Kombinasi bisnis berdasarkan PSAK 22 merupakan suatu transaksi yang mana suatu entitias,
sebagai pengakuisisi, memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis, yang disebut sebagai
pihak diakuisisi. PSAK 22 menyatakan yang dimaksud bisnis adalah suatu rangkaian terintegrasi atas
aktivitasdan aset yang dikelola dan diarahkan dengan tujuan memberikan hasil dalam bentuk dividen
atau manfaat ekonomik lainnya secara langsung kepada pemilik, anggota, atau pelaku lainnya.
Berdasarkan PSAK 65 PP02, entitas dikatakan memeroleh pengendalian jika memiliki kekuasaan
entitas lain, hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan entitas lain, dan kemampuan
menggunakan kekuasaanya untuk memengaruhi jumlah imbal hasil yang diberikan entitas lain ke
investornya.
Akuntansi akusisi
Berdasarkan metode akusisi, pihak pengakusisi mengakui seluruh asset yang di akusisi dan liabilitas yang
ditanggung dalam kombinasi bisnis serta mengukurnya pada nilai wajar tanggal akusisi. Kombinasi bisnis
tidak mempengaruhi jumlah penilaian asset dan liabilitas pihak pengakusisi.
Goodwill
PSAK 19 “asset takberwujud” menyatakan bahwa goodwill merupakan asset yang menunjukan manfaat
ekonomi masa depan yang berasal dari asset-aset lain yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak
teridentifikasi secara individu dan secara terpisah diakui.
Sebagai contoh, PT Angkordok mengakusisi seluruh asset PT Zandoso sebesar Rp400.000.000 ketika nilai
wajar asset bersih teridentifikasi PT Zandoso adalah rp380.000.000. goodwill diakui senilai rp20.000.000,
yaitu selisih antara total yang dipertimbangkan dan nilai wajar asset bersih teridentifikasi yang diakusisi.
Apabila sebagai ganti akusisi asset, PT Angkordok mengakusisi 75% saham biasa PT Zandoso senilai
rp300.000.000, maka goodwill dihitung sebagai berikut.
Setiap asset teridentifikasi dan liabilitas yang diambil alih dicatat oleh pihak pengakusisi pada nilai wajar
tanggal akusisi. Kelebihan nilai wajar yang pertukarkan di atas nilai wajar asset bersih teridentifikasi
dicatat oleh pihak pengakusisi sebagai goodwill.
Kas dan piutang Rp 45.000.000 45.000.000
Persediaan 65.000.000 75.000.000
Tanah 40.000.000 70.000.000
Bangunan dan peralatan 400.000.000 350.000.000
Akuntansi penyusutan (150.000.000)
Patena 80.000.000
Total asset 400.000.000 620.000.000
Pada tanggal kombinasi bisnis, PT Pututaka mencatat kombinasi bisnis tersebut denganjurnal:
Ayat Jurnal yang Dicatat oleh Perusahaan yang Diakuisisi PT Songkok mencatat jurnal untuk mengakui
saham PT Pututaka, dan transfer aset kepada PTPututaka
Perusahaan yang diakusisi tetap berdiri dan perusahaan pembeli mencatatnya sebagai investasi pada
saham biasa dari perusahaan yang diakusisi bukan mencatat masing-masing asset dan liabilitas. Sebagai
contoh, jika PT Pututaka menukarkan 10.000 lembar sahamnya dengan total nilai pasar rp610.000.000
untuk semua saham PT Songkok dalam transaksi pembelian dan timbul biaya merger sebesar
Rp40.000.000 dan biaya penerbitan saham Rp25.000.000 yang sebelumnya dicatat dalam akun beban
tangguhan. PT Pututaka mencatat jurnal berikut pada saat penerimaan saham PT Songkok.
Laporan keuangan yang disiapkan setelah kombinasi bisnis hanya mencerminkan entitas gabungan dari
tanggal kombinasi bisnis.