Amerika Inggris
Gandum 10 9
Pakaian 0 7
2. Kemanfaatan Relatif (Comparative Advantage : J.S Mill)
Menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan
kemudian mengekspor suatu barang yg memiliki
comparative advantage terbesar dan mengimpor barang
yg memiliki comparative disadvantage, yaitu mengekspor
suatu barang yg dapat dihasilkan dng lebih murah dan
mengimpor barang yg kalau dihasilkan sendiri memakan
ongkos yg besar.
Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai suatu
barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yg dicurahkan
untuk memproduksi barang tsb. Makin banyak tenaga yg
dicurahkan, makin mahal barang tsb. JS. Mill memberikan
contoh sbb :
Sebelum adanya
perdagangan, upah dan harga
kapital di negara A adlh S1 dan R1
dng kurva penawaran-permintaan S
dan D1...sdang di negara B adlh S1
dan R1 dng kurva penawaran-
permintaan S dan D1. Upah di
negara A lbih rendah dan harga
kapital lbih tinggi dari pada di
negara B. Lihat gambar 12
Setelah kedua negara tsb
mengadakan perdagangan
produksi barang X (labour
intensive product) bertambah
dan barang Y berkurang.
Konsekuensinya, bagi negara
A permintaan TK bertambah
dan permintaan kapital
berkurang.
a 40 0 -
b 32 1 8/1
c 24 2 8/1
d 16 3 8/1
e 8 4 8/1
f 0 5 8/1
(Gambar 14 Kurva
Kemungkinan Produksi/Negara
W).
Lereng kurva kemungkinan
produksi adalah Marginal Rate of
Transformation, yakni sebesar
8/1. Selama Marginal Rate of
Transformation tetap, maka kurva
kemungkinan produksi-nya
berupa garis lurus.
Dalam keadaan constant cost, dpt juga terjadi pertukaran
antara 2 negara, asal masing2 negara memiliki marginal rate of
transformation yg berbeda. Misal negara Z memiliki Marginal
Rate of Transformation unt barang N dan T sebesar 1/1, maka
pertukaran antara negara W dan Z dapat dijelaskan dalam
gambar sebagai berikut :
- OfferCurve
Over curve dapat diperoleh dng menggunakan trade
indifference curve sbgmana diatas dilengkapi dng garis
harga. Gambar berikut menjelaskan cara memperoleh offer
curve.
Garis OW1, OW2 dan
seterusnya menggambarkan
harga relatip dari barang X
dan Y, atau sering disebut
dng terms of trade. Makin
tegak garis ini, berarti harga
barang X semakin tinggi.
- adanya pendapatan yg
- jumlah barang yg diminta diterima pemerintah dr tarif tsb
berkurang dari O Q0 menjadi sebesar b c d e (revenue effect),
O Q2 (consumption effect), - adanya ekstra pendapatan yg
- produksi didalam negeri naik dibayarkan konsumen didalam
dari OQ1 menjadi O Q3 negeri kpd produsen didalam
(protective/import negeri sebesar P PT a b
substitution effects), (redistribution effect).
Bagi konsumen, tarif ini Adanya tarif menyebabkan impor
merugikan sebab harus berkurang dari Q1 Q0 menjadi Q3
membayar harga yg Q2. Pembebanan tarif ini tdk dapat
lebih tinggi. Kerugian ini menaikkan harga lebih tinggi dari
sebagian diimbangi O PT’ yaitu harga keseimbangan
dengan adanya tanpa adanya tarif perdagangan
pendapatan pemerintah internasional.
sebesar BCDE dan ekstra
pendapatan yang
diterima oleh produsen
dalam negeri sebesar P
PT b a. Sehingga
kerugian netto
masyarakat akibat tarif
tersebut adalah sebesar
a b e dan c d f.
Dalam keadaan increasing cost production, dng turunnya impor
maka produksi di luar negeri turun sehingga ongkos per unit juga
turun. Tarif akan menyebabkan harga di dalam negeri lebih
tinggi daripada harga di luar negeri sebesar tarif, tetapi harga ini
tdk setinggi harga luar negeri sebelum dikenakan tarif dng
sejumlah yg sama.
Secara grafis dapat dijelaskan dalam Gambar sbb :
- Home Market.
Alasan ini menyatakan bahwa produsen dalam negeri
mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri.
Tarif mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dng
produksi dalam negeri. Kenaikan produksi dalam negeri berarti
tambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula
peningkatan kegiatan ekonomi.
a. Quota Impor
1). Absolute/Unilateral Quota adalah quota yg besar kecilnya
ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan
negara lain (menimbulkan tindakan balasan dari negara lain).
2).Negotiated/Bilateral Quota adalah quota yang
besar-kecilnya ditentukan berdasarkan perjanjian
antara 2 negara atau lebih.
3). Tarif Quota adalah gabungan antara Tarif dan
Quota. Untuk sejumlah tertentu barang diijinkan
masuk (impor) dng tarif tertentu, tambahan impor
masih diijinkan tapi dikenakan tarif yang lebih tinggi.
4). Mixing Quota adlh membatasi penggunaan bahan
mentah yang diimpor dalam proporsi tertentu
dalam produksi barang akhir. Pembatasan ini untuk
mendorong berkembangnya industri dalam negeri.
Subsidi
Bila pemerintah bertujuan menaikkan produksi dalam
negeri atau menurunkan impor, maka dng subsidi lebih baik
dari pada dengan tarif. Konsumen dapat menikmati harga yg
lebih rendah serta tidak kehilangan surplus konsumen.
Subsidi biasanya dibeayai pemerintah dengan kenaikan
pajak, sehingga manfaat subsidi diatas tarif tidak sama
dengan berkurangnya kerugian surplus konsumen dan
produsen. Subsidi secara periodik harus dianggarkan dalam
anggaran belanja pemerintah, oleh karena itu manfaatnya
harus ditinjau setiap tahun sejalan dengan
perkembangan/perubahan keadaan sosial ekonomi.
Sedangkan tarif sangat jarang ditinjau kembali dan dapat
menaikkan penerimaan pemerintah.