Anda di halaman 1dari 69

EKONOMI

INTERNASIONAL

Drs Dwi Arie Putranto, MSi


BAB I
PENGERTIAN/RUANG LINGKUP, SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI
INTERNASIONAL

A. Pengertian/Ruang Lingkup.
Spt halnya ilmu ekonomi, ilmu ekonomi
internasional mempelajari alokasi sumberdaya yg langka
guna memenuhi kebutuhan manusia. Problematika
ekonomi dipelajari dalam ruang lingkup internasional,
artinya masalah alokasi dianalisis dalam hubungan
antara pelaku ekonomi satu negara dng negara lain. Ilmu
Ekonomi Internasional mempelajari bagaimana
hubungan ekonomi satu negara dengan negara lain dpt
mempengaruhi alokasi sumberdaya. Hubungan ekonomi
internasional ini dpt berupa perdagangan, investasi,
pinjaman, bantuan serta kerjasama internasional.
Oleh karena itu ekonomi internasional lebih luas
pengertiannya bila dibanding dengan perdagangan
internasional (pertukaran barang dan jasa).

Para pelaku yg mengadakan hubungan ekonomi


internasional meliputi swasta, pemerintah maupun
organisasi internasional. Ekonomi internasional
menyangkut beberapa negara, dimana :
a. Mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan
modal relatip lebih sulit,
b. Sistem keuangan, perbankan, bahasa, kebudayaan
serta politik yang berbeda,
c. Faktor-faktor produksi yang dimiliki berbeda
sehingga dapat menimbulkan perbedaan harga
barang yang dihasilkan.

Ekonomi internasional mencakup baik aspek mikro


maupun makro. Aspek mikro misalnya jual beli secara
internasional yang sering disebut dengan ekspor-impor.
Sementara masing-masing pasar saling berhubungan
satu dng lainnya yang dapat berpengaruh terhadap
pendapatan dan kesempatan kerja yang merupakan topik
makro.
- Ekonomi Internasional diartikan sebagai hubungan
ekonomi antara 2 (dua) negara dengan negara
yang lain.
- Hubungan ini dapat berupa :
- Pertukaran hasil produksi
- Pertukaran faktor produksi
- Pertukaran teknologi dalam bidang Ekonomi
- Hubungan ekonomi internasional dapat berupa
perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta
kerjasama internasional.
B. Sejarah Pemikiran Ekonomi Internasional
Perdagangan Internasional terjadi karena adanya
kebutuhan manusia akan barang-barang yg tidak bisa
disediakan sendiri ataupun karena adanya keunikan pada
barang-barang tersebut dan pemenuhan kebutuhannya
dilakukan secara lintas negara. Pada pelaku ekonomi
pemerintah/negara, hubungan ekonomi internasional
dilakukan terutama dengan tujuan untuk memajukan
negara dan kesejahteraan masyarakat, apalagi pada
negara baru/sedang berkembang. Pemerintah dengan
kekuasaannya dpt membuat serangkaian kebijaksanaan
yg mengatur tata cara hubungan ekonominya dng luar
negeri.
Sejarah pemikiran ekonomi internasional
timbul sejalan dng timbulnya negara-negara di
Eropa pada jaman sebelum Revolusi Industri
(sebelum abad XVI)

Pada negara-negara baru, tentulah belum kuat.


Untuk memperkuat negara  perlu
memperkuat perekonomian dan angkatan
perangnya
• Diperlukan banyak uang yaitu emas (logam mulia),
karena banyak negara yang tidak mempunyai
tambang emas.

Maka perlu berdagang dng luar negeri untuk


mendapatkan emas

• X > M  Surplus X dibayar dengan emas yang dapat


dijadikan uang.
Aliran Merkantilisme

Berasal dari kata Merchant  artinya pedagang


atau saudagar.
Merupakan aliran ekonomi yang lebih merupakan
politik kemakmuran negara dng tujuan memperkuat
posisi kemakmuran negara melebihi kemakmuran
perseorangan.
(tumbuh dan berkembang dari abad XVI – XVII di
Eropa Barat).
Untuk memakmurkan negara, negara harus mempunyai
banyak uang dng ide pokok :
a. Negara akan maju/kaya/makmur bila X > M
b. Surplus X dibayar dng logam mulia (emas/perak)
c. Semakin besar surplus X  semakin besar logam mulia yang
didapat
d. Logam mulia dpt dijadikan sbg uang, negara/raja yg memiliki
banyak logam mulia, ia kaya, makmur, kuat
e. Uang yg banyak  membangun Angkatan Bersenjata yg kuat
f. Angkatan perang yg kuat  memperluas perdagangan luar
negeri dan penyebaran agama
g. Kolonisasi ke daerah lain
Sejalan dng ide dan tujuan merkantilisme, maka kebijakan/
politik merkantilisme dibagi kedalam 5 bagian, yaitu :
1. Bidang Industri

Barang-barang
Memproduksi barang- kebutuhan dalam
barang yang laku di pasar negeri dipenuhi
Internasional sendiri

Penjualan barang ke luar negeri harus lebih


besar dari pembelian barang dari luar negeri.
Adanya aliran Surplus
2. Bidang Perdagangan

Impor bahan baku


Mendorong Ekspor, Industri
kebijakan ekspor dipermudah
dipermudah
Ekspor bahan mentah
bagi Industri dipersulit
3. Bidang Keuangan
- Uang merupakan sumber kemakmuran dan kekuatan
negara.
• Pada masa mekantilisme  setiap negara perlu
memperkuat perekonomian dan angkatan perang
yang tangguh  diperlukan cadangan pembelanjaan
perang yg timbul sewaktu-waktu.

• Logam mulia merupakan benda yg dapat dijadikan


uang, oleh karena itu kebijakan dibidang keuangan
yaitu memasukkan logam mulia sebanyak mungkin.

• Pandangan bahwa kemakmuran negara


didasarkan/diukur dng banyaknya logam emas yg
dimiliki  disebut Bullionisme.
• 4. Pada masa ini, Bidang Pelayaran/Perkapalan
mendapat perhatian karena :
Tahun 1651 di Inggris
mengeluarkan peraturan
Untuk memperlancar “Navigation Act” 
kegiatan ekspor dan pengangkutan barang ke
memperluas daerah Inggris harus diangkut dg
pasar armada negara
pengekspor 
pendapatan negara

• 5. Bidang Perluasan Pasar/Pembentukan Daerah


Koloni.
Semakin maju industri di dalam negeri, semakin
membutuhkan daerah pemasaran yg lebih luas baik pasar
penjualan hasil industri maupun pasar bahan mentah. Bbrp
negara yg pada waktu itu (abad 17-18) berlomba mencari
daerah pemasaran baru (Belanda, Spanyol, Inggris dll) yg
berkembang menjadi daerah penguasaan/koloni/penjajahan.

Tujuan: Kemakmuran & kekuatan


negara. ss
Masa Pelaku: Peran negara sangat
Merkantilisme dominan (menentukan
kebijakan maupun
kegiatan ekonomi)
BAB II
MENGAPA SUATU NEGARA PERLU BERDAGANG DENGAN
NEGARA LAIN

Perdagangan internasional dpt didefinisikan sbg aktivitas


perdagangan yg dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yg dimaksud adalah individu dng individu,
antara individu dng pemerintah suatu negara, atau
pemerintah suatu negara dng pemerintah negara lain. Pada
berbagai negara, perdagangan internasional menjadi salah
satu faktor untuk meningkatkan Gross Domestik Produk (GDP).
Pertukaran/perdagangan berawal sbg akibat dari kondisi
alam (sumber daya alam) daerah, yg berikutnya menjurus
kearah spesialisasi (perorangan/individu/daerah).
Faktor-faktor penyebab negara-negara mengekspor/
mengimpor barang-jasa dan mempunyai hubungan
ekonomi dengan luar negeri karena perbedaan
kekayaan/sumberdaya alam, iklim, energi, sumberdaya
manusia dll. Perbedaan tsb menimbulkan spesialisasi yang
pada akhirnya membedakan corak perekonomian antar
negara. Karena masing2 negara sangat membutuhkan hasil
produksi negara lain, timbullah perdagangan internasional.
Tujuan pokok yg menjadi penyebab terjadinya perdagangan
internasional adalah keuntungan masing2 negara
dibandingkan dng negara lain. Keuntungan ini dinamakan
keuntungan mutlak/absolut suatu negara dibanding dng
negara lain.
Negara subtropis mempunyai keuntungan mutlak
terhadap negara2 tropis dalam produksi gandum, pear dll.
Sedang negara tropis mempunyai keuntungan mutlak
terhadap negara subtropik dlm produksi karet, kopi, kelapa
dll. Perdagangan internasionalpun akan saling
menguntungkan. Namun dlm prakteknya, tdk semua negara
mempunyai keuntungan mutlak dlm memproduksi suatu
barang karena ada negara2 yg mampu menghasilkan
berbagai macam barang dng beaya yg lebih murah. Negara-
negara yg mahal beaya produksinya tdk mungkin berdagang
karena tdk akan mampu bersaing. Namun mereka masih
mempunyai keuntungan komparatif (comparative
advantage).
Beberapa penyebab terjadinya perdagangan internasional
sebagai berikut :
a. Perbedaan harga barang.
Perbedaan harga barang mendorong adanya perdagangan
internasional. Misal harga Komputer di Indonesia lebih
murah di Indonesia drpd di Phillipina sehingga mendorong
orang untuk membeli komputer di Indonesia dan
menjualnya ke Phillipina.
b. Perbedaan hasil produksi.
Setiap negara mempunyai SDA, SDM, Teknologi, Modal,
Budaya yg berbeda sehingga masing2 negara mempunyai
hasil produksi yg berbeda-beda yg dibutuhkan negara lain.
Hal inilah yg mendorong terjadinya perdagangan
internasional.
c. Keinginan untuk meningkatkan produktivitas.

Setiap negara mempunyai kebutuhan


mengonsumsi berbagai jenis barang. Namun pada
kenyataannya, tiap negara lebih baik memproduksi
beberapa macam barang, kemudian melakukan
perdagangan internasional sehingga tindakan ini
menimbulkan spesialisasi.
Aktifitas perdagangan internasional berbeda
dengan aktifitas perdagangan dalam negeri.
Perbedaan tersebut meliputi :
a. sitem distribusinya (langsung dan tidak langsung),
b. tingkat persaingan perdagangan lebih ketat pada
perdagangan internasional,
c. cakupan wilayah perdagangan internasional yg
lebih luas,
d. regulasi yang lebih rumit,
e. penjual dan pembeli tdk bertatap muka secara
langsung,
f. beaya angkut yang lebih tinggi,
g. tata cara pembayaran menggunakan valas dll.
Tabel 1.1 Perbedaan Perdagangan Internasional dng
Domestik

Perbedaan Perdagangan Internasional Perdagangan Domestik


Cakupan Melewati batas Dalam satu wilayah
Wilayah beberpa negara negara
Metode Bermacam-macam Satu macam mata uang
pembayaran mata uang
Sistem distribusi Distribusi tidak Umumnya distribusi
langsung langsung
Regulasi Melibatkan aturan dari Aturan yg berlaku di
beberapa negara dalam negeri
Biaya Lebih mahal krn Lebih murah krn jarak
transportasi menjangkau jarak jauh relatif dekat
Permintaan akan sesuatu barang juga sangat
ditentukan oleh selera dan pendapatan. Untuk suatu
barang tertentu, faktor selera dapat memegang peranan
penting. Misal : mobil, pakaian, sepatu, meskipun suatu
negara tertentu dapat menghasilkan barang2 tsb, namun
kemungkinan impor dari negara lain dpt terjadi. Hal ini krn
faktor selera dimana penduduk negara tsb lebih menyukai
barang-barang buatan negara lain.
Selain selera, permintaan akan suatu barang ditentukan
juga oleh pendapatan. Terdapat hubungan antara
pendapatan dng pembelian barang dari luar negeri. Jika
pendapatan naik, maka pembelian barang2 dan jasa dari
luar negeri (impor) akan naik.
BAB III
MANFAAT HUBUNGAN EKONOMI INTERNASIONAL
BAGI PEREKONOMIAN NASIONAL

Dengan dibukanya hubungan ekonomi


internasional, maka akan menimbulkan beragam
akibat sebagai konsekwensi logis dari sebuah
kebijakan “ada aksi ada reaksi” baik terhadap
ekonomi dalam negeri, perekonomian
dunia/internasional, dampak bersifat ekonomis
maupun non ekonomis.
Hubungan ekonomi internasional mempunyai
kekuatan dan perbedaan dibanding dng hubungan
ekonomi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi di dalam
negeri. Beberapa hal yg menjadi sebab diantaranya :
1. Adanya perbedaan pemerintahan/negara
2. Adanya perbedaan pola kebijakan dari masing-
masing pemerintahan/negara
3. Adanya perbedaan bahasa
4. Adanya perbedaan budaya
5. Adanya perbedaan sistem keuangan yg dianut
6. Adanya perbedaan faktor produksi yg dimiliki
7. Adanya perbedaan kemampuan produksi

Adanya perbedaan-perbedaan tsb 


dimanfaatkan oleh negara/pelaku ekonomi
internasional utk mendapatkan manfaat dari
hubungan ekonomi internasional (Gains from trade).
• Kondisi tiap-tiap negara berbeda  manfaat yg diperoleh
dari perdagangan international akan berbeda pula.
• Masing-masing negara  mengoptimalkan manfaat dari
perdagangan international dng mengetahui kondisi, potensi
dan kedudukannya dalam perdagangan international
• Pada masa sekarang ini, dimana keterbukaan hubungan
antar negara semakin meluas pada era globalisasi,
sementara dalam hubungan perdagangan juga terdapat
kecenderungan “liberalisasi”, maka tidak ada satupun
negara yang mampu berdiri sendiri. Hubungan ekonomi
internasional merupakan kebutuhan dan akan
mendatangkan manfaat yg optimal bagi suatu negara.
• Manfaat yg diperoleh dari hubungan perdagangan
internasional dpt dilihat dari 2(dua) sisi, yaitu manfaat yg
bersifat ekonomis dan manfaat yg bersifat non
ekonomis.

Manfaat ekonomis dpt Manfaat non


dirasakan oleh pelaku ekonomi ekonomis dirasakan
melalui pengaruhnya terhadap : oleh pelaku ekonomi
a.Konsumsi, b.Produksi, melalui pengaruhnya
c.Pendapatan, d.Kemakmuran terhadap : a.Sosial,
masyarakat. b.Budaya, c.Politik.

• Hubungan perdagangan internasional harus dpt


menimbulkan dampak yg baik, baik itu bersifat
ekonomis/non ekonomis.
A. Manfaat Ekonomis
a. Pengaruh terhadap konsumen
Konsumen/pelaku ekonomi membutuhkan
pemenuhan/konsumsi barang dari DN/LN
Alternatif pemilihannya berdasarkan pertimbangan spt :
- Pendapatan
- Harga
- Selera
Perdagangan internasional
- Prestise
dpt terjadi karena faktor-
- Ketersediaan barang faktor tersebut
• Manfaat perdagangan international terhadap konsumen
secara efektif dpt dilihat pd gambar kurva kemungkinan
konsumen  Consumption Possibility Frontier/CPF atau
Consumption Possibility Curve/CPC.
• Dalam ekonomi mikro, kurva ini sebetulnya sama dng
kurva indiferen/ Indifference Curve (IC) 
Perbedaannya hanya pd alternatif pemilihan barang dari
DN/LN.

