FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MANAJEMEN A. LATAR BELAKANG 1. Pengertian Ekonomi Makro Dikutip dari buku Konsep Dasar Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi (2018) karya Thamrin, ekonomi makro adalah sebuah ilmu ekonomi yang mempelajari perekonomian sebuah negara secara komprehensif. Sadono Sukirno mendefinisikan ekonomi makro (macroeconomics) adalah sebuah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan utama perekonomian secara komprehensif atau menyeluruh terhadap berbagai masalah pertumbuhan ekonomi. Masalah-masalah yang dimaksud adalah Kegiatan ekonomi yang tidak stabil, Inflasi, Tingkat Pengangguran., dan Neraca perdagangan serta pembayaran. Kajian teori ekonomi makro mencakup berbagai konsep dan model yang digunakan untuk menganalisis ekonomi secara keseluruhan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keseluruhan produksi, tingkat harga, dan tingkat pengangguran dalam suatu negara atau wilayah. Berikut ini adalah beberapa konsep utama dalam teori ekonomi makro: a. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) b. Inflasi c. Pengangguran d. Kebijakan Moneter e. Kebijakan Fiskal f. Siklus Bisnis g. Teori Pertumbuhan Ekonomi h. Mobilitas Modal dan Tenaga Kerja i. Perdagangan Internasional j. Teori Dampak Ekonomi Kebijakan Publik Namun, di luar konsep tersebut, ada juga 3 sistem eksrim dalam ekonomi makro, yaitu: a. Kapitalis: Sistem ekonomi kapitalis didasarkan pada kepemilikan swasta atas sumber daya produksi, seperti tanah, tenaga kerja, dan modal. Dalam sistem ini, tujuan utama perusahaan dan individu adalah untuk mencari keuntungan. b. Sosialis: Sistem ekonomi sosialis berbeda dari kapitalis karena mengutamakan kepemilikan kolektif atas sumber daya produksi dan distribusi kekayaan. Tujuan utama sistem sosialis adalah untuk mencapai kesetaraan sosial dan mengurangi ketimpangan ekonomi. c. Ekonomi Campuran: Sistem ekonomi campuran adalah kombinasi dari elemen-elemen kapitalis dan sosialis. Tujuan utama ekonomi campuran adalah mencapai efisiensi ekonomi dan keadilan sosial secara seimbang. 2. Model Ekonomi Makro Model ekonomi makro adalah representasi matematis dari ekonomi suatu negara atau wilayah yang berfokus pada variabel ekonomi agregat. Model ini menggunakan persamaan matematika dan algoritma untuk menggambarkan interaksi antara konsumen, produsen, pemerintah, dan sektor lainnya dalam perekonomian. Model ini didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu tentang perilaku agen ekonomi dan variabel-variabel yang mempengaruhi perekonomian. Komponen Model Ekonomi Makro, yaitu: a. Konsumsi: Komponen ini menggambarkan tingkat konsumsi masyarakat, yang dipengaruhi oleh pendapatan, harga barang, suku bunga, dan ekspektasi masa depan. Biasanya, model menggunakan fungsi konsumsi untuk menjelaskan hubungan antara pendapatan dan tingkat konsumsi. b. Investasi: Investasi melibatkan pengeluaran perusahaan dalam pembelian modal (misalnya, mesin, pabrik) untuk meningkatkan produksi di masa depan. Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi meliputi suku bunga, ekspektasi keuntungan, dan situasi ekonomi secara keseluruhan. c. Pemerintah: Model juga mencakup peran pemerintah dalam perekonomian melalui pengeluaran dan kebijakan fiskal (belanja pemerintah, pajak, transfer, subsidi) serta kebijakan moneter (suku bunga, jumlah uang beredar). d. Ekspor dan Impor: Model ekonomi makro mencakup perdagangan internasional dengan mempertimbangkan ekspor dan impor. Perdagangan luar negeri mempengaruhi neraca perdagangan dan nilai tukar mata uang. e. Produksi dan Output: Model menggambarkan bagaimana produksi dan output dalam ekonomi ditentukan oleh faktor-faktor seperti tenaga kerja, modal, teknologi, dan produktivitas. 3. Rumus Ekonomi Makro Y : C + I + Tx + Pasar TK Di mana: Y : Penghasilan C : Konsumsi (Penduduk 275 juta) I : Investasi (Luar negeri dan Dalam negeri) Tx : Penerimaan negara (Perorangan, Rumah, Badan usaha atau BUMN dan Perusahaan) P.T.K : (Pasar Tradisional, Pasar Modern, Pasar Online) B. KAJIAN TEORI 1. Teori Investasi a. Pengertian Investasi Investasi dalam konteks ekonomi merujuk pada pengeluaran yang dilakukan oleh investor atau penanam modal untuk memperoleh aset produktif seperti peralatan, gedung, peralatan produksi, mesin-mesin baru, dan persediaan lainnya. Tujuan utama dari investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Dalam buku "Makro Ekonomi" karya Paul A. Samuelson dan William Nordhaus (2006:145), investasi didefinisikan sebagai pengeluaran yang terkait dengan penggunaan sumber daya untuk tujuan produktif. Rudiger (2008:339) menggambarkan investasi sebagai penghubung antara masa kini dengan masa depan serta antara pasar uang dan pasar barang. Investasi juga mencerminkan penyesuaian stok modal terhadap permintaan modal. Selain itu, fluktuasi dalam investasi memiliki dampak besar pada siklus bisnis, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perubahan ekonomi dalam jangka panjang. b. Jenis-Jenis Investasi Menurut Bada Koordinasi Penanaman Modal (2004), investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu investasi finansial dan investasi non finansial: 1. Investasi finansial adalah bentuk kepemilikan instrumen finansial seperti uang tunai, tabungan, deposito, modal dan penyertaan, surat berharga, obligasi, dan sejenisnya. 2. Investasi non finansial direalisasikan dalam bentuk investasi fisik (investasi riil) yang mencakup aset modal atau barang modal, termasuk di dalamnya inventaris/persediaan. Menurut Sadono Sukirno (2013: 121,122), dalam praktiknya, untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang termasuk dalam kategori investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran-pengeluaran berikut: 1. Pembelian berbagai jenis modal, seperti mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya, yang digunakan untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan. 2. Pengeluaran untuk mendirikan bangunan-bangunan seperti rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan lainnya. 3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional. c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan atau penurunan akibat perubahan dalam tingkat investasi. Kondisi ini bergantung pada berbagai faktor, termasuk perubahan teknologi, penurunan suku bunga, pertumbuhan penduduk, dan faktor-faktor lainnya. Menurut Sadono Sukirno (2013:122), selain dipengaruhi oleh harapan mendapatkan keuntungan di masa depan, ada beberapa faktor penting lainnya yang mempengaruhi tingkat investasi dalam perekonomian, yaitu: 1. Tingkat keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dari investasi. 2. Suku bunga yang berlaku di pasar. 3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan. 4. Kemajuan teknologi yang dapat mempengaruhi produktivitas dan efisiensi. 5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya. 6. Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan-perusahaan. Terdapat beberapa faktor domestik yang dapat menghambat iklim investasi, seperti yang dijelaskan oleh BKPM (2004): 1. Prosedur yang panjang dan rumit dalam memulai usaha di Indonesia, menyebabkan biaya tinggi dan kehilangan peluang usaha serta lapangan kerja. 2. Tumpang tindihnya kebijakan pusat dan daerah di bidang investasi serta kebijakan antar sektor, yang mengakibatkan ketidakjelasan kebijakan investasi nasional dan menurunkan minat investasi. 3. Kurangnya kepastian hukum terkait dengan perumusan RUU Penanaman Modal dan lemahnya penegakkan hukum di pengadilan niaga. 4. Kurang kondusifnya pasar tenaga kerja, yang dipengaruhi oleh peningkatan upah minimum dan ketidakpastian hubungan industrial, menyebabkan biaya tenaga kerja sulit untuk diperkirakan. 5. Masalah keamanan di daerah-daerah rawan konflik seperti Aceh, Maluku, dan Papua, membuat investor enggan menanamkan modalnya di sana. 6. Kurangnya insentif investasi, termasuk insentif perpajakan, jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Penggairahan iklim investasi di Indonesia telah dijamin melalui berbagai undang-undang tentang penanaman modal asing dan dalam negeri. Kriteria penanaman modal yang mendapat fasilitas telah diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, yang mencakup aspek seperti menyerap banyak tenaga kerja, termasuk skala prioritas tinggi, pembangunan infrastruktur, alih teknologi, industri pionir, berada di daerah-daerah tertentu, menjaga kelestarian lingkungan hidup, melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi, bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah, atau koperasi, serta menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri. d. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Investasi dalam negeri atau penanaman modal dalam negeri menurut Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal merujuk pada kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Penanam modal dalam negeri ini mencakup perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 dan Undang- Undang No. 12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), modal dalam negeri dijelaskan sebagai bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia, termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang dimiliki oleh negara maupun swasta asing yang berdomisili di Indonesia, yang digunakan atau disediakan untuk menjalankan suatu usaha, asalkan tidak diatur oleh ketentuan-ketentuan Pasal 2 UU No. 12 Tahun 1970 tentang penanaman modal asing. Pihak swasta yang memiliki modal dalam negeri tersebut bisa berupa perorangan dan/atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia. Dalam Pasal 2, disebutkan bahwa penanaman modal dalam negeri adalah penggunaan kekayaan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk menjalankan usaha sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku. Dasar pertimbangan dikeluarkannya UU No. 12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri, menurut Wiranata (2004:18), antara lain: 1. Modal menjadi faktor penting dalam pembangunan ekonomi nasional berdasarkan kemampuan dan kesanggupan bangsa Indonesia sendiri. 2. Perlu dilakukan pemupukan dan pemanfaatan modal dalam negeri serta memberi kesempatan luas bagi pengusaha swasta. 3. Perlu dimanfaatkan modal dalam negeri yang dimiliki oleh pihak asing dan menetapkan batas waktu usaha bagi perusahaan asing di Indonesia yang menggunakan modal dalam negeri. Pengembangan investasi daerah dalam meningkatkan Penanaman Modal Dalam Negeri menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Penanaman Modal Dalam Negeri merupakan arus modal yang berasal dari dalam negeri, sehingga dengan meningkatnya investasi dalam negeri diharapkan investor dalam negeri dapat bersaing dengan investor asing dalam berkontribusi meningkatkan perekonomian. e. Penanaman Modal Asing (PMA) Investasi asing atau Penanaman Modal Asing (PMA) menurut Pasal 1 ayat 3 UU no. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal adalah tindakan menanam modal untuk menjalankan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik dengan menggunakan modal asing sepenuhnya atau berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Penanam modal asing bisa berupa warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di Indonesia. Sebelumnya, dalam UU no. 1 Tahun 1967 dan UU no. 11 Tahun 1970 tentang PMA, Penanaman Modal Asing (PMA) diartikan sebagai penanaman modal asing secara langsung, yang dilakukan sesuai dengan ketentuan undang-undang ini dan digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia. Dalam arti ini, pemilik modal secara langsung bertanggung jawab atas risiko dari penanaman modal tersebut. Investasi asing dapat dibedakan menjadi investasi langsung dan investasi portofolio. Investasi langsung melibatkan kontrol manajerial dan mencakup pembentukan cabang perusahaan, perusahaan dengan saham mayoritas, perusahaan yang dibiayai oleh perusahaan di negara penanam modal, mendirikan koperasi, atau menanam aset tetap di negara lain oleh perusahaan nasional dari negara penanam modal. Di sisi lain, investasi portofolio melibatkan pembelian sekuritas dan tidak mempengaruhi kontrol manajerial. Investasi asing memiliki peran makro dan mikro dalam perekonomian. Pada tingkat makro, investasi asing penting untuk meningkatkan investasi nasional dan pertumbuhan ekonomi. Pada tingkat mikro, investasi asing mempengaruhi ketenagakerjaan, transfer teknologi, keterampilan manajemen, dan pengembangan keterkaitan industri dalam negeri. Terdapat beberapa argumen mendukung investasi asing, seperti mengisi kekurangan sumber daya untuk mencapai target pertumbuhan dan pembangunan, memberikan kontribusi pada devisa negara, dan memperkenalkan teknologi baru. Namun, terdapat juga kontra terhadap investasi asing yang dapat memperlebar kesenjangan. Argumen melawan investasi asing melibatkan pertimbangan ekonomi dan filosofis atau ideologis. C. PENDAPAT PRIBADI Menurut saya, investasi adalah kegiatan atau tindakan untuk menanamkan sejumlah dana atau sumber daya tertentu, seperti uang, waktu, atau tenaga kerja, ke dalam suatu proyek, bisnis, atau aset dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan di masa depan. Tujuan utama dari investasi adalah untuk meningkatkan nilai dari modal yang diinvestasikan atau mendapatkan keuntungan finansial yang lebih besar dari investasi tersebut. Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti saham, obligasi, properti, bisnis, reksa dana, logam mulia, dan lain sebagainya. Setiap bentuk investasi memiliki tingkat risiko dan potensi imbal hasil yang berbeda, sehingga para investor perlu mempertimbangkan dengan cermat sebelum melakukan investasi. Saya melihat penanaman modal dalam negeri sebagai prioritas utama karena dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Investasi dalam skala besar di dalam negeri dapat menciptakan lapangan kerja, memajukan industri lokal, dan berkontribusi pada penguatan ekonomi secara keseluruhan. Saya juga melihat penanaman modal asing sebagai kesempatan untuk mendatangkan teknologi, keahlian, dan modal dari luar negeri. Investasi asing dapat membuka pintu bagi inovasi dan kemajuan teknologi yang mungkin belum tersedia secara lokal. Selain itu, investasi asing dapat membantu membuka pasar ekspor dan membawa devisa ke dalam negeri. Namun, saya juga memiliki kekhawatiran tentang potensi dampak negatif dari penanaman modal asing. Apakah investasi asing selalu sesuai dengan kepentingan jangka panjang negara, seperti apakah penerapan teknologi asing ini membawa manfaat yang seimbang bagi masyarakat lokal, atau apakah terdapat risiko eksploitasi sumber daya alam atau tenaga kerja. Maka penanaman modal, baik dalam negeri maupun asing, harus tunduk pada pengawasan dan regulasi yang ketat dari pemerintah. Hal ini dianggap penting untuk memastikan bahwa investasi tersebut berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, serta meminimalkan risiko penyalahgunaan dan dampak negatif. Selain itu, sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara penanaman modal dalam negeri dan asing. Pemerintah harus mempromosikan dan mendorong investasi dalam negeri untuk memperkuat perekonomian domestik, sambil tetap membuka pintu bagi investasi asing yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi. D. KESIMPULAN Secara umum, investasi berperan kunci dalam menggerakkan roda perekonomian karena mendorong peningkatan produksi, inovasi, dan pertumbuhan ekonomi. Investasi juga memiliki peran dalam mempengaruhi tingkat pendapatan dan kesempatan kerja di suatu negara. Oleh karena itu, para pengambil kebijakan ekonomi seringkali memperhatikan tingkat investasi sebagai salah satu indikator penting dalam menganalisis kesehatan dan prospek ekonomi. Dalam konteks ini, investasi menjadi penting karena melalui investasi, sumber daya ekonomi dapat digunakan untuk menciptakan nilai tambah dan menggerakkan roda perekonomian. Investasi finansial dan non finansial memiliki peran yang berbeda dalam mengarahkan dana dan sumber daya ekonomi, serta memberikan kontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara. Dalam melakukan investasi, dibutuhkan pemikiran yang panjang agar tidak merugikan. E. SUMBER BACAAN http://repositori.unsil.ac.id/658/6/S%27%20Bab%20II.pdf
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro