Anda di halaman 1dari 6

Diskusikanlah perbedaan dan persamaan dari :

1. Pajak langsung dan pajak tidak langsung


2. Pajak Pusat dan Pajak Daerah
Sebutkanlah masing-masing contoh dari pajak diatas dan dasar hukum yang melandasinya !
Jelaskan dengan bahasa anda sendiri, serta tuliskan sumber anda menjawab diskusi.
Kemiripan jawaban anda dengan rekan anda akan mempengaruhi penilaian
Selamat berdiskusi...!
=Selamat Mengerjakan=

Jawaban:
Terima kasih atas pertanyaannya Bapak/Ibu Dosen, izinkan saya memberi tanggapan atas
pertanyaan yang Bapak/Ibu berikan berdasarkan sumber yang saya dapatkan.

Sebelum mengetahui perbedaan dan persamaan jenis-jenis pajak, saya akan menjelaskan
definisinya terlebih dahulu.

Pembagian pajak berdasarkan Golongan dapat dibagi menjadi 2 bagian di antaranya:

PAJAK LANGSUNG adalah jenis pajak yang pemungutannya dibebankan langsung kepada
pihak yang terutang atau biasa disebut Wajib Pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak
yang lain. Dengan kata lain Pajak Langsung adalah Pajak yang ditanggung sendiri oleh Wajib
Pajak.
Contoh:
1. Pajak Penghasilan
2. Pajak Bumi dan Bangunan
3. Pajak Kendaraan Bermotor
Dasar hukum:
 Undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang
kemudian mengalami perubahan berturut turut yaitu menjadi UU Nomor 7 Tahun
1991, UU Nomor 10 & Tahun 1994, UU Nomor 17 & Tahun 2000, hingga perubahan
terakhir yaitu UU Nomor 36 Tahun 2008.
 Undang-undang (UU) Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan yang
kemudian mengalami perubahan menjadi UU Nomor 12 Tahun 1994 tentang
perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan.
 Undang-undang (UU) Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retribusi
Daerah, Pasal 1 ayat (12) yang berbunyi “Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak
atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.”

PAJAK TIDAK LANGSUNG adalah jenis pajak yang pemungutannya dapat dibebankan atau
dialihkan kepada pihak lain. Sehingga dengan kata lain pembebanan kewajiban
perpajakannya dapat diwakilkan oleh pihak lain dan bukan Wajib Pajak itu sendiri.
Contoh:
1. Pajak Pertambahan Nilai
2. Pajak Penjualan Barang Mewah
3. Pajak Bea Masuk
Dasar hukum:
 Undang-undang (UU) Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai
 PMK Nomor 64/PMK.011/2014 sebagai Dasar Hukum PPnBM Kendaraan Bermotor
 Undang-undang (UU) Nomor 10 tahun 995 tentang Kepabeanan yang kemudian
mengalami perubahan menjadi UU Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas
UU Nomor 10 tahun 1995

Persamaan
Baik Pajak Langsung maupun Pajak Tidak Langsung merupakan Kontribusi Wajib kepada
Warga Negara yang sifatnya memaksa dan ketentuannya diatur oleh Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan dipergunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sebagaimana dijelaskan dalam Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan, Pasal 1 ayat (1).

Perbedaan
 Pihak yang menanggung kewajiban perpajakannya / segi pembebanan (ekonomis).
Pajak langsung dalam hal pembebanannya dibebankan langsung kepada pihak yang
terutang atau Wajib Pajak itu sendiri serta tidak dapat dibebankan atau dialihkan
kepada pihak lain. Sedangkan Pajak Tidak Langsung dalam hal pembebanan
kewajiban perpajakannya dapat dibebankan atau dialihkan kepada pihak lain.
 Waktu terutangnya / segi pemungutan yuridis (secara undang undang). Pajak
Langsung merupakan pajak yang pemungutannya dilaksanakan secara berkala atau
periodik, yang artinya pajak dipungut secara teratur dalam jangka waktu yang telah
ditentukan dalam Undang-Undang. Sedangkan Pajak Tidak Langsung merupakan
pajak yang dipungut secara insidental, yang artinya pemungutan pajak terjadi ketika
terjadi kegiatan saja.
 Pelaporannya / Segi Surat Ketetapan Pajak. Pajak langsung terdapat surat ketetapan
pajak yang mengatur tentang pemotongan dan penyetoran pajak, Sedangkan Pajak
tidak langsung tidak memiliki surat ketetapan pajak yang mengatur pemotongan dan
penyetoran pajak karena nominal dan prosedur pembayarannya telah diatur dalam
undang-undang.
 Dari segi perspektif Pemerintah. Pajak langsung termasuk ke dalam pajak progresif
yang bisa berpengaruh secara langsung terhadap perekonomian negara, terutama
pada tingkat inflasi, sedangkan Pajak tidak langsung memungkinkan pemerintah
untuk mengharapkan adanya pemasukan dari semua kalangan masyarakat maupun
pelaku ekonomi dengan harapan adanya imbal balik yang stabil. Dimana pajak yang
masuk tetap digunakan untuk pembangunan perekonomian kedepannya.

Pembagian pajak berdasarkan Wewenang (Pemungut) dapat dibagi menjadi 2 bagian di


antaranya:

PAJAK PUSAT adalah pajak yang dipungut dan dikelola oleh Pemerintah Pusat dimana Hasil
dari pungutannya kemudian digunakan untuk membiayai kebutuhan belanja negara. Dalam
hal ini sebagian besar pengelolaan Pajak Pusat dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Contoh:
1. Pajak Penghasilan
2. Pajak Pertambahan Nilai
3. Pajak Penjualan Barang Mewah
4. Bea Meterai
5. Pajak Bumi dan Bangunan P3 (Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan)
Dasar hukum:
 Undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang
kemudian mengalami perubahan berturut turut yaitu menjadi UU Nomor 7 Tahun
1991, UU Nomor 10 & Tahun 1994, UU Nomor 17 & Tahun 2000, hingga perubahan
terakhir yaitu UU Nomor 36 & Tahun 2008.
 Undang-undang (UU) Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai
 PMK Nomor 64/PMK.011/2014 sebagai Dasar Hukum PPnBM Kendaraan Bermotor
 Undang-undang (UU) Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan yang
kemudian mengalami perubahan menjadi UU Nomor 12 Tahun 1994 tentang
perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan.
 Undang-Undang (UU) Nomor 10 tahun 2020 tentang Bea Materai

PAJAK DAERAH adalah pajak yang dipungut dan dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di
tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Hasil dari pungutan pajak ini kemudian digunakan
untuk membiayai kebutuhan belanja pemerintah daerah.
Contoh:
Pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Tingkat Provinsi
1. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air
2. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air
3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
4. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan
Pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten/Kota
1. Pajak Bumi dan Bangunan P2 (Pedesaan dan Perkotaan)
2. Pajak hiburan
3. Pajak reklame
4. Pajak penerangan jalan
5. Pajak hotel
6. Pajak restoran
7. Pajak pengambilan bahan galian golongan C
8. Pajak parkir
9. Pajak lain-lain.
Dasar hukum:
 Undang-undang (UU) Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retribusi
Daerah
 Undang-undang (UU) Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan yang
kemudian mengalami perubahan menjadi UU Nomor 12 Tahun 1994 tentang
perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan.

Persamaan
Baik Pajak Pusat maupun Pajak Daerah merupakan Kontribusi Wajib kepada Warga Negara
yang sifatnya memaksa dan ketentuannya diatur oleh Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan dipergunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Perbedaan
1. Pihak yang mengelola. Pajak Pusat dikelola oleh pemerintah pusat dimana sebagian
besar pengelolaan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP), sedangkan Pajak
Daerah dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat Provinsi maupun di tingkat
Kabupaten/Kota.
2. Jenis Pemungutan. Baik Pajak Pusat maupun Pajak daerah sama-sama merupakan
sumber Pendapatan Negara. Namun Pajak Daerah Bukan merupakan Sumber
Pendapatan kategori Pendapatan Pajak, tetapi masuk ke dalam kategori Pendapatan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
3. Perbedaan sektor pada Pajak Bumi dan Bangunan. Pemerintah Pusat mengelola
Pajak Bumi Bangunan pada sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan
sedangkan Pemerintah Daerah mengelola pada sektor Pedesaan dan Perkotaan.
4. Tempat Pelayanan Pajak. Tempat Pelayanan Pajak Pusat berada di Kantor Pelayanan
Pajak, baik di tingkat Pratama, Madya, maupun Wajib Pajak Besar. sedangkan
tempat pelayanan Pajak Daerah berada pada Unit Pelayanan Pajak Daerah.
5. Surat Pelaporan Perpajakan. Pelaporan Pajak Pusat menggunakan Surat Pelaporan
Tahunan (SPT) baik SPT Masa maupun SPT Tahunan. Sedangkan pelaporan Pajak
Daerah terutama PBB menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).

Sumber:
Buku Materi Pokok (BMP) Administrasi Perpajakan Penerbit Universitas Terbuka
https://peraturanpajak.com/2017/11/27/undang-undang-republik-indonesia-nomor-28-
tahun-2009/
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/contoh-pajak-tidak-langsung-dan-
penjelasannya
https://www.pajakku.com/read/60d040b958d6727b1651ab7b/Perbedaan-Pajak-Langsung-
dan-Pajak-Tidak-Langsung
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan
https://katadata.co.id/muchamadnafi/finansial/612378e27850c/bukan-hanya-pajak-ini-
jenis-sumber-pendapatan-negara#:~:text=Merujuk%20pada%20Anggaran%20Pendapatan
%20dan,pajak%20(PNBP)%20dan%20hibah

Mohon koreksinya apabila ada jawaban yang keliru atau kurang lengkap dan jelas
Bapak/Ibu, atas bimbingannya saya ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai