Anda di halaman 1dari 12

BAB 12

EKONOMI INTERNASIONAL 2
Matsani A Rahman Rasib, SE, MM.
A. TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Pendekatan Keuntungan Komparatif)

Bila pada sistem keuntungan absolut, sistem perdagangan dilakuakn antar negara yang memiliki spesialisasi produksi sebanding. Pada

kesempatan ini akan dibahas sistem perdagangan yang berlansung antar negara, dimana salah satu negaranya lebih effisien dari negara lain dalam menghasilkan kedua barang yang diperdagangkan dan kedua belah pihak akan memperoleh keuntungan dari perdagangan tersebut. Keuntungan yang akan didapatkan dari perdagangan seperti ini disebut keuntungan komparatif. Untuk memahami hal ini dapat diperhatikan dari ilustrasi berikut : Produksi Seorang Pekerja (per-tahun) Negara M N Kain (m) 800 600 Beras (kg) 2.000 1.000

Gambaran diatas menunjukkan bahwa negara M adalah lebih efisien daripada negara N dalam menghasilkan kain dan beras, karena seorang pekerja di negara itu lebih banyak menghasilkan kain maupun beras bila dibandingkan dengan yang dapat dihasilkan seorang pekerja negara N. Namun kedua negara tersebut dapat melakukan perdagangan yang saling menguntungkan. Keuntungan tersebut akan didapatkan sebagai akibat dari perbedaan harga relatif dari nilai kain dan beras di kedua negara. Di negara M 800m kain sebanding nilainya dengan 2.000 kg beras, inii berarti di negara M harga relatif antara kain dengan beras adalah 1 : 2 , artinya untuk memperoleh 1 meter kain diperlukan 2.kg beras. Sementara di negara N harga relatif

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib PENGANTAR EKONOMI MAKRO

antara kain dengan beras adalah 1 : 1.2/3 . Berati untuk memperoleh 1 meter kain di negara N diperlukan 1.2/3 kg beras. Dari keadaan di atas dapat dikatakan bahwa harga kain relatif Iebih murah di negara N (karena beras yang dikorbankan untuk memperoleh kain lebih sedikit di negara N dibandingkan dengan negara M), sebaliknya harga beras relatif Iebih murah di negara M dari pada di negara N. Dalam keadaan seperti yang digambarkan di atas dapat disimpulkan bahwa negara N mempunyai keuntungan komparatif dalam menghasilkan kain. Sedangkan negara M mempunyai keuntungan komparatif dalam menghasilkan beras. Dengan demikian keuntungan komparatif dapatlah diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh sesuatu negara dari melakukan spesialisasi dalam menghasilkan barang-barang yang mempunyai hargaharga relatif yang lebih rendah daripada di negara lain.

B. ASUMSI DALAM PENDEKATAN KEUNTUNGAN KOMPARATIF

Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang memiliki comparative disadvantage, yaitu satu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut. Makin banyak tenaga yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, makin mahal barang tersebut. J.S. Mill memberikan contoh seperti terlihat pada tabel berikut :

Produksi 10 orang dalam 1 minggu Negara Amerika Inggris Gandum 6 bakul 2 bakul Pakaian 10 yard 6 yard

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Jika mempergunakan pendekatan keuntungan absolut, tidak akan terjadi perdagangan antara Amerika dan Inggris, karena absolute advantage produksi gandum maupun pakaian keduanya dimiliki Amerika. Tapi J.S. Mill melihat keadaan ini dengan mempergunakan pendekatan keuntungan komparatif (comparative advantage). Nilai comparative advantage untuk Amerika dalam produksi gandum : 6 bakul di Amerika sebanding dengan 2 bakul di Inggris = 3 : 1

Nilai comparative advantage untuk Amerika dalam produksi pakaian : 10 yard di Amerika sebanding dengan 6 yard di Inggris = 5/3 : 1

Di sini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni (3 : 1) lebih besar dari ( 5/3 : 1 ).

Nilai comparative advantage untuk Inggris dalam produksi gandum : 2 bakul di Inggris sebanding dengan 6 bakul di Amerika = 1/3 : 1

Nilai comparative advantage untuk Inggris dalam produksi pakaian : 6 yard di Inggris sebanding dengan 10 yard di Amerika = 3/5 : 1

Di sini Inggris memiliki comparative advantage pada produksi pakaian yakni (3/5 : 1) lebih besar dari (1/3 : 1). Berdasarkan contoh diatas, jelas bahwa perdagangan akan tetap berlansung antara Amerika dengan lnggris, dimana Amerika akan

berspesialisasi pada produksi gandum dan menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (terms of trade) ditentukan dengan batas-batas nilai tukar masing-masing barang di dalam negeri, yakni :

Untuk gandum harga dalam negeri di Amerika : 6 bakul gandum sebanding dengan 10 yard pakaian 1 b = 1.2/3 y

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Untuk gandum harga dalam negeri di Inggris : 2 bakul gandum sebanding dengan 6 yard pakaian 1b = 3y Berarti untuk gandum terms of trade nya adalah 1.2/3 < n < 3

Untuk pakaian harga dalam negeri di Amerika : 10 yard pakaian sebanding dengan 6 bakul gandum 1 y = 3/5 b Untuk pakaian harga dalam negeri di Inggris : 6 yard pakaian sebanding dengan 2 bakul gandum 1 y = 1/3 b Berarti untuk pakaian terms of trade nya adalah 1/3 < n < 3/5

Jadi pertukaran yang dilakukan akan menguntungkan kedua belah pihak apabila nilai tukar untuk : Gandum Pakaian : : 1.2/3 < n < 3 1/3 < n < 3/5

Sebagai contoh, dalam pertukaran nilai tukarnya adalah 1 bakul gandum sebanding dengan 2 yards pakaian, maka keuntungan karena perdagangan (gains from trade) adalah :

Untuk setiap 1 bakul gandum : Amerika = 2y - 1.2/3y = 1/3y Inggris = 3y - 2y = 1y

Untuk setiap 1 yard pakaian : Amerika = 3/5b - 1/2b = 1/10b Inggris = 1/2b - 1/3b = 1/6b

Apabila nilai tukar dalam perdagangan tersebut sama dengan harga di dalam negeri salah satu negara, maka keuntungan perdagangan (gains from trade) tersebut hanya milik satu negara saja.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman Rasib PENGANTAR EKONOMI MAKRO

C. SPESIALISASI PRODUKSI DAN KEUNTUNGAN PERDAGANGAN (Secara Grafis dan Aritmatik)

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa dengan mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang yang

mempunyai keuntungan absolut dan keuntungan komparatif, lalu selanjutnya melakukan perdagangan luar negeri, maka dua keuntungan akan didapatkan oleh masing-masing negara yang melakukan perdagangan tersebut, yaitu bahwa faktor-faktor produksi akan dapat digunakan dengan lebih efisien dan penduduk negara tersebut akan dapat menikmati lebih banyak pilihan barang. Untuk menjelaskan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh tersebut dapat digunakan dua cara, yaitu melalui gambar (grafik) dan angkaangka (aritmatik). Penjelasan berikut dibuat dengan mempergunakan beberapa asumsi untuk menyederhanakan gambaran yang akan dibuat, asumsi-asumsi yang penting diperhatikan adalah i. ii. Perdagangan dilakukan antara dua negara Masing-masing negara menghasilkan dua jenis barang yang sama

iii. Faktor-faktor produksi masing-masing negara seluruhnya digunakan iv. Rasio harga (harga relatif) masing-masing negara adalah tetap

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Perhatikan grafik berikut :

Pada grafik diatas diperlihatkan dua kurva, yaitu kurva kemungkinan produksi negara Perancis dan Kanada untuk produk televisi dan radio. Kurva kemungkinan produksi yang berbentuk garis lurus menggambarkan asumsi bahwa biaya kesempatan (opportunity cost) adalah tetap pada setiap tingkat produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi. Dengan kata lain, harga relatif dari kedua barang tidak berubah pada setiap tingkat kombinasi penggunaan faktor produksi. Kurva kemungkinan produksi untuk Perancis (grafik a.)

menggambarkan bahwa apabila seluruh faktor-faktor produksi di Perancis digunakan untuk menghasilkan radio, maka akan dihasilkan 120.000 unit. Sedangkan apabila yang diproduksi adalah televisi yang akan dihasilkan juga adalah 120.000 unit. Ini berarti harga relatif antara televisi dan radio adalah 1 : 1. Artinya, di Perancis satu radio dapat ditukar dengan satu televisi. Tanpa adanya perdagangan luar negeri Perancis harus rnemproduksi sendiri kedua barang tersebut. Misalkan penduduk Perancis menginginkan 60.000 televisi dan 60.000 radio, maka tingkat produksi di Perancis seperti yang ditunjukkan oleh titik A.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman Rasib PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Sedangkan grafik b. menunjukkan kurva kemungkinan produksi negara Kanada. Bila semua faktor produksi yang tersedia digunak untuk menghasilkan sejenis barang, maka Kanada dapat menghasilkan 60.000 radio atau 30.000 televisi. Berarti harga relatif antara radio dan televisi adalah 2 : 1. Rasio harga relatif seperti ini menunjukan bahwa di Kanada dibutuhkan 2 unit radio untuk dapat ditukar dengan satu televisi. Sama halnya Perancis, berarti di Kanada akan diproduksi radio dan televisi dengan tingkat konsumsi seperti yang ditunjukkan oleh tirik B, yaitu 20.000 unit radio dan 20.000 unit televisi. Jika dibandingkan harga relatif antara radio dan televisi di Perancis (1 : 1) dengan di Kanada (2 : 1), maka dapat disimpulkan bahwa radio adalah relatif lebih murah di Kanada. Jadi apabila kedua negara tersebut melakukan perdagangan, maka keuntungan akan diperoleh apabila Perancis

memproduksi televisi dan Kanada memproduksi radio. Keadaan yang terjadi setelah kedua negara melakukan perdagangan dapat dilihat dari grafik berikut :

Sebelum dilakukan perdagangan harga relatif antara radio dan televisi di Perancis ditunjukkan oleh garis q dan di Kanada oleh garis p. Supaya perdagangan yang dilakukan saling menguntungkan, maka kurs pertukaran
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman Rasib PENGANTAR EKONOMI MAKRO

haruslah Iebih baik dari harga relatif antara radio dan televisi di Perancis maupun di Kanada, pada grafik diatas diasumsikan harga relatif radio dan televisi adalah 1 : 1. Dalarn grafik (a), kurs pertukaran tersebut ditunjukan oleh garis p dan dalam grafik (b) ditunjukkan oleh garis q. Beararti bila seluruh faktor produksi di Perancis digunakan untuk menghasilkan televisi, akan dihasilkan 120.000 unit televisi. Sedangkan di Kanada produksi radio berjumlah 60.000 unit. Misalkan Perancis ingin mengekspor 20.000 televisi, karena kurs pertukaran radio dan televisi adalah 1 :1, maka Kanada harus menjual 30.000 radio untuk membayar televisi yang diekspor Perancis tersebut. Berarti setelah perdagangan, penduduk Perancis akan menikmati 100.000 televisi dan 30.000 radio (lihat titik Cp). Sementara di Kanada penduduknya dapat menikmati 20.000 televisi dan 30.000 radio (lihat titik Ck). Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum perdagangan tingkat produksi dan tingkat konsumsi ditunjukkan oleh titik A di Perancis dan titik B di Kanada 2. Setelah perdagangan dilakukan tingkat produksi di Perancis ditunjukkan oleh tirik P dan di Kanada titik K 3. Setelah perdagangan dilakukan tingkat konsumsi di Perancis

digambarkan oleh titik Cp dan di Kanada titik Ck. Kedua titik tersebut berada di luar (di atas) kurva kemungkinan produksi. Berarti barangbarang yang diperoleh setelah perdagangan adalah Iebih banyak daripada yang dapat diproduksi oleh masing-masing negara.

D. SYARAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL (TERMS OF TRADE)

salah satu cara yang penting untuk melihat sampai dimana bermanfaatnya perdagangan luar negeri terhadap suatu negara adalah dengan melihat syarat perdagangan dari negara tersebut dengan negaranegara lain yang berdagang dengannya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Syarat perdagangan menggambarkan perbandingan antara harga barang yang diekspor oleh suatu negara dengan harga barang yang diimpornya. Syarat tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

Syarat. perdagangan

Px Pm

Dimana Px adalah indeks harga barang ekspor dan Pm adalah indeks harga barang impor. Dari contoh pada pembahasan sebelumnya, untuk menjelaskan keuntungan yang diperoleh dari perdagangan luar negeri, diasumsikan suatu negara hanya mengekspor maupun mengimpor satu jenis barang saja. Perdagangan Kanada dan Perancis misalnya, Perancis akan mengekspor televisi ke Kanada dan mengimpor radio dari Kanada. Dalam contoh tersebut diasumsikan bahwa kurs pertukaran antara radio dan televisi adalah: 1 : 1, dari kurs ini dapat diketahui syarat perdagangan masing-masing negara. Untuk Kanada syarat perdagangan adalah harga radio/harga televisi = 2/3 , sedangkan untuk Penancis adalah harga televisi/harga radio = 1 . Dialam kenyataannya, menghitung syarat perdagangan Iebih rumit daripada yang digambarkan di atas. Hal ini disebabkan bahwa dalam perdagangan sesungguhnya negara yang terlibat bukan hanya dua serta jumlah item barang yang diekspor dan diimpor oleh sesuatu negara sangat banyak. Untuk mengatasi semua ini perIu diciptakan indeks harga dari barang-barang yang diimpor dan dieskpor oleh negara tersebut. Yaitu dengan cara membandingkan indeks harga barang-barang ekspor terhadap indeks harga barang impornya. Dalam membahas syarat perdagangan, yang selalu diperhatikan adalah mengenai perubahan syarat perdagangan tersebut dari waktu ke waktu. Syarat perdagangan suatu negara dapat menjadi bertambah baik atau semakin buruk. Dikatakan bertambah baik apabila indeks harg barang ekspor bertambah lebih cepat dibandingkan indeks harga barang impor. Tapi apabila yang terjadi sebaliknya, maka dikatakan syarat perdagangan bertambah buruk.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman Rasib PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Untuk melihat perubahan syarat perdagangan dari waktu ke waktu biasanya diciptakan angka indeks syarat perdagangan untuk rentang waktu beberapa tahun. Terlebih dahulu ditetapkan satu tahun tertentu yang akan digunakan sebagat titik tolak (referensi) dalam melihat perubahan syarat perdagangan tersebut, pada tahun tersebut diberi nilai 100. Berdasarkan angka inilah selanjutnya ditentukan indeks syarat perdagangan untuk tahuntahun sebelum dan sesudahnya. Apabila diperoleh angka diatas 100, berati semakin baik dan sebaliknya bila diperoleh dibawah 100, berarti indeks perdagangan semakin buruk pada tahun yang bersangkutan. E. ANALISA KEUNTUNGAN PERDAGANGAN

Bentuk spesialisasi perdagangan luar negeri yang akan terjadi bila setiap negara memiliki keuntungan komparatif dalam memproduksi suatu barang tidak banyak berbeda dengan saat setiap negara memiliki keuntungan absolu. Hal ini dapat dijelaskan dengan contoh seperti terlihat pada tabel berikut :

Bila diperhatikan angka-angka produksi sebelum perdagangan (Keadaan I), maka dapat disimpulkan bahwa Amerika Serikat Iebih efisien daripada Jepang dalam memproduksi mobil maupun televisi. Walaupun demikian
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman Rasib PENGANTAR EKONOMI MAKRO

kedua negara masih dapat melakukan perdagangan berdasarkan perbedaan dalam harga relatif. Dari keadaan yang digambarkan pada Keadaan I dapat disimpulkan bahwa harga relatif mobil adalah lebih murah di Amerika Serikat dan sebaliknya harga relatif televisi Iebih murah di Jepang. Di Amerika Serikat untuk memperoleh satu mobil hanya dikorbankan 7,5 televisi, sedangkan di Jepang yang adalah 12,5 televisi. Ini berarti bahwa Amerika Serikat mempunyai keuntungan komparatif dalam memproduksi mobil dan Jepang dalam memproduksi televisi. Dengan mengacu kepada sistem keuntungan komparatif, maka dalam perdagangan antar kedua negara tersebut, Jepang akan memproduksi televisi sedngkan Amedka Serikat akan memproduksi mobil. Tingkat produksi yang dicapai sesudah spesialisasi di Jepang dan Amerika Serikat dapat dilihat pada Keadaan II. Seperti pada contoh sebelumnya, disini juga perlu ditentukan kurs pertukaran dan jumlah barang yang akan diperdagangkan untuk menentukan jumlah konsumsi mobil dan televisi di Amerika Serikat dan Jepang. Misalkan kurs pertukran yang berlaku adalah 1 mobil sebanding dengan 10 televisi, dan Amerika Serikat akan membeli 300 televisi. Untuk memenuhi permintaan tersebut Jepang akan mengekspor televisi yang dibutuhkan Amerika, sebaliknya Jepang memperoleh 30 mobil. Keadaan Ill menggambarkan dengan jelas tentang jumlah konsumsi mobil dan televisi di kedua negara sesudah perdagangan dilakukan. Dengan membandingkan keadaan I terhadap keadaan III, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Jepang dapat mengkonsumsi lebih banyak mobil. Jepang dapat menikmati 10 mobil Iebih banyak bila dibandingkan saat tidak melakukan perdagangan hanya dapat mengkonsumsi 20 mobil. Tapi sekarang Jepang harus mengurangi konsumsi televisi sebanyak 50 unit, yaitu dari 250 unit saat tidak melakukan perdagangan. Apakah kondisi seperti ini menguntungkan Jepang? Sebelum perdagangan, untuk memperoleh 1 mobil Jepang harus mengorbankan 12,5 televisi, kelebihan 10 mobil yang diperoleh Jepang sesudah perdagangan sama nilainya dengan 125

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib PENGANTAR EKONOMI MAKRO

televisi. Berarti Jepang memperoleh keuntungan dari perdagangan tersebut (karena pengurangan produksi televisi hanya 50 buah).

2. Amerika dapat mengkonsumsi televisi yang sama dan mobil yang lebih banyak. Keuntungan Amerika Iebih nyata terlihat disini. Saat tidak terdapat spesialisasi Amerika hanya dapat menggunakan 40 mobil dan 300 televisi. Setelah adanya perdagangan, Amerika masih tetap dapat mengkonsumsi 300 televisi dan pada waktu yang sama memperoleh 10 mobil tambahan, yaitu dar 40 menjadi 50 unit.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Matsani A. Rahman Rasib PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Anda mungkin juga menyukai