Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadilan ekonomi dan sosial, merupakan salah satu karakteristik yang
idealis bagi umat islam, yang harus diterapkan dalam cara hidupnya dan bukan
sebagai suatu fenomena. Konsep tersebut haruslah diimplementasikan pada
semua area dari hubungan interaksi antar umat manusia, sosial, ekonomi, dan
politik.
Di antara semua ajaran islam yang terpenting adalah untuk
mewujudkan keadilan dan meniadakan pemanfaatan ataupun eksploitasi dalam
transaksi bisnis yang diperbolehkan atas sumber daya yang ada yang
digunakan untuk melakukan perbaikan secara tidak adil (akl amwal an nas bi
al batil), Al-Quran memerintahkan umat islam tidak untuk mengingini barang
milik orang lain secara bil batil atau secara tidak benar.
Dalam literatur konvensional, teori produksi ditujukan
menggunakan masukan (input) untuk produksi dan menjual keluaran atau
produk. Seperti halnya dalam teori konsumsi, dalam teori konsumsi, dalam
teori produksi juga memberikan penjelasan tentang perilaku produsen
memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi
produksinya. Memaksimalkan keuntungan atau efisiensi produksi tidak akan
terlepas dari dua hal; yakni struktur biaya produksi dan revenue yang didapat.
Sehingga untuk memberikan pemahaman yang lebih dan dapat juga untuk
membedakan konsep syariah dan implikasinya dalam teori produksi, maka
dalam buku ini juga akan di bahas tentang dampak pemberlakuan strktur biaya
atau revenue. Sedang dalam kenyataannya, sering kali seorang produsen
beroperasi dari berbagai macam sumber modal, ada yang berasal dar qard
(pinjaman tanpa kompensasi), syirkah (sebagian menggunakan modal dari
pihak lain), ada yang berasal dari pinjaman bank yang berbasis bunga, dan
lain-lain.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisa biaya?
2. Apa yang dimaksud dengan minimalisasi biaya untuk memproduksi
jumlah yang sama?
3. Apa yang dimaksud dengan maksimalisasi produksi tanpa kenaikan atau
perubahan biaya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui analisa biaya
2. Untuk mengetahui minimalisasi biaya untuk memproduksi jumlah yang
sama
3. Untuk mengetahui maksimalisasi produksi tanpa kenaikan atau perubahan
biaya

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisa Biaya
1. Fungsi Biaya
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang barang yang
diproduksikan oleh perusahaan tersebut.
Fungsi Biaya Produksi, hubungan input dan output (besarnya biaya
produksi dipengaruhi jumlah output, besarnya biaya output tergantung
pada biaya atas input yang digunakan). Perilaku biaya produksi ,
dipengaruhi1;
a. Karakteristik fungsi produksi
b. Harga input yang digunakan dalam proses produksi.
Jenis biaya produksi, Biaya eksplisit adalah pengeluaran perusahaan
yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor
produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan, Biaya implisit
adalah perkiraan pengeluaran (biaya) atas faktor produksi yang dimiliki
oleh perusahaan itu sendiri.
Jangka waktu analisis, Jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana
sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya, Jangka panjang,
yaitu jangka waktu dimana semua faktor produksi bersifat variabel.
Beberapa pengertian biaya dalam jangka pendek:
a. Biaya tetap total (total fixed cost)
b. Biaya variabel total (total variable cost)
c. Biaya marjinal (marginal cost)
d. Biaya tetap rata-rata (per unit) atau average fixed cost
e. Biaya variabel rata-rata (per unit) atau average variable cost
f. Biaya total (total cost)
g. Biaya rata-rata (average cost)

1 Karim, A. Adiwarman. 2010. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: Rajawali Pers. H , 34

3
Biaya tetap total (Total fixed cost/TFC) Adalah biaya tetap total
yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperolehfaktor produksi yang bersifat tetap. Contoh : pembelian mesin,
bangunan dan lain-lain.
Biaya variabel total (total variable cost/TVC) Biaya variabel total
yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh
faktor produksi yang bersifat variabel. Misalnya biaya tenaga kerja,
pembelian bahan baku,bahan penolong,dan lain-lain.
Biaya marjinal (marginal cost/MC) Biaya marjinal yaitu
kenaikan biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat kenaikan satu
unit output.
MCn = TCn - TCn-1
Biaya tetap rata-rata (average fixed cost/AFC), Biaya tetap rata-rata
yaitu biaya tetap yang dibebankan kepada satu unit output.
AFC = TFC / Q
Q = jumlah output yang dihasilkan dari penggunaan sejumlah biaya
tetap total tertentu.
Biaya variabel rata-rata (average variable cost/AVR) Biaya variabel
rata-rata yaitu biaya variabel yang dibebankan kepada kepada setiap unit
output.2
AVR = TVC/Q
Biaya total (total cost/TC) Biaya total yaitu keseluruhan biaya
produksi yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu
baik yang bersifat tetap maupun variabel.
TC = TFC + TVC
Biaya rata-rata (average cost/AR) Biaya rata-rata Yaitu biaya
diproduksi yang diperhitungkan untuk setiap unit output. AR = TC/Q.

2 A. Bilas, Richard. 1994. Ekonomi Mikro. Jakarta: Rineka Cipta. H 29

4
2.

Dampak Sistem Bunga Vs Bagi Hasil


Karakteristik dari system bunga dalam analisis biaya produksi
adalah adanya biaya bunga yang harus di bayarkan oleh produsen bersifat
tetap. Sehingga biaya bunga akan menjadi bagian dari fixed cost, dengan
kata lain, berapapun jumlah output yang diproduksi bunga tetap harus di
bayar. Konsekuensi lebih lanjut, keberadaan biaya bunga akan
meningkatkan total biaya.3
Dengan menggunakan system bagi hasil hal ini tidak terjadi.
Naiknya total cost akan mendorong Break Even Point dari titik Q ke Qi.
Secara grafik efek kenaikan biaya bunga dalam analisis biaya dapat dilihat
pada gambar di bawah.

3 Gregory Mankiw, N., dkk. 2013. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta : Salemba Empat. H 78

5
Adanya beban bunga yang harus dibayar produsen sama sekali
tidak akan memengaruhi kurva permintaan. Oleh karena itu, kurva total
penerimaan dalam system bunga adalah TRi = TR.
Berbeda dengan system bunga, pada system bagi hasil, kurva fixed
cost tidak terpengaruh, tetapi pemberlakuan system ini akan berpengaruh
terhadap kurva TR.4
Jadi, bila dalam system bunga yang berubah adalah kurva TC,
sedangkan dalam system bagi hasil adalah kurva TR akan berputar ke arah
jarum jam dengan titik 0 sebagai titik putarannya. Semakin besar nisbah
bagi hasil yang diberikan kepada pemodal (ekstremnya limit dari nisbah
0:100) maka kurva TR itu semakin mendekati horizontal sumbu X.

Dari sisi BEP, kita tidak dapat menjawab pertanyaan apakah


penggunaan system bunga akan membawa perilaku produsen untuk
berproduksi pada tingkat output yang lebih kecil, lebih besar atau sama
dengan tingkat output dengan system bagi hasil?
Dalam akad muamalah Islam, dikenal akad mudhorobah, yaitu
akad antara si pemodal dengan si pelaksana. Antara si pemodal dan si
pelaksana harus disepakati nisbah bagi hasil yang akan menjadi pedoman
pembagian bila usaha tersebut menghasilkan keuntungan. Namun, bila
usaha tersebut malah menimbulkan kerugian, maka si pemodal yang akan
menanggung sesuai penyertaan modalnya, dalam hal ini melanggar syarat
4 Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: LP-FEUI.
H 46

6
yang telah disepakati bersama, maka kerugian menjadi tanggung jawab si
pelaksana.

Bila yang disepakati adalah mudhorobah yang biaya-biaya


ditanggung oleh si pemodal, atau dengan kata lain, dengan sistem bagi
untung (profit sharing), maka kurva total penerimaan berputar ke arah
jarum jam dengan titik BEP sebagai sumbu putarannya. Tingkat produksi
sebelum titik BEP tercapai (Q < Qps) adalah keadaan dimana total biaya
lebih besar daripada total penerimaan (TC > TR). Dalam keadaan ini,
belum ada keuntungan yang dapat dibagihasilkan. Sesuai kesepakatan
bahwa biaya ditanggung oleh si pemodal, maka kerugian itu menjadi
beban si pemodal. Itu sebabnya kurva total penerimaan TR berputar ke
arah jarum jam dengan titik BEP sebagai sumbu putarnya.5

B. Minimalisasi Biaya untuk Memproduksi Jumlah yang Sama


Untuk melihat ini, kita gunakan kurva total cost yang membandingkan
antara total cost sistem bunga dengan total cost sistem bagi hasil.
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, total cost sistem bunga akan lebih
5 S., Bambang dan G. Kartasapoetra. 1992. Kalkulasi dan Pengendalian Biaya Produksi. Jakarta:
Rineka Cipta. H 40

7
tinggi daripada total cost sistem bagi hasil. Secara grafis, total cost sistem bagi
hasil digambarkan dengan TC. Sedangkan total cost sistem bunga
digambarkan dengan TCi.
Ambillah titik mana saja pada sumbu X sebagai titik yang
menggambarkan tingkat produksi yang sama (Qyang sama). Kemudian
tariklah garis vertikal sampai memotong TC dan TCi. Untuk masing-masing
perpotongan antara garis vertikal dengan TCi dan TCrs/ps tariklah garis
horizontal ke sumbu Y.6

Ternyata untuk tingkat produksi yang sama (Qyang sama), total biaya
sistem bagi hasil TCrs/ps selalu lebih kecil dibandingkan total biaya dengan
sistem bunga (TC,). Jadi menurut kriteria ini, produksi dengan sistem bagi
hasil lebih efisien dibandingkan sistem bunga.

