Anda di halaman 1dari 17

PERTEMUAN 1

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami Dasar Hukum, Definisi Pajak, Fungsi Pajak, Jenis Pajak, Tata
Cara dan Sistem Pemungutan Pajak
2. Menje laskan Timbulnya Utang Pajak dan Berakhirnya Utang Pajak
3. Menjelaskan Tarif Pajak Penghasilan.

B. URAIAN MATERI

1. Dasar Hukum, Definisi Pajak, Fungsi Pajak, Jenis Pajak, Tata Cara dan
Sistem Pemungutan Pajak

Pada pertemuan awal ini kita akan membahas mengenai Dasar-dasar


Perpajakan. Mulai dari Dasar Hukum perpajakan, definisi dari pajak, fungsi pajak,
jenis-jenis pajak yang ada di Indonesia serta bagaimana tata cara dan sistem
pemungutan pajak.
1
Menurut prof. Dr. Rachmat Soemitro, SH., hukum pajak mempunyai
kedudukan diantara hukum-hukum sebagai berikut:

a. Hukum perdata, yaitu mengatur hubungan antara satu individu dengan


individu lainnya

b. Hukum publik, yaitu mengatur hubungan antara pemerintah dengan

1) Hukum tata negara

2) Hukum tata usaha negara (Hukum admit)

3) Hukum pajak

4) Hukum pidana

1
Soemitro Rochmat, Asas Dan Dasar Perpajakan, PT. Eresco. Bandung, 2011.

Perpajakan 1
2
Perpajakan yang ada di Indonesia diatur melalui pasal 23A UUD 1945
dan peraturan lainnya seperti UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Pe embahasan mengenai perpajakan yang ada di
Indonesia, tentu saja cakupan bahasannya akan sangat meluas. Untuk lebih
jelasnya lagi, berikut ini berbagai dasar hukum yang mengatur perpajakan di
Indonesia.

a. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang diatur


dalam UU No. 6/1983 dan diperbarui oleh UU No. 16/2000.

b. Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) yang diatur dalam UU No. 7/1983


dan diperbarui oleh UU No. 17/2000.

c. Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan yang diatur


oleh UU No. 8/1983 dan diganti menjadi UU No. 18/2000.

d. Undang-undang penagihan pajak dan surat paksa yang diatur dalam UU No.
19/1997 dan diganti menjadi UU No. 19/2000.

e. Undang-Undang Pengadilan Pajak yang diatur dalam UU N0. 14/2002.

a. DEFINISI

Setelah memahami mengenai Dasar hukum perpajakan, maka


selanjutnya kita akan membahas mengenai apa yang dimaksud dengan pajak.
Tentu saja banyak ahli membahas mengenai definisi dari pajak ini, yang
beberapa definisinya akan dibahas di bawah ini.
3
Menurut Rochmat Soemitro (2011) Hukum pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar penge
4
Pajak adalah iuran rakyat pada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal

Berdasarkan Undang- Indeks (2015).


3
Rochmat, Asas Dan Dasar Perpajakan.

4
Republik Indonesia, UU No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan, Www.Dpr.Go.Id, 2007.

Perpajakan 2
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar penge
5
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara
untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public
saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment
6
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan,
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan
yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan peme
Menurut Prof. DR. Rachmat Sumitro, SH, pajak adalah iuran rakyat kepada
7

kas negara (peralihan kekayaan dari kas rakyat ke sektor pemerintah)


berdasarkan Undang-Undang untuk membiayai pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama
untuk membiayai public investment
8
Dari beberapa definisi di atas yang telah di kemukakan oleh beberapa
ahli bahwa terdapat ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak yaitu sebagai
berikut:

1) Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang undang serta


aturan pelaksanaannya;

2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan antara kontraprestasi


individual oleh pemerintah;

3) Pajak dipungut oleh Negara, baik pemerintah pusat maupun pemerintah


daerah;

4) Pajak dibagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dalam


pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai
pe

5
Https://Www.Pajak.Go.Id/.
6
Abdul Halim, Icuk Rangga Bawono, and Amin Dara, Perpajakan (Konsep, Aplikasi, Contoh,
Dan Studi Kasus) Dasar-Dasar Perpajakan, Penerbit Salemba Empat, vol. 7, 2016.
7
Rochmat, Asas Dan Dasar Perpajakan.
8
17 September.

Perpajakan 3
9
pajak adalah iuran kepada Negara
(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-peraturan dan tidak mendapatkan prestasi-prestasi
Kembali yang se

b. FUNGSI

Setelah memahami apa sih pajak itu, kemudian kita akan membahas
mengenai apa fungsi dari pajak yang ada atau yang berlaku di Indonesia.
Beberapa ahli juga memaparkan beberapa fungsi dari pajak ini.
10
Menurut Resmi, pajak memiliki 2 fungsi yaitu fungsi budgetair (sumber
keuangan negara) dan fungsi regularend (pengatur) yang penjelasannya
adalah sebagai berikut:

a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara) yaitu pajak mempunyai


fungsi budgetair, yang mengandung makna bahwa pajak merupakan salah
satu sumber penerimaan pemerintah yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran untuk
pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya
memasukkan uang sebanyak banyaknya untuk kas negara yang mana
upaya tersebut ditempuh dengan ara ekstensifikasi maupun intensifikasi
pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak
seperti pajak penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), dan lain lain;

b. Fungsi Regularend (Pengatur) yaitu pajak mempunyai fungsi pengatur,


yang mengandung makna bahwa pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi,
serta mencapai tujuan tujuan tertentu di luar bidang ke

11
Selain dua fungsi di atas, pajak juga memiliki fungsi lain antara lain:

9
Waluyo, Perpajakan Indonesia Buku 1 Edisi 12, Jakarta: Salemba Empat, 2017.
10
Siti Resmi, Perpajakan: Teori Dan Kasus Edisi Revisi, Salemba Empat, 2016.
11 Siti Resmi, Perpajakan: Teori Dan Kasus Edisi Revisi, Salemba Empat, 2016.

Perpajakan 4
a. Fungsi stabilitas, Fungsi stabilitas artinya adalah dengan adanya pajak
maka pemerintah memiliki dana untuk melaksanakan kebijakan yang
berkaitan dengan stabilitas harga yang dimaksudkan untuk mengendalikan
laju inflasi yang mana hal ini dapat dilakukan dengan mengatur peredaran
uang yang beredar di masyarakat, mengatur pemungutan pajak, serta
mengatur penggunaan pajak agar dapat efektif dan efisien;

b. Fungsi redistribusi pendapatan, Fungsi redistribusi dimaksudkan agar


pajak yang sudah dipungut oleh Negara dapat digunakan kembali untuk
membiayai kepentingan umum, termasuk untuk membiayai pembangunan
yang nantinya dapat membuka kesempatan kerja bagi masyarakat
sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat;

c. Fungsi demokrasi, Maksud dari pajak memiliki fungsi demokrasi adalah


Pajak yang sudah dipungut oleh Negara merupakan wujud sistem gotong
royong yang mana berhubungan dengan tingkat pelayanan pemerintah
kepada masyarakat sebagai pe

c. JENIS
12
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan,
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan
yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan peme
13
Menurut Prof. DR. Rachmat Sumitro, pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara (peralihan kekayaan dari kas rakyat ke sektor pemerintah)
berdasarkan Undang-Undang untuk membiayai pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama
untuk membiayai public investment

Selain memahami mengenai apa saja fungsi pajak, selanjutnya kita


akan membahas mengenai jenis-jenis pajak yang ada di Indonesia. 14
Di
Indonesia, pajak dikategorikan berdasarkan tiga hal yang antara lain, Pertama

12
Abdul Halim, Icuk Rangga Bawono, and Amin Dara, Perpajakan (Konsep, Aplikasi, Contoh,
Dan Studi Kasus) Edisi 3, Penerbit Salemba Empat, vol. 7, 2015.
13
Rochmat, Asas Dan Dasar Perpajakan.
14 Https://Www.Pajak.Go.Id/.

Perpajakan 5
berdasarkan golongannya/cara pemungutannya (pajak langsung dan pajak
tidak langsung); Kedua berdasarkan sifatnya (pajak subjektif dan pajak
objektif); Ketiga berdasarkan lembaga pemungutannya (pajak pusat dan pajak
daerah)

a. Berdasarkan golongannya/cara pemungutannya, pajak di kelompokan atas


dua golongan yaitu P 15
Pajak
langsung merupakan pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh
wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain
dimana pajak langsung harus dibayar sendiri oleh wajib pajak
bersangkutan dan pajak langsung biasanya melekat pada orang pribadi si
wajib pajak, sehingga hak dan kewajibannya tidak dapat dialihkan ke pihak
lain, Pajak langsung ini merupakan pajak yang harus dipikul sendiri oleh
wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau tidak dapat dilimpahkan
kepada orang lain (Contoh: PPh, PPN, PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), dan Bea Mete e 16
Pajak Tidak Langsung, yaitu
Pajak yang pada akhirnya pajak tersebut dapat dibebankan kepada orang
lain atau dapat dilimpahkan kepada orang lain; Contoh: Pajak
Pe

b. Berdasarkan sifatnya, pajak di kelompokan menjadi 2 yaitu Pajak Subjektif


dan Pajak Obje 17
Pajak Subjektif merupakan Pajak yang berpangkal
atau berada pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib
enghasilan (PPn). Se 18
Pajak Objektif
adalah pajak yang diambil hanya berdasarkan kondisi objek, tanpa
mempe ektif dikenakan pada
seorang WNI (Warga Negara Indonesia) jika penghasilan yang dimiliki
sudah memenuhi syarat sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Atau
bisa disimpulkan bahwa pajak objektif adalah pajak yang berpangkal pada
objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Pajak yang
masuk dalam pajak objektif adalah pajak impor, pajak kendaraan bermotor
(PKB), PPN, bea Meterai, serta bea masuk.

15
16
Ibid.
17
Ibid.
18
Ibid.

Perpajakan 6
c. Berdasarkan Lembaga Pemungutannya pajak di atas Pajak Pusat dan
Pajak Dae 19
Pajak pusat merupakan Pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara,
Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Atas
Penjualan Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan Dan Bea Mete
Se 20
Pajak Daerah adalah berbagai pajak yang dipungut dan
dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat provinsi maupun
kota/kabupaten, Hasil dari pungutan jenis pajak ini nantinya digunakan
untuk membiayai belanja pemerintah daerah, Contohnya untuk Pajak
provinsi antara lain pajak kendaraan bermotor dan pajak bahan bakar
kendaraan bermotor. Sedangkan contoh untuk Pajak kabupaten/kota,
antara lain pajak hotel, pajak re

Gambar 1. Jenis Pajak

d. Tata Cara Pemungutan

Tata cara serta sistem pemungutan pajak juga merupakan pembahasan


yang akan dibahas di bab ini. Kita perlu memahami bagaimana tata cara serta
sistem pemungutan pajak yang ada di Indone 21
Menurut Prof. DR.
Rachmat Sumitro, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan
kekayaan dari kas rakyat ke sektor pemerintah) berdasarkan Undang-Undang
untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public
saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment

19
Ibid.
20
Ibid.
21
Rochmat, Asas Dan Dasar Perpajakan.

Perpajakan 7
22
Resmi (2016) mengemukakan tata cara pemungutan pajak terdiri atas
stelsel pajak, asas pemungutan pajak dan sistem pemungutan pajak yang
mana pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga stelsel, yaitu:

a. Stelsel Nyata (Riil), artinya Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak
didasarkan pada objek yang sesungguhnya terjadi (untuk PPh maka
objeknya adalah penghasilan), karena itu pemungutan pajaknya baru dapat
dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah semua penghasilan yang
sesungguhnya dalam satu tahun pajak diketahui;

b. Stelsel Anggapan (Fiktif), artinya Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan


pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang
serta contoh penghasilan satu tahun dianggap sama dengan penghasilan
tahun sebelumnya sehingga pajak yang terutang pada suatu tahun juga
dianggap sama dengan pajak yang terutang tahun sebelumnya dan
dengan stelsel ini berarti besarnya pajak yang terutang pada tahun berjalan
sudah dapat ditetapkan atau diketahui pada awal tahun bersangkutan;

c. Stelsel Campuran, artinya Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak


didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan yang
pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan
kemudian pada akhir tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan keadaan
yang sesungguhnya, namun jika besarnya pajak berdasarkan keadaan
sesungguhnya lebih besar daripada besarnya pajak menurut anggapan
maka Wajib Pajak harus membayar kekurangan tersebut dan sebaliknya
jika besarnya pajak sesungguhnya lebih kecil daripada besarnya pajak
menurut tanggapan maka kelebihan tersebut dapat diminta kembali
(restitusi) ataupun dikompensasikan pada tahun-tahun berikutnya setelah
diperhitungkan de

e. Sistem Pemungutan Pajak

a. Official assessment 23
Official assessment adalah suatu sistem
pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang ole

22
Resmi, Perpajakan: Teori Dan Kasus Edisi Revisi.
23

Perpajakan 8
b. Self assessment 24
Self assessmen adalah suatu sistem pemungutanyang
memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang te

c. Withholding system 25
Withholding system adalah suatu sistem
pemungutan yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk
memotong atau memungut pajak yang terutang ole

2. Timbulnya Utang Pajak dan Berakhirnya Utang Pajak

Sebelum membahas tentang pengertian utang pajak, maka harus lebih


dulu mengerti apa yang dimaksud dengan pajak dan apa yang dimaksud dengan
26
Menurut hukum perdata, utang adalah perikatan yang mengandung
kewajiban bagi salah satu pihak (baik perorangan maupun badan sebagai subjek
hukum) untuk melakukan sesuatu (prestasi) atau untuk tidak melakukan sesuatu
yang menjadi hak pihak lainnya yang artinya adalah, bila pihak yang wajib
melakukan suatu prestasi tidak melakukan hal itu atau jika pihak yang wajib tidak
melakukan sesuatu, maka akan terjadi suatu contact breuk sehingga pihak yang

27
Menurut pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, pengertian utang pajak adalah pajak yang
masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda, atau
kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya
berdasarkan peraturan perundang-
28
Dalam mempelajari dasar-dasar perpajakan, dalam bab ini akan dibahas
mengenai timbulnya utang pajak dan kapan berakhirnya utang pajak, ada dua
ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak antara lain:

a. Ajaran formil, yaitu utang pajak timbul karena dikeluarkannya Surat Ketetapan
Pajak oleh fiskus (Ajaran ini diterapkan pada Official Assessment System);

24
Ibid.
25
Ibid.
26
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Bandung, Pengantar Hukum Indonesia
(PHI), 2010.
27
28
Rochmat, Asas Dan Dasar Perpajakan.

Perpajakan 9
b. Ajaran materiil, yaitu utang pajak timbul karena berlakunya Undang Undang.
Seseorang dikenai pajak karena suatu keadaa atau suatu perbuatan (Ajaran
ini diterapkan pada Self Assessment System

29
Hapusnya utang pajak dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
pembayaran, kompensasi, daluwarsa, pembebasan, dan penghapusan:

a. Pembayaran yaitu utang pajak yang melekat pada Wajib pajak akan hapus
jika sudah dilakukan pembayaran kepada kas negara;

b. Kompensasi yaitu apabila wajib pajak mempunyai kelebihan dalam


pembayaran pajak, maka kelebihan tersebut dapat diperhitungkan dengan
pajak yang masih harus dibayar;

c. Daluwarsa/lewat waktu yaitu terlampauinya waktu dalam melakukan


penagihan utang pajak selama lima tahun sejak terjadi utang pajak;

d. Pembebasan yaitu pemberian pembebasan atas sanksi administrasi pajak


(berupa bunga atau denda) yang harus dibayar oleh wajib pajak;

e. Penghapusan yaitu pemberian pembebasan atas sanksi administrasi pajak


(berupa bunga atau denda) yang harus dibayar oleh wajib pajak dikarenakan
keadaan ke

3. Tarif Pajak Penghasilan

Sebagaimana diketahui bahwa tujuan dari Hukum Pajak pada umumnya


adalah keadilan, yaitu suatu keadilan dalam prinsip dan juga keadilan dalam
pelaksanaannya. Jadi pemungutan pajak juga tidak terlepas dari masalah
keadilan tersebut yang bahkan dalam penerapan tarif juga harus berdasarkan
paham keadilan

Dalam Hukum Pajak dikenal beberapa macam tarif, antara lain:

a. 30
Tarif Progresif (a progressive tax rate), Tarif progresif merupakan tarif dalam
pemungutan pajak yang prosentasenya akan semakin besar bila jumlah yang

29
30
Ibid.

Perpajakan 10
dijadikan dasar dalam pengenaan pajak juga semakin besar, Menurut
kenaikan prosentase tarifnya, tarif progresif dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

1) Tarif Pajak Progresif, Tarif pajak Progresif adalah tarif pemungutan pajak
dengan persentase yang naik dengan semakin besarnya jumlah yang
digunakan sebagai dasar pengenaan pajak, dan kenaikan prosentase
untuk setiap jumlah tertentu setiap kali naik;

2) Tarif Pajak Progresif Proporsional, Tarif pajak Progresif Proporsional


adalah tarif pemungutan pajak dengan prosentase yang naik dengan
semakin besarnya jumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan
pajak, namun kenaikan prosentase untuk setiap jumlah tertentu adalah
tetap;

3) Tarif Pajak Progresif Degresif, Tarif pajak Progresif Degresif adalah tarif
pemngutan pajak dengan prosentase yang naik dengan semakin
besarnya jumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak,
namun kenaikan prosentase untuk setiap jumlah tertentu setiap kali
adalah menurun
31
esif adalah tarif untuk Pajak Penghasilan
Orang Pribadi berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2008, dengan demikian, tarif pajak menurut pasal 17 Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008, pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi
dalam negeri tersebut termasuk tarif progresif degre

b. Tarif Proporsional (a proportional tax rate 32


Tarif proporsional tidak lagi
dipengaruhi oleh naik turunnya dasar objek yang dikenakan pajak, karena
tarifnya telah berlaku secara sebanding namun tarif proporsional adalah tarif
pemungutan pajak yang menggunakan prosentase tetap tanpa memerhatikan
jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak dimana semakin besar jumlah
yang dijadikan dasar pengenaan pajak, maka akan semakin besar pula jumlah
pajak te erapkan dalam UU No 18
Tahun 2000 (UU PPN dan PPnBM) yang menggunakan tarif proporsional
sebesar 10%.

31
32
Ibid.

Perpajakan 11
Pajak yang terutang:

Rp. 15.000.000,- x 10% = Rp. 1.500.000,-

Rp. 25.000.000,- x 10% = Rp. 2.500.000,-

Rp. 40.000.000,- x 10% = Rp. 4.000.000,-

Rp. 60.000.000,- x 10% = Rp. 6.000.000,-

c. Tarif Degresif (a degressive tax rate 33


Tarif degresif merupakan kebalikan
dari tarif pr0gresif yaitu Tarif degresif adalah tarif pemungutan pajak yang
persentasenya semakin kecil bila jumlah yang dijadikan dasar pengenaan
pajak semakin besar, namun tidak berarti jika persentasenya semakin kecil
kemudian jumlah pajak yang terutang juga menjadi kecil juga, akan tetapi
malah bisa menjadi lebih besar karena jumlah yang dijadikan dasar
pengenaan pajaknya juga semakin be

Pajak yang terutang

Rp. 10.000.000,- x 15% = Rp1.500.000,-

Rp. 25.000.000,- x 13% = Rp3.250.000,-

Rp. 50.000.000,- x 11% = Rp5.500.000,-

Rp. 60.000.000,- x 10% = rp6.000.000,-

Jumlah pajak terutang

Rp16.250.000,-

d. Tarif Tetap (a fixed tax rate 34


Tarif tetap adalah tarif pemungutan pajak yang
besar nominalnya tetap dengan tanpa memperhatikan jumlah yang dijadikan
dasar pengenaan pajak yang mana Tarif ini diterapkan dalam UU No. 13
Tahun 1985 tentang Bea Mete engan adanya PP No. 24 Tahun
2000, tarif yang digunakan adalah Bea Meterai dengan nilai nominal sebesar
Rp3.000,- dan Rp6.000,-.

33
Ibid.
34
Ibid.

Perpajakan 12
e. Tarif Advalore 35
Tarif advalorem adalah suatu tarif dengan prosentase
tertentu yang dikenakan/dite

Misalnya PT XZY mengimpor barang jenis A sebanyak 1500 unit dengan


harga per unit Rp 100.000,-. Jika tarif Bea Masuk atas Imp0r Barang tersebut
20%, maka besarnya Bea Masuk yang harus dibayar adalah:

Nilai Barang Impor = 150 x Rp 100.000,- = Rp 150.000.000,-

Tarif Bea Masuk 20%, maka

Bea Masuk yang harus dibayar adalah 20% x Rp 150.000.000,- = Rp


30.000.000,-

f. Tarif Spesifik. Tarif spesifik adalah tarif dengan suatu jumlah tertentu atas
suatu jenis barang tertentu atau suatu satuan jenis barang tertentu.

Misalnya PT ABC mengimpor barang jenis Y sebanyak 1500 unit dengan


harga per unit Rp 100.000,-. Jika tarif Bea Masuk atas impor barang Rp
10.000,- per unit, maka besarnya Bea Masuk yang harus dibayar adalah:

Jumlah Barang Impor = 1500 unit

Tarif Bea Masuk Rp 10.000,- maka

Bea Masuk yang harus dibayar = Rp 10.000 ,- x 1500 = Rp15.000.000,-

g. Tarif Efe 36
Tarif efektif adalah tarif dimana jumlah pajak yang dibayarkan
dibandingkan dengan jumlah penghasilan yang diterima ole

Contoh: Tuan Andi mempunyai penghasilan kena pajak selama tahun 2008
sebesar Rp 750.000.000,-. Hitung besarnya pajak yang harus dibayar.

1) Dengan tarif progresif menurut UU No. 17 Tahun 2000

5% x Rp 25.000.000,- = Rp 1.250.000,-

10% x Rp 25.000.000,- = Rp 2.500.000,-

35
Ibid.

36
Ibid.

Perpajakan 13
15% x Rp 50.000.000,- = Rp 7.500.000,-

25% x Rp 100.000.000,- = Rp 25.000.000,-

35% x Rp 550.000.000,- = Rp 192.500.000,-

Jumlah pajak terutang Rp 228.750.000,-

2) Dengan tarif efektif

228.750.000,- x 100% = 30,5%

750.000.000,-

Jika tarif efektif 30,5% tersebut dikalikan penghasilan kena pajak, maka
akan dihasilkan jumlah pajak yang sama jika dikenakan tarif progresif
dalam perhitungannya.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
Untuk mengetahui apakah Anda telah mampu menjelaskan Dasar Hukum,
Definisi Pajak, Fungsi Pajak, Jenis Pajak, Tata Cara dan Sistem Pemungutan Pajak
dengan baik, kerjakan latihan berikut:

1. Jelaskan pengertian pajak?

2. Jelaskan teori yang mendukung pemungutan pajak?

3. Gambarkan pembagian jenis jenis pajak?

4. Jelaskan sistem pemungutan pajak?

5. Jelaskan hambatan pemungutan pajak?

Perpajakan 14
D. REFERENSI
Buku

Perbendaharaan Dan Kas Negara Untuk Memungut, Menyetor Dan


Melaporkan Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang

KeMenKeu RI No. 563/KMK.03/2003 84 (2003): 487 492.

