Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah
Ekonomi Internasional
Disusun Oleh
Kelompok 2
1. Lusi Levina 3218023
2. Niko Hendrawan 3218030
3. Nur Suhaimi 3218033
Dosen Pengampu :
Sherlly Rahmadani, S.Pt, ME
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teori
Keunggulan Komparatif David Ricardo dan Teori Heckscer-Ohlin (H-O) untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Internasional.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terimakasih kepada Ibu Sherlly Rahmadani, S.Pt, ME selaku dosen mata kuliah
Ekonomi Internasional di IAIN Bukittinggi atas bimbingan dalam penulisan
makalah ini serta kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya teman satu kelompok
yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh sebab itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembacaan
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini tentang tentang Teori Keunggulan Komparatif David Ricardo dan
Teori Heckscer-Ohlin (H-O) dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom
Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan
penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu
dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke dalam
pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan
teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik
Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional
dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor
produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara (Salvatore,
2004:116). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai
penyebab perbedaaan produktivitas tersebut.
Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai
penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O
menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas karena adanya jumlah
atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh
masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya
perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-
O ini dikenal sebagai ‘The Proportional Factor Theory”. Selanjutnya
negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah
dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk
kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara
akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor
produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Teori Keunggulan Komparatif David Ricardo.
2. Menjelaskan Teori Heckscer-Ohlin (H-O).
1
2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Teori Keunggulan Komparatif David Ricardo.
2. Untuk mengetahui Teori Heckscer-Ohlin (H-O).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Keunggulan Komparatif David Ricardo
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang
berjudul “Principles of Political Economy and Taxation” tahun 1817.
Teori keunggulan komperatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu
Negara karena dapat menghasilkan produk dengan biaya relative yang
lebih rendah dari pada Negara lain. Menurut teori ini setiap Negara
akan cendrung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-
barang produksinya yang memiliki keunggulan komperatif. Menurut
teori ini perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu
Negara tidak memiliki keunggulan mutlak sekalipun ttetrthadap
ntegatra lain dan tetap memperoleh keuntungan.1
1
Apridar, “Ekonomi Internasional, Teori, Konsep Dalam Permasalahan Dalam
Aplikasinya”, (Yogyakarta: Expert, 2018), hlm. 120.
3
4
2
Ahmad Jamli dan Ryan Rizaldy, “Kinerja Komoditas Elektronika Indonesia 1981-1995:
Pendekatan Keunggulan Komparatif”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 13 No.3 Tahun
1998, Hlm. 7-8.
9
komparatif pada produksi barang yang padat karya bila dalam negeri
memiliki tenaga kerja yang melimpah dibandingkan modal secara
relative. Demikian juga sebaliknya dengan luar negeri.
Dalam pandangan H-O, harga barang sangat ditentukan oleh
harga faktor produksi (input) yang digunakan. Barang yang dalam
produksinya lebih memerlukan faktor produksi yang relative
melimpah disuatu Negara, karenanya dapat diproduksi dengan biaya
lebih murah daripada barang yang produksinya lebih memerlukan
faktor produksi yang sulit didapatkan.
Suatu Negara dikatakan berlimpah tenaga kerja apabila Negara
tersebut memiliki rasio tenaga kerja terhadap faktor produksi lainnya
(dalam hal ini modal) yang lebih besar daripada yang dimiliki Negara-
negara lain di dunia. Suatu Negara dikatakan berlimpah barang modal
(kapital) apabila Negara tersebut memiliki rasio barang modal
terhadap faktor produksi lainnya yang lebih besar daripada yang
dimiliki Negara-negara lain di dunia. Suatu Negara akan mengekspor
barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang melimpah
secara intensif dan mengimpor barang-barang yang menggunakan
faktor produksi yang langka secara intensif.3
3
Wahono Diphayono, “Perdagangan Internasional”, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018),
hlm. 36.
10
4
Praptisih, “Derivasi siklus kehidupan produk: jawaban atas kegagalan teori Heckscher –
Ohlin”, Jurnal Ekonomi Bisnis Indonesia, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2017, Hlm. 70-80.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang
berjudul “Principles of Political Economy and Taxation” tahun 1817.
Teori keunggulan komperatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu
Negara karena dapat menghasilkan produk dengan biaya relative yang
lebih rendah dari pada Negara lain. Menurut teori ini setiap Negara akan
cendrung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-barang
produksinya yang memiliki keunggulan komperatif. Menurut teori ini
perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu Negara tidak
memiliki keunggulan mutlak sekalipun ttetrthadap ntegatra lain dan tetap
memperoleh keuntungan.
Dalam Kamus Wikipedia Teori keunggulan komparatif (theory of
comparative advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh David
Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada
perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa
keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu
memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih
murah daripada negara lainnya.
Teori H-O merupakan pengembangan teori keunggulan komparatif
David Ricardo. Eli Heckser dan Bertil Ohlin menambahkan sejumlah
karakteristik produksi yang tidak diketemukan pada teori Ricardo yang
sederhana itu. Faktor produksi diperkaya dengan menambahkan faktor
modal (K).
Heckscher dan Ohlin menyatakan bahwa keunggulan komparatif
yang dipunyai suatu Negara terhadap Negara lain berasal dari perbedaan
kekayaan faktor-faktor produksi, baik tenaga kerja ataupun modal. Dalam
negeri dikatakan mempunyai keunggulan komparatif pada produksi barang
yang padat karya bila dalam negeri memiliki tenaga kerja yang melimpah
11
dibandingkan modal secara relative. Demikian juga sebaliknya dengan luar
negeri.
B. Saran
Pembahasan hasil makalah ini merupakan hasil penulisan terhadap
beberapa sumber atau referensi yang digunakan sehingga materi-materi
yang disajikan terbatas. Penulis berharap para pembaca dan yang
mendengarkan dapat mengambil pembelajaran lalu menerapkan dan
memahami makalah ini, untuk penulis semoga dapat untuk dikembangkan
kembali. Penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari pembaca
dalam rangka melanjutkan kualitas makalah selanjutnya dan penulis
berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Jamli dan Ryan Rizaldy. 1998. “Kinerja Komoditas Elektronika Indonesia
1981-1995: Pendekatan Keunggulan Komparatif”, Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia. 13(3 ). 7-8.
Praptisih. 2017. “Derivasi siklus kehidupan produk: jawaban atas kegagalan teori
Heckscher –Ohlin”. Jurnal Ekonomi Bisnis Indonesia. 1(1): 70-80.
Wahono Diphayono. “Perdagangan Internasional”. 2018. Yogyakarta: CV Budi
Utama.
13