Dosen Pengampu :
Oleh:
Kelompok 4
2022/2023
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 20
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Suatu negara memiliki tenaga kerja lebih banyak dari pada negara lain, sedang
negara lain memiliki kapital lebih banyak daripada negara tersebut sehingga dapat
menyebabkan terjadinya pertukaran antara kedua negara tersebut.
Suatu negara, misalnya A, memiliki tenaga kerja yang besar dan relatif sedikit
kapital, maka untuk sejumlah pengeluaran uang tertentu akan memperoleh jumlah
tenaga kerja lebih banyak daripada kapital. Misalnya uang Rp100,00 dapat dibeli 20
unit tenaga atau 5 unit mesin, jadi 20 unit tenaga sama dengan 5 unit mesin.
Sumber:Nopirin,Ph.D.
Sumber:Nopirin,Ph.D.
Namun perlu diingat bahwa teori Hecksher-Ohlin tidak menjelaskan semua pola
perdagangan antara negara, terutama dalam perdagangan yang tidak didasarkan pada
perbedaan faktor produksi.
Secara logika hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: sampai sejumlah
tertentu ekspor barang X, barang tersebut menjadi sangat sedikit (jarang) di
dalam negeri dan impor barang Y menjadi semakin besar, sehingga impor Y
selanjutnya hanya akan diterima dengan penurunan ekspor barang X.
Sumber:Nopirin,Ph.D.
Pembahasan
Dalam Studi kasus ini menggunakan model ECM Domowitz-Elbadawi untuk
mengetahui pengaruh selisih GDP per kapita, inflasi, populasi, keterbukaan perdagangan
serta nilai tukar terhadap ekspor yang dilakukan Indonesia terhadap enam negara tujuan
ekspor utamanya dalam pembuktian teori Heckscher-Ohlin. Tabel dibawah menunjukkan
hasil estimasi ECM dimana hasil tersebut menunjukkan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dalam jangka pendek. Untuk mengetahui relevansi teori
Heckscher-Ohlin dalam ekspor yang dilakukan Indonesia ke enam negara tujuan ekspor
utamanya dalam jangka pendek bisa dilihat dari koefisien variabel D(GDPPC).
Ringkasan hasil estimasi pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel GDP per
kapita, D(LGDPPC) bernilai positif dan signifikan.Koefisien variabel GDP per kapita yang
menunjukkan nilai positif mengindikasikan teori Hecksher-Ohlin yang masih relevan dengan
ekspor yang dilakukan Indonesia terhadap enam negara tujuan ekspor utamanya yaitu Amerika
Serikat, India, Singapura, Malaysia, Jepang, dan China.
Pengaruh GDP Per Capita yang positif ini menunjukkan bahwa teori Heckscher-Ohlin
masih relevan dengan perdagangan internasional yang dilakukan Indonesia ke enam negara
tujuan ekspornya.Dimana setiap kenaikan gap/selisih GDP Per Capita yang artinya semakin
berbeda kondisi negara satu dengan lainnya semakin sering suatu negara berdagang dengan
negara lainnya yang berbeda kondisi ekonominya.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pembuktian teori
Heckscher- Ohin dalam ekspor Indonesia tahun 1986-2017 diperoleh beberapa
kesimpulan diantaranya sebagai berikut.
1. Teori perdagangan internasional Heckscher-Ohlin masih relevan dengan ekspor
yang dilakukan oleh Indonesia ke enam negara tujuan ekspor utamanya di tahun
1986-2017, hal ini dibuktikan dengan selisih GDP per kapita yang bernilai
positif dan signifikan dalam jangka panjang.
2. Faktor faktor lain yaitu variabel selisih/gap inflasi, keterbukaan perdagangan
serta nilai tukar mata uang berpengaruh negatif terhadap ekspor yang dilakukan
Indonesia ke enamnegara tujuan utamanya dalam jangka panjang, sementara
3.2 Saran
Perdagangan internasional terjadi karena perbedaan dalam sumber daya, teknologi, dan
faktor-faktor lainnya antar negara. Teori-teori seperti Heckscher-Ohlin, opportunity cost, dan
offer curve menjelaskan bagaimana negara-negara memanfaatkan perbedaan-perbedaan ini
untuk mengoptimalkan produksi dan memaksimalkan keuntungan dari perdagangan
internasional.Namun demikian, teori perdagangan internasional modern juga menyoroti
adanya kelemahan dalam sistem perdagangan internasional, termasuk ketimpangan
perdagangan antar negara, dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat, dan ketidakadilan
dalam distribusi manfaat perdagangan.
Oleh karena itu, saran untuk mempelajari teori perdagangan internasional modern
adalah dengan mempertimbangkan pendekatan yang beragam dan interdisipliner, termasuk
ekonomi, politik, lingkungan, dan sosial. Memperluas pemahaman kita tentang perdagangan
internasional dan implikasinya dapat membantu kita untuk mengidentifikasi dan mengatasi
masalah dalam sistem perdagangan internasional dan mempromosikan perdagangan yang adil
dan berkelanjutan.