Anda di halaman 1dari 14

RESUME MATERI

MACRO ECONOMIC

DOSEN PENGAJAR:

DR. AGUS SALIM HR, SE., MM

DISUSUN OLEH ;
MUHAMMAD NUR IFTITA
105721135122

KELAS M221

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MANAJEMEN
A. LATAR BELAKANG
1. Pengertian Ekonomi Makro
Dikutip dari buku Konsep Dasar Pembangunan dan Pertumbuhan
Ekonomi (2018) karya Thamrin, ekonomi makro adalah sebuah ilmu
ekonomi yang mempelajari perekonomian sebuah negara secara
komprehensif. Sadono Sukirno mendefinisikan ekonomi makro
(macroeconomics) adalah sebuah cabang ilmu ekonomi yang
mempelajari tentang kegiatan utama perekonomian secara
komprehensif atau menyeluruh terhadap berbagai masalah
pertumbuhan ekonomi. Masalah-masalah yang dimaksud adalah
Kegiatan ekonomi yang tidak stabil, Inflasi, Tingkat Pengangguran.,
dan Neraca perdagangan serta pembayaran.
Kajian teori ekonomi makro mencakup berbagai konsep dan
model yang digunakan untuk menganalisis ekonomi secara
keseluruhan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
keseluruhan produksi, tingkat harga, dan tingkat pengangguran dalam
suatu negara atau wilayah. Berikut ini adalah beberapa konsep utama
dalam teori ekonomi makro:
a. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP)
b. Inflasi
c. Pengangguran
d. Kebijakan Moneter
e. Kebijakan Fiskal
f. Siklus Bisnis
g. Teori Pertumbuhan Ekonomi
h. Mobilitas Modal dan Tenaga Kerja
i. Perdagangan Internasional
j. Teori Dampak Ekonomi Kebijakan Publik
Namun, di luar konsep tersebut, ada juga 3 sistem eksrim dalam
ekonomi makro, yaitu:
a. Kapitalis: Sistem ekonomi kapitalis didasarkan pada
kepemilikan swasta atas sumber daya produksi, seperti tanah,
tenaga kerja, dan modal. Dalam sistem ini, tujuan utama
perusahaan dan individu adalah untuk mencari keuntungan.
b. Sosialis: Sistem ekonomi sosialis berbeda dari kapitalis karena
mengutamakan kepemilikan kolektif atas sumber daya produksi
dan distribusi kekayaan. Tujuan utama sistem sosialis adalah
untuk mencapai kesetaraan sosial dan mengurangi ketimpangan
ekonomi.
c. Ekonomi Campuran: Sistem ekonomi campuran adalah
kombinasi dari elemen-elemen kapitalis dan sosialis. Tujuan
utama ekonomi campuran adalah mencapai efisiensi ekonomi
dan keadilan sosial secara seimbang.
2. Model Ekonomi Makro
Model ekonomi makro adalah representasi matematis dari
ekonomi suatu negara atau wilayah yang berfokus pada variabel
ekonomi agregat. Model ini menggunakan persamaan matematika
dan algoritma untuk menggambarkan interaksi antara konsumen,
produsen, pemerintah, dan sektor lainnya dalam perekonomian.
Model ini didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu tentang perilaku
agen ekonomi dan variabel-variabel yang mempengaruhi
perekonomian. Komponen Model Ekonomi Makro, yaitu:
a. Konsumsi: Komponen ini menggambarkan tingkat konsumsi
masyarakat, yang dipengaruhi oleh pendapatan, harga barang,
suku bunga, dan ekspektasi masa depan. Biasanya, model
menggunakan fungsi konsumsi untuk menjelaskan hubungan
antara pendapatan dan tingkat konsumsi.
b. Investasi: Investasi melibatkan pengeluaran perusahaan dalam
pembelian modal (misalnya, mesin, pabrik) untuk meningkatkan
produksi di masa depan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
investasi meliputi suku bunga, ekspektasi keuntungan, dan situasi
ekonomi secara keseluruhan.
c. Pemerintah: Model juga mencakup peran pemerintah dalam
perekonomian melalui pengeluaran dan kebijakan fiskal (belanja
pemerintah, pajak, transfer, subsidi) serta kebijakan moneter
(suku bunga, jumlah uang beredar).
d. Ekspor dan Impor: Model ekonomi makro mencakup
perdagangan internasional dengan mempertimbangkan ekspor
dan impor. Perdagangan luar negeri mempengaruhi neraca
perdagangan dan nilai tukar mata uang.
e. Produksi dan Output: Model menggambarkan bagaimana
produksi dan output dalam ekonomi ditentukan oleh faktor-faktor
seperti tenaga kerja, modal, teknologi, dan produktivitas.
3. Rumus Ekonomi Makro
Y : C + I + Tx + Pasar TK
Di mana:
Y : Penghasilan
C : Konsumsi (Penduduk 275 juta)
I : Investasi (Luar negeri dan Dalam negeri)
Tx : Penerimaan negara (Perorangan, Rumah, Badan usaha atau
BUMN dan Perusahaan)
P.T.K : (Pasar Tradisional, Pasar Modern, Pasar Online)
B. KAJIAN TEORI
1. Teori Investasi
a. Pengertian Investasi
Investasi dalam konteks ekonomi merujuk pada
pengeluaran yang dilakukan oleh investor atau penanam modal
untuk memperoleh aset produktif seperti peralatan, gedung,
peralatan produksi, mesin-mesin baru, dan persediaan lainnya.
Tujuan utama dari investasi adalah untuk mendapatkan
keuntungan di masa depan. Dalam buku "Makro Ekonomi" karya
Paul A. Samuelson dan William Nordhaus (2006:145), investasi
didefinisikan sebagai pengeluaran yang terkait dengan
penggunaan sumber daya untuk tujuan produktif.
Rudiger (2008:339) menggambarkan investasi sebagai
penghubung antara masa kini dengan masa depan serta antara
pasar uang dan pasar barang. Investasi juga mencerminkan
penyesuaian stok modal terhadap permintaan modal. Selain itu,
fluktuasi dalam investasi memiliki dampak besar pada siklus
bisnis, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perubahan
ekonomi dalam jangka panjang.
b. Jenis-Jenis Investasi
Menurut Bada Koordinasi Penanaman Modal (2004),
investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu investasi
finansial dan investasi non finansial:
1. Investasi finansial adalah bentuk kepemilikan instrumen
finansial seperti uang tunai, tabungan, deposito, modal dan
penyertaan, surat berharga, obligasi, dan sejenisnya.
2. Investasi non finansial direalisasikan dalam bentuk investasi
fisik (investasi riil) yang mencakup aset modal atau barang
modal, termasuk di dalamnya inventaris/persediaan.
Menurut Sadono Sukirno (2013: 121,122), dalam
praktiknya, untuk mencatat nilai penanaman modal yang
dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang termasuk dalam
kategori investasi (atau pembentukan modal atau penanaman
modal) meliputi pengeluaran-pengeluaran berikut:
1. Pembelian berbagai jenis modal, seperti mesin-mesin dan
peralatan produksi lainnya, yang digunakan untuk mendirikan
berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Pengeluaran untuk mendirikan bangunan-bangunan seperti
rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan
bangunan lainnya.
3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual,
bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi
pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi
Pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan atau
penurunan akibat perubahan dalam tingkat investasi. Kondisi ini
bergantung pada berbagai faktor, termasuk perubahan teknologi,
penurunan suku bunga, pertumbuhan penduduk, dan faktor-faktor
lainnya.
Menurut Sadono Sukirno (2013:122), selain dipengaruhi
oleh harapan mendapatkan keuntungan di masa depan, ada
beberapa faktor penting lainnya yang mempengaruhi tingkat
investasi dalam perekonomian, yaitu:
1. Tingkat keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dari
investasi.
2. Suku bunga yang berlaku di pasar.
3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
4. Kemajuan teknologi yang dapat mempengaruhi produktivitas
dan efisiensi.
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
6. Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan-perusahaan.
Terdapat beberapa faktor domestik yang dapat
menghambat iklim investasi, seperti yang dijelaskan oleh BKPM
(2004):
1. Prosedur yang panjang dan rumit dalam memulai usaha di
Indonesia, menyebabkan biaya tinggi dan kehilangan peluang
usaha serta lapangan kerja.
2. Tumpang tindihnya kebijakan pusat dan daerah di bidang
investasi serta kebijakan antar sektor, yang mengakibatkan
ketidakjelasan kebijakan investasi nasional dan menurunkan
minat investasi.
3. Kurangnya kepastian hukum terkait dengan perumusan RUU
Penanaman Modal dan lemahnya penegakkan hukum di
pengadilan niaga.
4. Kurang kondusifnya pasar tenaga kerja, yang dipengaruhi
oleh peningkatan upah minimum dan ketidakpastian
hubungan industrial, menyebabkan biaya tenaga kerja sulit
untuk diperkirakan.
5. Masalah keamanan di daerah-daerah rawan konflik seperti
Aceh, Maluku, dan Papua, membuat investor enggan
menanamkan modalnya di sana.
6. Kurangnya insentif investasi, termasuk insentif perpajakan,
jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Penggairahan iklim investasi di Indonesia telah dijamin
melalui berbagai undang-undang tentang penanaman modal asing
dan dalam negeri. Kriteria penanaman modal yang mendapat
fasilitas telah diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal, yang mencakup aspek seperti menyerap
banyak tenaga kerja, termasuk skala prioritas tinggi,
pembangunan infrastruktur, alih teknologi, industri pionir, berada
di daerah-daerah tertentu, menjaga kelestarian lingkungan hidup,
melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi,
bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah, atau koperasi,
serta menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang
diproduksi di dalam negeri.
d. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Investasi dalam negeri atau penanaman modal dalam
negeri menurut Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No. 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal merujuk pada kegiatan menanam
modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia
yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan
menggunakan modal dalam negeri. Penanam modal dalam negeri
ini mencakup perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha
Indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah yang
melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik
Indonesia.
Dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 dan Undang-
Undang No. 12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN), modal dalam negeri dijelaskan sebagai bagian
dari kekayaan masyarakat Indonesia, termasuk hak-hak dan
benda-benda, baik yang dimiliki oleh negara maupun swasta asing
yang berdomisili di Indonesia, yang digunakan atau disediakan
untuk menjalankan suatu usaha, asalkan tidak diatur oleh
ketentuan-ketentuan Pasal 2 UU No. 12 Tahun 1970 tentang
penanaman modal asing. Pihak swasta yang memiliki modal
dalam negeri tersebut bisa berupa perorangan dan/atau badan
hukum yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di
Indonesia. Dalam Pasal 2, disebutkan bahwa penanaman modal
dalam negeri adalah penggunaan kekayaan sebagaimana
dijelaskan dalam Pasal 1, baik secara langsung maupun tidak
langsung, untuk menjalankan usaha sesuai dengan ketentuan
undang-undang yang berlaku.
Dasar pertimbangan dikeluarkannya UU No. 12 Tahun
1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri, menurut
Wiranata (2004:18), antara lain:
1. Modal menjadi faktor penting dalam pembangunan ekonomi
nasional berdasarkan kemampuan dan kesanggupan bangsa
Indonesia sendiri.
2. Perlu dilakukan pemupukan dan pemanfaatan modal dalam
negeri serta memberi kesempatan luas bagi pengusaha swasta.
3. Perlu dimanfaatkan modal dalam negeri yang dimiliki oleh
pihak asing dan menetapkan batas waktu usaha bagi
perusahaan asing di Indonesia yang menggunakan modal
dalam negeri.
Pengembangan investasi daerah dalam meningkatkan
Penanaman Modal Dalam Negeri menjadi sangat penting untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi. Penanaman Modal Dalam
Negeri merupakan arus modal yang berasal dari dalam negeri,
sehingga dengan meningkatnya investasi dalam negeri
diharapkan investor dalam negeri dapat bersaing dengan investor
asing dalam berkontribusi meningkatkan perekonomian.
e. Penanaman Modal Asing (PMA)
Investasi asing atau Penanaman Modal Asing (PMA)
menurut Pasal 1 ayat 3 UU no. 25 Tahun 2007 tentang penanaman
modal adalah tindakan menanam modal untuk menjalankan usaha
di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam
modal asing, baik dengan menggunakan modal asing sepenuhnya
atau berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Penanam
modal asing bisa berupa warga negara asing, badan usaha asing,
dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di
Indonesia.
Sebelumnya, dalam UU no. 1 Tahun 1967 dan UU no. 11
Tahun 1970 tentang PMA, Penanaman Modal Asing (PMA)
diartikan sebagai penanaman modal asing secara langsung, yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan undang-undang ini dan
digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia. Dalam
arti ini, pemilik modal secara langsung bertanggung jawab atas
risiko dari penanaman modal tersebut.
Investasi asing dapat dibedakan menjadi investasi
langsung dan investasi portofolio. Investasi langsung melibatkan
kontrol manajerial dan mencakup pembentukan cabang
perusahaan, perusahaan dengan saham mayoritas, perusahaan
yang dibiayai oleh perusahaan di negara penanam modal,
mendirikan koperasi, atau menanam aset tetap di negara lain oleh
perusahaan nasional dari negara penanam modal. Di sisi lain,
investasi portofolio melibatkan pembelian sekuritas dan tidak
mempengaruhi kontrol manajerial.
Investasi asing memiliki peran makro dan mikro dalam
perekonomian. Pada tingkat makro, investasi asing penting untuk
meningkatkan investasi nasional dan pertumbuhan ekonomi. Pada
tingkat mikro, investasi asing mempengaruhi ketenagakerjaan,
transfer teknologi, keterampilan manajemen, dan pengembangan
keterkaitan industri dalam negeri.
Terdapat beberapa argumen mendukung investasi asing,
seperti mengisi kekurangan sumber daya untuk mencapai target
pertumbuhan dan pembangunan, memberikan kontribusi pada
devisa negara, dan memperkenalkan teknologi baru. Namun,
terdapat juga kontra terhadap investasi asing yang dapat
memperlebar kesenjangan. Argumen melawan investasi asing
melibatkan pertimbangan ekonomi dan filosofis atau ideologis.
C. PENDAPAT PRIBADI
Menurut saya, investasi adalah kegiatan atau tindakan untuk
menanamkan sejumlah dana atau sumber daya tertentu, seperti uang,
waktu, atau tenaga kerja, ke dalam suatu proyek, bisnis, atau aset dengan
tujuan untuk menghasilkan keuntungan di masa depan. Tujuan utama dari
investasi adalah untuk meningkatkan nilai dari modal yang diinvestasikan
atau mendapatkan keuntungan finansial yang lebih besar dari investasi
tersebut. Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti saham,
obligasi, properti, bisnis, reksa dana, logam mulia, dan lain sebagainya.
Setiap bentuk investasi memiliki tingkat risiko dan potensi imbal hasil
yang berbeda, sehingga para investor perlu mempertimbangkan dengan
cermat sebelum melakukan investasi.
Saya melihat penanaman modal dalam negeri sebagai prioritas
utama karena dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Investasi dalam skala besar di dalam negeri dapat menciptakan lapangan
kerja, memajukan industri lokal, dan berkontribusi pada penguatan
ekonomi secara keseluruhan.
Saya juga melihat penanaman modal asing sebagai kesempatan
untuk mendatangkan teknologi, keahlian, dan modal dari luar negeri.
Investasi asing dapat membuka pintu bagi inovasi dan kemajuan
teknologi yang mungkin belum tersedia secara lokal. Selain itu, investasi
asing dapat membantu membuka pasar ekspor dan membawa devisa ke
dalam negeri.
Namun, saya juga memiliki kekhawatiran tentang potensi dampak
negatif dari penanaman modal asing. Apakah investasi asing selalu sesuai
dengan kepentingan jangka panjang negara, seperti apakah penerapan
teknologi asing ini membawa manfaat yang seimbang bagi masyarakat
lokal, atau apakah terdapat risiko eksploitasi sumber daya alam atau
tenaga kerja. Maka penanaman modal, baik dalam negeri maupun asing,
harus tunduk pada pengawasan dan regulasi yang ketat dari pemerintah.
Hal ini dianggap penting untuk memastikan bahwa investasi tersebut
berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan
masyarakat, serta meminimalkan risiko penyalahgunaan dan dampak
negatif.
Selain itu, sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara
penanaman modal dalam negeri dan asing. Pemerintah harus
mempromosikan dan mendorong investasi dalam negeri untuk
memperkuat perekonomian domestik, sambil tetap membuka pintu bagi
investasi asing yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan teknologi.
D. KESIMPULAN
Secara umum, investasi berperan kunci dalam menggerakkan
roda perekonomian karena mendorong peningkatan produksi, inovasi,
dan pertumbuhan ekonomi. Investasi juga memiliki peran dalam
mempengaruhi tingkat pendapatan dan kesempatan kerja di suatu negara.
Oleh karena itu, para pengambil kebijakan ekonomi seringkali
memperhatikan tingkat investasi sebagai salah satu indikator penting
dalam menganalisis kesehatan dan prospek ekonomi.
Dalam konteks ini, investasi menjadi penting karena melalui
investasi, sumber daya ekonomi dapat digunakan untuk menciptakan nilai
tambah dan menggerakkan roda perekonomian. Investasi finansial dan
non finansial memiliki peran yang berbeda dalam mengarahkan dana dan
sumber daya ekonomi, serta memberikan kontribusi pada pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi suatu negara. Dalam melakukan investasi,
dibutuhkan pemikiran yang panjang agar tidak merugikan.
E. SUMBER BACAAN
http://repositori.unsil.ac.id/658/6/S%27%20Bab%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai