Anda di halaman 1dari 6

Fitra Khalisa Zahira

205020407111034

BAB 8 : BIAYA JANGKA PENDEK DAN KEPUTUSAN OUTPUT

BIAYA DALAM JANGKA PENDEK


Bab ini melanjutkan pembahasan tentang keputusan dalam mencari laba. Dilihat pada
kolom dibawah ini bahwa perusahaan dalam industri kompetitif sempurna mengambil tiga
keputusan spesifik. Namun, perlu diingat bahwa dalam bab ini difokuskan pada biaya dalam
jangka pendek (short run) saja.

KEPUTUSAN didasarkan pada INFORMASI

1. Kuantitas output yang akan ditawarkan 1. Harga output

2. Bagaimana memproduksi output itu 2. Teknik produksi yang tersedia*

(Teknik mana yang digunakan) 3. Harga input*

3. Kuantitas tiap input yang diminta *Menentukan biaya produksi

Jangka pendek adalah suatu jangka waktu di mana dua kondisi berlaku :
1. Perusahaan yang ada menghadapi Batasan yang disebabkan oleh beberapa
factor produksi yang tetap
2. Perusahaan baru tidak bisa masuk, sedang perusahaan yang ada tidak bisa
keluar dari suatu industri
Dalam jangka pendek, semua perusahaan (kompetitif maupun nonkompetitif)
memiliki biaya yang harus mereka tanggung apapun output mereka. Sebenarnya, beberapa
biaya tetap harus dibayar meskipun perusahaan berhenti produksi ̶ ̶ yakni, meskipun
outputnya nol. Jenis biaya ini disebut biaya tetap (fixed cost), dan perusahaan tidak bisa
melakukan apapun dalam jangka pendek untuk mneghindarinya atau mengubahnya. Dalam
jangka Panjang, suatu perusahaan tidak memiliki biaya tetap, karena perusahaan itu bisa
memperluas, mempersempit, atau keluar dari industri.
Perusahaan memang memiliki biaya tertentu dalam jangka pendek yang tergantung
pada tingkat output yang mereka pilih. Jenis biaya ini disebut dengan biaya variable
(variable cost). Biaya tetap dan biaya variabel merupakan penyusun biaya total (total
cost) :
TC = TFC + TVC

dimana TC adalah biaya total, TFC adalah biaya tetap total, dan TVC adalah biaya variabel
total.
BIAYA TETAP
Biaya Tetap Total
Atau total fixed cost (TFC) merupakan total semua biaya yang tidak berubah sesuai output,
meskipun outputnya bernilai nol. Biaya tetap total kadang-kadang disebut overhead.
Sebagai gambaran, ditampilkan data tentang biaya tetap suatu contoh perusahaan. Biaya
tetapnya adalah $1.000 pada semua tingkat output (q). Sebuah grafik memperlihatkan biaya
tetap total sebagai fungsi output. Karena TFC tidak berubah sesuai output, grafik ni hanya
berupa garis horizontal lurus pada titik $1.000. Hal penting yang harus diingat di sini adalah

Perusahaan tidak memiliki control atas biaya tetap dalam jangka pendek. Karena alasan ini, biaya tetap
kadangkala disebut biaya tertanam/hangus (sunk cost).

Biaya Tetap Rata-rata


Atau average fixed cost (AFC) adalah biaya tetap (TFC) dibagi dengan jumlah unit output
(q) :

TFC
A FC=
q
Sebagai contoh, jika perusahaan memproduksi 3 unit output, biaya tetap rata-ratanya
adalah $333 ($1.000 dibagi 3). Jika perusahaan itu memproduksi 5 unit output, biaya tetap
rata-ratanya menjadi $200 ($1.000 dibagi 5). Biaya tetap rata-rata turun sewaktu output
naik, karena total angkanya (yang besarnya tetap) dibagi dengan suatu jumlah unit yang
lebih besar. Fenomena ini kadang-kadang disebut biaya overhead yang menyebar
(spreading overhead).
BIAYA VARIABEL
Biaya Variabel Total
Atau yang disebut biaya variabel total (TVC) adalah jumlah baiaya yang beragam sesuai
tingkat output dalam jangka pendek.
Kurva biaya variabel total berupa grafik yang memeprlihatkan hubungan antara biaya
variabel total dan tingkat output (q). Pada segala tingkat output tertentu, biaya variabel total
tergantung pada (1) Teknik produksi yang tersedia dan (2) harga input yang diperlukan oleh
tiap teknologi.

Biaya Variabel Rata-rata


Atau yang disebut average variable cost (AVC) adalah biaya variabel total dibagi dengan
jumlah unit output (q).

TVC
AVC =
q
BIAYA MARJINAL
Yang terpenting dari semua konsep biaya adalah marjinal cost (MC). Biaya marjinal
merupakan peningkatan biaya total karena produksi satu unit output tambahan. Biaya
marjinal mencerminkan perubahan biaya variabel. Jika perusahaan memproduksi 1.000 unit,
biaya tambahan peningkatan output menjadi 1.001 unit adalah biaya marjinal. Biaya marjinal
mengukur biaya input tambahan yang diperlukan untuk memproduksi tiap unit output
berikutnya. Karena biaya tetap tidak berubah ketika ada perubahan output, biaya marjinal
mencerminkan biaya variabel.
Dalam jangka pendek, suatu perusahaan dibatasi oleh factor produksi tetap, atau skala
pabrik tetap. Begitu perusahaan meningkatkan output, akhirnya perusahaan akan
terkungkung dalam skala itu. Karena skalanya tetap, biaya marjinal akhirnya meningkat
bersama output.
Biaya marjinal adalah slope kurva biaya variabel total. Kurva biaya variabel total selalu
memiliki slope positif, karena biaya total selalu meningkat bersama output. Akan tetapi,
peningkatan biaya marjinal berarti biaya total akhirnya naik dengan laju yang kian tinggi.
Ketika biaya marjinal berada di atas niaya variabel rata-rata, biaya variabel rata-rata
meningkat. Ketika biaya marjinal berada di bawah biaya variabel rata-rata, biaya variabel
rata-rata menurun. Biaya marjinal berpotongan dengan biayya variabel rata-rata pada titik
minimum AVC.

∆ TVC ∆ TVC
slopeTVC = = =∆TVC =MC
∆q 1

BIAYA TOTAL
Biaya Total Rata-rata
Atau yang disebut average total cost (ATC) adalah biaya total dibagi dengan jumlah unit
output (q).
Jika biaya marjinal berada di bawah biaya total rata-rata, biaya total rata-rata akan turun
menuju biaya marjinal. Jika biaya marjinal berada di atas biaya total rata-rata, biaya total
rata-rata akan meningkat. Biaya marjinal memotong biaya total di titik minimum ATC.

KEPUTUSAN OUTPUT : PENERIMAAN, BIAYA, DAN PEMAKSIMALAN LABA


Pada jangka pendek, perusahaan kompetitif menghadapi kurva permintaan yang hanya
berbentuk garis horizontal pada harga ekuilibrum pasar. Dengan kata lain, perusahaan
kompetitif menghadapi permintaan yang elastis sempurna dalam jangka pendek.
Penerimaan total (total revenue) adalah jumlah total yang didapatkan perusahaan dari
penjualan produknya. Perusahaan persaingan sempurna menjual tiap unit produk dengan
harga yang sama, terlepas dari tingkat output yang dipilihnya.

penerimaan total=harga× kuantitas


TR = P× q

Untuk perusahaan kompetitif sempurna, penerimaan marjinal sama dengan harga pasar
produk itu saat ini.

Perusahaan kompetitif sempurna yang memaksimalkan laba akan berproduksi hingga titik di
mana harga output tepat sama dengan biaya marjinal jangka pendek−¿tingkat output
dimana P* = MC.

Tingkat output pemaksimalan laba untuk semua perusahaan adalah tingkat output di mana MR=MC

Kurva biaya marjinal perusahaan kompetitif adalah kurva penawaran jangka pendek
perusahaan itu.
BAB 9 : BIAYA JANGKA PANJANG DAN KEPUTUSAN OUTPUT

Bagi segala perusahaan, salah satu dari tiga kondisi berikut ini pasti berlaku pada saat
tertentu : (1) Perusahaan mendapatkan laba positif, (2) Perusahaan mengalami kerugian, (3)
Perusahaan mencapai titik impas−¿yakni, mendapatkan tingkat penghasilan normal, jadi
labanya nol.

KONDISI JANGKA PENDEK DAN ARAH JANGKA PANJANG


Suatu perusahaan yang mendapatkan laba postif dalam jangka pendek dan berharap
terus mendapatkannya memiliki insentif untuk berekspansi dalam jangka panjang. Laba juga
memberikan insentif bagi perusaahan baru untuk memasuki industri.
Dalam jangka pendek, perusahaan yang menderita kerugian terpaku dalam industri. Mereka
bisa menutup operasi (q = 0), tapi mereka masih harus menanggung biaya tetap. Dalam
jangka panjang, perusahaan yang menderita kerugian bisa keluar dari industri.
Keputusan perusahaan tentang apakah akan tutup usaha dalam jangka pendek
hanya bergantung pada apakah penerimaan dari operasi memadai untuk menutup biaya
dengan skala berbeda yang bisa dipilih oleh perusahaan untuk beroperasi dalam jangka
panjang.operasi (operating profit) bisa digunakan untuk membayarbiaya tetap sehingga
dapat mengurangi kerugian.
Kapanpun harga berada di bawah titik minimum pada kurva biaya variabel rata-rata,
penerimaan total akan kurang dari biaya variabel total, laba operasi akan
negatif,perusahaan baru akan masuk dan perusahaan yang ada dan perusahaan akan
tutup. Titik minimum pada kurva biaya variabel rata-rata (yang juga adalah titik di mana
industri ke kanan. Ketika ini terjadi, harga turun dan biaya variabel rata-rata dan biaya
marjinal berpotongan) disebut dengan titik penutupan usaha (shut-down pont). Pada semua
harga di atas titik penutupan usaha, kurva MC memperlihatkan tingkat output yang
memaksimalkan laba. Pada semua harga di bawahnya, output jangka pendek optimal
adalah nol.
Kurva penawaran jangka pendek (short-run supply curve) suatu perusahaan dalam
industri kompetitif sempurna adalah bagian kurva biaya marjinal yang terletak di atas kurva
biaya variabel rata-rata.
Dua hal yang bisa menyebabkan kurva penawaran industry bergeser: (1) dalam kondisi
jangka pendek, segala hal yang menyebabkan biaya marjinal berubah di seluruh industri,
seperti peningkatan harga input tertentu; dan (2) dalam jangka panjang, masuk atau
keluarnya perusahaan.
BIAYA JANGKA PANJANG: SKALA EKONOMIS DAN DIS- EKONOMIS
Ketika peningkatan skala produksi suatu perusahaan menyebabkan biaya rata-rata yang
lebih rendah, menyebabkan biaya rata-rata yang lebih rendah, perusahaan tersebut
memperlihatkan skala penghasilan meningkat (increasing returns to scale), atau skala
ekonomi (economics of scale). Ketika biaya rata-rata tidak berubah bersama skala produksi,
perusahaan memperlihatkan skala penghasilan konstan. Ketika peningkatan dalam skala
roduksi perusahaan menyebabkan biaya rata-rata yang lebih tinggi, perusahaan
memperlihatkan skala penghasilan menurun (decresing returns to scale), atau skala
disekonomis (diseconomics of scale).
Kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC-long-run average cost curve)
memperlihatkan biaya yang terkait dengan skala berbeda yang bisa dipilih oleh perusahaan
untuk beroperasi dalam jangka panjang.
PENYESUAIAN KONDISI JANGKA PANJANG TERHADAP KONDISI JANGKA PENDEK
Ketika ada laba jangka pendek dalam suatu industri, perusahaan baru akan masuk dan
perusahaan yang ada akan berekspansi. Kejadian ini menggeser kurva penawaran industri
ke kanan. Ketika ini terjadi, harga turun dan akhirnya laba terhapuskan.
Ketika kerugian jangka pendek diderita dalam suatu industri, beberapa perusahaan
keluar dan beberapa perusahaan mengurangi skala. Kejadian ini menggeser kurva
penawaran industri ke kiri, yang meningkatkan harga dan menghapuskan kerugian.
Ketika timbul keyakinan akan laba positif, investasi pun dilakukan dan output berkembang.
Ketika mengalami penderitaan kerugian, perusahaan berkontraksi, dan beberapa keluar dari
bisnis. Tapi perlu waktu bagi suatu industry untuk mencapai Ekuilibrium persaingan jangka
panjang (long-run competitive equilibrium) dicapai ketika P = SRMC = SRAC =LRAC dan
laba sama dengan nol.

Ekuilibrium persaingan jangka panjang (long-run competitive equilibrium) dicapai ketika P


= SRMC = SRAC =LRAC dan laba sama dengan nol.

Dalam pasar yang efisien, modal investasi mengalir menuju kesempatan laba.

Investasi−¿dalam bentuk masuknya perusahaan baru dan perusahaan lama yang berekspansi −¿dari
waktu ke waktu akan menyukai industri yang bisa mencetak laba, dan dari waktu ke waktu industri di
mana perusahaan yang menderita kerugian akan secara bertahap melakukan kontraksi untuk
melakukan disinvestasi.

PASAR OUTPUT : EPILOG


Dalam empat bab terakhir, kita telah membangun suatu model sistem pasar sederhana
dengan asumsi persaingan sempurna. Mari kita lihat satu contoh lagi untuk mengkajj ulang
respon nyata sistem kompetitif terhadap perubahan preferensi konsumen.
Selama dua dekade terakhir, kecenderungan selera orang-orang Amerika untuk
minum anggur meningkat, khususnya anggur California. Kita tahu bahwa permintaan rumah
tangga dibatasi oleh pendapatan, kekayaan, harga, dan bahwa pendapatan (setidaknya
sebagian) ditentukan oleh pilihan yang diambil oleh rumah tangga. Dalam kendala ini, rumah
tangga banyak memilih−¿atau meminta−¿minuman anggur. Kurva permintaan minuman
anggur bergeser ke kanan, yang menyebabkan permintaan berlebih yang diikuti oleh
peningkatan harga.
Dengan harga yang lebih tinggi, produsen anggur menghasilkan laba positif. Peningkatan
harga ini dan konsekuensi peningkatan labanya adalah sinyal yang mengarahkan realokasi
sumber daya masyarakat. erbatas dan kapasitas gudang saat ini. California hanya punya
jumlah kebun anggur yang. Dalam jangka pendek, produsen anggur dibatasi oleh skala
anggur yang kecil, misalnya.
Tapi dalam jangka panjang, kita bisa berharap melihat sumber daya mengalir untuk
bersaing mendapatkan laba ini, dan ini benar-benar terjadi. Perusahaan baru memasuki
bisnis produksi anggur. Kebun-kebun baru ditanam baru dibeli dan dijalankan. Pemilik kebun
anggur berekspansi ke negara−¿bagian baru Rhode Island, Texas, dan Maryland−¿dan
pengembang anggur yang mapan meningkatkan produksinya. Secara keseluruhan, lebih
banyak anggur dihasilkan untuk memenuhi permintaan pelanggan baru. Pada saat yang
bersamaan, persaingan mendorong perusahaan untuk beroperasi dengan menggunakan
teknologi terefisien yang ada.
Faktor yang memulai pergeseran preferensi kemudian menyebabkan pergeseran sumber
daya. Tanah direalokasikan dan tenaga kerja beralih ke produsen anggur. Semua ini
dilakukan tanpa perencanaan atau arahan terpusat.
Kita telah melihat sekarang apa yang ada di balik kurva permintaan dan kurva
penawaran dalam pasar output kompetitif. Dua bab mendatang dilanjutkan dengan pasar
input dan melengkapi gambaran ini.

Anda mungkin juga menyukai