Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MINGGU KE 5
Bahan Kajian : Konsep kewajiban warga negara dalam
membayar pajak berdasarkan UU dan peraturan yang
ada. negara menurut UUD 1945
Sub-CPMK :
Mampu menjelaskan dan merumuskan kewajiban warga
negara di dalam membayar pajak berdasarkan UU dan
peraturan yang ada
Oleh :
Tim Dosen Kewarganegaraan

2/28/2021 1
Hak dan Kewajiban Warganegara Dalam Perpajakan
• Pengertian dan Undang-undang Perpajakan
• Unsur-unsur dalam sebuah negara salah satunya adalah warga Negara.
Warga Negara merupakan rakyat yang menetap di suatu wilayah dan ada
hubungannya dengan Negara. Dalam hubungannya, warga Negara
mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap Negara dan sebaliknya warga
Negara juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh
Negara. Salah satu kewajiban dari warga negara adalah kewajiban untuk
membayar pajak. Hal ini diatur dalam UU No 6 tahun 1983 yang kemudian
diubah menjadi UU No.28 Tahun 2007 mengenai ketentuan umum dan tata
cara perpajakan yang harus dilaksanakan oleh setiap warga Negara.
• Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang,
sehingga dapat dipaksakan, dengan tiada mendapat balas jasa secara
langsung. Sedangkan pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No 6 Tahun 1983
sebagaimana telah disempurnakan terakhir dengan UU No.28 Tahun 2007
tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal
balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Hak dan Kewajiban Warganegara Dalam
Perpajakan
• Undang-undang yang mengatur pemungutan pajak pusat terdiri atas, Undang-undang
Nomor 6 tahun 1983 , yang diperbaharui menjadi Undang-undang Nomor 16 tahun
2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Undang-undang Nomor 7
tahun 1983 yang diperbaharui menjadi Undang-undang Nomor 36 tahun
2008 tentang Pajak Penghasilan. Undang-undang Nomor 8 tahun 1983 yang
diperbaharui menjadi Undang-undang Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Undang-undang Nomor
10 tahun 1995 yang diubah menjadi Undang-undang Nomor 17 tahun 2006 tentang
Kepabeanan. Undang-undang Nomor 11 tahun 1995 yang diubah menjadi Undang-
undang Nomor 39 tahun 2007 tentang Cukai.
• Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah diatur dalam UU 28 tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang mengategorikan pajak provinsi dan pajak
kabupaten atau kota. Pajak provinsi terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor;, Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air
Permukaan dan Pajak Rokok. Sedangkan pajak kabupaten atau pajak kota terdiri atas
Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan,
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang
Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Jenis-jenis Pajak
• 1. Menurut golongannya
a. Pajak langsung
Pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak dan tidak
dapat dilimpiahkan atau dibebankan kepada orang lain.
Contoh: Pajak Penghasilan
b. Pajak tidak langsung
Pajak yang dapat dilimpahkan atau dibebankan pada
orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPh)
2. Menurut sifat
a. Pajak Subjektif
• Pajak yang didasarkan pada subjek pajak tersebut
(keadaan wajib pajak). Contoh: pajak penghasilan (PPh)
b. Pajak Objektif
• Pajak yang berdasarkan objeknya tanpa
memperhatikan keadaan wajib pajak. Contoh: Pajak
pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak penjualan atas
barang mewah (PPnBM)
3. Menurut lembaga pemungutnya
• a. Pajak pusat
• Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai pengeluaran negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Bumi dan
Bangunan, Bea materi, Pajak pertambahan Nilai, dan Pajak penjualan atas
barang mewah
• b. Pajak daerah
• Pajak pungutan yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan
untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah. Pajak daerah terbagi
lagi atas:
• - Pajak Provinsi, Contoh: Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
• - Pajak Kabupaten atau Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
Hiburan, Pajak Reklame, dan Pajak penerangan jalan.
Jenis-jenis Pajak secara terperinci:
• 1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
• PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang
Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean.
Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang
mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak
dikenakan PPN. Pada dasarnya, setiap barang dan jasa
adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali
ditentukan lain oleh Undang-undang PPN. Tarif PPN
adalah tunggal yaitu sebesar 10%. Dalam hal ekspor, tarif
PPN adalah 0%. Yang dimaksud Dengan Pabean adalah
wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,
peraian, dan ruang udara di atasnya.
• Tarif pajak jenis ini dapat berubah menurut kebijakan dari
pemerintah, ketentuannya dapat serendah-rendahnya 5%
atau setinggi-tingginya 10%.
Jenis-jenis Pajak secara terperinci:
2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
• Pajak ini merupakan pajak yang dikenakan atas tanah (bumi)
serta bangunan yang dimiliki seseorang. Pajak ini diatur dalam
Undang- undang no. 12 Tahun 1994. Tarif PBB saat ini
ditetapkan sebesar 0.5%
• Dasar penetapan adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). NJOP
adalah besarnya harga jual tanah atau bangunan yang
bersangkutan apabila dijual. Dalam masing-masing daerah
NJOP berbeda-beda. Oleh sebab itu, pemerintah menetapkan
besarnya presentase untuk menentukan Nilai Jual Kena Pajak.
• Pajak ini digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan
umum di bidang ibadah, sosial, pendidikan dan kebudayaan
nasional yang tidak dimaksudkan memperoleh keuntungan,
seperti mesjid, gereja, rumah sakit pemerintah, sekolah, panti
asuhan, candi, dan lain-lain.
Jenis-jenis Pajak secara terperinci:
3. Pajak Penghasilan (PPh).
• PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau
badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam
suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang berasal baik dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat digunakan
untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan dengan nama
dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka
penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji,
honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.
Jenis-jenis Pajak secara terperinci:
4. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM).
• Selain dikenakan PPN, atas barang-barang kena pajak tertentu
yang tergolong mewah, juga dikenakan PPn BM. Yang
dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
adalah :
• - Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok;
atau
• - Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau
• - Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi; atau
• - Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
• - Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral
masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat.
Jenis-jenis Pajak secara terperinci:
5. Bea Meterai
• Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen (berbentu seperti perangko), seperti surat
perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang memuat jumlah
uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.
• Materi juga memiliki nilai seperti perangko. Nilai yg dimiliki pada saat ini adalah RP 3000,00 dan Rp
6000,00.
• - Untuk surat yang mempunyai nilai uang kurang dari RP 250.000,00 tidak dikenakan bea materi.
• - Untuk surat yang mempunyai nilai antara RP 250.000,00 sampai dengan RP 1.000.000,00 dikenakan
bea materi sebesar RP 3000,00
• - Untuk surat yang bernilai diatas RP 1.000.000,00 dikenakan bea materi dengan tarif RP 6000,00.
• Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan
tanah dan atau bangunan. PBB merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi
penerimaan PBB diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
• Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas
perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Seperti halnya PBB, walaupun BPHTB dikelola oleh
Pemerintah Pusat namun realisasi penerimaan BPHTB seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah
Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan.
Fungsi Pajak
1. Fungsi Budgeter
• Dalam fungsi ini pajak merupakan salah satu sumber pendapatan bagi
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
2. Fungsi Alokasi
• Perolehan pajak akan dialokasikan pemerintah dalm pelayanan sosial dan
sebagainya. Pajak dapat dialokasikan dalam bidang ekonomi, pendidikan,
kesehatah, atau perumahan agar semua dapat berkembang.
3. Fungsi Distribusi
• Pajak dapat digunakan sebagai alat pemerataan pendapatan. Dengan cara
mengenakan pajak tinggi untuk masyarakat yang berpenghasilan tinggi.
Pajak ini juga dapat dipergunakan dan disebarkan ke berbagai sektor
pembangunan dan berbagai wilayah pembangunan secara merata.
4. Fungsi Regulasi Pajak berfungsi sebagai salah satu alat pengatur kegiatan
ekonomi. Jika perekonomian mengalami kecenderungan terjadinya inflasi,
maka pajak dapat dijadikan sebagai salah satu instrumen pengendaliannya.
Pemerintah dapat menaikkan pajak dengan harapan jumlah uang beredar
dapat terkurangi dan inflasi dapat terkendali. Sebaliknya, jika perekonomian
mengalami deflasi maka pemerintah menurunkan pajak dengan harapan
jumlah uang yang beredar dapat bertambah dan deflasi lebih terkendali.
Pajak, Hak dan Kewajiban
• Pajak memang merupakan suatu kewajiban bagi warga negara yang harus
dilaksanakan kepada Negara, namun warga Negara juga mempunyai hak yang
harus diberikan oleh kepada warga Negara yang membayar pajak. Hal tersebut
diatur dalam pasal 23 UUD 1945, yang memberikan jaminan hukum bagi para
wajib pajak untuk tidak diperlakukan secara umum dan jaminan hukum akan
terjaganya kerahasiaan bagi para wajib pajak. Setelah kewajiban membayar
pajak, uang hasil pembayaran dari masyarakat dialokasikan untuk
kesejahteraan bersama warga Negara. Hal ini bisa dilihat dengan adanya
jaminan social bagi warga Negara, peningkatan pelayanan kesehatan,
pendidikan, tenaga kerja, dll, serta adanya pembenahan fasilitas umum yang
bisa diakses oleh setiap warga negara.
• Adanya pelayanan kepada wajib pajak bisa dilihat dari pembayaran pajak jalan
tol yang ditujikan bagi pengendara, dengan kewajiban tersebut para
pengendara mendapat fasilitas jalan tol yang terus dilakukan perbaikan guna
kenyamanan bagi warga negara yang menggunakannya. Adanya pajak
penghasilan juga dirasakan warga negara dengan adanya banyak subsidi dari
pemerintah, mulai subsidi pendidikan, perumahan, kesehatan hingga subsidi
untuk pemenuhan makanan yang terwujud dengan murahnya bahan makanan
pokok bagi masyarakat. Hal tersebut menandakan adanya timbal balik berupa
hak bagi wajib pajak.
Pelaksanaan dan Manfaat Pajak
• Setiap jenis pajak yang dipungut diatur dalam undang-undang yang bersifat
mengikat, sehingga merupakan kewajiban bagi setiap warga Negara, karena
diatur dalam undang-undang maka wajib pajak yang tidak melaksanakan
kewajibannya akan dikenai sanksi oleh Negara. Tujuan pembayaran pajak
adalah untuk keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka
menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.
• Penerimaan suatu negara salah satunya adalah pendapatan dari pajak dan
pajak itu sendiri yang saat ini menjadi masalah pokok suatu negara. Setiap
orang yang hidup didalam ruang lingkup pajak tersebut pasti dan harus
berhubungan dengan pajak sehingga masalah pajak juga menjadi masalah
seluruh rakyat dalam negara dengan demikian setiap orang sebagai anggota
masyarakat suatu negara harus mengetahui segala permasalahan yang
berhubungan dengan pajak.
Pelaksanaan dan Manfaat Pajak
• Dilain pihak diharapkan terjadinya peningkatan
kesadaran masyarakat untuk membayar pajak
sehingga pendapatan negara di sektor penerimaan
akan meningkat. Penerapan ketentuan perpajakan
secara tepat dan efiseinsi dalam rangka mencapai
tingkat likuiditas yang diharapkan. Perencanaan dan
Manajemen Pajak adalah suatu keniscayaan bagi
setiap perusahaan yang menginginkan adanya
penghematan pajak karena dalam undang-undang
perpajakan Indonesia hal ini diperkenankan. Dengan
menyusun perencanaan dan manajemen pajak sejak
dini perusahaan akan terhindar dari segala hal yang
mengakibatkan peningkatan beban pembayaran
pajak.
Pelaksanaan dan Manfaat Pajak
• Namun sayangnya di Indonesia pajak tidak dapat secara
maksimal dapat membiayai pemerintah dan masyarakat, hal ini
disebabkan banyaknya oknum pemerintah yang tidak memiliki
nurani untuk berpikir demi kepentingan bangsa dan negara.
Oknum pejabat Departemen, Oknum pejabat BUMN, Oknum
pejabat Pemda, Oknum pejabat Bank Indonesia, Oknum
pejabat Kejaksaan, Oknum Pejabat Kepolisian, dan lain - lain
telah begitu banyak merugikan negara dengan tidak
memanfaatkan dana yang telah diterimanya untuk
kepentingan dan kebutuhan departemen maupun instansinya
sesuai yang diharapkan, namun seperti banyak kita ketahui
mereka malah meninggikan anggaran pembelanjaan agar
pemerintah mengucurkan dana sesuai yang diharapkan,
bahkan mereka berkolusi dengan pengusaha swasta untuk
meninggikan harga barang atas pesanan pejabat, tentunya ada
beberapa pengusaha yang melakukan apapun yang diminta
oknum tersebut daripada tidak ada proyek. Selama ini dapat
kita ketahui begitu banyaknya proyek yang menguntungkan
kalangan mereka dengan modal nepotisme.
Pelaksanaan dan Manfaat Pajak
• Pemanfaatan dan penggunaan dana yang bersumber dari
pajak dan dikorupsi oleh pejabat pemerintah,
mengakibatkan para pegawai pajak merasa malas untuk
mencari dana sebesar mungkin karena nantinya akan
digerogoti oleh orang lain untuk kepentingan pribadi. Bagi
Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai sendiri, oknum
pejabatnya sebagian besar malah melakukan praktek
kolusi yang merugikan negara milyaran rupiah, dapat kita
bayangkan seandainya penerimaan pajak yang ada
misalnya 80 % adalah setelah dilakukan kolusi berarti
dapat kita bayangkan seandainya tidak terdapat kolusi
pasti anggaran pembangunan kita bisa mencapai ribuan
trilyun rupiah yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal
Pajak dan Bea Cukai.

Anda mungkin juga menyukai