Sebutkanlah masing-masing contoh dari pajak diatas dan dasar hukum yang
melandasinya !
1. Perbedaan dan persamaan dari Pajak langsung dan pajak tidak langsung
Persamaan pajak langsung dan tidak langsung adalah: pajak tersebut merupakan iuran wajib
bagi setiap masyarakat baik orang pribadi maupun badan, yang bermanfaat untuk membiayai
kebutuhan negara. Keduanya juga berlandaskan Undang Undang yang mempunyai kekuatan
hukum yang tetap dan kuat. Masyarakat yang tidak memenuhi kewajiban pajak pusat maupun
pajak daerahnya, sama-sama akan dikenai sanksi administrasi maupun sanksi pidana.
Pajak langsung adalah pajak yang pembayarannya atau pembobanannya tidak dapat dilimpahkan
kepada orang lain.
- Pajak Penghasilan (PPh) diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 kemudian telah
diubah dengan UU No 36 Tahun 2008.
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985
yang telah diubah dan disesuaikan oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994.
- Pajak Kendaraan Bermotor diatur dalam Pasal 1 angka 12 dan 13 Undang-undang
REPUBLIK INDONESIA No. 28 TAHUN 2009
Pajak tidak langsung adalah jenis-jenis pajak yang pemungutannya tidak secara langsung kepada
Wajib Pajak, dapat juga berarti pajak yang pembayarannya atau pembebanannya dapat
dilimpahkan kepada orang lain.
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN) diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009
tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah.
- Pajak Bea Masuk Merupakan pajak yang dikenakan atas barang yang masuk ke daerah
pabean.
- Pajak Ekspor merupakan pungutan resmi yang dibebankan atas barang ekspor tertentu.
Dan pajak ini harus dibayarkan oleh pihak yang hendak atau ingin mengekspor
barangnya ke luar negeri.
Perbedaan antara pajak langsung dan pajak tidak langsung dapat ditinjau dari beberapa hal, yaitu
sebagai berikut.
Pajak langsung merupakan pajak yang secara periodik (berkala), artinya pajak dipungut secara
teratur dalam jangka waktu yang ditentukan, misalnya tiap tahun. Sedangkan pajak tidak
langsung merupakan pajak yang dipungut secara insidental, artinya pajak hanya dipungut jika
terjadi kegiatan saja.
Pajak langsung pembayarannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain seperti PPh.
Sedangkan pajak tidak langsung pembayarannya dapat dilimpahkan pada pihak lain yang dapat
berupa substitusi dan shifting, seperti pada PPN.
Persamaan pajak pusat dengan pajak daerah adalah pajak tersebut merupakan iuran wajib
bagi setiap masyarakat baik orang pribadi maupun badan, yang bermanfaat untuk membiayai
kebutuhan negara. Keduanya juga berlandaskan Undang Undang yang mempunyai kekuatan
hukum yang tetap dan kuat. Masyarakat yang tidak memenuhi kewajiban pajak pusat maupun
pajak daerahnya, sama-sama akan dikenai sanksi administrasi maupun sanksi pidana.
Perbedaan pajak pusat dengan pajak daerah didasarkan pada kriteria lembaga atau instansi yang
memungut pajak. Pajak pusat adalah pajak yang diadministrasikan oleh pemerintah pusat, dalam
hal ini Departemen Keuangan, yakni Direktorat Jenderal Pajak. Sedangkan Pajak Daerah adalah
pajak yang dipungut oleh daerah, dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda).
1. Pajak Pusat
merupakan pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai
pengeluaran umum (negara).
Pajak yang pengelolaannya oleh Direktorat Jenderal Pajak, meliputi berikut ini.
a. Pajak Penghasilan (PPh) yaitu pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh
wajib pajak baik perorangan maupun badan hokum.
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPBM) atas
penghasilan barang dan jasa baik ekspor maupun impor
c. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yaitu pajak yang dikenakan atas bumi dan bangunan
d. Bex Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
e. Bea Meterai yaitu pajak yang dikenakan atas bea meterai.
Pajak yang pengelolaannya oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, meliputi berikut ini.
a. Bea Masuk (UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 17 Tahun 2006).
b. Cukai Tembakau dan cukai lain-lain (UU No. 11 Tahun 1995 Tentang Cukai
sebagaimana telah diubah dengan U No. 39 Tahun 2007)
c. PPN Impor
Pajak yang pengelolaannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Moneter, meliputi berikut ini.
a. Pajak ekspor dan penerimaan bukan pajak oleh Ditjen Moneter Dalam Negeri
b. Pajak penerimaan penghasilan minyak termasuk penerimaan lainnya, oleh Ditjen
Moneter Luar Negeri
2. Pajak Daerah
Merupakan pajak yang pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah daerah guna membiayai
pengeluaran-pengeluaran daerah. Pajak daerah meliputi pendapatan asli daerah yang terdiri atas
Sesuai dengan pembagian administrasi daerah, maka berdasarkan UU No. 34 Tahun 2000
tentang pajak daerah, dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu Pa Propinsi, dan Pajak
Kabupaten/Kota
Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) UU No. 34 Tahun 2000, jenis pajak provinsi terdiri dari:
Pajak yang dipungut oleh provinsi tersebut, baik besarnya tarif maupun jenis pajaknya telah
ditentukan secara limitatif oleh UU. Artinya, provinsi tidak boleh menambah pajak baru atau
menaikkan tarif pajak yang telah ditentukan.
Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) UU No. 34 Tahun 2000, jenis pajak kabupaten/kota terdiri dari:
1) pajak hotel,
2) pajak restoran,
3) pajak hiburan,
4) pajak reklame,
5) pajak penerangan jalan,
6) pajak pengambilan bahan galian golongan C,
7) pajak parkir,
8) pajak lain-lain.
Sumber :