Anda di halaman 1dari 7

Ujian Akhir Semester

Mata Ujian : Ekonomi Manajerial


Nama : Hendri Lukmananto
NIM : 21010026
Kelas : A6

1. Karena konsep present value merupakan konsep yang menerangkan bahwa uang
saat ini bernilai lebih dari jumlah uang yang sama dimasa depan, dan untuk
membantu mengambil keputusan besaran investasi di masa depan. Serta,
mengetahui future value yang bisa menghindari nilai kerugian investasi. Dengan
demikian, present value dan future value berperan seperti mesin waktu yang
membantu investasi kita.
Cara memperoleh Nilai Sekarang:
Rumus PV adalah:

PV = FV/(1+r)n

PV = nilai uang hari ini


FV = nilai proyeksi uang masa depan
r = tingkat pengembalian yang diharapkan, tingkat bunga, atau tingkat inflasi. Atau
dikenal dengan tingkat diskonto juga
n = jumlah periode.
Misalnya saja jika kalian ingin mendapatkan nilai investasi sejumlah 20 juta rupiah
dalam 10 tahun ke depan. Di. mana investasi tersebut memiliki tingkat pengembalian
tahunan sebesar 5%. Berapa banyak uang yang diperlukan untuk mencapai nilai 20
juta rupiah?
Penghitungannya adalah:
PV= 20.000.000/ (1 + 5%)10
PV= 20.000.000 / (1+0,05)10
PV= 20.000.000/1,6289
Hasilnya adalah 12.278.224 rupiah.
2. Pengertian dan contoh biaya eksplisit, biaya implisit, dan biaya ekonomi
Dasar untuk Biaya Eksplisit Biaya Implisit Biaya Ekonomi
Perbandingan
Pengertian Biaya yang Biaya di mana tidak Biaya akuntansi
Singkat melibatkan arus kas ada pengeluaran uang (biaya eksplisit) dan
keluar karena tunai Biaya peluang ( Biaya
penggunaan faktor- Implisit)
faktor produksi
Dikenal Biaya Sendiri Biaya yang Biaya Eksplisit dan
Sebagai dipertanyakan Implisit
Kejadian Sebenarnya Tersirat Gabungan
Perekaman Iya Tidak Iya
dan
Pelaporan
Estimasi Objektif Subyektif Obyektif dan
Biaya Subyektif
Contoh Gaji, sewa, iklan, Bunga atas modal Gaji, sewa, iklan,
upah, dll. pemilik, Gaji kepada upah, Bunga atas
pemilik, sewa modal pemilik, Gaji
bangunan pemilik, dll. kepada pemilik, sewa
Yang tidak terjadi bangunan pemilik
dalam kenyataan.

3. Perbedaan Elastisitas Permintaan Harga dan Elastisitas Permintaan Silang:


a. Elastisitas permintaan harga ( Price Elasticity of Demand ) Elastisitas adalah ( Ep)
mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila
harganya berubah sebesar satu persen.
b. Elastisitas permintaan silang ( Cross Elasticity ) Elastisitas permintaan silang ( Ec)
mengukur presentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat
perubahan harga barang lain sebesar satu persen.
Manfaat mengetahui koefisien elastisitas adalah :
a. Dengan mengetahui secara tepat sikap konsumen terhadap harga yang akan
ditetapkan oleh manajemen perusahaan;
b. Dapat dijadikan analisis untuk mengukur efektivitas kebijakan pemasaran
perusahaan;
c. Jika penurunan harga produk akan memberikan pengaruh terhadap produk yang
akan dibeli konsumen dan dengan penurunan harga ternyata menyebabkan
kanaikan permintaan yang cukup besar maka manajemen perusahaan berpikir
apakah perusahaan dapat menurunkan harga;
d. Akan diketahui tingkat laba rasional yang akan diperoleh badan usaha;
e. Sebagai alat Pemerintah untuk mengetahui sifat barang (eksport dan import) dapat
di susun suatu kebijakan ekonomi yang akan di laksanakan.
f. Untuk mengukur dan mengevaluasi kebijakan harga dengan cara::
- Total revenue sebelum penurunan harga
- Total produk yang dibeli sebelum penurunan harga
- Total revenue sesudah penurunan harga
- Total produk yang dibeli setelah penurunan harga
4. Laba maksimal dapat dicapai dengan tiga pendekatan:
a. Pendekatan total biaya
untuk mendapatkan laba maksimum yaitu dengan melakukan penjualan
maksimum. Dengan penjualan maksimum maka laba yang diperoleh akan
semakin besar. Namun keputusan perusahaan sebelum melakukan strategi
penjualan maksimum, harus memperhatikan juga titik impas atau break event
point. Laba akan diperoleh ketika kuantitas penjualan melebihi titik impas. Titik
impas (break event point) yaitu kondisi dimana:

TR = TC

Titik impas ini akan menjadi acuan penjualan minimal. Disini perusahaan tidak
mendapatkan keuntungan namun tidak juga rugi. Penjualan yang terjadi melebihi
titik impas akan mendapatkan laba. Bila perusahaan mengetahui penjualan
maksimal yang dapat dilakukan, dan penjualan tersebut diatas titik impas, maka
perusahaan akan menjual pada kuantitas maksimum agar keuntungan yang
diperoleh maksimal.
b. Pendekatan biaya rata – rata
melihat keuntungan dari perhitungan laba per unit. Pendekatan rata-rata ini melihat
laba dari selisih harga penjualan dengan biaya produksi rata-rata perunit.
Perbedaan antara harga jual dan biaya rata-rata per unit barang ini akan menjadi
keuntungan yang diperoleh per unit barang. Sedangkan untuk laba total akan
diperoleh dari laba per unit barang dikalikan dengan jumlah barang yang dijual.
Sehingga dapat dirumuskan:

π = (P – AC) Q

Dari sisi rata-rata bahwa laba terjadi ketika harga penjualan lebih tinggi dari biaya
rata-rata. Sedangkan titik impas akan terjadi saat harga jual barang sama dengan
biaya rata-rata. Bila biaya rata-rata lebih tinggi dibanding harga jual, maka
produsen tidak mau untuk berproduksi. Dengan demikian, untuk mendapatkan
laba maksimum maka harus melakukan strategi penjualan maksimum yang dapat
dilakukan. Dengan melakukan penjualan maksimum maka akan diperoleh laba
maksimum.
c. Pendekatan biaya marginal
Pendekatan marginal dilakukan dengan membandingkan penerimaan marginal
(MR) dengan biaya marginal (MC). Laba maksimum akan tercapai pada saat:

MR = MC
Laba maksimum tercapai pada kondisi biaya marginal sama dengan penerimaan
marginal. Hal ini dapat dibuktikan secara verbal, matematis bahkan grafis.

Berdasarkan kurva diatas, perhatikan bahwa :


Kurva P=AR=MR merupakan garis lurus. Hal ini disebabkan karena harga konstan
sehingga penerimaan tambahan dan penerimaan rata-rata dari penjualan satu
unit pun konstan.
Kurva ATC (Average Total Cost) turun dari kiri atas ke kanan bawah dan secara
perlahan naik kembali.
Titik E (Q = 4) menunjukkan kuantitas produksi yang memberikan keuntungan
maksimum yaitu pada saat P = MC.
Jika MC kurang dari P, perusahaan masih bisa meningkatkan laba dengan
menambah unit produksi.
Jika MC melewati harga, perusahaan harus mengurangi produksi untuk
menghindari kerugian.

5. Seorang Produsen selalu berusaha di daerah produksi yang rasional, karena ada
beberapa daerah produksi yang kita ketahui di antaranya :
1. Daerah dengan EP > 1 sampai EP = 1. Daerah ini dinamakan daerah tidak rasional
(irrational stage of production) dan ditandai sebagai Daerah I dari produksi. Pada
daerah ini belum akan tercapai keuntungan maksimum, sehingga keuntungan
masih dapat diperbesar dengan penambahan input.
2. Daerah dengan EP = 1 sampai EP = 0. Daerah ini dinamakan daerah rasional
(rational stage of production) dan ditandai sebagai Daerah II dari produksi. Pada
daerah ini akan dicapai keuntungan maksimum.
3. Daerah dengan EP = 0 sampai EP < 0. Daerah ini juga dinamakan daerah tidak
rasional dan ditandai sebagai Daerah III . Pada daerah ini penambahan input justru
akan mengurangi keuntungan.
Daerah-daerah produksi tersebut dapat ditunjukkan secara grafis seperti berikut:

6. ika Fungsi Permintaan P = 1000 + 3Q – 4Q²


a. Jika Kuantitas Q=10 unit
Maka nilai elastisitas harga
permintaanP = 1000 + 3Q – 4Q²
P = 1000 + 3(10) – 4(10)²
P = 1000 + 30 – 4(100)
P = 1000 + 30 – 400
P = 1030– 400
P = 630
b. Persamaan untuk TR dan MRTR = P x Q
TR = (1000 + 3Q – 4Q²) x Q
TR = 1000Q + 3Q² - 4Q³
MR = dTR / dQ
MR = (1000Q + 3Q² - 4Q³) / Q
MR = 1000 + 3Q - 4Q²

c. Tabel TR Maksimal.
Jadi TR maksimal sebesar 6.327
Dengan nilai :
Kuantitas (Q) = 9
Harga (P) = 703

7. Diketahui
TFC = $600.000
AVC = 10 + 0,02Q
Q = Output (Unit)
AVC = Biaya Variabel Rata-rata ($/unit)
1. Biaya Total atau TC = TFC + TVC (Q = 3.000)
TC = 600.000 + TVC => TVC = AVC x Q
TVC = (10 + 0,02Q) x Q
TVC = 10Q + 0,02Q²
TVC = 10(3.000) + 0,02(3.000)²
TVC = 30.000 + 180.000
TVC = 210.000
TC = 600.000 + 210.000
TC = 810.000

Biaya total rata-rata atau ATC = TC/Q


= 810.000/3.000
= 270 ($/unit)

2. Peningkatan Produksi dari 3000 unit menjadi 5000 unit :TC = TFC + TVC (Q = 5.000)
TC = 600.000 + TVC => TVC = AVC x Q
TVC = (10 + 0,02Q) x Q
TVC = 10Q + 0,02Q²
TVC = 10(5.000) + 0,02(5.000)²
TVC = 50.000 + 500.000
TVC = 550.000
TC = 600.000 + 550.000
TC = 1.150.000

ATC = TC/Q
= 1.150.000/5.000
= 230 ($/unit)

Jadi peningkatan produksi dari 3.000 unit menjadi 5.000 unit


mengakibatkan penurunan biaya rata-rata (ATC) per unit

Anda mungkin juga menyukai