Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG KINERJA

PERANGKAT PEMERINTAH DESA TERHADAP KEPATUHAN


MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)
DI DESA PAKKABBA KECAMATAN GALESONG UTARA
KABUPATEN TAKALAR
Nuraini
Pendidikan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Makassar
Email : nurainy044@gmail.com
ABSTRAK
NURAINI, 2018. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak tentang Kinerja Perangkat
Pemerintah Desa terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) di Desa Pakkabba Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. (Pembimbing: M. Ridwan
Tikollah, S.Pd, M.SA dan Dra. Sitti Hajerah Hasyim, M.Si)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi wajib pajak
tentang kinerja perangkat pemerintah desa terhadap kepatuhan membayar pajak
bumi dan bangunan (PBB) di Desa Pakkabba Kecamatan Galesong Utara
Kabupaten Takalar. Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi wajib pajak
tentang kinerja perangkat pemerintah desa (X) dan kepatuhan membayar pajak
bumi dan bangunan (PBB) (Y). Populasinya adalah seluruh wajib pajak bumi dan
bangunan (PBB) di Desa Pakkabba Kecamatan Galesong Utara Kabupaten
Takalar yang berjumlah 1.543 wajib pajak bumi dan bangunan (PBB). Adapun
sampel pada penelitian ini berjumlah 94 wajib pajak bumi dan bangunan (PBB)
yang diperoleh dengan menggunakan metode stratified random sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan adalah, analisis regresi linear sederhana, koefisien
determinasi dan uji-t.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh model persamaan


Y=3.140+0,174X artinya setiap penambahan satu satuan nilai persepsi wajib
pajak tentang kinerja perangkat pemerintah desa, maka akan menyebabkan
kepatuhan membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) bertambah 0,174 satuan.
Hasi koefisien determinasi diperoleh nilai =0,320 yang berarti persepsi wajib
pajak tentang kinerja perangkat pemerintah desa memberikan pengaruh positif dan
signifikan dengan kontribusi pengaruh 32 persen terhadap kepatuhan membayar
pajak bumi dan bangunan. Hasil analisis uji-t diperoleh nilai signifikan
0,000<0,05, dengan demikian hipotesis dinyatakan diterima.

Kata Kunci: Persepsi Wajib Pajak tentang Kinerja Perangkat Pemerintah


Desa dan Kepatuhan Membayar Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB)
ABSTRACT

NURAINI, 2018. The Effect of Taxpayer Perception on Performance of Village


Governing Officer towards the Compliance of Land and Building Tax Payment in
Pakkabba Village, Galesong Utara, Takalar District.Thesis: Faculty of Economics,
Universitas Negeri Makassar (Supervisors: M. Ridwan Tikollah, S.Pd, M.SA
and Dra Sitti Hajerah Hasyim, M.Si)
This study aims to determine the effect of taxpayer perceptions on the
performance of village governing officers towards the compliance of land and
building tax payment (PBB) in Pakkabba Village, Galesong Utara District,
Takalar Regency. The variables in this study are the perception of taxpayers about
the performance of village governing officers towards the compliance of land and
building tax payment (PBB) (Y). Its population is all land and building tax-payers
(PBB) in Pakkabba Village, Galesong Utara District Takalar Regency which
amounts to 1,543 land and building taxpayers (PBB). The sample in this study
amounted to 94 tax-payers of land and buildings (PBB) obtained by using
stratified random sampling method. Data collection techniques used are
questionnaires and documentation. Data analysis techniques used are simple linear
regression analysis, coefficient of determination and t-test.
Based on the results of data analysis obtained model equation Y = 3.140 +
0.174X means that each addition of one unit of taxpayer perception value on the
performance of the village governing officers, it will cause compliance to pay land
and building tax (PBB) increased by 0.174. The result of the determinant
coefficient obtained by R ^ 2 = 0.320, which means the taxpayer's perception
about the performance of village governing officers has a positive and significant
influence with the contribution of 32 percent influence on the tax compliance of
land and building tax. T-test analysis results obtained significant value 0.000
<0.05, thus the hypothesis is accepted.
Keywords: Taxpayers' Perceptions towards Village Governing Officers
performance on the compliance of land and building tax
payment.
PENDAHULUAN Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Pajak merupakan salah satu (PPn BM), Bea Meterai, Pajak Bumi

penerimaan terbesar bagi negara dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan

yang berasal dari dalam negeri. Hak Atas Tanah dan Bangunan

Terdapat banyak jenis pajak, (BPHTB). Dengan pajak, pemerintah

diantaranya Pajak Penghasilan (PPh), dapat melaksanakan pembangunan,

Pajak Pertambahan Nilai (PPN), menggerakkan roda pemerintahan,


mengatur perekonomian masyarakat penerimaan Pajak Bumi dan

dan negara. Bangunan (PBB) untuk pembiayaan

Salah satu pajak yang pembangunan, maka pemungutan

dipungut oleh pemerintah daerah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

adalah Pajak Bumi dan Bangunan harus dilakukan secara efektif,

(PBB). Pajak Bumi dan Bangunan sehingga nantinya dapat memenuhi

(PBB) terbagi dalam beberapa sektor target penerimaan yang telah

yaitu sektor perdesaan, sektor ditetapkan.

perkotaan, sektor perkebunan, sektor Berkaitan dengan penerimaan

pertambangan dan sektor perhutanan. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Hasil dari pemungutan Pajak Bumi yang diperoleh desa, masih banyak

dan Bangunan (PBB) ini sangat kekurangan-kekurangan yang


membantu pemerintah daerah dalam terdapat di dalamnya terutama masih
melaksanakan percepatan
rendahnya kepatuhan wajib pajak
pembangunan di daerah. Oleh karena
dalam membayar Pajak Bumi dan
itu Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Bangunan tersebut yang sudah
perlu mendapat perhatian yang serius
menjadi kewajibannya. Rendahnya
dari pemerintah daerah dalam
kepatuhan wajib pajak dalam
penanganannya, sehingga nantinya
membayar Pajak Bumi dan
akan memberikan sumbangan yang
Bangunan (PBB) dapat
besar pada Pendapatan Asli Daerah
menyebabkan rendahnya pendapatan
(PAD). Mengingat pentingnya
daerah. Rendahnya kepatuhan wajib
sumbangan yang diberikan dari
pajak sangat erat kaitannya dengan
buruknya persepsi wajib pajak Menumbuhkan sikap positif

terhadap aparat pajak yang terhadap sesuatu harus bermula dari

menyangkut kecakapan teknis, adanya pengalaman tentang objek

efisien dan efektif dalam hal tertentu. Jika kita amati, cakupan

kecepatan, tepat dan keputusan yang pelayanan pajak yang masih rendah.

adil. Adanya kondisi seperti ini tidak Banyak diantara mereka yang tidak

membuat wajib pajak untuk patuh dapat pelayanan yang berkualitas.

membayar pajak tetapi akan Karena rendahnya kualitas pelayanan

menjadikan adanya kecenderungan yang diterima oleh wajib pajak

untuk menghindar dari kewajiban sehingga tidak memberikan

membayar pajak. Salah satu upaya kepuasan. Ketidakpuasan mereka

untuk meningkatkan kepatuhan wajib sering kali menimbulkan rendahnya

pajak untuk membayar pajak yaitu kepatuhan wajib pajak yang sangat

dengan meningkatkan kualitas erat kaitannya dengan persepsi wajib

pelayanan aparat pajak yang pajak tentang kinerja perangkat

menyangkut kecakapan teknis, pemerintah.

efisien dan efektif dalam hal Desa Pakkabba merupakan

kecepatan, tepat dan pembuatan salah satu Desa di Kecamatan

keputusan yang adil bagi semua Galesong Utara yang terbagi menjadi

orang akan sangat membantu wajib 3 dusun yang masing-masing dusun

pajak untuk patuh dalam memenuhi dipimpin oleh seorang kepala dusun

atau yang disebut kadus. Adapun


kewajiban untuk membayar pajak.
data yang diperoleh tentang target
dan realisasi penerimaan Pajak Bumi Pernyataan ini dibenarkan

dan Bangunan (PBB) selama empat oleh Sekretaris Desa, Sulaiman Beta

tahun terakhir adalah sebagai SE, dan Nur Wahidah sebagai Staf

berikut: Kaur Keuangan yang menyatakan


Tabel 1. Laporan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) di Desa Pakkabba Kecamatan Galesong
bahwa tidak tercapainya target Pajak
Utara Tahun 2012-2015

Bumi dan Bangunan (PBB) tersebut

dikarenakan masih kurangnya

kepatuhan wajib pajak untuk

membayar Pajak Bumi dan


Sumber: UPTD Kecamatan Galesong Utara (data diolah)

Berdasarkan data di tabel 1, Bangunan (PBB). Aparat pemerintah

dapat dilihat bahwa dalam empat sudah melakukan berbagai sosialisasi

tahun terakhir penerimaan Pajak tentang Pajak Bumi dan Bangunan

Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa (PBB) tetapi wajib pajak masih saja

Pakkabba tidak pernah mencapai tidak tepat waktu dalam membayar

target yang telah ditetapkan oleh pajak. Mengingat betapa pentingnya

pihak Dispenda yaitu 100 persen. peran wajib pajak dalam peran

Hal ini menunjukkan masih ada sertanya menanggung pembiayaan

wajib pajak yang tidak melakukan Negara, maka dituntut adanya

kewajibannya dalam hal pembayaran kepatuhan wajib pajak untuk

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) membayar Pajak Bumi dan

dikarenakan masih kurangnya Bangunan (PBB) dengan benar

kepatuhan wajib pajak tersebut. sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Namun


kenyataannya banyak hambatan yang Bumi dan Bangunan sebagaimana

dihadapi oleh aparatur Desa dalam telah diubah dengan Undang-Undang

pemungutannya. Hal ini disebabkan Nomor 12 Tahun 1994 Pajak Bumi

oleh kurangnya kepatuhan dalam dan Bangunan (PBB) adalah “Pajak

membayar pajak, yang dipengaruhi Negara yang dikenakan terhadap

bumi dan atau bangunan.” Pajak


oleh persepsi wajib pajak tentang
Bumi dan Bangunan (PBB) adalah
kinerja perangkat pemerintah desa
Pajak yang bersifat kebendaan dalam
serta tingkat perkembangan
arti besarnya pajak terutang
intelektual wajib pajak sehingga
ditentukan oleh keadaan objek yaitu
mereka tidak melaksanakan
bumi/tanah dan atau bangunan.
kewajibannya.
keadaan subjek (siapa yang
Berdasarkan pemaparan di
membayar) tidak ikut menentukan
atas peneliti tertarik melakukan
besarnya pajak.
penelitian dengan judul “Pengaruh
Menurut Waluyo (2010:196)
Persepsi Wajib Pajak tentang Kinerja
bahwa:
Perangkat Pemerintah Desa terhadap
Pajak Bumi dan Bangunan
Kepatuhan Membayar Pajak Bumi (PBB) adalah pajak yang
bersifat kebendaan dalam arti
dan Bangunan (PBB) di Desa besarnya pajak terutang
ditentukan oleh objek pajak
Pakkabba Kecamatan Galesong yaitu bumi dan bangunan,
keadaan subjeknya (siapa
Utara Kabupaten Takalar.” yang membayar) tidak ikut
menentukan besarnya jumlah
TINJAUAN PUSTAKA pajak yang terutang
Definisi Pajak Bumi dan
Khusus untuk Kabupaten
Bangunan (PBB)
Berdasarkan Undang-Undang Takalar telah tercantum dalam
Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Peraturan Daerah Kabupaten Takalar
Nomor 12 Tahun 2012, tentang mempunyai suatu hak atas bumi,

Pajak Daerah: memperoleh manfaat atas bumi,

Pajak Bumi dan Bangunan memiliki, menguasai dan atau


Perdesaan dan Perkotaan
adalah pajak atas bumi memperoleh hak atas bangunan.
dan/atau bangunan yang
dimiliki, dikuasai, dan/ atau Wajib Pajak Bumi dan Bangunan
dimanfaatkan oleh orang (PBB)
pribadi atau badan, kecuali Dalam Pasal 78 ayat 1 dan
kawasan yang digunakan
untuk kegiatan usaha 2 Undang-Undang Nomor 28
perkebunan, perhutanan dan
pertambangan. Tahun 2009

Menurut Mardiasmo tentang Pajak Daerah dan Retribusi

(2013:331) menjelaskan bahwa: Daerah, juga dijelaskan pengertian

Bumi adalah permukaan bumi subjek yaitu:


dan tubuh bumi yang ada di
bawahnya. Permukaan bumi Wajib Pajak Bumi dan
meliputi tanah dan perairan Bangunan Perdesaan dan
pedalaman (termasuk rawa- Perkotaan adalah orang
rawa, tambak, perairan) serta pribadi atau Badan yang
laut wilayah Republik secara nyata mempunyai
Indonesia, sedangkan suatu hak atas Bumi dan/atau
Bangunan adalah kontruksi memperoleh manfaat atas
teknik yang di tanam atau Bumi, dan/atau memiliki,
diletakkan secara tetap pada menguasai, dan/atau
tanah dan atau perairan. memperoleh manfaat atas
Dari beberapa pengertian di Bangunan.

atas dapat disimpulkan bahwa Pajak Menurut Mardiasmo

Bumi dan Bangunan adalah pajak (2013:13) bahwa:

yang dikenakan atas bumi dan wajib pajak adalah orang


pribadi atau badan, meliputi
bangunan yang dimiliki, dikuasai pembayar pajak, pemotong
pajak dan pemungut pajak,
dan/atau dimanfaatkan oleh orang yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai
pribadi atau badan yang secara nyata dengan ketentuan praturan
perundang-undangan semua kewajiban perpajakan dan
perpajakan daerah
melaksanakan hak perpajakannya.”
Menurut Suandy (2006:03):
Menurut Pohan (2014:127)
wajib pajak adalah orang Wajib Pajak Patuh yaitu:
pribadi atau badan yang
menurut ketentuan peraturan Wajib Pajak yang ditetapkan
perundang-undangan oleh Direktur Jendral Pajak
perpajakan ditentukan untuk sebagai Wajib Pajak yang
melakukan kewajiban memenuhi kriteria tertentu
perpajakan, termasuk (sebagaimana dimaksud
pemungut pajak atau dalam peraturan Menteri
pemotong pajak tertentu keuangan Nomor
Berdasarkan beberapa 192/PMK.03/2007 tentang
Tata Cara Penetapan Wajib
pengertian di atas, dapat disimpulkan Pajak dengan kriteria tertentu
dalam Rangka Pengembalian
bahwa wajib pajak adalah orang Pendahuluan kelebihan
pembayaran pajak).
pribadi atau badan yang menurut Penetapan Wajib Pajak patuh
berlaku untuk jangka waktu
undang-undang sudah memiliki hak dua tahun kalender
Dari beberapa definisi di atas
untuk membayar pajak sesuai dengan
dapat disimpulkan bahwa kepatuhan
ketentuan peraturan perpajakan
wajib pajak adalah keadaan dimana
daerah.
Wajib Pajak melaksanakan hak dan
Definisi Kepatuhan Wajib Pajak
kewajibannya serta memenuhi
Kepatuhan yaitu suka
ketentuan dan syarat yang ditetapkan
menurut, taat pada perintah dan

aturan. Jadi kepatuhan berarti sifat oleh Direktorat Jenderal Pajak

patuh atau ketaatan. Menurut Indikator Tingkat Kepatuhan


Wajib Pajak
Nurmanto (2005:148) “Kepatuhan
Menurut Pohan (2014:132)
Wajib Pajak adalah suatu keadaan

dimana Wajib Pajak memenuhi Indikator tingkat kepatuhan wajib

pajak yaitu: 1) Pendaftaran, 2)


Pelaporan yang benar dan 3) pajak (STP) dari KPP pratama

Pembayaran. Berikut uraian dari atau disampaikan lewat

setiap indikator: pemerintah Daerah harus

1) Pendaftaran melunasinya tepat waktu pada

Pendaftaran objek pajak tempat pembayaran yang telah

dilakukan oleh subjek pajak (baik ditunjukkan dalam SPPT.

orang pribadi maupun badan) Definisi Persepsi Wajib Pajak

dengan cara mengambil dan Pada hakikatnya persepsi

mengisi formulir Surat adalah merupakan suatu proses yang

Pemberitahuan Objek Pajak memungkinkan kita mengorganisir

(SPOP). informasi dan menginterpretasikan

2) Pelaporan yang benar kesan

Mengisi SPOP dengan jelas, terhadap lingkungan sekitarnya.

benar dan lengkap dan Menurut Wibowo (2015:59-

menyampaikan ke KPP 60) bahwa:

pratama/KP2KP setempat Persepsi adalah suatu proses


dengan mana individual
selambat-lambatnya 30 hari sejak mengorganisir dan
menginterpretasikan
tanggal diterimanya SPOP oleh tanggapan kesan mereka
dengan maksud memberi
subjek pajak. makna pada lingkungan
mereka. Tapi apa yang kita
3) Pembayaran rasakan dapat berbeda secara
substansial dari realitas
Wajib pajak yang telah objektif.
Menurut Walgito (2010:99)
menerima SPPT, surat ketetapan
bahwa:
pajak (SKP) dan surat tagihan
Persepsi merupakan suatu secara kualitas dan kuantitas yang
proses yang didahului oleh
proses pengindraan, yaitu dicapai oleh aparat perangkat
merupakan proses
diterimanya stimulus oleh pemerintah dalam melaksanakan
individu melalui alat indra
atau juga disebut proses tugasnya sesuai dengan tanggung
sensoris. Namun proses itu
tidak berhenti begitu saja, jawab yang diberikan kepadanya.
melainkan stimulus tersebut
diteruskan dan proses Menurut Mangkunegara (2007:67)
selanjutnya merupakan proses
persepsi. “kinerja (prestasi kerja) adalah hasil

Menurut Desmita (2011:117) kerja secara kualitas dan kuantitas

“Persepsi dalam arti sempit adalah yang dicapai oleh seseorang pegawai

penglihatan, yaitu bagaimana melihat dalam melaksanakan tugasnya sesuai

sesuatu, sedangkan dalam arti luas dengan tanggung jawab yang

persepsi adalah pandangan, yaitu diberikan kepadanya.”

bagaimana seseorang memandang Sedangkan menurut

atau mengartikan sesuatu.” Prawirosentono (2009:488):

Dari beberapa pengertian di Kinerja atau performance


adalah usaha yang dilakukan
atas dapat disimpulkan bahwa dari hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau
persepsi merupakan pandangan atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai
tafsiran seseorang atas apa yang dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-
dilihat dan dirasakan terhadap masing dalam rangka
mencapai tujuan organisasi
sesuatu. bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan
Definisi Kinerja Perangkat sesuai dengan moral maupun
Pemerintah Desa etika.

Kinerja perangkat pemerintah Dari beberapa pengertian di

desa dapat dilihat dari hasil kerja atas dapat disimpulkan bahwa
Kinerja perangkat pemerintah desa Indikator Kinerja Perangkat
Pemerintah Desa
adalah hasil kerja baik secara Menurut Mardiasmo

kualitas maupun kuantitas yang (2009:125) “Indikator kinerja

dihasilkan oleh seseorang pegawai perangkat pemerintah desa dibagi

dalam satuan waktu yang telah menjadi dua bagian yaitu: kualitas

pelayanan (service quality) dan


ditentukan dengan persyaratan
Kepuasan (satisfaction).”
tertentu pula.
Adapun yang dimaksud dengan:
Perangkat Pemerintah Desa
1) kualitas pelayanan (service
Menurut Pasal 202 Undang-
quality) adalah suatu proses
Undang Nomor 32 Tahun 2004
bantuan kepada orang lain dengan
tentang pemerintahan daerah (UU
cara-cara tertentu yang
Pemda) dinyatakan bahwa
memerlukan kepekaan dan
pemerintah desa terdiri atas kepala
hubungan inter personal agar
desa dan perangkat desa. Perangkat
tercipta kepuasan dan
pemerintah desa terdiri dari
keberhasilan.
sekretaris desa, kaur keuangan, kaur
2) Kepuasan (satisfaction) adalah
umum, kaur kesra dan kepala dusun.
perasaan senang atau kecewa
Berdasarkan uraian di atas
seseorang berasal dari
dapat disimpulkan bahwa Perangkat
perbandingan antara kinerja
pemerintah desa terdiri dari
produk yang didapatkan dalam
sekretaris desa, kaur keuangan, kaur
hubungannya dengan harapan-
umum, kaur kesra dan kepala dusun.
harapannya.
Berdasarkan uraian di atas, strategi kepatuhan yang sebaiknya

indikator kinerja perangkat dilancarkan oleh aparat pajak adalah

pemerintah desa dapat diuraikan dengan cara memberikan bantuan

menjadi kualitas pelayanan (service pelayanan dan pencerahan

quality) dan kepuasan bagaimana memahami aturan pajak

(satisfaction) wajib pajak. dan prosedur administrasi yang

Hubungan Persepsi Wajib Pajak menyertainya dengan benar. Dalam


tentang Kinerja Perangkat
Pemerintah Desa terhadap konteks ini, strategi kepatuhan pajak
Kepatuhan Membayar Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) yang dibangun atas dasar

Memberikan penyuluhan dan kepercayaan pada iktikad baik Wajib

informasi yang diperlukan agar Pajak diharapkan dapat memberikan

Wajib Pajak merasa nyaman dalam persepsi positif bagi Wajib Pajak

memenuhi kewajiban perpajakannya, sehingga dikemudian hari Wajib

sehingga dengan semakin Pajak akan membatalkan niatnya

meningkatnya tingkat kesadaran untuk menghindar pajak, sehingga

Wajib Pajak maka gilirannya Wajib kembali dapat meningkatkan

Pajak akan menunjukkan tingkat kepatuhannya.

kepatuhan yang tinggi. Menurut Berdasarkan pendapat di atas

Mukhlis (2012:87) Upaya aparat dapat disimpulkan bahwa persepsi

pajak untuk terus menerus wajib pajak tentang kinerja

memberikan kemudahan dalam perangkat pemerintah desa

pelayanan yang terbaik. Sedangkan berhubungan erat dengan kepatuhan

menurut Pohan (2014:129) bahwa membayar pajak bumi dan bangunan,


persepsi wajib pajak yang positif (PBB) yang diperoleh dengan

tentang kinerja perangkat pemerintah menggunakan metode stratified

desa berperan penting dalam random sampling. Teknik

meningkatkan kepatuhan wajib pengumpulan data yang digunakan

pajak. yaitu kuesioner dan dokumentasi

METODE PENELITIAN sedangkan teknik analisis data yang

Penelitian ini bertujuan untuk digunakan adalah analisis regresi

mengetahui pengaruh persepsi wajib linear sederhana, koefisien

pajak tentang kinerja perangkat determinasi dan uji-t

pemerintah desa terhadap kepatuhan HASIL PENELITIAN

membayar pajak bumi dan bangunan Berdasarkan hasil penelitian

(PBB) di Desa Pakkabba Kecamatan yang telah dilakukan maka diperoleh

Galesong Utara Kabupaten Takalar. hasil bahwa persepsi wajib pajak

Penelitian ini merupakan penelitian tentang kinerja perangkat pemerintah

bersifat deskriptif kuantitatif. desa berpengaruh positif dan

Populasinya adalah seluruh wajib signifikan terhadap kepatuhan

pajak bumi dan bangunan (PBB) di membayar pajak bumi dan bangunan

Desa Pakkabba Kecamatan Galesong di Desa Pakkabba Kecamatan

Utara Kabupaten Takalar yang Galesong Utara Kabupaten Takalar.

berjumlah 1.543 wajib pajak bumi Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis

dan bangunan (PBB). Adapun regresi sederhana diperoleh sebesar

sampel pada penelitian ini berjumlah 3,140 artinya terdapat pengaruh

94 wajib pajak bumi dan bangunan positif dan signifikan persepsi wajib
pajak tentang kinerja perangkat Hal ini sejalan dengan

pemerintah desa terhadap kepatuhan penelitian Firmansyah (2010) yang

membayar pajak bumi dan bangunan menemukan bahwa “persepsi wajib

dan R Square sebesar 0.320 atau 32,0 pajak tentang kinerja perangkat

persen variabel kepatuhan membayar pemerintah desa memiliki pengaruh

pajak bumi dan bangunan dapat positif dan signifikan terhadap

dijelaskan oleh variabel persepsi peningkatan penerimaan Pajak Bumi

wajib pajak tentang kinerja dan Bangunan (PBB) di Desa

perangkat pemerintah desa, sisanya Panciro Kecamatan Bajeng

68,0 persen dipengaruhi oleh Kabupaten Gowa".

variabel lain yang tidak masuk dalam Setelah melakukan penelitian

penelitian ini dan dapat diartikan maka hasil penelitian ini

pula bahwa tingkat signifikansi menunjukkan persepsi wajib pajak

(0,00<0,05), sehingga dapat tentang kinerja perangkat pemerintah

disimpulkan bahwa persepsi wajib desa berpengaruh positif dan

pajak tentang kinerja perangkat signifikan terhadap kepatuhan

pemerintah desa memberikan membayar pajak bumi dan bangunan

pengaruh yang signifikan terhadap di Desa Pakkabba Kecamatan

kepatuhan membayar pajak bumi dan Galesong Utara Kabupaten Takalar

bangunan di Desa Pakkabba hal ini dapat disimpulkan bahwa

Kecamatan Galesong Utara hipotesis pada penelitian ini

Kabupaten Takalar. “diterima”.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Kabupaten Takalar dalam

pengaruh persepsi wajib pajak kategori baik, meskipun demikian

tentang kinerja perangkat pemerintah pada indikator pendaftaran masih

desa terhadap kepatuhan membayar dinilai kurang walaupun dalam

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di kategori baik.

Desa Pakkabba Kecamatan Galesong 3. Persepsi wajib pajak tentang

Utara Kabupaten Takalar, maka kinerja perangkat pemerintah desa

dapat diperoleh kesimpulan sebagai memberikan pengaruh yang

berikut: positif dan signifikan terhadap

1. Berdasarkan hasil analisis kepatuhan membayar pajak bumi

deskriptif, persepsi wajib pajak dan bangunan di Desa Pakkabba

tentang kinerja perangkat Kecamatan Galesong Utara

pemerintah Desa Pakkabba Kabupaten Takalar.

Kecamatan Galesong Utara SARAN

Kabupaten Takalar dalam Adapun saran yang dapat

kategori baik, meskipun demikian diberikan yaitu sebagai berikut:

pada indikator kepuasan 1. Bagi pemerintah Desa Pakkabba

(satisfaction) masih dinilai kurang Kecamatan Galesong Utara

walaupun dalam kategori baik. Kabupaten Takalar agar kiranya

2. Berdasarkan analisis deskriptif, dapat lebih cepat dalam

kepatuhan membayar pajak bumi menyelesaikan masalah yang

dan bangunan di Desa Pakkabba dihadapi wajib pajak dan

Kecamatan Galesong Utara pendataan terhadap objek dan


subjek pajak bumi dan bangunan Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007.
Manajemen Sumber Daya
perlu ditingkatkan agar data Manusia Perusahaan. Bandung:
Rosda.
yang diperoleh lebih akurat
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor
dalam rangka membuat Publik (edisi revisi). Yogyakarta:
Andi
pelayanan yang lebih baik
Mardiasmo. 2013. Perpajakan (edisi
kepada wajib pajak. revisi). Yogyakarta: Andi

2. Bagi peneliti selanjutnya, Mukhlis Imam. 2012. Dimensi


Ekonomi Perpajakan Dalam
diharapkan agar mengembangkan Pembangunan Ekonomi . Jakarta:
Penebar plus
penelitian ini dengan
Muljono, Eugenia Liliawati. 2005.
menambahkan variabel-variabel Tanya Jawab Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB). Jakarta:
lain yang dapat mempengaruhi Harvarindo.

kepatuhan membayar Pajak Bumi Narimawati.2008. Metodologi


Penelitian Kualitatif dan
dan Bangunan (PBB). Kuantitaif, Teori dan Aplikasi.
Bandung: Agung Media.
DAFTAR PUSTAKA
pendidikan nasional, 2008. Kamus
Sumber Buku :
Besar Bahasa Indonesi (edisi
Bastian, Indra. 2015. Akuntansi empat). Jakarta: PT. Gramedia
untuk Kecamatan dan Desa. Pustaka Utama.
Jakarta: Erlangga
Pohan, C, Anwar, 2013.Pengantar
Bungin, Burhan. 2010. Metotologi Perpajakan. Jakarta: PT Mitra
Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Wacana Media.
Kencana.
Purwono, Herry. 2010. Dasar-Dasar
Gunawan, Imam. 2013. Metodologi Perpajakan dan Akuntansi Pajak.
Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Jakarta: Erlangga.
Bumi Aksara
Riduwan. 2009. Pengantar statistik,
Ivancevich, John M. et al. 2006. Bandung: Alfabeta.
Perilaku dan Manajemen
Organisasi, Jakarta, Erlangga Sari, Diana.2013. Konsep Dasar
Perpajakan. Bandung: PT Refiks
Aditama.
Samudra, Azhari Aziz. 2015. Wibisono, Dermawan. 2006.
Perpajakan Indonesia (edisi satu). Manajemen Kinerja. Jakarta:
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Erlangga.

Sapuri, Rafy. 2009. Psikologi Islam Wibowo. 2014. Perilaku Dalam


(edisi satu). Jakarta: Raja Organisasi. Jakarta: Rajawali.
Grafindo Persada.
Zainal, Veithzal Rivai, et al. 2014.
Simanjuntak, Timbul Hamonangan Kepemimpinan dan Perilaku
dan Imam Mukhlis. 2012.Dimensi Organisasi, Jakarta: Kharisma
Ekonomi Perpajakan dalam Putra Utama Offset.
Pembangunan Ekonomi. Jakarta:
Raih Asa Sukses. Undang-undang:

Suandy, Erly. 2006. Perpajakan www.bpn.go.id, 2015. Peraturan


(edisi dua). Jakarta: Salemba perundang-undangan
Empat.
www.dpr.go.id. 2014.undang-undang
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Republik Indonesia Nomor 6
Administrasi Dilengkapi dengan Tahun 2014 Tentang Desa
Metode R&D. Bandung: Alfabeta
Sumber Lain :
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Aryobimo, Putut Tri. 2012.
Bandung: Alfabeta. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak
tentang Kualitas Pelayanan
Supramono. 2010. Perpajakan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib
Indonesia Mekanisme Dan Pajak dengan Kondisi Keuangan
Perhitungan. Yogyakarta: Andi. Wajib Pajak dan Preferensi
Risiko sebagai Variabel
Usman, Husaini. 2009. Manajemen Moderating. Studi Empiris
(edisi tiga). Jakarta: Bumi Aksara. terhadap Wajib Pajak Orang
Pribadi di Kota Semarang.
Supramono dan Utami, Intiyas. 2004. http://repository.widyatama.ac.id/
Desain Proposal Penelitian xmlui/bitstream/handle/12345678
Akuntansi dan Keuangan. 9/305/BAB%20II.pdf?sequence=
Yogyakarta: Andi 3, 18 januari 2011

Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Harianto, Bambang. 2012.


Psikologi Umum . Yogyakarta: Pengertian Kepatuhan Wajib
Andi. Pajak Menurut Ahli.
http://www.bambanghariyanto.co
Waluyo. 2010. Perpajakan m/2012/06/pengertian-kepatuhan-
Indonesia. Jakarta: Salemba wajib-pajak. html, 18 januari 2017
Empat. Kahono Sulud, 2003. Pengaruh
Sikap Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak dalam Desa terhadap Peningkatan
Pembayaran Pajak Bumi dan Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan https://www. Bangunan di desa Panciro
Researchgate.net>publication, 24 Kecamatan Bajeng Kabupaten
januari 2017 gowa.

Firmansyah 2010. Pengaruh Peraturan Daerah kabupaten Takalar


Persepsi Wajib Pajak tentang Nomor 02 Tahun 2012 tentang
Kinerja Perangkat Pemerintah Pajak Daerah

Anda mungkin juga menyukai