dan Keuntungan
Para ekonom pada umumnya mempunyai asumsi bahwa tujuan akhir kegiatan
perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimum. Dengan kata lain,
perusahaan berusaha memaksimalkan selisih antara apa yang dikorbankan
untuk memperoleh input (total biaya) dan jumlah yang diterima dari barang
dan jasa atau yang diproduksinya (total pendapatan). Keuntungan adalah total
penerimaan (Total Revenue /TR) dikurangi total biaya (Total Cost/TC).
= TR – TC.
Total penerimaan adalah jumlah penerimaan dari hasil penjualan barang dan
atau jasa. Dipihak lain biaya total terdiri dari biaya eksplisit dan biaya implisit.
Bab in akan dimulai dengan pembahasan tentang produksi dalam kaitannya
dengan biaya.
O
Jumlah Tenaga kerja
Marginal
product
O
Jumlah Tenaga kerja
Bahkan apabila jumlah tenaga kerja terus ditambah, maka tambahan produksi
akan negatif. Misalnya di sebuah toko terlalu banyak pelayan yang justru
mengganggu pelanggan yang akan berbelanja. Dalam kondisi demikian
pengurangan jumlah tenaga kerja justru akan meningkatkan produksi total.
Jenis-jenis Biaya
TC = FC + VC
TC
ATC = ————
Q
Rp. 4.000.000,-
= ——————————
1.000
= Rp. 4.000,-
Dari perhitungan di atas, biaya total rata-rata per unit output adalah
Rp. 4.000,-
FC
AFC = ————
Q
Rp. 1.500.000,-
= ——————————
1.000
= Rp. 1.500,-
Dari perhitungan di atas, biaya tetap rata-rata per unit output adalah
Rp. 1.500,-
VC
AVC = ————
Q
Rp. 2.500.000,-
= ——————————
1.000
= Rp. 2.500,-
Dari perhitungan di atas, biaya variabel rata-rata per unit output adalah
Rp. 2.500,-
7. Penerimaan Biaya dan Keuntungan|79
f. Biaya marginal (MARGINAL COST — MC)
Biaya marjinal adalah tambahan biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap
tambahan output yang dihasilkan. Bila misalnya total biaya menghasilkan 9
unit adalah Rp 220.000,- dan untuk menghasilkan 10 unit dibutuhkan biaya
Rp 250.000,- maka biaya marginal adalah Rp 30.000.-
Di bawah ini ditampilkan konsep biaya dalam jangka pendek seperti terlihat
dalam Tabel 7.2.
Tabel 7.2. Konsep Biaya Jangka Pendek
No Konsep Notasi Definisi
1 Total Cost TC Total pengeluaran untuk
menjalankan usaha
2 Fixed Cost FC Biaya yang tidak berubah untuk
setiap tingkat output
3 Variable Cost VC Biaya yang bervariasi sejalan
dengan perubahan output
4 Average Total ATC Rata-rata biaya total per satuan
Cost output TC/Q
5 Average Fixed AFC Rata-rata biaya tetap per satuan
Cost output FC/Q
6 Average AVC Rata-rata biaya variabel per satuan
Variabel Cost output VC/Q
7 Marginal Cost MC Tambahan biaya untuk menambah
satu unit output
Gambar 7.2 FC, VC dan TC Gambar 7.3 ATC, AVC, AFC dan MC
Dari Gambar 7.2 dan Gambar 7.3 di atas terlihat saling hubungan antara
berbagai konsep biaya. FC berbentuk garis, sejajar sumbu output yang berarti
jumlah konstan berapapun jumlah output diproduksi. TC dengan VC selisihnya
sebesar FC. Sementara AFC merupakan kurva selalu turun mendekati sumbu
jumlah output, yang berarti semakin besar jumlah out yang diproduksi AFC
akan semakin kecil. Kurva AVC, ATC dan MC berbentuk “U” dalam arti mula-
mula semakin kecil dengan semakin meningkatnya jumlah output, tetapi
setelah titik tertentu meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah output.
Produksi Marjinal
Area A Area B
MPL
O Jumlah tenaga
MC
Biaya Marjinal
Area A Area B
O Jumlah output
ATC akan meningkat pada tingkat produksi yang lebih banyak karena berlakunya
law of diminishing marginal product of labour. Kalau dengan mesin tertentu,
jumlah tenaga kerja ditambah dan terus ditambah, akibatnya kondisi tempat
kerja menjadi kacau dan mungkin biaya pemeliharaan mesin menjadi
MC ATC
biaya
7.5. Biaya Eksplisit (Explicit Cost) Dan Biaya Implisit (Implicit Cost)
Biaya eksplisit : sebagian besar biaya yang dihitung merupakan biaya eksplisit.
biaya eksplisit adalah biaya yang memungkinkan untuk dihitung, dapat
dinyatakan dengan pengeluaran uang atau penggunaan faktor produksi dan
sering berupa kontrak. beberapa contoh biaya eksplisit: upah, pembelian bahan
baku, pembayaran bunga, sewa tanah dan sewa peralatan modal dan sebagainya.
Biaya implisit: biaya implisit tidak berupa pengeluaran uang atau kewajiban
kontrak tetapi merupakan secara nyata dapat diperhitungkan. Contohnya:
apabila telah diputuskan investasi pada bidang tertentu maka tidak ada lagi
7. Penerimaan Biaya dan Keuntungan|83
kesempatan untuk melakukan investasi pada bidang lain, dan hilangnya
kesempatan melakukan investasi di bidang lain tersebut merupakan biaya
implisit yang kemudian dihitung dalam total biaya oleh para ekonom walaupun
tidak ada uang yang keluar dari saku. Contoh lain petani yang mengerjakan sendiri
tanahnya tidak menerima upah. Tetapi alternatif penerimaan seandainya petani
tersebut bekerja di tempat lain merupakan biaya implisit (implicit /opportunity
cost). Biaya kesempatan implisit yang lain juga harus dihitung dalam total
biaya dalam hal pengusaha (petani) menggunakan faktor produksi miliknya sendiri
misalnya: tanah atau perlengkapan yang dimanfaatkan tanpa ada pembayaran
untuk penggunaan tersebut. Sebagai dasar perhitungan adalah jumlah
penerimaan apabila faktor produksi tersebut digunakan oleh orang lain.
Dari TR dapat diketahui Average Revenue yaitu Total Revenue dibagi dengan
jumlah barang yang terjual atau TR/Q = AR = Price. TR pada jumlah 30 unit
barang terjual misalnya Rp 150.000,- (TR = 30 x Rp 5) sedangkan pada jumlah
40 unit barang yang terjual, harganya turun menjadi Rp 4,50 maka TR = 40 x
Rp 4,50 = Rp 180.000. Pertamabhan revenue karena pertambahan satuan
tertentu barang yang terjual disebut sebagai Marginal Revenue (MR). MR =
TRn+1 – TRn.
Contoh:
a. Tahun 2000, TR = Rp. 10.000 .000,- dan TC = Rp. 9.000.000,-, maka
keuntungan selama tahun 2000 :
= TR – TC
= Rp. 10.000.000,- - Rp. 9.000.000,-
= Rp. 1.000.000,-