Anda di halaman 1dari 51

EKONOMI MAKRO

DEFINISI
METODE PERHITUNGAN
DEFINISI
DEFINISI
DEFINISI
SEKTOR DALAM PEREKONOMIAN
TRANSAKSI
PERHITUNGAN GDP
TEORI KEYNES
INVESTASI

“Pengeluaran untuk membeli barang-barang modal


dan peralatan produksi dengan tujuan untuk
mengganti dan terutama menambah barang modal
dalam perekonomian yang akan digunakan untuk
memproduksikan barang dan jasa di masa depan.”
PENGERTIAN INVESTASI

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran


atau pembelanjaan atau penanaman modal
perusahaan untuk membeli barang modal dan
perlengkapan untuk menambah kemampuan
memproduksi barang dan jasa yang tersedia
dalam perekonomian.
B. INVESTASI PERSEDIAAN
 Investasi yang direncanakan ( Planned
investment ) atau investasi yang diinginkan (
intended investment )

Persediaan bahan baku

Persediaan barang setengah jadi / sedang


dalam proses penyelesaian
C. Investasi otonom (autonomous investment) yaitu
investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh
pendapatan nasional tetapi karena adanya perubahan
faKtor faktor di luar pendapatan. Seperti : tingkat
bunga,tingkat teknologi, kebijakan kebijakan pemerintah,
harapan para pengusaha dsb.

D. Investasi terimbas ( induced investment ) yaitu investasi


yang sangat dipengaruhi pendapatan nasional. Menurut
MILLER & SHADE hal ini disebabkan oleh :
1. Investasi itu berhubungan dengan laba bisnis &
sejumlah besar investasi didanai scr internal oleh laba
tsb.
2. Pada tingkat pendapatan & output yang rendah, banyak
perusahaan yang akan memiliki mesin & peralatan yang
menganggur sehingga kecil pula lah untuk membeli
peralatan modal bariu.
A. INVESTASI DALAM BENTUK BARANG MODAL DAN BANGUNAN
YAITU PENGELUARAN PENGELUARAN UNTUK PEMBELIAN :

 Pabrik – pabrik
 Mesin - mesin
 Peralatan – peralatan produksi
 Bangunan bangunan / Gedung Gedung yang baru

Investasi ini sering diistilahkan dengan investasi dalam bentuk harta


tetap ( fixed investment ). Di Indonesia, fixed investment disertakan
dengan pembentukan modal tetap domestik bruto ( PMTDB )
E. Public investment yaitu investasi atau penanaman modal yang
dilakukan oleh pemerintah.
F. Private investment yaitu investastasi yang dilaksanakan oleh swasta.
G. Domestic investment yaitu penanaman modal dalam negri di dalam
negri.
H. foreign investment yaitu penanaman modal asing.
I. Gross investment ( investasi bruto ) yaitu semua jenis investasi yang
dilaksanakan di suatu negara, dengan tidak mempredulikan jenis
investasi apa sajakah yang dilaksanakan.
J. Net investment adalah selisih antara investasi buro dengan
penyusutan ( depresiasi ).
KRITERIA INVESTASI

1. Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar


investasi yang dapat dikembalikan atau waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai titik impas
2. Benefit/cost ratio ( B/C Ratio ) adalah mengukur mana
yang lebih besar antara biaya yang dikeluarkan
dibanding hasil yang diperoleh.
3. NPV adalah menghitung nilai waktu dari uang
4. Internal rate of Return (IRR) adalah nilai tingkat
pengembalian investasi.
FAKTOR FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TINGKAT INVESTASI

1. Tingkat pengembalian yang diharapkan (Expected


Rate of Return)
• Kondisi internal perusahan seperti ; tingkat
efisiensi,kualitas SDM & teknologi yang
digunakan.
• Kondisi eksternal perusahaan yaitu perkiraan tentang
tingkat produksi & pertumbuhan ekonomi domestic
maupun internasional.
2. Biaya investasi
• Tingkat bunga pinjaman
• Keberadaan dan efisiensi Lembaga keungan
• Tingkat kepastian hokum
• Stabilitas politik
• Keadaan keamanan
3. Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga,
dan Marginal Efficiency of Investement (MEI)
 Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi, dan
Tingkat Bunga MEC adalah tingkat pengembalian
yang diharapkan dari setiap tambahan barang
modal.
 Marginal Effeciency of Capital (MEC) dan Marginal
Efficiency of Investment (MEI)
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Iklim Investasi di Indonesia :
 Stabilitas politik dan social
 Stabilitas ekonomi
 Kondisi infrastruktur dasar
(listrik,telekomunikasi,prasana jalan dan pelabuhan)
 Berfungsi sector pembiayaan dan pasar tenaga kerja
 Regulasi dan perpajakan
 Birokrasi dalam waktu dan biaya yang diciptakan
 Masalah good governance termasuk
korupsi,konsistensi
 Hak milik mulai dari tanah sampai kontrak.
Bentuk Kerjasama Usaha PMA
di Indonesia
 JOIN VENTURE : adalah suatu usaha kerjasama yang dilakukan
anatar PMA dengan modal nasional berdasarkan suatu
perjanjian/kontrak,
 JOIN ENTERPRISE : adalah suatu kerjasama antara PMA dengan
penanaman modal dalam negri dengan membentuk suatu
perusahaan atau badan hokum yang baru.
 KONTRAK KARYA : adalah suatu bentuk kerjasama antara PMA
dengan modal nasional terjadi apabila penanaman modal asing
membentuk badan hokum Indonesia dan badan hukum ini
mengadakan perjanjian kerjasama.
 KONTRAK PRODUCTION SHARING : adalah perjanjian kerjasama
kredit antara modal asing dengan pihak Indonesia untuk
mengekspor hasilnya kepada negara pemberi kredit.
Bidang Usaha Yang Tertutup
 Pemerintah berdasarkan peraturan presiden
menetapkan bidang usaha yang tertutup dengan
kriteria :
1. Kesehatan
2. Moral
3. Kebudayaan
4. Lingkungan hidup
5. Pertahanan dan keamanan social
6. Kepentingan nasional lainnya.
 Bidang usaha yang tertutup seperti : produksi
senjata,mesiu,alat peledak dan perlatan perang serta
bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan
tertutup berdasarkan UU.
DEFINISI EKSPOR

 Eksport adalah proses transportasi barang


atau komoditas dari suatu negara ke negara
lain secara legal, umumnya dalam proses
perdagangan
 Proses ekspor pada umumnyaadalah tindakan
untuk mengeluarkan barang atau komoditas
dari dalam negeri untuk memasukannya ke
negara lain.
PRODUK EKSPOR DARI INDONESIA

Hasil Pertanian
Hasil Hutan
Hasil Perikanan
Hasil Pertambangan
Hasil Industri
Jasa
BARANG-BARANG YANG DI IMPOR
KE INDONESIA
Beras
Daging
Besi, Baja
Kain
Alat Elektronik
Kendaraan Bermotor
Sepeda
Alat Transportasi
DEFINISI IMPOR

Dalam artiam sempit, impor adalah kegiatan


memasukkan atau mendatangkan (membeli)
barang dan jasa dari luar negeri
Secara umum, impor adalah proses
transportasi barang atau komoditas dari suatu
negara ke negara lain secara legal, umumnya
dalam proses perdagangan
SYARAT MELAKUKAN KEGIATAN EKSPOR

Memiliki surat izin usaha perdagangan


Mendapat izin usaha dari
Dept.Teknis/Lembaga Pemerintah
Memiliki izin ekspor
SYARAT MELAKUKAN KEGIATAN IMPOR

Memenuhi prosedur yang telah ditentukan


Memiliki izin ekspor
MANFAAT EKSPOR DAN IMPOR

Menambah Devisa
Memperluas Lapangan Kerja
Terciptanya Harga Yang Stabil
Memperoleh Barang Yang Tidak Dapat Diproduksi
di Negeri Sendiri
Transfer Teknologi Modern
Memperluas Pasar Dan Menambah Kentungan
Memperoleh Keuntungan Dari Spesialisasi
FAKTOR PENDORONG KEGIATAN EKSPOR
DAN IMPOR
Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa
dalam negeri
Keinginan memperoleh keuntungan dan
meningkatkan pendapatan negara
Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang
Keinginan membuka kerjasama, hubungan
politikdan dukungan dari negara lain
Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu
negara pun di dunia dapat hidup sendiri, dll
MASALAH DALAM EKSPOR DAN IMPOR

FAKTOR EKSTERNAL :
Kepercayaan antara eksportir importir
Pemasaran
Sistem kuota dan kondisi hubungan perdagangan
Keterkaitan dalam keanggotaan organisasi
internasional
Kurangnya pemahaman akan tersedianya
kemudahan-kemudahan internasional
FAKTOR INTERNAL :
Persiapan teknis
Kemampuan dan pemahaman transaksi luar
negeri
Pembiayaan
Kekurangsempurnaan dalam mempersiapkan
barang
Kebijaksanaan dalam pelaksanaan ekspor
impor
Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah dalam arti riil dapat


dipakai sebagai indikator besarnya kegiatan
pemerintah yang dibiayai oleh pengeluaran
pemerintah. Semakin besar dan banyak
kegiatan pemerintah semakin besar pula
pengeluaran pemerintah .
Pengeluaran Pemerintah Terdiri dari Tiga
Pos Utama
a) Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa.
b) Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai. Perubahan gaji
pegawai mempunyai pengaruh terhadap proses makro ekonomi,
dimana perubahan gaji pegawai akan mempengaruhi tingkat
permintaan secara tidak langasung.
c) Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment. Transfer
payment bukan pembelian barang dan jasa oleh pemerintah
dipasar barang melainkan mencatat pembayaran atau pemberian
langsung kepada warganya yang meliputi misalnya pembayaran
subsidi atau bantuan langsung kepada berbagai golongan
masyarakat, pembayaran pensiun, pembayaran bunga untuk
pinjaman pemerintah kepada masyarakat. Secara ekonomis
transfer payment mempunyai status dan pengaruh yang sama
dengan pos gaji pegawai meskipun secara administrasi keduanya
berbeda.
Model Pembangunan Tentang
Perkembangan Pengeluaran Pemerintah
Model ini diperkenalkan dan dikembangkan
oleh Rostow dan Musgrave yang
menghubungkan perkembangan pengeluaran
pemerintah dengan tahap-tahap
pembangunan ekonomi yang dibedakan
antara tahap awal, tahap menengah, dan
tahap lanjut
 Model ini diperkenalkan dan dikembangkan oleh
Rostow dan Musgrave yang menghubungkan
perkembangan pengeluaran pemerintah dengan
tahap-tahap pembangunan ekonomi yang
dibedakan antara tahap awal, tahap menengah,
dan tahap lanjut.
 Pada tahap awal terjadinya perkembangan
ekonomi, presentase investasi pemerintah
terhadap total investasi besar karena pemerintah
harus menyediakan fasilitas dan pelayanan
seperti pendidikan, kesehatan, transportasi.
 Pada tahap menengah terjadinya pembangunan
ekonomi, investasi pemerintah masih diperlukan
untuk untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi agar dapat semakin meningkat, tetapi
pada tahap ini peranan investasi swasta juga
semakin besar. Sebenarnya peranan pemerintah
juga tidak kalah besar dengan peranan swasta.
Semakin besarnya peranan swasta juga banyak
menimbulkan kegagalan pasar yang terjadi.
Musgrave memiliki pendapat bahwa investasi
swasta dalam presentase terhadap GNP semakin
besar dan presentase investasi pemerintah dalam
presentase terhadap GNP akan semakin kecil.
Pada tingkat ekonomi selanjutnya, Rostow
mengatakan bahwa aktivitas pemerintah
beralih dari penyediaan prasarana ke
pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas
sosial seperti kesejahteraan hari tua, program
pelayanan kesehatan masyarakat.
TEORI ADOLF WAGNER

 Adolf Wagner menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah


dan kegiatan pemerintah semakin lama semakin
meningkat. Tendensi ini oleh Wagner disebut dengan
hukum selalu meningkatnya peranan pemerintah. Inti
teorinya yaitu makin meningkatnya peran pemerintah
dalam kegiatan dan kehidupan ekonomi masyarakat
sebagai suatu keseluruhan. Wagner menyatakan bahwa
dalam suatu perekonomian apabila pendapatan per kapita
meningkat maka secara relatif pengeluaran pemerintah pun
akan meningkat terutama disebabkan karena pemerintah
harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat,
hukum, pendidikan, rekreasi, kebudayaan dan sebagainya.
Berkaitan dengan hukum Wagner, dapat
dilihat beberapa penyebab semakin
meningkatnya pengeluaran pemerintah, yakni
meningkatnya fungsi pertahanan keamanan
dan ketertiban, meningkatnya fungsi
kesejahteraan, meningkatnyaa fungsi
perbankan dan meningkatnya fungsi
pembangunan. Hukum Wagner dapat
diformulasikan sebagai berikut :
𝑃𝑃𝑘𝑃<𝑃𝑘𝑃𝑃𝑛<𝑃𝑘𝑃𝑃𝑛

𝑃𝑃𝐾1 𝑃𝑃𝐾2 𝑃𝑃𝐾𝑛
PPkP : Pengeluaran pemerintah per kapita
PPK : Pendapatan per kapita, yaitu
GDP/jumlah penduduk
1, 2, ... n : jangka waktu (tahun)
 Teori Wagner mendasarkan pandangannya pada suatu teori
yang disebut organic theory of state yaitu teori organis yang
menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak
terlepas dengan masyarakat lain. Kurva diatas menunjukkan
secara relatif peranan pemerintah semakin meningkat.
Teori Peacock dan Wiseman

 Teori mereka didasarkan pada suatu analisis


penerimaan pengeluaran pemerintah. Pemerintah
selalu berusaha memperbesar pengeluarannya dengan
mengandalkan memperbesar penerimaan dari pajak,
padahal masyarakat tidak menyukai pembayaran pajak
yang besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah
yang semakin besar tersebut. Meningkatnya
penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran
pemerintah juga semakin meningkat. Dalam keadaan
normal meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan
pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan
pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar.
 Peacock dan Wiseman mendasarkan teori mereka pada suatu teori
bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, yaitu
suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami besarnya
pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk membiayai
pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari bahwa
pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai aktivitas
pemerintah sehingga mereka mempunyai tingkat kesediaan
masyarakat untuk membayar pajak. Tingkat toleransi ini merupakan
kendala bagi pemerintah untuk menaikkan pemungutan pajak
secara semena-mena.
 Adanya gangguan sosial juga akan menyebabkan terjadinya
konsentrasi kegiatan ke tangan pemerintah yang sebelumnya
dilaksanakan oleh swasta. Efek inilah disebut sebagai efek
konsentrasi (concentration effect). Dengan adanya ketiga efek
tersebut menyebabkan bertambahnya aktivitas pemerintah
sehingga setelah perang selesai tingkat pajak tidak menurun
kembali pada tingkat sebelum terjadi perang
Dalam keadaan normal, t ke t+1, pengeluaran pemerintah dalam persentase
terhadap GNP meningkat sebagaimana yang ditunjukan garis AG. Apabila pada
tahun t terjadi perang maka pengeluaran pemerintah meningkat sebesar AC dan
kemudian meningkat seperti yang ditunjukan pada segmen CD. Setelah perang
selesai pada tahun t+1, pengeluaran pemerintah tidak menurun ke G. Hal ini
disebabkan setelah perang, pemerintah membutuhkan tambahan dana untuk
mengembalikan pinjaman pemerintah yang digunakan dalam pembiayaan
pembangunan.
Pengeluaran pemerintah menurut teori Wagner, Sollow, dan Musgrave
digambarkan dalam bentuk kurva yang eksponensial, sedangkan teori Peacock
dan Wiseman mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah jika digambarkan
dalam kurva seperti bentuk tangga. Hal ini dikarenakan adanya kendala toleransi
pajak. Ketika masyarakat tidak ingin membayar pajak yang tinggi yang ditetapkan
pemerintah, maka pemerintah tidak bisa meningkatkan pengeluarannya,
walaupun pemerintah ingin senantiasa menaikkan pengeluarannya
Teori Batas Kritis Colin Clark

 Dalam teorinya, Collin Clark mengemukakan hipoteisis tentang batas


kritis perpajakan. Toleransi tingkat pajak dan pengeluaran pemerintah
diperkirakan kurang dari 25 persen dari GNP, meskipun anggaran
belanja pemerintah tetap seimbang. Dikatakan bahwa jika kegiatan
sektor pemerintah, yang diukur dengan pajak dan penerimaan-
penerimaan lain, melebihi 25% dari total kegiatan ekonomi, maka yang
terjadi adalah inflasi. Dasar yang dikemukakan adalah bahwa pajak
yang tinggi akan mengurangi gairah kerja. Akibatnya produktivitas
akan turun dengan sendirinya dan ini akan mengurangi penawaran
agregate. Di lain pihak, pengeluaran pemerintah yang tinggi akan
berakibat pada naiknya permintaan agregat. Inflasi terjadi karena
adanya keseimbangan baru yang timbul sebagai akibat adanya
kesenjangan antara permintaan agregate dan penawaran agregate.
Apabila batas 25 persen terlampaui maka akan timbul inflasi yang
akan mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat

Anda mungkin juga menyukai