Abdulkadir Muhammad. Hukum Perdata Indonesia, Bandung. Pengantar Hukum


Indonesia (PHI), 2010.

-
115/Pj./2002 Tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak
-533/Pj/2000 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran,
Pendataan Dan Penilaian Objek Dan Subjek Pajak Bumi Dan Bangunan

-
https://perpajakan.ddtc.co.id/peraturan-pajak/read/surat-edaran-direktur-
jenderal-pajak-se-132pj2010.

Https://Www.Pajak.Go.Id/.

Halim, Abdul, Icuk Rangga Bawono, and Amin Dara. Perpajakan (Konsep, Aplikasi,
Contoh, Dan Studi Kasus) Dasar-Dasar Perpajakan. Penerbit Salemba
Empat. Vol. 7, 2016.

. Perpajakan (Konsep, Aplikasi, Contoh, Dan Studi Kasus) Edisi 3. Penerbit


Salemba Empat. Vol. 7, 2015.

Halim, Abdul, and Syamsul Kusufi. Teori,Konsep, Dan Aplikasi Akuntansi Sektor
Publik. , 2014.

Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial


Accounting Standards). Ikatan Akuntansi Indonesia, 2017.

- 2000 (2020).

- Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Perubahan

Perpajakan 15
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah (2000).

Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang
Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 2009, no. 75 (2009).

raturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan
Dengan Pembayaran Atas Penyerahan Barang Dan Kegiatan Di Bidang
Impor Atau Kegiatan Usaha Di Bidang Lain (2017).

raturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


jakarta 3, no. 1 (2019): 1 8.

Kementerian Keuangan (PMK) Nomor

Mardiasmo. Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2018. Penerbit Andi, 2018.

Menteri Keuangan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Republik


Indonesia Nomor 224/PMK.011/2012. Paper Knowledge . Toward a Media
History of Documents, 2012.

17
September.

Pajak, Direktorat /Jendral. Pajak Pertambahan Nilai. Www.Pajak.Go.Id, 2013.

ahun 2020 Tentang


Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor

Perpajakan 16
ng Nomor 36 Tahun 2008 Tentang
Jakarta: Sekertariat Negara (2008).

Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dan/Atau Pajak


Penghasilan Pasal 26 Berhubungan Dengan Pekerjaan, Jasa Dan Kegiatan

-Undang (UU) No. 12 Tahun 1994 Tentang


Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak

-Undang (U

. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang-


Undang Nomor 21 Tahun 1997 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan
Bangunan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997, 2000.

-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea

Republik Indonesia. UU No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan. Www.Dpr.Go.Id, 2007.

Resmi, Siti. Perpajakan: Teori Dan Kasus Edisi Revisi. Salemba Empat, 2016.

Rochmat, Soemitro. Asas Dan Dasar Perpajakan. PT. Eresco. Bandung, 2011.

Smith, Adam. The Wealth of Nations The Wealth of Nations. Handbook of Labor
Economics, 1776.

Penjualan Atas Barang Mewah


Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet AB, 2020.

Berdasarkan Undang- Indeks (2015).

Undang-Undang Republik Indonesia. Undang-


Perubahan Keempat Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
Penghasilan. Kantor Pajak. Vol. 49, 2008.

Waluyo. Perpajakan Indonesia Buku 1 Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat, 2017.

Perpajakan 17

Anda mungkin juga menyukai