Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS PERALIHAN PAJAK PBB PEDESAAN DAN PERKOTAAN DARI

PAJAK PUSAT MENJADI PAJAK DAERAH DI KOTA SERANG

Juliannes Cadith, Deden Muhammad Haris


j.cadith@yahoo.co.id, deden_haris@yahoo.com

Prodi IlmuAdministrasi Negara


FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Raya Jakarta Km 4 Serang

ABSTRAK

Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah (PDRD) yang
secara resmi diberlakukan tanggal 1 Januari 2010 memberi kewenangan penuh kepada
pemerintah kabupaten/kota untuk mengelola Pajak Bumi dan Bangunan sektor Pedesaan
dan Perkotaan (PBB P2) yang sebelumnya merupakan pajak yang dikelola oleh pemerintah
pusat yang menurut pasal 182 ayat 1 UU PDRD dilaksanakan selambat-lambatnya pada 1
Januari 2014. Penelitian ini untuk mengkaji : (1) proses peralihan Pajak PBB P2 dari Pajak
Pusat menjadi Pajak Daerah di Kota Serang (2) Tahapan proses persiapan yang dilakukan
Pemerintah Kota Serang saat peralihan PBB P2 menjadi Pajak Daerah. (3) faktor – faktor
yang mempengaruhi keberhasilan pengalihan PBB-P2 menjadi pajak daerah di Kota
Serang. (4) Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kota Serang dalam proses peralihan
PBB P2 dari pajak pusat menjadi pajak daerah. (5) Gambaran kontribusi penerimaan PBB
P2 pada masa Peralihan di Kota Serang. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
Pemerintah Kota Serang telah melakukan persiapan yang diawali dengan dibentuknya tim
persiapan pengalihan PBB-P2, disahkannya Peraturan Daerah No 9 tahun 2013 tentang
PBB-P2, namun Peraturan Walikota dan SOP yang berkaitan dengan PBB P2 masih belum.
Selain itu dibentuk dua UPT serta prasarana dan sarana lainnya. Faktor pendukung proses
peralihan PBB P2 di Kota Serang adalah: tersedianya dana atau pembiayaan, partisipasi
SKPD terkait, motivasi yang tinggi dari pegawai DPKD dan UPT PBB-P2 serta partisipasi
dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang sedangkan faktor penghambat adalah :
terbatasnya sumber daya manusia baik jumlah maupun kompetensi yang dibutuhkan,
koordinasi yang belum optimal antar Instansi/lembaga. Adapun jumlah objek Pajak/subjek
pajak PBB – P2 selalu bertambah dari tahun ke tahun (2008 – 2013) namun ini tidak ikuti
dengan peningkatan penerimaan. Wajib pajak di Kota Serang didominasi oleh Wajib pajak
kecil sebesar 91,5 % dan memberikan kontribusi 27,3% sedangkan jumlah Wajib pajak
besar hanya sebesar 0.5% tetapi memberikan kontribusi 48,59 % . Objek Pajak/Wajib
Pajak di Kota Serang mayoritas berada di kecamatan Serang 27,33%.
Kata Kunci : Pajak, Retribusi, Peralihan

127
PENDAHULUAN dapat berjalan baik dan memberikan hasil
yang optimal. Kendala tersebut antara
Pajak daerah menurut UU No 18 lain : pertama, kesiapan Sumber daya
tahun 1997 tentang pajak daerah dan Manusia, proses pemunggutan PBB
retribusi daerah sebagaiman telah diubah perdesaan dan perkotaan memerlukan
terakhir dengan UU No 28 Tahun 2009 kesiapan sumber daya manusia (SDM)
terdiri dari pajak provinsi dan pajak pada Pemda kota serang yang nantinya
kabupaten/kota. Pajak provinsi terdiri dari akan melaksanakan pengadministrasian
Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik PBB secara otonom. Belum adanya
Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan tenaga Penilai, Pengawas, dan Juru Sita
Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air yang merupakan tenaga fungsional harus
Permukaan dan Pajak Rokok. Pajak mendapatkan perhatian. Pemenuhan
kabupaten/kota terdiri dari Pajak Hotel, kebutuhan SDM dapat dilakukan dengan
Pajak Restoran, Pajak Reklame, Pajak peningkatan kualitas SDM agar dapat
Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak mempunyai ketrampilan yang
Parkir, Pajak Mineral bukan Logam dan dibutuhkan, atau melalui rekruitmen
Batuan, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang pegawai baru dengan kualifikasi tersebut.
Burung Wallet, Pajak Bumi dan Kedua, payung hukum, aturan hukum
Bangunan sektor Pedesaan Perkotaan teknis pelaksanaan kegiatan (peraturan
(PBB P2) dan Bea Perolehan Hak atas pelaksana, Juknis) sebagai panduan/acuan
Tanah dan Bangunan. langkah-langkah kegiatan pemungutan
Undang Nomor 28 Tahun 2009 PBB sendiri yang belum diterbitkan,
tentang Pajak Daerah dan Restribusi membuat Pemda belum dapat melakukan
Daerah (PDRD) yang secara resmi persiapan yang sistematik. Adapun terkait
diberlakukan tanggal 1 Januari 2010 banyaknya Perda yang harus disiapkan
memberi kewenangan penuh kepada Pemda untuk teknis pelaksanaan
pemerintah kabupaten/kota untuk pemungutan PBB di daerah. Ketiga, Pajak
mengelola yang sebelumnya merupakan Bumi dan Bangunan menyimpan
pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat permasalahan administrasi yang cukup
yang menurut pasal 182 ayat 1 UU PDRD rumit. Hal ini terkait dengan masalah
dilaksanakan selambat-lambatnya pada 1 manajemen dan basis data. Keempat,
Januari 2014. Pajak bumi dan bangunan perkotaan dan
Dengan masa peralihan selama pedesaan pada dasarnya tidak hanya
empat tahun tersebut, Pemerintah daerah menjadi urusan pemerintah daerah
Kota Serang diharapkan mampu sebagai pihak yang menetapkan dan
mengelola PPB-P2. Pemerintah Kota memungut Pajak tetapi juga terkait
Serang harus sepenuhnya menyadari dengan masyarakat pada umumnya serta
bahwa agenda pengalihan PBB ini khususnya masyarakat yang menjadi
merupakan sebuah pekerjaan besar, selain subjek PBB yang telah memenuhi
akan dihadapkan pada beberapa kendala, persyaratan subjektif dan objektif baik itu
rencana ini juga membutuhkan waktu dan orang pribadi atau badan menjadi wajib
perencanaan yang matang agar prosesnya pajak bumi dan bangunan dan harus