C. Maksimalisasi Produksi tanpa Kenaikan atau Perubahan Biaya

6 Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2010. Teori ekonomi mikro. Jakarta: LP-FEUI. H
57

8
Untuk melihat ini, kita gunakan kurva total cost yang membandingkan
antara total cost sistem bunga dengan total cost sistem bagi basil.
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, total cost sistem bunga akan lebih
tinggi daripada total cost sistem bagi hasil. Secara grafis, total cost sistem bagi
hasil digambarkan dengan TC . Sedangkan total cost sistem bunga
digambarkan dengan TCi.
Ambillah titik mana saja pada sumbu Y sebagai titik yang menggambarkan
total biaya yang sama (TC yang sama), tentunya ambil titik yang di atas garis
FCi. Kemudian tariklah garis horizontal sampai memotong TC dan TCi. Untuk
masingmasing perpotongan antara garis horizontal dengan TC dan TCi,
tariklah garis vertikal ke bawah ke sumbu X.
Ternyata untuk total cost yang sama (TC yang sama), jumlah produksi
sistem bagi hasil (Q) selalu lebih besar dibandingkan jumlah produksi dengan
sistem bunga (Qi). Jadi menurut kriteria ini, produksi dengan sistem bagi basil
lebih efisien dibandingkan sistem bunga.7

7 Kismawadi, Early Ridho. 2010 Teori Produksi Islami. H 37

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang barang yang
diproduksikan oleh perusahaan tersebut.
Fungsi Biaya Produksi, hubungan input dan output (besarnya biaya
produksi dipengaruhi jumlah output, besarnya biaya output tergantung pada
biaya atas input yang digunakan). Perilaku biaya produksi , dipengaruhi
Untuk melihat ini, kita gunakan kurva total cost yang membandingkan
antara total cost sistem bunga dengan total cost sistem bagi hasil.
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, total cost sistem bunga akan lebih
tinggi daripada total cost sistem bagi hasil. Secara grafis, total cost sistem bagi
hasil digambarkan dengan TC. Sedangkan total cost sistem bunga
digambarkan dengan TCi.
Untuk melihat ini, kita gunakan kurva total cost yang membandingkan
antara total cost sistem bunga dengan total cost sistem bagi basil.
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, total cost sistem bunga akan lebih
tinggi daripada total cost sistem bagi hasil. Secara grafis, total cost sistem bagi
hasil digambarkan dengan TC

10
B. Saran
Setelah memahami makalah ini, maka sebaiknya kita mempelajari sumber-
sumber hukum Islam, dalil-dalil yang shahih yang menunjukkan kepada kita
hukum Allah swt, apa syarat-syarat ijtihad, dan bagaimana metode berijtihad
yang benar sesuai batasan-batasan syariat. Kemidian mengapllikasikannya
dalam kehidupan kita sehari-hari.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah


membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah
memberi motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

11
Bengkulu, Maret 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................


KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFATR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Analisa Biaya.........................................................................................3
B. Minimalisasi Biaya untuk Memproduksi Jumlah yang Sama...............8
C. Maksimalisasi Produksi tanpa Kenaikan atau Perubahan Biaya...........9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................11
B. Kritik dan Saran ...................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................iii

12
DAFTARiiPUSTAKA

Karim, A. Adiwarman. 2010. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: Rajawali Pers.


A. Bilas, Richard. 1994. Ekonomi Mikro. Jakarta: Rineka Cipta
Gregory Mankiw, N., dkk. 2013. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta : Salemba
Empat
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi.
Jakarta: LP-FEUI
S., Bambang dan G. Kartasapoetra. 1992. Kalkulasi dan Pengendalian Biaya
Produksi. Jakarta: Rineka Cipta
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2010. Teori ekonomi mikro. Jakarta:
LP-FEUI
Kismawadi, Early Ridho. 2010 Teori Produksi Islami.

13

iii
MAKALAH
EKONOMI MIKRO ISLAM
TEORI BIAYA DALAM ISLAM

Disusun Oleh :
Diko Agusran
1611130209

Dosen Pengempuh :
KATRA PRAMADEKA, SE.I, ME.I

PRODI HUKUM EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
2017

14

Anda mungkin juga menyukai