Anda di halaman 1dari 14

Pemungutan Pajak

Pemerintah Kabupaten/Kota
Ekonomi Perpajakan
Nama Anggota :
Rina Dwipurwanti 1810101031
Titis Rahayu Winingsih 1810101077
Nurani Koes Anggraeni 1810101097
PAJAK
DAERAH
KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN
UU NO.28 TAHUN 2007
DEFINISI PAJAK, PASAL 1 AYAT 1 :

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat
WAJIB PAJAK , PASAL 1 AYAT 2 :

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi


pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
PAJAK PUSAT
Pajak yang dipungut pemerintah tidak
hanya pajak pusat, tetapi ada pajak Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang
dikelola oleh Pemerintah Pusat yang
provinsi dan pajak kabupaten/kota. Pada dalam hal ini sebagian dikelola oleh
kenyataannya ada beberapa masyarakat Direktorat Jenderal Pajak – Departemen
yang masih menganggap semua jenis Keuangan
pajak itu adalah pajak pusat. Padahal tidak
seperti itu, apabila melihat PAJAK DAERAH
pengelompokan pajak berdasarkan
pengelolaannya, pajak dibagi menjadi Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang
pajak pusat dan pajak daerah, dan pajak dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di
daerah itu sendiri terdiri dari pajak tingkat Provinsi maupun
provinsi dan pajak kabupaten/kota. Kabupaten/Kota. Pemungutan pajak
pemerintah kabupaten/kota diatur
dalam dalam Undang-Undang No. 28
tahun 2009 tentang Pajak Daerah.
UNDANG-UNDANG NO.28 TAHUN 2009
TENTANG PAJAK DAERAH
pajak daerah dan retribusi daerah (UU PDRD) merupakan salah satu sumber
pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan
daerah. Yang termasuk didalamnya :
1. Pajak Hotel 7. Pajak Parkir
2. Pajak Restoran 8. Pajak Air Tanah
3. Pajak Hiburan 9. Pajak Sarang Burung Wallet
4. Pajak Reklame 10. Pajak Bumi & Bangunan
5. Pajak Penerangan Jalan 11. Pajak Bea Perolehan Hak
6. Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan atas Tanah dan Bangunan
TARIF PAJAK KAB/KOTA berdasarkan
UU No. 28 Tahun 2009
Penetapan tarif pajak tersebut ditetapkan dengan peraturan daerah.
Besaran pokok pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan
tarif dengan dasar pengenaan pajak dari masing-masing jenis pajak
kabupaten atau kota tersebut. Pajak yang terutang dipungut di wilayah
daerah tempat yang diselenggarakan. Peraturan pajak daerah
berdasarkan undang-undang perpajakan dan undang-undang daerah dari
masing-masing kabupaten atau kota dan pelaksanaannya dilakukan oleh
pemerintah daerah.
TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK KABUPATEN/KOTA
1. Pemungutan pajak dilarang diborongkan
2. Setiap Wajib Pajak membayar pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan
pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
3. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Kepala
Daerah dibayar dengan menggunakan SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) atau
dokumen yang dipersamakan.
4. Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana yang dimaksud pada nomor 3
berupa karcis dan nota perhitungan
5. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan
menggunakan SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah), SKPDKB (Surat
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar), dan/atau SKPDKBT (Surat Ketetapan
Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan).
SANKSI PAJAK

Apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Kepala Daerah dapat
menerbitkan:
1. SKPDKB (Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar) dalam hal:
a) Jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar
b) Jika SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) tidak disampaikan kepada Kepala Daerah dalam jangka
waktu tertentu dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan
dalam surat teguran
c) Jika kewajiban mengisi SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) tidak dipenuhi, pajak yang
terutang dihitung secara Jabatan.

2. SKPDKBT (Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan) jika ditemukan data baru dan/atau data
yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.
3. SKPDN (Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil) jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah
kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sesuai
dengan nomor 1 huruf a dan b, dikenakan sanksi admintratif

Sanksi adminitratif berupa bunga 2% yang dihitung dari pajak yang kurang atau
2%
terlambat dibayar

24 bulan Jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak

Jika kekurangan pajak terutang dalam SKPDBT, dikenakan sanksi administratif berupa
100% kenaikan 100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut
(sanksi ini tidak dikenakan jika WP melapor sendiri sebelum tindakan pemeriksaan)
Pengenaan sanksi administratif pada jumlah kekurangan
pajak yang terutang dalam SKPDKB sesuai dengan
nomer 1 huruf c adalah sebagai berikut:

Sanksi administratif berupa bunga kenaikan 25% dari pokok pajak,


25% Ditambah
Sanksi admintratif berupa bungan sebesar 2% sebulan dihitung dari pajak
2% yang kurang atau terlambat dibayar

24 bulan Jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pajak kabupaten atau
kota termasuk ke dalam pajak daerah, pemerintah kabupaten atau
kota dilarang memungut pajak selain jenis pajak yang telah
diuraikan sebelumnya. Jenis pajak tersebut dapat tidak dipungut
apabila potensinya kurang memadai dan/atau disesuaikan dengan
kebijakan daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai