. Sehingga, produsen yang tidak
memiliki modal dan juga pengalaman yang cukup akan lebih cepat keluar dari
pasar tersebut.
 Diperlukan modal yang sangat besar untuk bisa masuk ke dalam pasar
monopolistik karena para pemain pasar didalamnya memiliki skala ekonomis
yang sangat tinggi.
 Pasar ini akan mendorong berbagai produsen untuk selalu melakukan
inovasi, sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas
pada harga produk yang harus dibayar oleh setiap konsumen.

Contoh pasar persaingan monopolistik di Indonesia adalah penjualan sepeda motor


Honda dan Yamaha.

Sepeda motor keluaran Honda selalu dikatakan lebih irit daripada sepeda motor
lainnya. Sedangkan motor keluaran Yamaha diklaim lebih memiliki tenaga yang lebih
unggul daripada sepeda motor lainnya.

Hal tersebut adalah salah satu contoh pada pasar persaingan monopolistik kedua
brand ini sama-sama produsen sepeda motor. Namun keduanya memiliki
karakteristik produk yang sangat berbeda.

Honda cenderung lebih unggul dalam hal bahan bakar karena iritnya bahan bakar
yang digunakan oleh mereka. Sedangkan Yamaha akan lebih unggul dalam hal
akselerasi. Selanjutnya, tinggal bergantung pada pilihan konsumen.
12

Penutup

Demikian penjelasan dari kami tentang pasar persaingan monopolistik.

Jadi, bisa kita tarik kesimpulan bahwa pasar persaingan monopolistik adalah suatu
pasar yang dikembangkan karena adanya ketidakpuasan dalam pasar model
persaingan sempurna dan pasar monopoli atau sederhananya pasar persaingan
monopolistik adalah kombinasi dari pasar persaingan monopoli dan pasar
persaingan sempurna.

Pemahaman ini akan sangat penting untuk dimengerti bagi Anda yang baru terlibat
dalam dunia bisnis. Jadi, Anda harus menentukan pasar mana yang nantinya akan
Anda masuki  dan memiliki strategi yang tepat untuk bisa bersaing di dalamnya.

Hal lainnya yang tidak boleh dilupakan oleh setiap bisnis adalah melakukan
pencatatan laporan keuangan secara rapi, tepat, dan juga akurat. Namun, untuk
melakukannya tentu tidaklah mudah, dibutuhkan ketelitian yang sangat tinggi dalam
mencatat laporan keuangan tersebut.

BAB X
PASAR OLIGOPOLI

Dalam bidang bisnis dan perdagangan saat ini, pasar oligopoli adalah sebuah
persaingan pasar yang dinilai tidak cukup sempurna atau bahkan tidak sempurna
sama sekali.
Istilah pasar ini dikenal dengan pasar oligopoli. Berbeda dengan pasar bebas pada
umumnya, di dalam pasar oligopoli jumlah produsen tidak sebanding dengan
banyaknya jumlah konsumen dan permintaan produk.
Dengan kondisi ini, maka para pebisnis di pasar oligopoli bisa tetap bertahan karena
mudah untuk secara terus menerus memasarkan produk dan menarik perhatian
para pembeli.

Produsen baru sangat sulit menembus pasar oligopoli. Sebab, umumnya,


sudah terlebih dahulu didominasi oleh beberapa perusahaan terkenal dengan
jumlah konsumen yang sangat banyak.
13

Praktik pasar oligopoli biasa dilakukan untuk menahan perusahaan-perusahaan lain


yang berpotensi untuk masuk ke pasar, sehingga hanya ada sedikit
produsen/perusahaan lain yang bisa memproduksi produk yang sama.
Perusahaan juga tidak terlalu terpikirkan masalah persaingan kompetitor, karena
mudah melakukan pemasaran langsung kepada konsumen.

Contoh Pasar Oligopoli

Contoh pasar oligopoli yang menonjol di Indonesia misalnya produk rokok, motor
dengan berbagai merek, dan layanan jasa penerbangan. Di Indonesia, angka
perokok aktif sangat tinggi, begitu juga dengan motor.

Sedangkan perusahaan yang memproduksi rokok dan motor tidak banyak. Dari
kondisi ini bisa dilihat kalau jumlah produsen dan konsumen tidak sebanding.
Untuk menghindari konsumen berpindah ke lain, perusahaan hanya perlu membuat
varian dari produknya dan pengguna akan terus bisa memanfaatkan produknya.

Jadi, bisa dikatakan pasar oligopoli adalah kondisi suatu pasar ditinjau dari
persaingannya yang tidak seimbang sama sekali. Untuk produsen baru yang ingin
bersaing di pasar ini, tentu saja tidak mudah, meskipun tidak akan ada banyak
kompetitornya.

Perusahaan baru harus menemukan strategi yang tepat berkenaan dengan konsep


pemasaran dan konsep penjualan yang digunakan. Segala pendekatan harus
dilakukan secara mumpuni karena praktek oligopoli tidak mudah untuk bisa
bersaing.

Produsen yang datang lebih dulu dalam pasar ini akan berupaya sebisa mungkin
untuk menahan adanya produsen baru yang masuk ke pasar.

Produsen bisa bebas menetapkan batas harga sehingga persaingan harga sangat
sedikit terjadi di antara para produsen. Jika Anda ingin terjun dalam persaingan
pasar oligopoli, Anda harus tahu lebih jauh mengenai jenis pasar oligopoli dan ciri
pasar oligopoli.

Apa Saja Jenisnya?

Adapun 4 jenis pasar oligopoli yang ada saat ini jika dilihat dari kondisi produk yang
dipasarkan. Keempat pasar oligopoli yang dimaksud tersebut antara lain:

1. Pasar Oligopoli Kolusi

Pasar oligopoli kolusi yaitu pasar yang menentukan perubahan harga ditentukan dari
kerjasama produsen dengan para kompetitornya.
2. Pasar Oligopoli Murni (Homogen)

Jenis pasar ini merupakan pasar oligopoli yang memiliki satu macam produk yang
dipasarkan namun memiliki banyak pilihan varian.
14

3. Pasar Oligopoli Non Kolusi

Pasar oligopoli non kolusi ini adalah pasar yang memungkinkan harga produk akan
berubah dengan pertimbangan usaha kompetitor.

4. Pasar Oligopoli Terdiferensiasi

Dari namanya saja ini termasuk jenis pasar oligopoli yang memiliki produk hanya
satu macam dan harganya tidak perlu menyesuaikan dengan harga produsen yang
lainnya, misalnya pada beberapa produk elektronik.

Anda mungkin juga menyukai