Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI INVESTASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ”Ekonomi Makro II”

Disusun oleh :

NUR ELITAMI INSAN (12020115120016)

ARIS SAFITRI (12020225120064)

MUHAMMAD CHOERUL UMAM (12020115120062)

ANANDHITYA M. RIFANDHY (12020115130107)

DEVINA AMANDA PUTRI (12020115120029)

LINDUNG WICAKSONO ADHA (12020115120063)

NUR SINDY OKTAVIA (12020115120008)

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. H. Miyasto

Banatul Hayati, S.E., M.Si.

JURUSAN ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... 1

DAFTAR ISI................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 3

A. LATAR BELAKANG MASALAH................................................. 3


B. RUMUSAN MASALAH.................................................................. 4
C. TUJUAN............................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 5

A. INVESTASI TETAP BISNIS........................................................... 5


B. INVESTASI RESIDENSIAL........................................................... 11
C. INVESTASI PERSEDIAAN............................................................ 13

BAB III KESIMPULAN.............................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Berdasarkan Teori Ekonomi, Investasi disebut juga pembelian


(atau produksi) dari kapital atau modal barang-barang yang tidak
dikonsumsi tetapi di gunakan untuk produksi yang akan
datang (barang produksi). Contoh : Membuka usaha, Dagang,
Membangun jalan tol, jalur kereta api, Pabrik, Sekolah, Kuliah.

Menurut Sadono Sukirno Investasi dapat diartikan


sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanam modal atau
perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian.

Menurut Rostow (dalam Todaro, 2000) menjelaskan bahwa


setiap upaya untuk “tinggal landas” dalam konsep pembangunan
nasional suatu negara, mengharuskan adanya mobilisasi tabungan
dalam dan luar negeri dengan maksud untuk menciptakan investasi
yang cukup, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, sehingga pada
gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai
konsekuensi dari meningkatnya pendapatan yang diterima masyarakat.

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang


berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan
dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan
mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut
juga sebagai penanaman modal.

Saat ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan


yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun
modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan
investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara,
penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan,
penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.

Melihat realita yang ada, investasi merupakan faktor dominan


dalam pembangunan ekonomi suatu negara.Hal tersebut dapat dilihat
dari statistik yang menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai investasi

3
suatu negara maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi negara
tersebut.

Uraian di atas menunjukkan bahwa perlunya peningkatan nilai


investasi bagi setiap negara khususnya negara berkembang seperti
Indonesia. Pentingnya investasi dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi akan menjadikan pemerintah dari setiap negara berlomba-
lomba untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam
negaranya. Hal tersebut dilakukan dengan berbagai upaya antara lain
seperti : memulihkan situasi politik, keamanan dan ketertiban,
memberikan insentif kepada para investor, memberikan kemudahan
dalam birokrasi, menjamin kepastian hukum, serta menjalin hubungan
diplomasi baik secara bilateral maupun multilateral dengan negara lain.
Semua upaya tersebut berorientasi pada peningkatan nilai investasi
yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi sehingga cita-cita negara untuk menciptakan kesejahteraan
bagi rakyatnya dapat tercapai.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Investasi Tetap Bisnis?
2. Apa itu Investasi Residensial?
3. Apa itu Investasi Persediaan?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis pengeluaran investasi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. INVESTASI TETAP BISNIS


Mencakup peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk
proses produksi. Bagian terbesar dari pengeluaran investasi, yaitu kira-
kira tiga perempat dari totalnya, adalah investasi bisnis.Investasi tetap
bisnis mencakup segala sesuatu dari mesin faks sampai pabrik, dari
komputer sampai mobil perusahaan.Model investasi tetap bisnis standar
disebut model investasi neoklasik (neoclassical model of
investment).Model neoklasik mengkaji manfaat dan biaya bagi
perusahaan untuk memiliki barang-barang modal.Model ini
menunjukkan bagaimana tingkat investasi –tambahan persediaan
modal- dikaitkan dengan produk marjinal modal, tingkat bunga, dan
aturan perpajakan yang mempengaruhi perusahaan.
Untuk mengembangkan model ini, ada dua jenis perusahaan
dalam perekonomian (sebagai contoh).Perusahaan produksi
(production firms) menghasilkan barang dan jasa dengan menggunakan
modal yang disewa.Perusahaan penyewaan (rental firms) membuat
seluruh investasi dalam perekonomian; perusahaan ini membeli modal
dan menyewakannya kepada perusahaan-perusahaan produksi.
Kebanyakan perusahaan dalam perekonomian aktual melaksanakan
kedua fungsi itu: mereka memproduksi barang dan jasa, dan
menginvestasikan modal untuk produksi masa depan. Namun, analisa
ini akan lebih sederhana jika memisahkan kedua aktivitas ini dengan
membayakan aktivitas tersebut dilakukan dalam perusahaan yang
berbeda.

Berikut adalah tiga variabel yang menggeser investasi :

1) Produk modal marjinal


2) Tingkat bunga
3) Aturan pajak

5
Untuk melihat variabel apa yang mempengaruhi harga sewa
ekuilibrium, lihat fungsi produksi Cobb-Douglas sebagai pendekatan
baik dari bagaimana perekonomian aktual mengubah modal dan tenaga
kerja menjadi barang dan jasa. Fungsi produksi Cobb-Douglas :

Y = AKaL1-a di mana Y output, K modal, L tenaga kerja, dan a


parameter

Mengukur tingkat teknologi, dan A parameter antara 0 dan 1


yang mengukur bagian modal dari output. Harga sewa riil modal
menyesuaikan untuk menyeimbangkan permintaan akan modal dan
penawaran tetap.
Harga sewa
riil, R/P

Permintaan modal (MPK)

K Persediaan modal, K

Produk modal marjinal untuk fungsi produksi Cobb-Douglas


adalah MPK = aA(L/K)1-a. Karena harga sewa riil sama dengan produk
modal marjinal ekuilibrium, maka R/P = aA(L/K)1-a. Ekspresi ini
mengidentifikasi variabel yang menentukan harga sewa riil. Ia
menunjukkan hal-hal berikut :

• Semakin rendah persediaan modal, semakin tinggi harga sewa riil


dari modal

6
• Semakin besar jumlah tenaga kerja yang digunakan, semakin tinggi
harga sewa riil dari modal
• Semakin baik teknologi, semakin tinggi harga sewa riil dari modal.
Peristiwa yang mengurangi persediaan modal atau
meningkatkan kesempatan kerja atau memperbaiki teknologi,
menaikkan harga sewa riil ekuilibrium dari modal. Mari kita perhatikan
manfaat dan biaya memiliki modal. Untuk tiap periode waktu di mana
perusahaan menyewakan satu unit modal, perusahaan sewa
menanggung tiga biaya :

1. Bunga pinjaman mereka, yang sama dengan harga pembelian satu


unit modal PK dikali tingkat bunga, i, sehingga i PK.
2. Biaya kerugian atau keuntungan harga modal, dinotasikan -DPK .
3. Penyusutan (Depresiasi) d didefinisikan sebagai pecahan nilai yang
hilang per periode karena dipakai dan rusak, jadi d PK .

Jadi, jumlah biaya modal = i PK - DPK + dPK or

= PK (i - D PK/ PK + d)

Lalu, kita nyatakan biaya modal relatif terhadap barang lain


dalam perekonomian. Biaya riil dari modal (real cost of capital)-biaya
membeli dan menyewakan unit modal yang diukur dalam output
perekonomian :

Biaya modal riil = (PK / P )(r + d), di mana r adalah tingkat


bunga riil dan PK / P sama dengan harga modal relatif. Untuk
menderivasi persamaan ini, kita asumsikan tingkat kenaikan harga
barang secara umum sama dengan tingkat inflasi.

Perhatikan keputusan perusahaan penyewa apakah


meningkatkan atau menurunkan persediaan modalnya. Untuk tiap unit

7
modal, perusahaan mendapat penerimaan riil R/P dan menanggung
biaya riil (PK / P )(r + d).

Laba riil per unit modal :

Tingkat Laba = Penerimaan - Biaya

= R/P - (PK / P )(r + d)

Karena harga sewa riil sama dengan produk modal marjinal, kita dapat
menulis tingkat laba sebagai

Tingkat Laba = MPK - (PK / P )(r + d)

Perubahan persediaan modal, disebut investasi neto (net investment)


bergantung pada perbedaan antara MPK dan biaya modal. Jika MPK
melebihi biaya modal, perusahaan akan menambah persediaan modal.
Jika MPK kurang dari biaya modal, mereka membiarkan persediaan
modal mereka mengecil, sehingga :

DK = In [MPK - (PK / P )(r + d)],

Di mana In ( ) adalah fungsi yang menunjukkan berapa banyak


investasi neto merespons terhadap insentif investasi.

FUNGSI INVESTASI

Kita sekarang dapat menderivasi fungsi investasi dalam model investasi


neoklasik. Jumlah pengeluaran pada investasi tetap bisnis adalah
jumlah investasi neto dan penggantian modal yang menyusut.

Fungsi investasi adalah :

8
I = In [MPK - (PK / P )(r + )] + K.

biaya modal
bergantung jumlah penyusutan
pada

Investasi produk modal marjinal

Perhatikan investasi tetap bisnis meningkat ketika tingkat bunga


menurun sehingga kemiringan ke bawah dari fungsi investasi. Juga
pergeseran ke luar pada fungsi investasi mungkin akibat dari kenaikan
produk modal marjinal.
Tingkat bunga
riil, r

Investasi, I

Akhirnya, kita lihat apa yang terjadi ketika penyesuaian


persediaan modal ini berlanjut sepanjang waktu. Jika produk marjinal
mulai di atas biaya modal, persediaan modal akan naik dan produk
marjinal akan turun. Jika produk modal marjinal mulai di bawah biaya
modal, persediaan modal akan turun dan produk marjinal akan naik.

9
Akhirnya, ketika persediaan modal menyesuaikan, MPK
mendekati biaya modal. Ketika persediaan modal mencapai tingkat
kondisi mapan, kita dapat menulis :

MPK = (PK / P )(r + d).

Jadi, dalam jangka panjang, MPK sama dengan biaya modal riil.
kecepatan penyesuaian menuju kondisi mapan bergantung berapa cepat
perusahaan menyesuaikan persediaan modal mereka, yang lalu
bergantung pada seberapa besar biaya untuk membangun, mengirimkan
dan memasang modal baru.

Pembuat kebijakan sering mengubah aturan tentang pajak pendapatan


perusahaan untuk mendorong investasi atau paling tidak memitigasi
(mengurangi) disinsentif yang ditimbulkan pajak. Kredit pajak investasi
(Investment Tax Credit) adalah provisi pajak yang mengurangi pajak
perusahaan sebesar jumlah tertentu untuk tiap dollar yang dibelanjakan
untuk barang modal.

Karena perusahaan menutupi sebagian investasi barang modalnya


dalam bentuk pajak lebih rendah, kredit ini mengurangi harga
pembelian efektif dari unit modal P. Istilah saham (Stock) mengacu
pada bagian kepemilikan perusahaan, dan pasar saham (Stock Market)
adalah pasar di mana saham-saham ini diperdagangkan. Ekonom
pemenang hadiah Nobel “James Tobin” menyatakan perusahaan
mendasarkan keputusan investasi mereka pada rasio berikut, yang
sekarang disebut q Tobin :

Pembilang q Tobin adalah nilai modal perekonomian yang


ditentukan oleh pasar saham. Penyebutnya adalah harga modal jika
dibeli hari ini. Tobin beralasan investasi neto sebaiknya bergantung

10
pada apakah q lebih besar atau kurang dari 1. Jika q >1, maka
perusahaan bisa meningkatkan nilai persediaan mereka dengan
meningkatkan modal, dan jika q < 1, pasar saham menghargai modal
kurang dari biaya penggantiannya dan lalu, perusahaan tak akan
mengganti persediaan modalnya bila telah dipakai. q Tobin mengukur
profitabilitas masa depan yang diharapkan sebagaimana profitabilitas
masa ini.

Ringkasan Investasi Tetap Bisnis

1. Tingkat bunga lebih tinggi meningkatkan biaya modal dan


mengurangi investasi tetap bisnis.
2. Perbaikan teknologi dan kebijakan pajak, seperti pajak pendapatan
perusahaan dan kredit pajak investasi, menggeser fungsi investasi-
tetap bisnis.
3. Selama booming, kesempatan kerja lebih tinggi meningkatkan MPK
dan karenanya, meningkatkan investasi tetap bisnis.

B. INVESTASI RESIDENSIAL

Meliputi rumah baru yang dibeli untuk tempat tinggal atau


untuk disewakan. Kita sekarang akan memperhatikan penentu investasi
residensial dengan melihat pada model sederhana dari pasar
perumahan. Investasi residensial mencakup pembelian rumah baru baik
oleh orang yang akan menempatinya atau menyewakannya pada orang
lain.

Ada dua bagian dari model :

 Pasar untuk persediaan rumah yang ada menentukan harga rumah


ekuilibrium.
 Harga rumah menentukan aliran investasi residensial.

11
Harga relatif rumah disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran
dan permintaan atas stok rumah yang ada. Harga relatif lalu
menentukan investasi residensial, aliran perumahan baru yang
perusahaan konstruksi bangun.

Ekuilibrium Saham dan Penawaran Aliran Investasi

SAHAM RUMAH PENAWARAN RUMAH BARU


perumahan PH/P
Harga relatif

PH/P

Permintaan
Stok rumah, KH Aliran investasi residensial, IH

PERUBAHAN PERMINTAAN RUMAH

Ketika permintaan rumah bergeser, harga ekuilibrium rumah


berubah dan perubahan ini lalu mempengaruhi investasi residensial.
Kenaikan permintaan rumah mungkin karena turunnya tingkat bunga,
meningkatkan harga rumah dan investasi residensial.

SAHAM RUMAH PENAWARAN RUMAH BARU


Harga relatif
rumah PH/P

PH/P

Permintaan

Stok rumah, KH Aliran investasi residensial, IH

RINGKASAN INVESTASI RESIDENSIAL

12
 Kenaikan tingkat bunga meningkatkan biaya peminjaman bagi
pembeli rumah dan mengurangi investasi perumahan residensial.
 Kenaikan populasi dan kebijakan pajak menggeser fungsi investasi-
perumahan residensial.
 Dalam booming, pendapatan lebih tinggi meningkatkan permintaan
akan rumah dan meningkatkan investasi residensial.

C. INVESTASI PERSEDIAAN

Meliputi barang-barang bisnis yang ditaruh di gudang, termasuk


bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Investasi persediaan,
barang-barang yang disimpan perusahaan di gudang, pada saat sama
dapat diabaikan dan memiliki signifikansi besar. Ini adalah salah satu
komponen terkecil dari pengeluaran tapi volatilitasnya membuatnya
penting dalam studi fluktuasi ekonomi.

ALASAN MENYIMPAN PERSEDIAAN

Ketika sales tinggi, perusahaan memproduksi kurang sehingga


ia menjual dan mengambil barang dari persediaan. Ini disebut
pemerataan produksi (production smoothing). Menyimpan persediaan
memungkinkan perusahaan beroperasi lebih efisien. Jadi, kita dapat
memandang persediaan sebagai faktor produksi (inventories as a factor
of production). Juga, perusahaan tak ingin kekurangan barang ketika
penjualan tiba-tiba melonjak. Ini disebut pencegahan kehabisan barang
(stock-out avoidance). Terakhir, jika barang baru selesai sebagian,
komponen masih dihitung dalam persediaan, dan disebut, barang dalam
proses (work in process).

Model percepatan (accelerator model) berasumsi perusahaan


menyimpan persediaan yang proporsional dengan tingkat output
perusahaan. Jadi, jika N adalah persediaan perekonomian dan Y adalah
output, maka

13
N=bY

di mana b adalah parameter yang menunjukkan berapa banyak


persediaan yang perusahaan ingin simpan sebagai proporsi dari output.

Contoh : Jika suatu produk disuatu perusahaan mempunyai out put


10.000 pcs perbulan dan b yang diinginkan perusahaan adalah 0.5 maka
persediaan yang tercipta adalah

N = b.Y

N = 0.5 x 10.000 = 5000 pcs

Maka persediaannya adalah 500 pcs setiap bulan

Standar persediaan yang ditentukan perusahaan biasanya berdasarkan


faktor2 sbb;

1. Lama tidaknya proses produksi suatu barang


2. Asal material dari Import atau Lokal
3. Status barang laku keras atau tidak
4. Tingkat kesulitan proses pembuatan barang
Penjelasan ringkasnya jika barang yang dimaksud prosesnya lama
kemudian materialnya Import, out put nya banyak / laku keras di pasaran
dan tingkat kesulitan pembuatannya juga tinggi maka persediannya harus
tinggi dan sebaliknya.

Investasi persediaan I adalah perubahan persediaan DN. Oleh karenanya,

I = DN = b DY

Ini mengandung pengertian jika out put mengalami perubahan maka


otomatis persediaan juga akan berubah.

14
Model percepat memprediksi bahwa investasi persediaan adalah
proporsional terhadap perubahan output.

 Ketika output naik, perusahaan ingin menyimpan lebih banyak


persediaan, sehingga investasi persediaan tinggi.
 Ketika output turun, perusahaan ingin menyimpan lebih sedikit
persediaan, sehingga mereka membiarkan persediaan mereka
menurun, dan investasi persediaan adalah negatif.

Model ini mengatakan bahwa investasi persediaan bergantung pada


apakah perekonomian tumbuh dengan cepat atau melambat. Seperi
komponen lain dari investasi, investasi persediaan bergantung pada
tingkat bunga riil. Ketika menyimpan barang dalam persediaan dan
menjualnya besok bukannya sekarang, perusahaan kehilangan bunga
yang dapat diperoleh antara hari ini dan besok. Jadi, tingkat bunga riil
mengukur biaya oportunitas menyimpan persediaan. Ketika tingkat
bunga naik, menyimpan persediaan menjadi lebih mahal, sehingga
perusahaan yang rasional mencoba mengurangi persediaan mereka.
Oleh karena itu, kenaikan tingkat bunga riil menekan investasi
persediaan.

RINGKASAN INVESTASI PERSEDIAAN

 Tingkat bunga lebih tinggi meningkatkan biaya menyimpan


persediaan dan mengurangi investasi persediaan.
 Menurut model percepatan, perubahan output menggeser fungsi
investasi persediaan.
 Output lebih tinggi selama booming meningkatkan persediaan yang
perusahaan ingin simpan, meningkatkan investasi persediaan.

15
16
BAB III

KESIMPULAN

Produk marjinal modal menetukan harga sewa riil modal. Tingkat


bunga riil, tingkat penyusutan, dan harga relatif barang-barang modal
menentukan biaya modal. Menurut model neoklasik, perusahaan-perusahaan
berinvestasi jika harga sewa lebih besar dari biaya modal, dan mereka
melakukan disinvestasi juka harga kurang dari biaya modal.

Model neoklasik menyatakan bahwa investasi bergantung ada q Tobin,


rasio dari nilai pasar modal terpasang terhadap biaya penggantinya. Rasio ini
mencerminkan kemampuan sekarang dan masa depaan dari modal. Semakin
tinggi q, semakin besar nilai pasar modal terpasang relatif terhaadap biaya
penggantinya, dan semaakin besar intensif untuk investasi.

Berlawanan dengan asumsi model neoklasik, perusahaan tidaak dapat


selalu memperoleh dana untuk mendanai investasi. Batasan pendanaan
membuat investasi sensitif terhadap arus kas sekarang perusahaan.

Investasi residensial bergantung pada harga relatif rumah. Harga rumah


sebaliknya bergantung pada permintaan rumah dan penaawaaran rumah saaat
ini. Kenaikan dalam permintaan rumah, misalnya karena turunnya tingkat
bunga, meningkatkan harga rumah dan investasi residensial.

Perusahaan mempunyai berbagai motif untuk menyimpan persediaan:


memperlancar produksi, menggunakannya sebagaai faktor produksi,
menghindari kehabisan barang, dan menyimpan barang setengah jadi. Salah
satu model investasi pesediaan yang bekerja dengaan baik tanpa menerima
motif tertentu adalah model percepataan. Menurut moodel ini, persediaan
bergantung pada tingkat GDP, dan investasi persediaan bergaantung pada
perusahaan dalam GDP.

17
DAFTAR PUSTAKA

Budiono. 1985. Teori - Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta. BPFE.

Richard G.lipsey, peter O.Steiner, Pengantar Ilmu Ekonomi Jilid 1,2.Edisi ke


enam, Jakarta. Rineka Cipta

Sadono Sukirno. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Bina Grafika

Soediyono R, 1981. Ekonomi Makro Jilid 1,2. Yogyakarta. Liberty.

Samuelson. 1982. Ekonomi Makro. Jakarta. Erlangga

................,. 1985. Ekonomi Jilid 2. Jakarta. Erlangga

Winardi. 1987. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Bandung. Alumi  

Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi. Edisi ke empat. Jakarta.


Erlangga

18

Anda mungkin juga menyukai