128
memenuhi kewajiban perpajakannya. penagihan pajak. Administrasi Pajak
Oleh karena itu, masyarakat perlu diarikan sebagai cara-cara atau prosedur
memahami ketentuan pajak dan retribusi pengenaan dan pemungutan pajak secara
daerah dengan jelas agar memenuhi umum. Sedangkan Soelarno (1994:34)
kewajibannya dengan penuh tanggung menyatakan, administrasi pajak adalah :
jawab. “ Rangkaian kegitan didalam
Peralihan PPB-P2 dari pajak pusat mengenakan dan memungut pajak yang
menjadi pajak daerah akan berpengaruh meliputi kegiatan penata usahaan,
terhadap jumlah pajak yang dipungut. pendataan, pemeriksaan setempat,
Jumlah pungutan diasumsikan akan penetapan, penagihan dan penyelesaian
meningkat jika dilakukan persiapan yang sengketa”
optimal. Mohammad Zain (2007:22)
menyebutkan bahwa administrasi pajak
FOKUS PENELITIAN juga merupakan faktor yang sama
pentingnya dengan tax policy dan tax
Penelitian ini untuk mengkaji : (1) proses laws, karena tax policy (kebijakan
peralihan Pajak PBB P2 dari Pajak Pusat perpajakan) dan tax laws (peraturan
menjadi Pajak Daerah di Kota Serang (2) perpajakan) menyediakan dan
Tahapan proses persiapan yang dilakukan merencanakan struktur yang sah dan
Pemerintah Kota Serang saat peralihan struktur yang sah tersebut adalah
PBB P2 menjadi Pajak Daerah. (3) faktor kerangka dalam pembuatan administrasi
– faktor yang mempengaruhi keberhasilan perpajakan yang efektif. Pendapat ini
pengalihan PBB-P2 menjadi pajak daerah didukung oleh Cnossen yang dikutip oleh
di Kota Serang. (4) Permasalahan yang Haula dan Edi (2012:103): “That tax
dihadapi Pemerintah Kota Serang dalam administration is the key to effective tax
proses peralihan PBB P2 dari pajak pusat policy is universally acclaimed practice
menjadi pajak daerah. (5) Gambaran virtually ignored in the literature on tax.
kontribusi penerimaan PBB P2 pada masa There is a widespread preocced with
Peralihan di Kota Serang. what sould be done rather how to do it;
with the more dramatic changes and
refinements rather than the dukker but
TINJAUAN PUSTAKA insipensable mechanics implementation.”
Seperti yang dinyatakan diatas
Administrasi Pajak bahwa administrasi pajak adalah kunci
Lumbantoruan (1997:5) keberhasilan kebijakan pajak walau
menyatakan bahwa administrasi dalam kenyatannya administrasi pajak
perpajakan (tax administration) adalah tidak mendapat perhatian yang penuh.
cara-cara atau prosedur pengenaan dan Salah satu indikator adminitrasi yang baik
pemungutan diartikan sebagai prosedur adalah tingkat efisiensi yang di jelaskan
meliputi tahapan-tahapan antara lain oleh Mansury yang dikutip oleh oleh
pendaftaran wajib pajak, pengisian SPT Haula dan Edi (2012:103):“The tax
Masa dan Tahunan, penetapan pajak dan administration process should be

129
structured to follow specific procedures, diperhitungkan sebagai pendapatan asli
so that the objectivies of tax daerah (PAD).
administration can be attained as Objek, Subjek dan Dasar Pengenaan
efficiently as possible. The potential for Pajak PBB
improving tax administration is very Objek Pajak Bumi dan Bangunan
much dependent upon the political social Perdesaan dan Perkotaan menurut UU no
and cultural environment. Such 28 tahun 2009 pasal 77 ayat 1 adalah
improvement cannot be expected without Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki,
support from government. In general, the dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh
more effective and efficient that tax orang pribadi atau Badan, kecuali
administration, the fairer the tax system kawasan yang digunakan untuk kegiatan
will be; the fairer the tax system, the usaha perkebunan, perhutanan, dan
easier it will be to administration.” pertambangan.
Subjek PBB menurut Pasal 78
Pengertian PBB Pedesaan dan undang undang No 28 Tahun 2009 adalah
Perkotaan (P2) orang pribadi atau Badan yang secara
Menurut Marihot (2010:553) nyata mempunyai suatu hak atas Bumi
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi,
Perkotaan adalah “Pajak atas Bumi dan dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau
atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai memperoleh manfaat atas Bangunan.
dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi Dasar pengenaan pajak bumi dan
atau badan, kecuali kawasan yang bangunan adalah Nilai Jual Objek Pajak
digunakan untuk usaha perkebunan, (NJOP). Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
perhutanan dan pertambangan. Bumi adalah harga rata - rata yang diperoleh
menunjuk pada permukaan bumi meliputi dari transaksi jual beli yang terjadi secara
tanah dan perairan pedalaman serta laut wajar, dan bilamana tidak terdapat
wilayah Indonesia. Bangunan adalah transaksi jual beli, NJOP ditentukan
konstruksi teknik yang ditanam atau melalui perbandingan harga dengan objek
diletakan secara tetap pada tanah dan atau lain yang sejenis, atau nilai perolehan
perairan dan digunakan sebagai tempat baru, atau Nilai Jual Objek Pajak
tinggal atau tempat berusaha.” Pengganti. Dasar penghitungan Pajak
Untuk meningkatkan akuntabilitas Bumi dan Bangunan adalah Nilai Jual
pengelolaan keuangan daerah, khusus Kena Pajak (NJKP). Nilai Jual Kena
PBB sektor perdesaan dan perkotaan Pajak (NJKP) yaitu suatu persentase
dialihkan menjadi pajak daerah. tertentu dari nilai jual sebenarnya. Untuk
Sedangkan PBB sektor perkebunan, tidak terlalu membebani Wajib Pajak dan
perhutanan, dan pertambangan masih tetap memperhatikan penerimaan negara,
merupakan pajak pusat. Dengan maka telah ditetapkan besarnya
dijadikannya PBB Perdesaan dan persentase untuk menentukan besarnya
Perkotaan menjadi pajak daerah, maka NJKP yaitu serendah rendahnya 20% dan
penerimaan jenis pajak ini akan setinggi-tingginya 100% dari Nilai Jual
Objek Pajak (NJOP).

130
Tahapan Peralihan PBB P2 P2, paling lambat tanggal 30
Dalam Tahapan Peralihan PBB P2 November 2010;
diatur oleh Peraturan Bersama Menteri d. data piutang PBB-P2 beserta data
Keuangan dan Menteri Dalam Negeri pendukungnya, paling lambat
Nomer 213/PMK.07/2010 dan Nomer 58 tanggal 31 Januari Tahun
Tahun 2010 Tentang tahapan Persiapan Pengalihan;
Peralihan Bumi dan Bangunan Perkotaan e. Surat Keputusan Menteri
dan Pedesaan sebagai Pajak Bumi dan Keuangan mengenai penetapan
Bangunan adalah sebagai berikut; Nilai Jual Objek Pajak Tidak
1. Pengalihan kewenangan pemungutan Kena Pajak (NJOPTKP) yang
PBB-P2 sebagaimana dimaksud berlaku dalam kurun waktu 10
dalam Pasal 2 ayat (1) hanya dapat (sepuluh) tahun sebelum Tahun
dilakukan pada 1 Januari Tahun Pengalihan, paling lambat tanggal
Pengalihan. 31 Desember sebelum Tahun
2. Dalam hal Pemerintah Daerah Pengalihan;
memungut PBB-P2 sebelum tahun f. salinan Peta Desa/Kelurahan, Peta
2014, Pemerintah Daerah harus Blok, dan Peta Zona Nilai Tanah
memberitahukan kepada Menteri dalam bentuk softcopy, paling
Keuangan dan Menteri Dalam Negeri lama 3 (tiga) bulan sebelum
dalam jangka waktu paling lambat Tahun Pengalihan;
tanggal 30 Juni sebelum Tahun g. hasil penggandaan basis data
Pengalihan. PBB-P2, paling lama 3 (tiga)
3. Penyampaian pemberitahuan bulan sebelum Tahun Pengalihan;
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
dilampiri dengan Peraturan Daerah h. hasil penggandaan sistem aplikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 terkait PBB-P2, paling lama 3
ayat (1) huruf d. (tiga) bulan sebelum Tahun
4. Pasal 9 Batas waktu penyelesaian Pengalihan.
persiapan pengalihan kewenangan 5. Batas waktu penyelesaian Peraturan
pemungutan PBB-P2 oleh Direktorat Menteri Dalam Negeri mengenai
Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud pedoman struktur organisasi dan tata
dalam Pasal 3 ayat (1), yang berkaitan kerja Pemerintah Daerah sebagaimana
dengan kompilasi: dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3),
a. peraturan pelaksanaan PBB-P2, paling lambat tanggal 30 November
paling lambat tanggal 30 2010.
November 2010; 6. Batas waktu penyelesaian persiapan
b. SOP terkait PBB-P2, paling pengalihan kewenangan pemungutan
lambat tanggal 30 November PBB-P2 oleh Pemerintah Daerah
2010; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
c. struktur, tugas, dan fungsi ayat berkaitan dengan:
organisasi Direktorat Jenderal
Pajak terkait pemungutan PBB-

131
a. sarana dan prasarana, paling huruf d, dan huruf e, diserahkan oleh
lambat tanggal 30 November Kepala Kantor Wilayah Direktorat
sebelum Tahun Pengalihan; Jenderal Pajak/Kepala Kantor
b. struktur organisasi dan tata kerja Pelayanan Pajak Pratama ke
pemungutan PBB-P2, paling Pemerintah Daerah di lingkungan
lambat tanggal 30 November kerjanya, paling lambat tanggal 31
sebelum Tahun Pengalihan; Januari Tahun Pengalihan.
c. sumber daya manusia, paling 10. Hasil kompilasi sebagaimana
lambat tanggal 30 November dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
sebelum Tahun Pengalihan; huruf f, huruf g, dan huruf h,
d. Peraturan Daerah, paling lambat diserahkan oleh Kepala Kantor
tanggal 30 Juni sebelum Tahun Wilayah Direktorat Jenderal
Pengalihan; Pajak/Kepala Kantor Pelayanan Pajak
e. Peraturan Kepala Daerah, dan Pratama ke Pemerintah Daerah di
SOP, paling lambat tanggal 31 lingkungan kerjanya, paling lambat
Oktober sebelum Tahun tanggal 5 Januari Tahun Pengalihan.
Pengalihan; 11. Kementerian Keuangan, Kementerian
f. kerjasama dengan pihak terkait, Dalam Negeri, dan Pemerintah
paling lambat tanggal 30 Daerah melakukan sosialisasi
November sebelum Tahun mengenai pengalihan kewenangan
Pengalihan; dan pemungutan PBB-P2.
g. pembukaan rekening PBB-P2
pada bank yang sehat, paling METODE PENELITIAN
lambat tanggal 31 Desember
sebelum Tahun Pengalihan. Rancangan penelitian yang
7. Hasil kompilasi sebagaimana digunakan adalah penelitian deskriptif
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dengan pendekatan kualitatif, dengan
huruf a, huruf b, dan huruf c, rentang waktu penelitian dari Juni 2013
diserahkan oleh Direktur Jenderal sampai dengan November 2013.
Pajak kepada Direktur Jenderal Instrument utama dalam penelitian ini
Perimbangan Keuangan paling lambat adalah peneliti sendiri.
tanggal 10 Desember 2010. Pengumpulan data penelitian ini
8. Direktur Jenderal Perimbangan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Keuangan menyerahkan hasil pertama, Observasi yaitu suatu cara
kompilasi sebagaimana dimaksud untuk mendapatkan data dengan
dalam Pasal 3 ayat (2) ke Pemerintah pengamatan secara langsung pada obyek
Daerah dengan tembusan kepada yang diteliti. Kedua, Wawanacara dengan
Direktur Jenderal Keuangan Daerah, informan : Kabid Pendapatan DPKD Kota
paling lambat tanggal 17 Desember Serang, Kasubag Umum dan
2010 Kepegawaian DPKD, Kepala UPT PBB-
9. Hasil kompilasi sebagaimana P2 Kota Serang, Kepala Seksi Bimbingan
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Pendataan dan Penilian Kanwil DJP

132
Banten, Camat Walantaka, Sekertaris persiapan pengalihan ini dilakukan sejak
Desa Panggung Jati dan Anggota DPRD tahun sebelum pangalihan. Pada tahun
Kota Serang. sebelum pengalihan, kegiatan terkait
Pada penelitian kualitatif peneliti pengalihan adalah persiapan adanya
telah melakukan analisis data sebelum perda, peraturan walikota, pembuatan
peneliti memasuki lapangan. Analisis ini SOP, penyediaan sarana dan prasarana
dilakukan terhadap data hasil studi untuk pihak yang mengambil alih,
pendahuluan, data primer, atau data struktur organisasi, SDM yang memadai
sekunder, yang akan digunakan untuk sampai pembukaan rekening Bank yang
menentukan focus penelitian. nantinya akan digunakan sebagai tempat
penyampaian pembayaran pajak yang
HASIL PENELITIAN dilakukan oleh wajib pajak.
Tahapan – Tahap Proses Pengalihan
Deskripsi Hasil Penelitian 1. Persiapan Landasan Hukum
Banyak hal yang telah Pemunggutan PBB Perkotaan di Kota
dipersiapkan oleh Pemerintah Pusat untuk Serang
proses pengalihan PBB-P2 sebagai pajak Adapun landasan hukum yang
daerah. Hal-hal yang dipersiapkan selain harus disiapkan oleh Pemerintah Kota
menerbitkan UU Nomor 28 Tahun 2009, Serang untuk menunjang
adalah Peraturan Bersama Menteri pemunggutan PBB adalah sebagai
Keuangan dan Menteri Dalam Negeri berikut ;
Nomor 213/PMK.07/2010 Nomor 58 a. Peraturan Daerah, Pedoman
Tahun 2010 Tentang Tahapan Persiapan pengalihan PBB-P2 memberikan
Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan batasan waktu dalam pembuatan
Perdesaan dan Perkotaan Sebagai Pajak perda paling lambat tanggal 30
Daerah. Kemudian dengan PER- Juni 2013. Rencana Peraturan
61/PJ/2010 tentang Tata Cara Persiapan daerah (RAPERDA) PBB-P2
Pengalihan PBB-P2 Sebagai Pajak merupakan usulan dari pemerintah
Daerah. kota (eksekutif) yang diajukan
Dalam proses transisi ini diakhir tahun 2012 dan mendapat
Pemerintah Kota Serang membentuk tim jadwal legislasi untuk di bahas
pengalihan PBB P2 yang terdiri dari bersama dengan DPRD Kota
unsur Badan pertanahan Nasional (BPN), Serang di tahun 2013.setelah
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, dibahas bersama DPRD dan
Ahli Tanah, Bagian Hukum, Bagian pemerintah kota kemudian
organisasi dan pihak lainnya yang terkait Raperda tentang PBB sector
dengan pengalihan PBB-P2. perdesaan dan perkotaan disahkan
Tahap-tahap pengalihan dilakukan menjadi Peraturan Daerah No 9
dijadwalkan dengan teliti dan bertahap Tahun 2013 .
agar transfer dokumen, peralatan ataupun b. Peraturan Walikota, dan SOP,
ilmu dapat berjalan dengan lancar dan paling lambat tanggal 31 Oktober
tidak ada yang tertinggal. Karena itu, 2013 realisasinya sampai sekarang

133
belum disahkan. Terkait produk b. SOP terkait PBB-P2 sebagai
hukum turunan dari Peraturan bahan acuan pemerintah daerah
Daerah (Perda) PBB-P2 yang dalam menyusun SOP
dihasilkan untuk memperlancar c. Struktur, tugas, dan fungsi
kegiatan yang berkaitan dengan organisasi Direktorat Jenderal
pungutan PBB ini sampai saat ini Pajak terkait pemungutan PBB-P2
masih dalam bentuk Draft dan sebagai bahan acuan pemerintah
sedang dikaji oleh bagian hukum daerah untuk merumuskan
Pemerintah Kota serang. Hal ini struktur organisasi dan tata kerja
atas dasar pertimbangan bahwa pemungutan PBB-P2
suatu peraturan Walikota akan d. Pendampingan dan bimbingan
memberikan dampak yang besar dalam Pembuatan Perda,
bagi masyarakat sudah seharusnya Peraturan Walikota dan Standar
dalam prosesnya harus dikaji Operasi Prosedure (SOP)
,mempertimbangkan berbagai 2. Persiapan Sarana dan Prasarana
aspek dan tidak perlu dilakukan Pemerintah Kota Serang
terburu –buru. Sebagaimana dalam persiapan pengalihan
dikatakan oleh Agus Suryadi pengelolaan PBB-P2 menjadi pajak
kepala bidang pendapatan DPKD daerah telah menyiapkan sarana dan
Kota Serang “Penyusunan Draft prasarana sebagaimana yang
Peraturan Walikota mengenai diuangkapkan oleh Tatang Syatibi
PBB-P2 melibatkan banyak pihak Kasubag Umum dan Kepegawaian
seperti dari Badan Pertanahan DPKD Kota Serang. Pembahasan
Nasional, Kantor Pelayanan Pajak mengenai mengenai kesiapan sarana
(KPP) Pratama, Ahli Tanah, dan prasarana cukup mendapat
Bagian Hukum, Organisasi dan perhatian seiring dengan dibentuknya
sebagainya, dimana masing – UPT di dua kecamatan yakni UPT
masing pihak memberikan Kecamatan Serang dan Cipocok Jaya.
masukan dan mengkoreksi draft Dari hasil observasi diketahui
tersebut. Perlunya koordinasi bahwa kebutuhan akan aset dalam
dengan berbagai pihak memakan bentuk sarana dan prasarana sudah
waktu yang lama tidak bisa dalam mulai dipenuhi secara bertahap
waktu yang singkat.” hingga saat ini sudah hampir
Dalam penyusunan perangkat terpenuhi, sarana dan prasarana yang
hukum ini mendapat dukungan dari disiapkan oleh Pemerintah Kota
Kementerian Keuangan antara lain ; serang meliputi beberapa aspek,
a. Peraturan pelaksanaan PBB-P2 antara lain:
sebagai bahan acuan pemerintah 1) Penyediaan Gedung pelayanan
daerah dalam menyusun peraturan Unit Pelaksana Teknis PBB-P2
daerah dan peraturan kepala Untuk UPT Kecamatan Serang
daerah memanfaatkan Gedung Dharma
Wanita yang saat ini sudah tidak

134
digunakan lagi. UPT di Pemerintah Kota serang
Kecamatan Cipocok Jaya tidak akan mengunakan Sistem
sebelumnya adalah gedung PKK. Aplikasi pelimpahan dari
UPT PBB-P2 Kecamatan Direktorat Jenderal Pajak, yaitu
Serang melayani tiga kecamatan SISMIOP DJP tapi akan
yakni Serang, Taktakan, dan mengunakan aplikasi SISMIOP
Kasemen. Sedangkan UPT di sendiri yang dibuat dengan
Kecamatan Cipocok Jaya yang memanfaatkan bantuan konsultan.
akan melayani masyarakat Sistem aplikasi yang dibuat ini
Cipocok Jaya, Curug, dan masih dalam tahap pengerjaan
Walantaka. Pada tiap UPT PBB- yang rencananya pada bulan
P2 terdapat ruang pelayanan, desember akan dilakukan uji coba.
ruang pembayaran dan ruang Data yang nantinya akan
kantor untuk menunjang kinerja diserahkan KPP Pratama Serang
UPT. akan disesuaikan dengan aplikasi
2) Penyediaan Ruang Server yang telah dibuat oleh pemerintah
Untuk mendukung kinerja dalam Kota Serang. Pengadaan
melakukan administrasi perlengkapan gedung kantor
perpajakan yang dilakukan DPKD dilaksanakan dengan mengunakan
dan 2 UPT, Pemerintah Kota mekanisme pelelangan maupun
Serang menyediakan server penunjukan langsung.
dengan kemampuan memadai Untuk Hardwere seperti
yang ditempakan di DPKD Kota computer,server dll mengunakan
Serang dan ini terkoneksi secara mekanisme penunjukan langsung.
real time dengan bank persepsi Penunjukan langsung ini
dan UPT di dua kecamatan. dilakukan karena disebabkan
3) Perlengkapan gedung kantor. proses lelang yang dilakukan
Pengadaan perlengkapan sebelumnya selalu mengalami
gedung kantor telah dianggarkan kegagalan disembabkan
dalam APBD Kota Serang Tahun bebebrapa perusahaan ynag
2013 pada Kegiatan Intensifikasi mengikuti lelang gagal memenuhi
dan Ekstensifikasi Sumber- persyaratan yang diminta.
sumber Pendapatan Daerah. Sedangkan untuk software
Proses pengadaan perlengkapan komputer dilakukan dengan
gedung kantor ini melalui pelelangan.
mekanisme pelelangan dan 4) Data
penunjukan langsung. Adapun Data yang berhubungan
perlengkapan Kantor yang telah dengan PBB – P2 seperti : Data
dan akan disediakan pemerintah Tunggakan BPHTB dan PBB-P2;
Kota Serang adalah perangkat Data NJOP, NJOPTKP,
lunak (software) dan perangkat NPOPTKP, SISMIOP; Salinan
keras (hardware) komputer. Peta Desa/Kelurahan, Peta Blok,

135
dan Peta Zona Nilai Tanah dalam penelitian ini dilakukan belum
bentuk softcopy; Aplikasi diberikan. Indikator ini bertujuan
SISMIOP dan Source Code untuk mengukur apakah
Data berada di DJP Kantor kepemilikan data yang
Wilayah Banten dan KPP Pratama berhubungan dengan PBB-P2
serang seharusnya menurut telah lengkap untuk menunjang
Peraturan Bersama Menteri pelaksanaan PBB-P2 sebagai
Keuangan Dan Menteri Dalam pajak daerah.
Negeri diberikan secara bertahap 5) Formulir-formulir
oleh KPP Pratama Serang mulai Formulir – formulir yang
dari 3 bulan sebelum masa dipersiapkan oleh DPKD Kota
peralihan ( Bulan Oktober 2013 – Serang terdiri dari :
31 januari 2014) tapi sampai

Tabel I
Gambar Formulir Pelayanan PBB-P2 yang akan menunjang
Kinerja DPKD dan UPT PBB-P2

No Nama Formulir Fungsi


1 SPPT (surat Pemberitahuan Objek Pajak)
adalah surat yang digunakan untuk
pemberitahuan besarnya PBB P2
yang terhutang kepada wajib pajak
2 STTS (Surat Tanda Terima Setoran) surat bukti pembayaran
PBB yang diterima wajib pajak dari
tempat pembayaran PBB P2
3 SPOP (Surat Pemberitahuan Objek surat yang digunakan wajib pajak
Pajak) dan LSPOP (Lampiran Surat untuk melaporkan data Objek
Pemberitahuan Pajak) maupun Subjek PBB P2 sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan Pemerintah
Daerah
4 Barang Cetakan Pendukung Lain Barang yang dimaksut adalah kertas
yang digunakan untuk
mencetak tanda terima pelaporan
pembetulan, pengurangan,
5 serta surat-surat pelayanan surat pengajuan keberatan, surat
pengajuan keringanan, surat
pengajuan pembatalan, surat
penerbitan SPPT) .
Sumber : DPKD Kota Serang Kota Serang

136
Indikator ini bertujuan Negeri setelah berkoordinasi
untuk mengukur apakah dengan instansi terkait lainnya.
kepemilikan formulir-formulir b. Peraturan Menteri Dalam Negeri
yang berhubungan dengan PBB- Nomor 56 Tahun 2010 tentang
P2 telah lengkap untuk menunjang Perubahan atas Peraturan Menteri
pelaksanaan PBB-P2 sebagai Dalam Negeri Nomor 57 Tahun
pajak daerah. Berdasarkan 2007 tentang Pertunjuk Teknis
indikator ini DPKD Kota Serang Penataan Organisasi Perangkat
telah siap menerima pengalihan Daerah yang membolehkan
PBB-P2 Pemerintah Daerah untuk
membentuk UPT terkait dengan
3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja penambahan fungsi.
Pemungutan PBB P2 c. Keputusan bersama untuk tidak
Pemerintah Kota Serang merubah Peraturan Daerah tentang
membentuk Unit Pelayanan Teknis SOTK, karena apabila dilakukan
UPT di di Kecamatan Serang dan Perubahan Peraturan Daerah maka
kecamatan Cipocok Jaya dengan akan memerlukan waktu yang
dasar Peraturan Perda No 8 tahun cukup lama, proses yang harus
2013 tentang Pembentukan UPT ditempuh juga cukup rumit dan
PBB-P2. biaya yang diperlukan juga tidak
Fungsi dibentuknya UPT sedikit.
PBB-P2 adalah untuk memberikan
pelayanan perpajakan PBB-2 kepada 4. Sumber Daya Manusia
masyarakat Kota Serang yang Dengan ditambahnya fungsi
diharapakan mampu meminimalisir pada DPKD Kota Serang dengan
permasalahan yang ada di setiap fungsi penyusunan kebijakan
wilayah kerjanya masing-masing. pelaksanaan pemungutan PBB P2;
Adapun yang mendasari fungsi Pendataan, Penilaian dan
persiapan struktur organisasi dan tata Penetapan PBB P2; Fungsi
kerja dengan membentuk dua UPT Pengolahan Data dan Informasi PBB
Pelayanan Pajak Daerah ini adalah : P2; Fungsi Pelayanan PBB P2; Fungsi
a. Peraturan bersama Menkeu dan Penagihan; Fungsi Pengawasan dan
Mendagri Nomor Penyelesaian Sengketa Pemungutan
213/PMK.07/2010 dan 58 Tahun PBB; serta Fungsi Pelaporan dan
2010 tentang Tahapan Persiapan Pertanggungjawaban.
Pengalihan PBB-P2 sebagai Pajak Pembentukan UPT PBB-P2
Daerah, menyebutkan bahwa terkait dengan penambahan fungsi di
penyiapan pedoman struktur atas, memerlukan kesiapan sumber
organisasi dan tata kerja daya manusia (SDM) yang nantinya
Pemerintah Daerah ditetapkan akan melaksanakan
dengan Peraturan Menteri Dalam pengadministrasian PBB secara
otonom.

137
Belum adanya Tenaga eksternal adalah individu yang yang
fungsional seperti tenaga Penilai, berasal dari luar organisasi.
Pengawas, dan Juru Sita dan tenaga Terkait persiapan pengalihan
operator dalam menjalankan aplikasi PBB P2 menjadi pajak daerah,
PBB –P2 harus mendapatkan pemenuhan kebutuhan personel ini
perhatian Pemerintah kota serang. direncanakan dengan beberapa cara,
Dalam upaya memperkirakan diantaranya yaitu:
kebutuhan pegawai terutama a. Merekrut pegawai baru melalui
berkaitan dengan jumlah pegawai mekanisme pengangkatan CPNS.
yang dibutuhkan, Pemerintah Kota direncanakan dalam penerimaan
Serang belum melakukan analisis PNS tahun 2014.
beban kerja. Perkiraan kebutuhan b. Merekrut pegawai secara Internal
pegawai dilakukan berdasarkan dari Dinas – dinas dan satuan
pendapat dari KPP Pratama Kota kerja di internal pemerintah kota ,
Serang mengenai jenis tenaga yang telah dilaksanakan dan akan
dibutuhkan dan perkiraan jumlah dilakukan apabila masih terdapat
yang dibutuhkan serta dengan melihat kekurangan porsonil PBB
jumlah dan kondisi pegawai yang c. Merekrut tenaga Ahli untuk
dimiliki. mengisi kekurangan tenaga
Dalam rangka memenuhi fungsional. Hal ini apabila sampai
kebutuhan akan sumber daya manusia dengan tahap implementasi PBB-
ini, Pemerintah Kota Serang P2 menjadi pajak daerah masih
berencana untuk mempersiapkan terdapat kekurangan kekurangan
personel yang akan menangani bidang pegawai khususnya tenaga
tugas terkait dengan pengoperasian fungsional.
aplikasi PBB-P2, pelayanan PBB-P2, Adapun Upaya yang dilakukan
pemungutan PBB-P2, pendataan, oleh Pemerintah Kota serang dalam
penilaian pajak, pengawasan dan juru mempersiapkan Sumber daya manusia
sita. Jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk menunjang pengalihan PBB-P2
Pemerintah kota serang dalam menjadi pajak daerah adalah
pelaksanaan PBB-P2 ini adalah a. Pengiriman 5 orang pegawai
sekitar 40 orang, jumlah ini untuk mendapatkan pendidikan
merupakan pertimbangan dari KPP diploma di selama 1 tahun di
Pratama Kota Serang. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Upaya pemenuhan kebutuhan Jakarta untuk menjadi Operator
pegawai ini bisa dilakukan melalui Console (OC) dan Penilai
proses rekrutmen. Ada dua sumber (Appraiser/Valuer). OC
utama rekrutmen yang dapat mempunyai tugas yang berkaitan
digunakan: sumber internal dan dengan teknologi yang digunakan,
sumber eksternal. Sumber internal dari perangkat lunak maupun
berkenaan dengan karyawan- perangkat keras yang dibutuhkan
karyawan yang ada saat ini; sumber untuk operasional. Sedangkan

138
penilai PBB mempunyai tugas P2 ini, Pemerintah Kota serang
yang berkaitan dengan kegiatan memfokuskan pada kerjasama dengan
yang bersifat operasional tentang Pihak KPP Pratama dan Bank Jabar
PBB. Tugas penilai PBB misalnya Banten, sedangkan kerjasama dengan
berkaitan dengan keputusan BPN dan Kantor Notaris masih belum
besaran NJOP tanah dan ada bentuk dan format kerjasamanya.
bangunan, serta verifikasi 6. Pembukaan Rekening PBB-P2 pada
lapangan yaitu peninjauan secara bank yang sehat
langsung keadaan objek pajak. Dalam rangka pengalihan
b. Melakukan dan mengikuti Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
Bimbingan Teknis dan Perkotaan menjadi Pajak Daerah,
(Bimtek)/workshop/seminar Pemerintah Kota harus membuka
kepada pegawai- pegawai yang rekening PBB P2 pada bank yang
nantinya ditugaskan untuk sehat. Rekening PBB P2 ini
mengelola PBB P2. Baik yang digunakan sebagai rekening
dilakukan oleh DJP, DPKD penampungan untuk menerima
Provinsi banten maupun DPKD pembayaran Pajak Bumi dan
Kota Serang Bangunan yang dibayarkan oleh
c. Pengiriman Pegawai untuk Wajib Pajak PBB P2. Peemerintah
magang di KPP pratama Serang Kota Serang sampai sejauh ini sudah
dilakukan untuk memberikan menjajaki kerjasama dengan BJB.
pengalaman dan pengetahuan Proses pembukaan rekening
kepada pegawai DPKD dan UPT penampung di bank jabar dan banten
serang tentang bagaimana dalam tahap pembahasan antara
melakukan adminsitrasi Pemerintah Kota Serang dengan BJB.
perpajakan PBB-P2 . selain BJB, Peemerintah Kota Serang
5. Kerjasama dengan pihak terkait melakukan penjajakan dengan bank
Salah satu tugas dan tanggung BRI dan BNI.
jawab Pemerintah Daerah yang diatur 7. Sosialisasi PBB-P2
dalam Peraturan Bersama Menteri a. Pihak Internal Pemda, Sosialisasi
Keuangan dan Menteri Dalam Negeri dilakukan melalui rapat kerja,
Nomor 213/PMK.07/2010 - Nomor studi banding dan kegiatan
58 Tahun 2010 adalah sosialisasi yang dilakukan untuk
mempersiapkan kerjasama dengan camat, lurah dan kepala desa baik
pihak terkait. yang dilakukan DJP , Propinsi
Sehubungan dengan hal Banten dan DPKD Kota Serang
tersebut, Pemerintah Kota Serang b. Sosialisasi kepada masyarakat.
menjalin kerjasama dengan pihak Sosialisasi kepada masyarakat
terkait, diantaranya dengan KPP sudah dimulai sejak awal 2013
Pratama Serang, BPN, Notaris dan dengan berbagai cara dan sarana
Bank Jabar & Banten (BJB). Namun seperti ditelevisi, Koran lokal dan
pada masa persiapan pengalihan PBB melalui camat, RT dan RW.

139
c. Kegiatan sosialisasi terhdap A PPAT,Notaris REI sudah
Notaris/PPAT, RE, BPN dan dilakukan baik yang dilakukan
pihak terkait lainnya. Kegiatan ,DPKD propensi banten dan
sosialisasi terhdap Asosiasi DPKD kota serang.
Tabel II
REKAPITULASI KESIAPAN KOTA SERANG DALAM MASA
PERALIHAN PBB-P2 MENJADI PAJAK DAERAH

Sarana SDM & Pendanaan


Peraturan Kerjasama Sosialisasi
Prasarana Organisasi
Pembukaan
Internal Pemda
Rekening
Sosialisasi
Penampungan
dilakukan melalui
masih dalam
Raperda Rapat kerja, studi
tahap
PBB – P2 Formulir Banding dan
pembahasan Menambahkan fungsi
telah Pendukung kegiatan sosialisasi
MOU dgn PBB-P2 kepada
disahkan pelayanan PBB- yang dilakukan
bank Jabar & DPKD, sehingga tidak
menjadi P2 telah lengkap untuk camat,lurah
Banten perlu membuat DI
Perda No disediakan oleh dan kepala desa
- Melakukan organisasi baru ANGGARKA
9 tahun DPKD baik yang
penjajakan N DALAM
2013 dilakukan DJP ,
dengan Bank APBD 2012
Propinsi banten
BRI dan BNI DAN 2013
dan DPKD kota
sebagai bank Pada
serang
persepsi Kegiatan
Telah Intensifikasi
melakukan dan
Koordinasi Ektensifikasi
Peraturan dan sosialisasi pendapatan
Sosialisasi kepada
Walikota dengan DPKD
masyarakat sudah
belum Bank,BPN,No
Membentuk UPT dimulai sejak awal
disahkan taris/PPAT Basis data PBB
PBB-P2 di dua 2013 dengan
dan dan kantor P2 belum
kecamatan untuk berbagai cara dan
rencanany Lelang tetapi diserahkan KPP
menunjang pelayanan sarana seperti
a akhir belum Pratama kota
PBB –P2 ditelevisi, Koran
November memiliki serang
local dan melalui
akan di secara formal
camat ,Rt dan RW
sahkan kerjasama
(blm ada
bentuk dan
formatnya)
SOP Gedung UPT Ketersedian SDM Kegiatan
belum PBB P2 dilakukan dengan : sosialisasi terhdap
disahkan memanfaatkan a. Merekrut tenaga Asosiasi PPAT &
dan asset –aset tenaga ahli Notaris REI sudah
rencanany pemda yg belum 2.Melakukan mutasi dilakukan baik
a akhir dioptimlkan pegawai yang ada yang dilakukan ,
November Yaitu di diinternal pemerintah DPKD propensi
ini akan Kecamatan kota banten dan DPKD
140
disahkan serang dan 3. merencanakan kota serang
kecamatan pemenuhan kebutuhan
Cipocok jaya pegawai melalui
dan sekarang pnerima CPNS tahun
dalam tahap 2014
renovasi

Perangkat
Lunak Kegitan sosialisasi
(software) terhadap BPN dan
Aplikasi PBB- Kantor Lelang
P2 tidak negara dilakukan
Mengunakan bersama – sama
Sismiop tetapi dengan sosialisasi
membuat sendiri terhadap PPAT,
dengan bantuan notaris dan REI
Konsultan
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2013

Faktor Pendukung Proses Peralihan implementasinya sudah ada biayanya.


PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah Tersedianya dana dalam jumlah yang
1. Tersedianya dana atau pembiayaan memadai untuk membiaya seluruh
Pemerintah Kota Serang proses perencanaan menjadi salah
bersama – sama dengan DPRD kota satu kunci dari keberhasilan
serang telah menyepakati tentang perencanaan.
pentingya untuk mengalokasikan Penyediaan dana oleh
dalam anggaran APBN tahun 2013 Pemerintah Kota Serang tentunya
dalam kegiatan ekstensifikasi dan menjadi salah satu faktor pendukung
intensifikasi Pendapatan daerah untuk dalam kegiatan persiapan pengalihan
menunjang proses pengalihan PBB-P2 PBB P2 ini, karena dengan adanya
pada tanggal 1 Januari 2014. dana yang memadai maka rencana
Sebagaimana dikatakan oleh yang telah disusun diharapkan dapat
Acepudin anggota DPRD Kota diimplementasikan dengan baik
Serang Badan Anggaran DPRD dan 2. Partisipasi SKPD terkait.
Badan Anggaran Peemerintah Kota Adanya dukungan dan partisipasi dari
mempunyai semangat yang sama Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
untuk mensukseskan proses peralihan lain, dalam hal ini Badan
ini dilatarbelakangi melihat potensi Kepegawaian Daerah, Bagian
yang besar dari PBB-P2 untuk Organisasi dan Kepegawaian Daerah,
menambah Pendapatan Asli daerah Bagian Hukum, Bappeda, dan
(PAD). lainnya, sangat membantu
Dengan dianggarkan dalam perencanaan persiapan pengalihan
APBD tahun 2013 maka seluruh PBB P2 ini. Adanya dukungan dari
proses persiapan pengalihan PBB P2 SKPD-SKPD terkait diperlukan agar
mulai perencanaan sampai dengan proses perencanaan dan
141
implementasinya dapat berjalan dan partisipasi dari pihak eksternal yakni
dengan baik dan lancar. KPP Pratama serang menjadi faktor
3. Partisipasi dari Kantor Pelayanan pendukung bagi Pemerintah Kota serang
Pajak Pratama Serang. Adanya dalam mempersiapkan pengalihan PBB
dukungan Kantor Pelayanan Pajak P2 ini.
Pratama Serang, yang siap
berkoordinasi dan memberikan Faktor Penghambat Proses Peralihan
informasi, saran, masukan, PBB-P2 menjadi Pajak Daerah
pertimbangan terhadap jalannya 1. Terbatasnya Sumber Daya Manusia
proses pengalihan Pajak Bumi dan baik jumlah maupun Kompetensi
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang dibutuhkan.
menjadi pajak Daerah, memperlancar Kota Serang merupakan kota
jalannya proses perencanaan dan yang usianya masih sangat muda
implementasinya. diresmikan pada tanggal 2 November
4. Motivasi yang tinggi dari Pegawai 2007 berdasartkan UU No 32 tahun
DPKD, UPT PBB P2 kota serang 2007 tentang pembentukan Kota
untuk menyerap ilmu dan yang Serang. Sebagai kota yang baru, Kota
dibutuhkan untuk menunjang proses Serang masih kekurangan sumber
pengalihan ini sangat membantu daya manusia. Sebagai konsekuensi
proses pengalihan ini, hal ini bisa kita dari UU no 28 tahun 2009. Untuk
lihat dari pegawai –pegawai yang mampu menjalankan tahapan dalam
dikirim mengikuti Bimbingan teknis administrasi pajak PBB-P2,
yang diselenggarakan DJP, DPKD Pemrintah Kota Serang membutuhkan
Propensi maupun pegawai melakukan jumlah dan kompentensi yang bersifat
magang di KPP Pratama serang spesifik.
sampai dengan Pegawai DPKD dan 2. Koordinasi Antar Instansi/lembaga
UPT yang mempersiapkan segala hal Pemerintah Kota menghadapi
dalam proses pengalihan ini. Motivasi kendala kurang intensifnya koordinasi
ini muncul karena adanya dukungan dan komunikasi baik koordinasi dan
dan kepercayaan yang besar dari komunikasi diantara internal DPKD,
pimpinan mulai dari walikota sampai dengan pimpinan Satuan Kerja
Kepala DPKD. Perangkat Daerah yang terlibat dalam
Adanya dukungan dan partisipasi dari perencanaan persiapan pengalihan
pihak-pihak terkait, seperti satuan kerja PBB P2 maupun dengan pihak KPP
perangkat daerah internal Pemerintah Pratama Kota Serang.
Kota serang, motivasi pegawai, dukungan

142
Analisis Penerimaan PBB P2 di Kota Serang

Tabel III
Jumlah Objek pajak dan Nilai
Pokok Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Serang
Tahun 2008 - 2011
No Tahun Wajib Pajak % Kenaikan Nilai Pokok (Rp) % Kenaikan
1 2008 179.253 - 10.856.945.216 -
2 2009 205.877 12.9 11.222.281.305 0.97
3 2010 210.404 2.15 11.485.455.344 0.98
4 2011 214.974 2.12 13.354.492.013 0.86
Sumber : Kota Serang dalam Angka Tahun 2012

Bila dilihat dari di atas terjadi dikarenakan masih cukup besar


kenaikan jumlah objek pajak dan nilai masyarakat yang tidak memenuhi
pokok PBB P2 di tiap tahun dengan kewajiban perpajakannya.
persentase yang berbeda, kenaikan Faktor penyebab hal di atas adalah
persentase tertinggi untuk Jumlah objek seperti banyaknya pemilik objek pajak
Pajak terjadi di tahun 2009 seiring dengan tersebut tidak bertempat tinggal didesa
terjadi banyaknya transaksi jual beli atau kecamatan yang sama hal ini
tanah dan bangunan, semakin besarnya mempersulit aparatur desa untuk
kesadaran masyarakat untuk balik nama melakukan penagihan pajak bumi dan
kepemilikan tanah dan bangunan, bangunan dan adanya keenganan di
tumbuhnya banyaknya kawasan sekelompok masyarakat untuk membayar
perumahan yang dibangun di terjadi di disebabkan PBB-P2 oleh masyarakat
tahun 2008 dan 2009 . masih tidak merasakan langsung manfaat
Besarnya kenaikan objek pajak di dari pembayaran pajak bumi dan
tahun 2009 sebesar 26.625 (12.9%) objek bangunan. Artinya kinerja pemunggutan
pajak baru saya sekali tidak diimbangi pajak masih bisa ditingkatkan dengan
dengan kenaikan nilai pokok di tahun membangun kesadaran masyarakat untuk
2008 yang sebesar Rp. 365.336.089 membayar pajak, pemberian saksi yang
(0.97%). Berdasarkan hasil dari tegas, dan perlu adanya validasi dan
wawancara dengan Sekdes Panggung Jati perbaikan basis data kepemilikan objek
dan Camat Walantaka kondisi tersebut pajak.
Tabel IV
Rencana dan Realisasi PBB P2 di Kota Serang
No Tahun Rencana Realisasi Persentase (%) (TPI)
1 2009 7.542.000.025 7.014.06.023 93%
2 2010 7.990.003.243 9.508.103.857 119%
3 2011 8.431.072.509 10.370.219.186 123%
4 2012 9.914.157.902 12.482.003.957 126%
5 2013 11.526.849.807
143
Sumber data : DPKD Kota serang Tahun 2013

Tabel IV di atas menunjukan efektivitas sebesar 123% dan tahun 2012 sebesar 126
pemunggutan pajak di Kota Serang sudah %. TPI merupakan parameter yang biasa
baik dilihat dari nilai Tax Performance digunakan untuk untuk mengukur
Index (TPI) yang selalu meningkat dari efektivitas pajak dengan cara
tahun ke tahun. Pada tahun 2009 sebesar membandingkan antara realisasi
93%, tahun 2010 119%, tahun 2011 pendapatan dengan rencana pendapatan.

Tabel V
Perbandingan Target Buku Tahun 2013 berdasarkan jumlah wajib pajak perkecamatan di
Kota Serang

No Kecamatan T. Buku I T. Buku T. Buku Total %


2&3 IV & V
1 Serang 46.303 10.676 702 57.681 27.33
2 Cipocok 29.232 2.335 127 31.694 15.02
Jaya
3 Taktakan 33.396 1.847 133 35.376 16.76
4 Walantaka 32.974 355 26 33.355 15.80
5 Kasemen 27.168 910 30 28.108 13.32
6 Curuq 24.083 727 48 24.943 11.82
Total 193. 156 16.850 1.066
Persentase 91.5% 7.98% 0.5%
Sumber : DPKD Kota Serang Tahun 2013

Dari tabel terlihat fakta yang Serang Wajib Pajak (WP) didominasi
menarik 91.51% Wajib Pajak (WP) yang oleh WP kecil
berada di Kota Serang merupakan WP Secara geografis 27.33% WP
kecil. Sebanyak 7.98% WP merupakan tinggal di Kecamatan Serang, 15% WP
Wajib Pajak berskala sedang, dan hanya tinggal di Cipocok Jaya, 16,76% WP
0,5 % atau 1.066 WP dari total WP yang tinggal di Taktakan, 15.8% di Walantaka
berada di Kota Serang sebanyak 211.072 ;13.32 % WP di tinggal di Kasemen dan
masuk kategori WP besar. Berdasarkan 11.82% WP tinggal di Curug.
data tersebut terlihat bahwa di Kota

144
Tabel VI
Perbandingan Target Buku Tahun 2013 berdasarkan
jumlah Target Pendapatan perkecamatan di Kota Serang
No Kecamatan T. Buku I T. Buku T. Buku Total %
Rp 2&3 IV & V Rp
Rp Rp
1 Serang 1.718.919.789 2.603.793.914 5.058.111.920 9.380.825.623 56.86
2 Cipocok 865.290.463 511.670.072 1.522.051.078 2.899.011.613 17.57
Jaya
3 Taktakan 730.024.249 365.344.668 698.278.812 1.793.647.729 10.87
4 Walantaka 466.001.965 82.106.490 136.571.592 684.680.047 4.15
5 Kasemen 373.941.054 215.826.245 217.376.878 807.144.226 4.89
6 Curug 349.126.627 171.476.927 412.260.620 932.864.174 5.65
Jumlah 4.502.304.147 3.950.218.316 7.989.988.513
Persentase 27.3% 24.02% 48.59%
Sumber : DPKD Kota Serang Tahun 2013

Dari tabel ini terlihat fakta WP memberikan kontribusi terbesar sebesar


kecil memberikan kontribusi Target Buku 58.86%.
sebesar Rp 4.502.304.147 atau 27.3%, Berdasarkan fakta yang didapat di
WP sedang memberikan kontribusi Rp tabel V dan VII kita memperoleh fakta
3.950.218.316 atau 24.02 % sedangkan yang menaraik walaupun jumlahnya
WP besar memberikan kontribusi 48.59% hanya 0.5% wajib pajak besar
(Rp dari total target Buku di tahun 2013 memberikan kontribusi sebesar 48 % dari
sebesar Rp. 16.442.510.976 Milyar. Total penerimaan Pajak Bumi dan
Secara Geografi kontribusi dalam Bangunan Kota Serang. Fakta – fakta ini
penetapan target buku sebagai berikut : bisa menjadi pertimbangan dalam usaha
Kecamatan Serang memberikan meningkatkan pendapatan dalam
kontribusi target buku sebesar Rp. intensifikasi dan ektensifikasi perpajakan
9.380.823.623 atau 56.86%, Kecamatan seperti dalam memperbaiki database
Cipocok Jaya sebesar Rp 2.899.011.613 perpajakan dengan melakukan penilaian
atau 17.57 %, Kecamatan Taktakan ulang, Pemerintah Kota Serang di tahun
sebesar 1.793.647.729 atau 10.87%, 2014 harus sudah mempertimbangkan
Kecamatan Walantaka Rp 684.680.047 untuk melakukan penilaian nilai pasar
atau 4.15%, kecamatan Kaseman Rp dari objek PBB-P2 dengan beberapa opsi
807.144.226 atau 4.89% sedangkan 1. Melakukan penilaian untuk semua
kecamatan Curug sebesar Rp. Objek pajak di kota serang. 2. Hanya
932.864.174 atau 5.65%. melakukan penilaian terhadap objek
Berdasarkan data tersebut pajak besar dengan pertimbangan
kontribusi terbesar dari potensi kontribusi objek pajak ini sangat
pendapatan kota serang diberikan oleh signifikan 48.5 % atau 3. Melakukan
Wajib besar sebesar 48.59% atau Rp penilain untuk objek pajak menengah
7.989.988.513 dan Kecamatan serang dan besar dengan pertimbangan besarnya
145
kontribusi dari dua objek pajak tersebut seperti basis data PBB P2 belum
sebesar 72.61%. pemilihan untuk diserahkan KPP Pratama Kota
alternatif – alternatif yang ada harus Serang. Sosialisasi sudah dilakukan
mempertimbangkan 1. Kesiapan pihak baik terhadap aparatus Peemerintah
DPKD dan UPT untuk melakukan Kota Serang, masyarakat, BPN,
penilain. 2. Memperhatikan psikologis Notaris/PPAT dan pihak- pihak
masyarakat 3. Menghitung biaya terkait lainnya. Kesiapan kinerja
penilaian di bandingkan dengan potensi DPKD dan UPT PBB-P2 ditunjang
pendapatan yang akan diperoleh dimasa juga dengan kesiapan sumber daya
yang akan datang. manusia. Peemerintah Kota Serang
mengambil langkah sebagai berikut
untuk mempersiapkan Sumber daya
PENUTUP manusianya seperti menyekolahkan 5
pegawai ke program diploma 1 tahun
Kesimpulan di Sekolah tinggi akuntansi Negara,
1. Dalam persiapan pengalihan Pajak mengirim pegawai UPT PBB-P2
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan untuk melakukan magang di KPP
Perkotaan menjadi Pajak Daerah, pratama kota serang sampai dengan
Pemerintah Kota Serang telah memberikan Bimtek untuk pegawai
melakukan persiapan yang diawali UPT dan DKPD Kota Serang.
dengan dibentuknya tim persiapan Pembukaan rekening sebagai rekening
pengalihan PBB-P2 , disahkannya penampung di Bank BJB masih dalam
Peraturan Daerah No 9 tahun 2013 tahap pembahasan belum
tentang PBB-P2, namun Peraturan penandatanganan MOU. Penunjukan
Walikota dan SOP yang berkaitan bank persepsi lainya seperti BNI dan
dengan PBB P2 masih belum. BRI juga masih dalam pembahasan.
Dibentuknya UPT Serang dan UPT 2. Faktor pendukung dari proses
Cipocok Jaya diharapkan dapat peralihan PBB P2 di Kota Serang
memberikan pelayanan PBB-P2 adalah: tersedianya dana atau
kepada masyarakat kota serang. pembiayaan, partisipasi SKPD terkait,
Dalam menopang kinerja DPKD dan motivasi yang tinggi dari pegawai
UPT telah dipersiapkan sarana dan DPKD dan UPT PBB-P2 serta
prasaran seperti gedung/ruang partisipasi dari Kantor Pelayanan
pelayanan, ruang server yang dalam Pajak Pratama Serang
tahap renovasi, perlengkapan kantor 3. Faktor penghambat adalah :
dan formulir pelayanan yang sudah terbatasnya sumber daya manusia
tersedia. Pemerintah Kota Serang baik jumlah maupun kompetensi yang
membuat sendiri Aplikasi PBB-P2 dibutuhkan, koordinasi yang belum
(Sismiop) dengan bantuan konsultan optimal antar Instansi/lembaga.
pada saat ini dalam proses pengerjaan 4. Jumlah Objek Pajak/subjek pajak
dan baru akan melakukan uji coba di PBB – P2 selalu bertambah dari tahun
bulan desember 2013. Transfer data – ketahun (2008 – 2013) tapi ini tidak

146
ikuti dengan peningkatan yang terhadap objek pajak besar dengan
signifikan nilai pokok yang menjadi pertimbangan kontribusi objek pajak
target/rencana pendapatan PBB P2. ini sangat signifikan 48.5 %. (3).
Tax Performance index (TPI) PBB-P2 Melakukan penilaian untuk objek
kota serang selalu meningkat dari pajak menengah dan besar dengan
tahun ketahun. Wajib pajak di kota pertimbangan besarnya kontribusi dari
serang didominasi oleh Wajib pajak dua objek pajak tersebut sebesar
kecil sebesar 91,5 % dan memberikan 72.61%. pemilihan untuk alternatif –
kontribusi 27,3% sedangkan jumlah alternatif yang ada harus
Wajib pajak besar hanya sebesar 0.5% mempertimbangkan (a). Kesiapan
mampu memberikan kontribusi 48,59 pihak DPKD dan UPT untuk
% . Objek Pajak/Wajib Pajak di kota melakukan penilain. (b).
serang mayoritas berada di kecamatan Memperhatikan psikologis
serang 27,33%. masyarakat (c). Menghitung biaya
Saran penilaian di bandingkan dengan
1. Pemerintah Kota Serang harus potensi pendapatan yang akan
secepatnya menyelesaikan Peraturan diperoleh dimasa yang akan datang.
walikota, SOP, dan melakukan uji
coba secara terus menerus untuk
memastikan aplikasi Sismiop yang
dibuat akan siap pada tahun peralihan. DAFTAR PUSTAKA
2. Pemerintah Kota Serang harus
melakukan analisis beban kerja _____, 1994. Undang-Undang Republik
sehingga dapat lebih tepat Indonesia Nomor 12 Tahun 1994
diperkirakan besarnya SOTK dan Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
jumlah SDM yang dibutuhkan. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
3. Pemerintah Kota Serang harus dapat Bangunan.
menjaga koordinasi dan komunikasi _____, 2011. Peraturan Menteri
yang baik diantara internal Keuangan Nomor 67/PMK.03/2011
Pemerintah Kota Serang dan juga Tentang Penyesuaian Besarnya Nilai Jual
dengan instansi terkait diluar Obyek Pajak Tidak Kena Pajak
Pemerintah Kota Serang karena (NJOPTKP).
kurangnya koordinasi dan komunikasi _____, 2002. Keputusan Menteri
dapat menyebabkan proses pengalihan Keuangan Republik Indonesia Nomor
tidak berjalan lancar. 82/KMK.04/2002 Tentang Bagi Hasil
4. Pemerintah Kota Serang di tahun Pajak Bumi dan Bangunan antara
2014 harus sudah mempertimbangkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
untuk melakukan penilaian nilai pasar _____, 2004. Undang-Undang Republik
dari objek PPH-P2 dengan beberapa Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
opsi (1). Melakukan penilaian untuk Perubahan Atas Undang-Undang
semua objek pajak di Kota Serang. Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
(2). Hanya melakukan penilaian 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.

147
_____, 2004. Undang-Undang Republik PBB sektor Perdesaan dan Perkotaan
Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 sebagai pajak daerah.
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor _____, 2013. Peraturan Daerah Kota
25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Serang Nomor 9 Tahun 2013 Tentang
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Pemerintah Daerah. Perkotaan.
______, 2007. Undang-Uundang _____, 2011. Kota Serang Angka, 2011.
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun BPS.
2007 perubahan ketiga atas Undang- _____, 2011. Kota Dalam Angka, 2012.
undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang BPS.
Ketetapan Umum dan Tata Cara Mardiasmo, 2009.
Perpajakan. Perpajakan.Yogyakarta: Andi
_____, 2008. Undang-Undang Republik Moleong,Lexi J. 2006 Metodologi
Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 Penelitian Kualitatif. Bandung:
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor Remaja Rosda karya
32 Tahun 2004 Pemerintah Daerah. Siahaan. Marihot. “Pajak Daerah &
_____, 2008. Peraturan Daerah Kota Restribusi Daerah”. Edisi
Serang Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
Pembentukan dan Susunan Organisasi 2010
Dinas Daerah Kota Serang Sugiyono. 2011“Metode Penelitian
_____, 2008. Peraturan Walikota Serang Administrasi”. Bandung : Alfabeta.
Nomor 36 Tahun 2008 Tugas Pokok, Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia.
Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Jakarta : Salemba Empat.
Daerah.
_____, 2009. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 28 tahun 2009
perubahan atas Undang-undang Nomor
34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
_____, 2010. Peraturan Direktorat
Jenderal Pajak Nomor 61/ PJ/ 2010
tentang tata cara persiapan pengalihan
PBB P2 sebagai pajak daerah.
_____, 2011. Pertaturan Pemerintah
pemerintah Nomor 74 tahun
2011 tentang tata cara
pelaksanaan hak dan kewajiban
perpajakan.
_____, 2011. Peraturan bersama menteri
keuangan dan mendagri Nomor 213/
PMK.07/ 2010 dan Nomor 58 tahun 2011
tentang tahapan persiapan pengalihan

148

Anda mungkin juga menyukai