Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL

Jl. Bedugul No.39 Sidakarya Denpasar, Telp (0361)723868/723077 Fak.(0361)723077


Website http:/undiknas.ac.id Email : Info@undiknas.ac.id

UAS MIKROEKONOMI.TAHUN AKADEMIK 2021-2022

UAS MIKROEKONOMI

Dibuat Oleh :

Nama : Aditya Dewangga Sumarno


NIM : 121113910
Fak / Jurusan : Ekonomi & Bisnis / Manajemen
Kelas : Reguler B Sore
 JAWABAN :

1. Biaya produksi adalah suatu biaya dengan akumulasi dengan semua biaya-biaya yang
dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau
barang. Dan juga bisa di artikan Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang diperlukan
dalam proses produksi untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Biaya produksi
meliputi biaya bahan baku,biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya
bahan baku adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membeli bahan baku
dan mengolah bahan baku tersebut menjadi barang siap pakai dan memiliki nilai
ekonomis. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan
sebagai gaji karyawan,sebagai ganti dari tenaga dan pikiran karyawan ,perusahaan wajib
memberikan upah kepada tenaga kerja. Biaya overhead pabrik adalah biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk menunjang proses produksi.
 Contohnya : Biaya Tetap : Biaya sewa gedung, biaya administrasi, serta pajak
perusahaan. Biaya Variabel : Biaya bahan baku
2. Memaksimalkan keuntungan pasar monopoli dengan kata apabila harga- harga barang
menjadi semakin menurun pada waktu jumlah produksi semakin meningkat, maka:
Pertama dengan hasil penjualan total akan mengalami pertambahan, tetapi
pertambahan itu semakin berkurang apabila poduksi bertambah banyak. Setelah
mencapai satu tingkat produksi tertentu pertambahannya akan menjadi negatif. Dan
Kedua pada umumnya hasil penjualan marginal nilainya adalah lebih rendah daripada
harga. Hanya pada waktu produksi mencapai satu unit hasil penjualan marginal = harga.
 Dengan gambaran seperti : Jumlah output yang ditawarkan oleh pengusaha
tergantung dari titik optimum usahanya. Keputusan untuk menetapkan output dan
harga pada pasar monopoli padda dasarnya sama seperti pada pasar persaingan
sempurna. Kurva penerimaan total (TR) pada monopoli berbentuk U terbalik. Hal
ini disebabkan oleh sifat permintaan yang dihadapi oleh monopoli, yaitu jika
harga diturunkan maka permintaan akan naik, dan sebaliknya jika harga
dinaikkan maka permintaan akan turun. Maksimum laba dicapai pada saat
kemiringan kurva TR sama dengan kemiringan kurva biaya total jangka pendek
(SRTC). Padahal, kemiringan TR berarti MR dan kemiringan TC jangka pendek
berarti SRMC (short run marjinal cost). Sehingga laba maksimum dicapai jika
MR=SRMC. Maka dari gambaran seperti itu membuat sejumlah keuntungan
akan terlihat dengan lebih gampang di cermati dan lebih gampang di efektivkan.
3. Menurut pendapat saya , yaitu mengenai seorang monopoli selalu mendapatkan
keuntungan hal seperti sebenarnya tidak semua seorang monopoli selalu mendapatkan
keuntungan sebab di sektor monopoli dapat merubah-rubah hasil sebuah keuntungan. Jadi
setiap monopoli harga tidak bisa di pastiin untuk selalu konsisten meraih sebuah
keuntungan tersebut. dan juga walaupun penjual bebas menaikan dan menurunkan
harga, akan tetapi ketika harga naik maka kurva permintaan turun. Sedangkan ketika
harga turun, kurva permintaan naik. Maka dapat dikatakan seorang monopoli tidaklah
selalu untung dengan sesuai target.

4. Penjelasan dalam jangka pendek &panjang mengenai pasar persaingan sempurna, yaitu :
 Dalam Jangka Pendek
Sebuah perusahaan dalam persaingan sempurna dapat menghasilkan laba
ekonomi, kerugian ekonomi, atau laba normal. Dalam setiap skenario,
perusahaan menghasilkan tingkat output di mana biaya marginal sama dengan
pendapatan marginal. Apakah menghasilkan untung atau rugi tergantung pada
posisi kurva permintaan relatif terhadap biaya rata-rata pada kuantitas yang
memaksimalkan laba. Jika harga lebih tinggi dibandingkan dengan biaya rata-
rata, perusahaan menghasilkan laba ekonomi. Jika harga sama dengan biaya rata-
rata, perusahaan hanya memperoleh laba normal. Sementara itu, kerugian
ekonomi muncul jika harga lebih rendah dibandingkan dengan biaya rata-rata.
Dengan jangka pendek sebuah perusahaan dapat memaksimalkan setiap laporan
labanya dengan begitu baik.

 Dalam Jangka Panjang


Didalam semua perusahaan dalam persaingan sempurna hanya akan
menghasilkan laba normal. Setiap perusahaan akan menghasilkan output
dengan biaya total rata-rata (average total cost) minimum. Jika perusahaan
menghasilkan keuntungan ekonomi dalam jangka pendek, pendatang baru akan
memasuki pasar, meningkatkan pasokan. Ini akan memaksa harga pasar turun
sampai hanya laba normal yang diperoleh oleh semua perusahaan. Hal jangka
panjang dapat mengenai perhitungan setiap biaya average atau bisa dikatakan
biaya rata-rata setiap perusahaan.
5. Suatu perusahaan memproduksi 7 unit output dengan average total cost sebesar Rp.
15.000,00 . Agar mampu berproduksi perusahaan harus mengeluarkan fixed cost sebesar
Rp. 35.000,00 . Carilah besarnya average variabel costnya.
 Jawaban Perhitungannya :
 Diketahui :
Q = 7 Unit
ATC/AC = Rp. 15.000,00
FC = Rp. 35. 000,00
 Ditanya : Average Variable Cost (AVC)
 Jawaban :
Untuk mengetahui nilai TC, maka langkah awalnya yaitu:
TC = AC X Q
TC = Rp. 15.000,00 x 7
TC = Rp. 105. 000,00 ( Besar total cost (TC) )
Untuk mengetahui nilai VC, maka langkahnya yaitu :
TC = VC + FC
Rp. 105.000,00 = VC + Rp. 35.000,00
VC = Rp. 105.000,00 - Rp. 35.000,00
VC = Rp. 70.000,00 ( Besar variable cost (VC) )
Untuk mengetahui nilai AVC, maka langkahnya yaitu :
AVC = VC
Q
AVC = Rp. 70.000,00

7
AVC = Rp. 10.000,00 ( Maka besarnya Average Variable Cost (AVC) )

Anda mungkin juga menyukai