• OKI  sama dng yg diperlukan dlm membuat IC, data yg


diperlukan adalah data pendapatan, harga kedua
macam barang dan preferensi konsumsi yg dipilih.s
Sbg contoh, misal Gambar 1 : Sebelum
sebelum perdagangan perdagangan internasional
internasional seorang
konsumen Indonesia
dng uang Rp 1,5 jt
dapat membelanjakan
batik dng harga Rp
100rb/lembar dan
sepatu dng harga Rp
150rb/pasang. Maka
CPF/CPC nya tampak
pd gambar 1 berikut :
• Dng pendapatan Rp.1.500.000  konsumen dapat
berkonsumsi pd titik A saja yaitu 15 helai batik atau
pada titik B saja yaitu sebanyak 10 pasang sepatu.

• Garis AB  garis anggaran atau budget line.

• Preferensi yg akan dipilih konsumen terletak pd


salah satu titik disepanjang CPF/CPC  misal di titik
C yaitu pd tingkat konsumsi 7,5 batik dan 5 pasang
sepatu  konsumen memperoleh tingkat
kepuasan/kesejahteraan tertinggi.
Seandainya sekarang
dibuka hubungan
perdagangan dng Italia,
dimana Italia
mengekspor sepatu ke
Indonesia dng harga Rp
100rb, maka CPF/CPC
akan berayun kekanan
sbgmn tampak pd
gambar 2

Gambar 2 : Setelah
membuka perdagangan
internasional dng Italia
Besar kecilnya ayunan CPF/CPC menunjukkan besar
kecilnya manfaat (Gains From Trade) yg akan diterima
Indonesia  disebut manfaat potensial (Potential
Gains From Trade)
Besar kecilnya ayunan CPF/CPC ditentukan oleh
besar kecilnya perbedaan harga antara komodity
sebelum dan sesudah perdagangan
Semakin besar perbedaan harga  semakin besar
manfaat potensial yg didapat
Dari gambar 2 tsb, apabila preferensi konsumen
tetap pada 5 pasang sepatu  sekarang dpt
mengkonsumsi batik lebih banyak yaitu 10 batik.
Kurva indiferennya
bergeser keatas dari
IC 1 ke IC 2 dng
preferensi konsumsi
dr titik C ke E spt
dalam gambar 3

Bergesernya IC1 ke IC2


atau ke kanan atas,
menunjukkan bahwa
tingkat kepuasan/
kesejahteraan
konsumen pd preferensi
konsumen yg baru
Mengapa Italia mengekspor sepatu dan Indonesia ekspor Batik,
terjadi krn perbedaan harga sepatu/ batik pada kedua negara
tersebut, juga perbedaan faktor produksi dan produktivitas.
Selain pengaruh tersebut, menurut Budiono (2001) ada
pengaruh yaitu mencontoh pola konsumsi “Demonstration
Effect”. Hal ini terjadi karena dibukanya hubungan dagang kedua
negara.
Demonstration Effects terjadi karena beberapa sebab :
a. Emosi, yaitu ingin mencontoh, meniru menggunakan barang
luar negeri.
b. Prestise, menggunakan barang luar negeri dianggap
meningkatkan prestise.
c. Pendapatan, pendapatan yg tinggi meniru dan membeli barang
luar negeri.
b. Pengaruh Terhadap Produsen
Pengaruh hubungan perdangan luar negeri terhadap
produsen dapat kita lihat melalui :

Produsen menjual barangnya/mencari


harga yg paling menguntungkan
1.Produksi Kalau pasar LN banyak, produksi akan
ditingkatkan
TR = P x Q
Kalau Q meningkat  TR akan
2. Pendapatan meningkat
Demikian pula bila P nya juga tinggi
Dng dibukanya perdagangan
3. P a s a r internasional, LN adalah daerah
pemasaran baru
Pemahaman thdp teknologi
4. Teknologi baru utk meningkatkan kualitas
& kuantitas produksi

5. Investasi Perluasan investasi baik di DN


maupun LN

c. Pengaruh Terhadap Pemerintah


- Campur tangan pemerintah/regulasi perdagangan
internasional spt bea masuk impor  melindungi
produksi DN
- Pendapatan negara/pemerintah  kesempatan kerja
- Bea masuk, barang produksi LN akan mahal harganya
 mendorong produksi DN  kesempatan kerja.
d. Pengaruh Terhadap Kemakmuran Masyarakat
Pengaruh perdagangan internasional terhadap
kemakmuran masyarakat dpt dilihat melalui kenaikan
pendapatan nasional.
Dalam perekonomian terbuka, komponen
pendapatan nasional terdiri dari 4 sektor, dlm bentuk
matematika digambar sbb:
Y=C+I+G+X–M
Dimana, Y = Pendapatan Nasional/PDB, C = Konsumsi,
Investasi, G = Pengeluaran Pemerintah, (X-M) = Ekspor
Netto.
Apabila X > M, maka komponen perdagangan
internasional ini otomatis akan menambah pendapatan
nasional. OKI, kebijakan pemerintah akan selalu
mendorong X lebih tinggi dari M.
Pendapatan Nasional (Y), dibagi dng jumlah peduduk
adalah income per-kapita yg merupakan representasi
dari tingkat kesejahteraan masyarakat. Bila pendapatan
nasional tinggi, berarti kemakmuran masyarakat tinggi.
“ Hubungan antara kenaikan pendapatan dng
konsumsi, masyarakat akan mengalokasikan
pendapatannya sedemikian rupa unt membeli barang
dari dalam/luar negeri sbb ” :
a. Kenaikan pendptan akan
lebih banyak
dialokasikan unt membeli
barang DN
b. Dialokasikan secara
proporsional sama unt
mebeli barang dari DN
dan dari LN
c. Kenaikan pendapatan
lebih banyak
dialokasikan unt membeli
barang dr LN

Secara grafis dapat


dicontohkan dalam
gambar 4 berikut :
Penjelasan gambar :
Sebelum ada kenaikan pendapatan, budget line-
nya ditunjukkan pd garis A1 B1, dng preferensi untuk
mengkonsumsi barang A/produk DN sebanyak OX1
(konsumen mengorbankan sebagian konsumsi DN-
nya sebesar X1 A1 untuk membeli barang B/produk
LN) dan mendapatkan barang B/produk LN sebanyak
OY1. Dengan demikian konsumen mencapai
keseimbangan alokasi pengeluaran unt konsumsi ada
pd titik E1. Dan konsumen merasa memperoleh
kepuasan yg optimal/ IC1.
Bila konsumen memperoleh kenaikan pendptan,
maka garis anggaran akan bergeser kekanan, misal
mnjadi A2 B2...Disini konsumen akan mengalokasikan
pendptannya sedemikian rupa pada berbagai pilihan
alokasi konsumen disepanjang garis A2 B2. Bila
konsumen mengalokasikan tambahan
pendapatannya secara proporsional (membeli
barang DN = membeli barang LN)...keseimbangan
konsumsi yg mendatangkan kepuasan optimal ada pd
titik E2/IC2. Pd titik E2 ini, bahwa sikap konsumsi dng
adanya penambahan pendapatan adalah “netral” .
Jika konsumen mengalokasikan tambahan
pendptannya yg scr proporsional tdk sama antara
unt membeli barang dr DN dng barang LN, misal
proporsi unt membeli barang dr DN lebih besar dr
produk barang LN, maka keseimbangan konsumsi yg
mendatangkan kepuasan optimal akan berubah dan
berada pd salah satu titik disepanjang garis A2 E2,
misal di titik E3 (IC3), maka dititik inilah kepuasan
optimal tercapai.
Pilihan konsumen yg demikian ini tergolong lebih
menyukai produk DN. Sikap konsumen yg demikian
ini yg diharapkan pmerintah.
Sebaliknya, bila konsumen mengalokasikan
tambahan pendapatannya yg secara proporsional
lebih banyak untuk membeli barang produk LN,
maka kepuasan konsumsi optimum akan berpindah
dr titik E3 menjadi E4/IC4. Dng demikian, sikap
konsumen yg seperti ini tergolong lebih menyukai
produksi LN...sikap yg demikian ini secara makro
akan merugikan pembangunan ekonomi
nasional...krn menyebabkan pemborosan devisa,
mengurangi kgiatan ekonomi DN, terlebih pada
negara yg sedang berkembang seperti Indonesia.
B. Manfaat Non Ekonomis

Manfaat Perdag LN yg bersifat non ekonomis dpt


dirasakan secara tdk langsung...spt misal perdagangan
barang mewah, buku, produk film dll. Akibat-akibat
sosial yg ditimbulkan seperti kesenjangan sosial,
perobahan pola pikir, pandangan hidup dll.
Sekilas uraian mengenai manfaat hubungan ekonomi
internasional diatas, betapa luas dampak yg
ditimbulkan. Budiono, 2001, bentuk/pola hubungan LN
yg baik tdk dpt ditentukan oleh para ekonom saja, tp
perlu sinkronisasi antara aspek ekonomi dan non
ekonomi.
C. Sumber Manfaat Perdagangan Internasional
Sumber manfaat dari perdagangan internasional
adalah hal-hal yg menyebabkan mengapa orang-orang
atau pelaku ekonomi antar negara mau mengadakan
transaksi dagang/pertukaran barang sekaligus
memperoleh tambahan manfaat. Sumber manfaat
tersebut diantaranya adalah :

1. Perbedaan faktor produksi awal yg dimiliki.


2. Perbedaan teknologi produksi.
3. Perbedaan harga.
4. Perbedaan selera.
1. Perbedaan Faktor Produksi
Perbedaan faktor produksi awal/faktor
endownment terjadi karena kondisi masing-masing
negara berbeda. Perbedaan ini terjadi karena faktor
alam/ alamiah, misal negara-negara kawasan Teluk
Persia dengan sumber daya alam minyak, sementara
negara kawasan tropis dengan sumber daya alam
hutan, perkebunan, pertanian. Karena kondisi alam
itulah maka barang yg diperdagangkan adalah yg
tersedia hanya di negaranya. Dalam perdagangan
internasional, kondisi yg demikian dengan keuntungan
alamiyah disebut “absolute/ natural advantage”.
Lebih lanjut dari keunggulan absolut ini akan
mengarah pada spesialisasi produk dan harga akan
cenderung lebih murah dibanding dengan negara lain
yang memproduksi barang yang sama tapi tidak
mempunyai keunggulan alamiyah.
Sebagai contoh Indonesia dengan keunggulanan
daerah tropis, menghasilkan kayu-mebelair yang
harganya lebih murah dibanding negara kawasan Teluk.
Sementara negara kawasan Teluk akan mnghasilkan
minyak dengan harga yang lebih murah dari pada
Indonesia. Dari sinilah timbul pertukaran hasil produksi
antar negara dan masyarakat menerima manfaatnya.
Perbedaan faktor produksi dan
Negara 1 dng kemamp
manfaat perdagangan
produksi A1B1 akan
internasional secara grafis dpt
cenderung brspesialisasi pd dilihat dlm gambar 5 sbb :
A1 krn A1 mampu diproduksi
lebih banyak dibanding
B1...demikian pula Negara 2
dengan kemampuan produksi
pada A2B2 cenderung
berspesialisasi pd B2 karena
B2 mampu diproduksi lebih
banyak dibanding A2. Tanpa
perdagangan, kedua Negara
akan mengalokasikan faktor
produksi sedemikian rupa unt
memproduksi barang A dan B
sehigga yg diproduksi sama
dng yg dikonsumsi.
Bila sekarang dibuka perdagangan LN, maka
Negara 1 akan berspesialisasi pada A1 dan Negara
2 akan berspesialisasi pada B2 sehingga secara
keseluruhan kemampuan produksi kedua negara
tercermin pada garis A3 B3. Disini produsen akan
mengalokasikan produk spesialisasinya
sedemikian rupa antara yang untuk konsumen DN
dan yang untuk diekspor. Pada kondisi ini,
konsumen negara 1 dan 2 akan mempunyai
kemampuan konsumsi yang lebih besar daripada
konsumsi semula.
2. Perbedaan Kemampuan Teknologi Produksi.
Perbedaan teknologi produksi menyebabkan
perbedaan kemampuan produksi suatu negara.
Semakin maju teknologi produksi , akan
semakin efisien beaya proses produksi dan
semakin banyak barang-barang yang mampu
diproduksi.
Kelebihan produksi atas permintaan DN
inilah yang akan menyebabkan harga jual
menjadi lebih rendah dibandingkan dng negara
lain.
3. Perbedaan Harga.
Prinsip perdagangan/pertukaran adalah sukarela dan
proses ini hanya akan terjadi bila ada yg diuntungkan dan
tidak ada yg merasa dirugikan. Dalam proses interaksi ini,
harga akan terbentuk diantara harga tertinggi dan
terendah, dengan kata lain harga baru akan berada
diatas harga terendah dan dibawah harga tertinggi.
Terbentuknya harga baru, merupakan keseimbangan
harga antar negara yg disebut price equilibrium atau
price equalization yg prosesnya sbgmana terlihat dalam
gambar 6 sbb...
Lihat gambar 6 ....
Umpama ada 2 negara A dan
B. Pada negara A, kurva S1
merupakan kurva penawaran,
sedang D1 adalah kurva
permintaannya. Pada harga
keseimbangan OP1, jumlah yg
ditawarkan sama, yaitu
OQ1.1. Demikian pula pada
negara B, keseimbangan
permintaan dan penawaran
berada di titik E2 dengan
harga keseimbangan pada Bahwa penjual akan mencari ke
OP2 dan permintaan OQ2.1.
daerah yg harganya tinggi dan
Disini terlihat bahwa harga Q
konsumen akan mencari yg
di negara A tdk sama dng harganya rendah. Sbg akibat dari
harga Q di negara B (OP1 <
keadaan tsb, akan berlanjut dng
OP2).
proses sbb :
Di negara A, dimana harga Q lebih rendah
dibanding di negara B, penjual di negara A menjual
dengan harga OP1 dan penawaran ditunjukkan oleh
S1, permintaaan D1, jumlah keseimbangan OQ1.1.
Ketika pengusaha tahu kalau harga Q di negara B
sebesar OP2 (OP2 > OP1), maka produsen akan
menaikkan produksinya menjadi OQ1.2 dan menjual
sebagian Q yakni sebesar Q1.3 Q1.2 ke negara B
dengan harga OP1.2 dimana OP1.2 > OP1. Sebagai
akibatnya, penawaran Q di negara A berkurang
sbanyak Q1.3 Q1.2, harga Q naik menjadi OP1.2.
Di Negara B dimana harga Q lbih tinggi dibanding di negara
A, sehingga konsumen di B akan berusaha membeli Q dari
negara A sbanyak Q1.3 Q1.2 maka penawaran Q di B bertambah
dari OQ2.1 menjadi OQ2.2. Dengan bertambahnya penawaran
Q2.3 Q2.2, harga Q di negara B akan turun mnjadi OP2.2 yg
sebelumnya adalah OP2. Namun dampak selanjutnya produsen
Q di B akan mengurangi produksinya sebanyak Q2.3 Q2.1.
Dari uraian tersebut , dengan adanya perbedaan harga dan
dibukanya hubungan perdagangan internasional akan
cenderung menyamakan harga dan harga keseimbangan
dunia menjadi OP2.2 yg dirasakan manfaatnya baik oleh
produsen Q maupun konsumen Q.
Disamping menyamakan harga, juga akan
berpengaruh pada meningkatnya efisiensi
produsen terutama di negara B yg mana seperti
ini juga dapat berdampak pada penghematan
sumber daya ekonomi dunia.
Lebih lanjut dapat dijelaskan bagaimana kurva
penawaran ekspor (SE) dan kurva permintaan
impor (DI), sehingga terbentuk kurva permintaan
dan penawaran baru yang menimbulkan
keseimbangan harga baru (OP2.2).
Proses terbentuknya kurva
penawaran ekspor (Gambar 7a)
Sbgmana didepan, pd
negara A yg harga barang Q-
nya lebih rendah, pd
keseimbangan semula E1
jumlah yg diproduksi sama dng
yg diminta. Pd saat itu jml yg
ditawarkan keluar negeri tdk
ada/nol.

Harga diluar negeri ternyata lbih tinggi, maka produksi dinaikkan menjadi
OQ1.2 dan dari jumlah ini, sebesar Q1.3 Q1.2 dijual/diekspor ke LN dng
harga yg lebih tinggi yaitu sebesar OP2.2. Sebagai akibatnya jml
penawaran di negara A berkurang sbesar Q1.3 Q1.2 dan harga akan naik
mnjadi P1.2. Kurva penawaran ekspor/SE terbentuk dng menghubungkan
jml penawaran ekspor pd harga OP1 (nol ekspor) dng juml penawaran
ekspor pd harga OP2.2.
Proses terbentuknya
kurva permintaan impor
(gambar 7b).
Pada negara B yg
harga Q-nya tinggi,
keseimbangan semula
pada E2 dimana jumlah yg
diproduksi sama dng
jumlah yg diminta dengan
harga OP2. Pada saat ini
tidak ada penawaran
barang dr LN. Manakala
Kurva permintaan impor terbentuk dng
ada tambahan penawaran
menghubungkan titik pada waktu tidak
barang dari LN sebanyak
ada penawaran ekspor dan harga DN
Q2.3 Q2.2, maka harga Q
OP2 dengan ketika telah ada penawaran
di negara B cenderung
ekspor OQ2.2 pada harga OP2.2.
turun menjadi OP2.2.
Sedangkan proses terbentuknya harga keseimbangan baru
adalah interaksi penawaran ekspor dengan permintaan
impor...dpt dibentuk dng menghubungkan kurva
penawaran ekspor pada gambar 7a dng kurva permintaan
impor pada gambar 7b sebagaimana terlihat pada gambar
7c.

Bahwa keseimbangan
baru terletak di titik E,
dimana penawaran
expor sama dng
jumlahpermintaan
impor yaitu sebanyak
OQ2.2 (lihat gambar 7c).
4. Perbedaan Selera.
Perbedaan selera konsumen di suatu negara dpt
menjadi sumber manfaat perdagangan internasional,
meskipun kedua negara mempunyai factor produksi dan
pola produksi yg sama. Menurut Hecksher & Ohlin kondisi
tersebut memungkinkan terjadi karena produsen tetap
berproduksi untuk memenuhi sebagian besar konsumen
dan membiarkan selera minoritas dilayani negara lain.
Dari perbedaan selera ini, konsumen dan produsen dpt
memperoleh tambahan manfaat paling tidak adanya faktor
kepuasan konsumen serta adanya perbedaan harga yg
menguntungkan bagi produsen dan juga konsumen.
D. Pembagian Manfaat
Semua pelaku perdagangan mempunyai motif untuk
mendapatkan keuntungan “gains from trade”. Sampai
seberapa besar keuntungan dapat diperoleh tergantung
dari dasar tukar dari barang-barang yang diperdagangkan
“term of trade”, pendapatan dan selera konsumen.
Bagaimana pembagian keuntungan yang maximal pada
2 negara yang saling menjalin hubungan perdagangan
internasional...untuk analisis ini Edgeworth and Bowley
menjelaskan besarnya pembagian manfaat perdagangan
melalui Diagram Kotak yg disebut sbg “Edgeworth
Bowley Box Diagram” sebagai mana terlihat dlm gambar
8 berikut :
Keterangan Gambar 8 :
Negara I dan II adalah 2
negara dng kemampuan
produksi yg berbeda.
Negara I dng kemampuan
produksi O1 A1 dan atau
O1 B1, sedang Negara II
dng kemamp produksi O2
B2 dan atau O2 A2.
Masing-masing negara
dalam kondisi autarchi
(tanpa perdagangan Pilihan alokasi produksi yang
internasional), akan memberikan kepuasan optimal
berusaha memaksimalkan pada masyarakat kedua negara tsb
produksi akan barang A tentu berada pada salah satu titik
dan B untuk kebutuhan disepanjang garis kemampuan
masyarakat (sesuai dng
produksinya.
preferensi masyarakat).
Negara I pilihan alokasi berada disalah satu titik
disepanjang garis A1 B1, misal pada titik P, konsumen
negara I mencapai kepuasan optimal. Di negara II, pilihan
alokasi produksi ada pada salah satu titik disepanjang garis
B2 A2, misal di titik Q, maka disinilah konsumen negara II
mencapai kepuasan optimal.
Seandainya dibuka hubungan perdagangan dengan LN,
maka kedua negara masing-masing akan memproduksi
barang yang tersedia faktor produksinya cukup banyak,
dng kata lain masing-masing akan berspesialisasi dan
tentunya negara I akan focus pada produksi barang A
sementara negara II akan focus memproduksi barang B.
Negara I akan menjual ke negara II, begitu sebaliknya. Dengan
transaksi ini, kedua negara mengharapkan memperoleh
keuntungan yg maksimal yg dpt ditunjukkan melalui kenaikan
konsumsi dan kurva kepuasan konsumen. Misal negara I adalah
negara yg aktip berdagang dengan negara II, dengan dasar tukar
1 : 1. Negara I berspesialisasi pada barang A dengan produksi O1
A1.
Dari jumlah produksi ini, O1 a1 untuk konsumsi DN, dan
sisanya a1 A1 diekspor dan akan mendapatkan barang B dari
negara II sebanyak b2 B2 (krn dasar tukarnya 1 : 1). Maka a1 A1 =
b2 B2. Disini kepuasan konsumen negara I tetap pada kondisi
semula. Konsumen negara I tdk dirugikan, tetapi mereka dapat
mengkonsumsi barang B dari Luar Negeri/Negara II.
Sebaliknya, Negara II dengan kondisi ketersediaan faktor
produksinya, akan berspesialisasi pd barang B dng produksi
sebanyak O2 B2. Dari produksi sebanyak itu, sebanyak b2 B2
ditukarkan dengan barang A dari negara I dan memperoleh
barang A sebanyak a2 A atau sama dengan O2 A2. Dengan
demikian sekarang Negara II dpt berkonsumsi pd titik R, dimana
titik R lebih tinggi dari pada titik Q. Jadi dengan dasar tukar 1 : 1,
Negara II lebih diuntungkan karena memperoleh
kepuasan/kesejahteraan yg lebih tinggi dari pada kondisi
sebelum perdagangan.
Lain halnya bila dasar tukarnya berubah , misalnya menjadi
1A = 0,5B...maka konsumsi yg dapat dilakukan oleh negara I akan
jauh lebih rendah drpd titik P, yaitu titik sebelum perdagangan
dilakukan. Pada kondisi ini, negara I layak menolak perdagangan
karena tdk diuntungkan/malah dirugikan.
Sebaliknya negara II akan sangat menerima
kondisi dasar tukar 1A = 0,5B karena dengan kondisi
tersebut negara II akan sangat diuntungkan. Hal ini
terlihat dari kondisi konsumsinya yang tidak lagi di
titik Q ataupun R...tetapi dititik T, dimana T > R > Q.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pembagian manfaat perdagangan berada pada
titik di daerah A1 B1 A2 B2 dimana batas minimal
dapat terjadi transaksi dagang adalah pada salah
satu titik di garis A1 B1 bagi negara I dan A2 B2
bagi negara II.
Contoh lainnya : lihat
gambar 9
Terdapat 2 konsumen
yg masing-masing
memiliki 2 macam barang
X dan Y. Konsumen 1
digambarkan pada sumbu
kiri bawah kotak dengan
titik awal O1.

Ia memiliki barang X sebanyak O1 X1 dan barang Y sbanyak O1 Y1 yg


kalau kedua barang tsb dikonsumsi semuanya akan memperoleh
kepuasan tertinggi sebagaimana digambarkan kurva IC1. Sementara
konsumen 2 digambar pada bagian kanan atas dng titik awal O2. Ia
memiliki barang X sebanyak O2 X2 dan barang Y sebanyak O2 Y2
yang memiliki kepuasan konsumen sebagaimana digambarkan pd
kurva IC2.
Daerah diantara I1 dan I2 akan
menghasilkan manfaat yg lebih
besar bagi salah satu atau kedua
konsumen tersebut dibanding
pada posisi awal (titik A).
Misalnya pada titik B, konsumen
1 bisa memperoleh kepuasan yg
lebih tinggi (I”1) dibanding
sebelumnya. Demikian juga
konsumen 2 akan memperoleh
tingkat kepuasan yg lebih tinggi
pada I”2 dibanding sebelumnya
pada I2.
Titik A menunjukkan posisi Untuk bergerak dr posisi titik A
konsumsi dari kedua konsumen ke B perlu dilakukan pertukaran.
bila masing-masing Konsumen 1 akan menawarkan
mengkonsusmsi seluruh barang barang Y sbanyak AC tuk
yg dimilikinya. ditukarkan dng barang X sbanyak
CB.
Dilain pihak, konsumen 2 harus mengurangi konsumsinya untuk
barang X sebanyak CB dan sebagai gantinya ia memperoleh
barang Y sebanyak AC. Kenaikan kepuasan yg ditimbulkan dng
dibukanya pertukaran ini disebut Gains From Trade...titik D
adalah posisi yg menunjukkan bhw konsumen 1 memperoleh
semua keuntungan dr pertukaran.

Tingkat kepuasan naik dari I1 ke I*1


sedang konsumen 2 tdk mengalami
kenaikan kepuasan (tetap pada I2).
Posisi ini menunjukkan keadaan
dimana konsumen 1 mempunyai
kedudukan yg lebih kuat dalam proses
tawar menawar. Sedang di titik E
adalah keadaan sebaliknya, dimana
konsumen 2 memperoleh semua
keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai