(NPWP, NPPKP & SPT dan Tatacara Pembayaran & Pelaporan pajak)
AJAR M. ALI
A031211142
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
NPWP adalah nomor yang diberikan oleh direktur jendral pajak kepada wajib
pajak sebagai suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewjiban perpajakannya. Oleh karena itu, kepada setiap Wajib Pajak hanya diberikan
satu Nomor Pokok Wajib Pajak. Selain itu, Nomor Pajak Wajib Pajak juga
dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembahayaran pajak dan dalam
pengawasan administrasi perpajakan. Dalam hal berhubungan dengan dokumen
perpajakan, wajib pajak diwajibkan mencantumkan NPWP (Nomor Pokok Wajib
Pajak) yang dimilikinya.
SURAT PEMBERITAHUAN
Surat pemberitahuan yaitu surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan bukan objek
pajak, atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan pertauran perundang-
undangan perpajakan. KUP Pasal 1 angka 11.
Fungsi SPT
a) PPh Pasal 21 paling lambat tanggal 10 bulan triwulan berikutnya setelah masa
pajak berakhir.
b) PPh Pasal 21-impor Harus dilunasi sendiri oleh wajib pajak bersamaan dengan
pembayaran Bea Masuk. Apabila Bea Masuk dibebaskan atau ditunda, harus
dilunasi pada saat penyelesaian dokumen impor.
c) PPh Pasal 22-Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 1 hari setelah pemungutan pajak
dilakukan.
d) PPh Pasal 22-Bendaharawan Pemerintah pada hari yang sama dengan
pelaksanaan pembayaran.
e) PPh Pasal 22 dari pemyerahan oleh Pertamina dilunasi sendiri oleh wajib pajak
sebelum surta pemerintah pengeluaran barang ditebus.
f) PPh Pasal 22 yang dipungut oleh badan tertentu paling lambat tanggal 10 bulan
takwim berikutnya.
g) PPh Pasal 23 dan 26 paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah
bulan saat terutangnya pajak.
h) PPh Pasal 25 paling lambat tanggal 15 bulan takwim berikutnya setelah bulan saat
terutangnya pajak.
i) PPN dan PPn-Bm paling lambat tanggal 15 bulan takwim berikunya setelah masaa
pajak berkahir.
j) PPN dan PPn-B impor harus dilunasi sendiri oleh wajib pajak bersamaan dengan
pembayaran Bea Masuk.
k) PPN dan PPn-Bm Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 1 hari setelah pemungutan
pajak dilakukan.
l) PPN dan PPn-Bm Bendaharawan paling lambat tanggal 7 bulan takwim berikutnya
setelah masa pajak berakhir.