dan berfungsi sebagai pengatur (regulatory). 2008, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak Pajak Penjualan atas Barang Mewah
tentunya diperlukan peranan yang penting (PPNBm) diatur dalam UU No. 42 tahun
baik dari pemerintah maupun dari wajib 2009 dan PBB diatur dalam UU No. 12
pajak itu sendiri. tahun 1994, Bea Materai diatur dalam UU
No 10 Tahun 2020, serta BPHTB diatur
Mengingat pentingnya pajak sebagai dalam UU No. 21 tahun 1997. Untuk jenis
sumber pendapatan negara maka dibutuhkan pajak provinsi sendiri terdiri atas Pajak
suatu aturan atau hukum yang mengatur Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama
tentang perpajakan yang disebut hukum Kendaraan bermotor, Pajak Bahan Bakar
pajak. Secara umum, hukum pajak adalah Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan
kumpulan peraturan yang mengatur dan Pajak Rokok. Sementara untuk jenis
hubungan antara pemerintah sebagai pajak kabupaten/kota itu terdiri atas Pajak
pemungut pajak dan rakyat sebagai hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak
pembayar pajak, didalamnya mengatur hak reklame, pajak penerangan jalan dan Pajak
dan kewajiban masing-masing pihak. mineral bukan logam dan Batuan, hingga
Dengan adanya peraturan atau hukum yang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
mengatur tentang pajak, maka diharapkan Perkotaan serta Bea Perolehan Hak atas
penerimaan pajak sebagai sumber utama Tanah dan Bangunan. (Diatur dalam Pasal 2
pembiayaan Anggaran Pendapatan dan ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 28
Belanja Negara (APBN) dapat memperoleh tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
hasil maksimal dan dapat dipertahankan Retribusi Daerah)
secara berkesinambungan. Namun
kenyataannya, Pemungutan Pajak masih 1.2 Rumusan Masalah
banyak menimbulkan permasalahan antara
lain disebabkan : kurang adanya kepatuhan Berdasarkan uraian pada latar
dari para wajib pajak (WP), integritas moral belakang diatas, dapat ditarik beberapa
yang lemah dari aparat pajak sehingga permasalahan:
terjadi penyelewengan pajak, lemahnya
1) “Bagaimanakah kewenangan pajak oleh
pengawasan dari pemerintah dan pemda
pemerintah berdasarkan Undang-undang
dalam mengontrol penerimaan pajak, belum
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan
adanya sinkronisasi dan harmonisasi
Umum Dan Tata Cara Perpajakan dan
peraturan perundang-undangan perpajakan
wewenang Pemerintah Provinsi dan
di Indonesia serta pelayanan birokrasi
Pemerintah Kabupaten atau Kota dalam hal
pemerintahan yang tidak mencerminkan asas
penarikan pajak dari adanya Undang-undang
pelayanan publik.
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan
Pajak Pusat ini diatur dalam undang- Retribusi Daerah?”
undang dan hasilnya akan masuk ke APBN.
2) “Bagaimana Kepatuhan Pajak di era self
Sebagai contoh, Pajak Penghasilan (PPh)
assesment system?”
diatur dalam Undang-undang No. 36 Tahun
Page |3
tentang retribusi daerah dapat B. Retribusi Jasa Usaha, adalah retribusi atas
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu: jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah
A. Retribusi Jasa Umum, adalah retribusi dengan menganut prinsip komersial karena
atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pada dasarnya dapat pula disediakan oleh
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan sektor swasta. Kriteria retribusi jasa usaha
dan kemanfaatan umum serta dapat adalah:
dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 1) Bersifat bukan pajak dan bersifat bukan
Sesuai dengan Undang-Undang No 34 retribusi jasa umum atau retribusi perizinan
Tahun 2000 Pasal 18 ayat 3 huruf a, retribusi tertentu.
jasa umum ditentukan berdasarkan kriteria 2) Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang
berikut ini: bersifat komersial yang seyogianya
a. Retribusi jasa umum bersifat bukan disediakan oleh sektor swasta, tetapi belum
pajak dan bersifat bukan retribusi memadai atau terdapatnya harta yang
jasa usaha atau perizinan tertentu. dimiliki/ dikuasai oleh pemerintah daerah.
b. Jasa yang bersangkutan merupakan
kewenangan daerah dalam rangka C. Retribusi Perizinan Tertentu, adalah
pelaksanaan asas desentralisasi. retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah
c. Jasa tersebut memberikan manfaat daerah dalam rangka pemberian izin kepada
khusus bagi orang pribadi atau badan orang pribadi atau badan yang dimaksudkan
yang diharuskan membayar retribusi, untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian
disamping untuk melayani dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan
kepentingan dan kemanfaatan umum. ruang. penggunaan sumber daya alam,
d. Jasa tersebut layak untuk dikenakan barang, prasarana, sarana, atau fasilitas
retribusi. tertentu guna melindungi kepentingan umum
e. . Retribusi tersebut tidak dan menjaga kelestarian lingkungan. Kriteria
bertentangan dengan kebijakan retribusi perizinan tertentu antara lain:
nasional mengenai 1. Perizinan tersebut termasuk kewenangan
penyelenggaraannya. pemerintahan yang diserahkan kepada
f. Retribusi tersebut dapat dipungut daerah dalam rangka asas desentralisasi.
secara efektif dan efisien serta
2. Perizinan tersebut benar-benar diperlukan
merupakan satu sumber pendapatan
guna melindungi kepentingan umum.
daerah yang potensial.
g. Pemungutan retribusi 3. Biaya yang menjadi beban pemerintah
memungkinkan penyediaan jasa dalam penyelenggaraan mizin tersebut dan
tersebut dengan tingkat dan atau biaya untuk menanggulangi dampak negatif
kualitas pelayanan yang lebih baik. dari pemberian izin tersebut cukup besar
Jenis- sehingga layak dibiayai dari perizinan
tertentu.
Page |8
survey IPSOS terkait dengan UMKM, Dalam reformasi perpajakan jilid III
masyarakat masih memandang bahwa DJP ini yang menjadi pilar reformasi adalah
menyeramkan dan penuh dengan korupsi. organisasi, Sumber Daya Manusia,
Teknologi Informasi dan Basis Data, Proses
Berdasarkan sudut pandang dari DJP, Bisnis, dan Peraturan PerundangUndangan.
kepatuhan yang rendah diakibatkan karena Pada pilar organisasi, DJP berencana untuk
kesadaran pajak dari masyarakat yang mempertajam dan meningkatkan fungsi
rendah. Masyarakat Indonesia cenderung penataan dan penyempurnaan organisasi.
menjadi free rider, mereka hanya mau untuk
menikmati hasil tanpa mau berkontribusi. Dengan adanya reformasi perpajakan
Untuk itu seperti dikemukakan oleh Feld jilid III ini diharapkan kepatuhan pajak yang
and Frey (2002) bahwasanya hubungan tinggi dan optimalisasi penerimaan dapat
antara otoritas pajak dengan Wajib Pajak tercapai dengan adanya peningkatan
adalah kontrak psikologi dimana dibutuhkan pelayanan dari sisi teknologi informasi dan
kepercayaan yang sama antara Wajib Pajak penyederhanaan sistem. Selain itu, untuk
ke Otoritas Pajak dan sebaliknya. meningkatkan kepatuhan perpajakan
perkembangan teknologi informasi yang
Reformasi perpajakan telah demikian cepat perlu ditangkap oleh DJP
berlangsung sejak tahun 1983 dimana self untuk dapat mengubah perspektif
assessment system dimulai. Pada tahun 1983 masyarakat menjadi lebih baik lagi. DJP
dilakukan reformasi undang-undang juga perlu berbenah terkait dengan
perpajakan dimana peralihan sistem dari banyaknya kasus korupsi yang membuat
official ke self assessment system. masyarakat enggan membayar pajak
Kemudian tahun 1991 s.d 2000 masih terkait
reformasi undang-undang perpajakan yaitu Selanjutnya keluhan Wajib Pajak
penyederhanaan jenis pajak. Selanjutnya terkait dengan regulasi dan proses bisnis
pada 2000 s.d 2001 terjadi reformasi perpajakan yang rumit sebenarnya sudah
birokrasi meliputi perubahan visi, misi dan ditangkap dalam reformasi perpajakan jilid
blueprint. Pada tahun 2002 s.d 2008 terjadi III ini dengan adanya penyederhanaan
Reformasi Perpajakan jilid I dimana adanya proses bisnis. Namun demikian edukasi
modernisasi administrasi perpajakan dan perpajakan harus menjadi prioritas
amandemen undang-undang perpajakan. bahwasanya semakin masyarakat tahu
Reformasi Jilid II pada tahun 2009 s.d 2014 tentang kewajiban perpajakan maka semakin
untuk meningkatkan internal control. tinggi pula kesadaran masyarakat untuk
Terakhir Reformasi perpajakan Jilid III yang membayar pajak. Hal ini seperti
dimaksudkan untuk perubahan sistem diungkapkan oleh Liyana (2014)
perpajakan yang menyeluruh termasuk bahwasanya pengetahuan Wajib Pajak
pembenahan administrasi perpajakan, terhadap peraturan pajak memiliki korelasi
perbaikan regulasi dan peningkatan basis yang positif terhadap kepatuhan perpajakan.
perpajakan. Adanya berbagai macam chanelling
pembayaran maupun pelaporan pajak harus
P a g e | 11
DAFTAR PUSTAKA