LAPORAN PENDAHULUAN
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK
WAJIB PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
2020
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
BAB I
PENDAHULUAN
1
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
2
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
dan pada akhirnya penerimaan daerah dari sektor pajak tidak tercapai sesuai target.
Oleh karena itu, penting untuk dilakukan kajian terkait hal tersebut.
Oleh karena itu, memperhatikan beberapa hal di atas, maka perlu diidentifikasi
berbagai hal dalam bentuk kajian yang komprehensif. Sehingga kebijakan baru yang
akan diterapkan telah melalui kajian secara akademis yang komprehensif dengan
memperhatikan, sisi teoritis, kondisi masyarakat, kebutuhan pemerintah daerah,
perekonomian daerah, peraturan dan perundangan yang berlaku serta kondisi
perkembangan zaman. Dengan demikian, kajian tentang Kemampuan Membayar
Pajak Wajib Pajak PBB-P2 di Kabupaten Madiun, dengan pendekatan metode survei
kepada masyarakat penting untuk dilakukan.
3
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
4
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
5
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
6
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
6. Air permukaan adalah semua air yang terdapat dipermukaan tanah ,tidak
termasuk air laut, baik yang berada dilaut maupun di darat.
7. Pajak rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang di pungut oleh
pemerintah.
b. Pajak kabupaten/kota
1. Pajak Hotel disebut pajak daerah pungutan daerah atas penyelenggaraan
hotel.
2. Pajak Restoran yang di sebut pajak adalah pungutan daerah atas
pelayanan restoran.
3. Pajak Hiburan atau di sebut pajak adalah pajak hiburan di Kabupaten
Lumajang.
4. Pajak reklame yang selanjutnya disebut pajak adalah pungutan daerah
atas penyelenggaraan reklame.
5. Pajak Pengambilan Bahan Galian Mineral bukan logam dan batuan
adalah pajak atas kegiatan pengambilan bahan galian mineral bukan
logam dan batuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
6. Pajak Penerangan Jalan
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung Walet
10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
8
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
9
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebesar 0,3% dengan dasar
pengenaan pajaknya setelah dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kenan Pajak
(NJOPTKP). Sedangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 12
Tahun 2010 Pasal 96, menjelaskan bahwa tarif PBB P2 ditetapkan dengan sebagai
berikut:
1. Untuk Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00
(satu milyar rupiah) ditetapkan sebesar 0,1% (nol koma satu persen) per
tahun.
2. Untuk Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) diatas Rp. 1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah) ditetapkan sebesar 0,2% (nol koma dua persen) per tahun.
10
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
11
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
Dalam langkah ini, dilaksanakan untuk mengevaluasi proses, dampak dan hasil
dari program, final dari tiga langkah dalam model perencanaan precede-proceed.
Secara halus, proses evaluasi menentukan tingkat tertentu dari program yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Penilaian yang berpengaruh kuat berubah
pada predisposing, reinforcing dan enabling faktor sebaik dalam perilaku dan
faktor lingkungan.
12
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
Kondisi ini menggambarkan keinginan Wajib Pajak untuk membayar Pajak lebih
besar dari kemampuan yang dimiliki. Sangatlah wajar bagi seseorang yang
memiliki nilai ATP rendah dan memiliki nilai WTP yang tinggi karena nilai WTP
ditentukan oleh pertimbangan psikologis Wajib Pajak (Ajzen, Rosenthal dan
Brown, 2000). Hal ini dapat terjadi karena Wajib Pajak yang berpenghasilan
rendah merasa mendapatkan manfaat yang tinggi terhadap pajak yang dibayarkan
tersebut. Keinginan Wajib Pajak dalam membayar pajak yang tertahan oleh
kemampuan membayar pajak disebut pengguna tertahan (captive riders).
Terkait dengan rencana penyesuaian tarif PBB-P2, bila dilihat dari parameter
ATP dan WTP yang ditinjau, maka aspek Wajib Pajak dalam hal ini dijadikan subyek
yang menentukan nilai tarif yang diberlakukan dengan prinsip sebagai berikut:
1. ATP merupakan fungsi dari kemampuan membayar sehingga nilai tarif yang
diberlakukan sedapat mungkin tidak melebihi nilai ATP kelompok masyarakat
sasaran. Campur tangan pemerintah dalam bentuk subsidi langsung, subsidi silang
maupun dukungan pemerintah lainnya dibutuhkan pada kondisi nilai tarif berlaku
lebih besar dari ATP. Hal ini diperlukan agar nilai tarif sama dengan nilai ATP.
2. WTP merupakan fungsi dari tingkat kepuasan terhadap pelayanan Pemerintah
Daerah (manfaat dari pembayaran pajak), sehingga bila nilai WTP masih berada
dibawah ATP maka masih dimungkinkan melakukan peningkatan nilai tarif
dengan perbaikan kinerja pelayanan.
3. Apabila perhitungan tarif berada jauh dibawah ATP dan WTP, maka terdapat
keleluasaan dalam perhitungan/pengajuan nilai tarif baru.
13
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
14
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
15
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
16
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
17
TAHAPAN PERSIAPAN TAHAPAN PENGUMPULAN DATA TAHAP ANALISIS OUTPUT
Observasi Pendahuluan
Data Primer
Survei Faktor-faktor yang
Identifikasi Masalah mempengaruhi
Analisis Hasil Survei kemampuan
Identifikasi predisposing
factors, enabling factors, membayar PBB-P2
Penentuan Maksud & reinforcing factors
Tujuan Identifikasi permasalahan
pemungutan PBB-P2
Analisis Kebijakan Rekomendasi
Identifikasi persepsi wajib
Observasi kebijakan
pajak terkait penyesuaian
Pengumpulan Data Pendahuluan tarif PBB-P2 dan nilai NJOP
Instansi
Literatur
Lapangan
Gambar 3. 1 Diagram Alir Kemampuan Membayar Pajak Wajib Pajak PBB-P2 di Kabupaten Madiun
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
19
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
Kabupaten Madiun. Sampel adalah sebagian dari populasi dimana diambil untuk
diteliti yang karakteristiknya hendak diduga. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan multistage random sampling, multistage random sampling adalah penentuan
sampel berdasarkan pembagian suatu daerah secara bertingkat, kemudian diambil
secara acak untuk tiap daerah tersebut, tujuannya agar setiap sampel disuatu daerah
tersebut mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan responden. Dalam kajian
ini, responden tersebar secara proporsional di setiap Kecamatan di Kabupaten Madiun.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memili karakteristik yang relatif
sama dan dianggap mewakili populasi. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999)
populasi adalah sebagian dari populasi dimaksud yang akan diteliti. Berdasarkan
multistage random sampling, dapat dijelaskan pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Sampel Berdasarkan Multistage Random Sampling
No Wilayah Populasi Sampel
1 Kebonsari 35.536 40
2 Geger 32.049 30
3 Dolopo 31,847 30
4 Dagangan 31.575 30
5 Wungu 31.466 30
6 Kare 22.394 20
7 Gemarang 20.663 20
8 Saradan 33.139 30
9 Pilangkenceng 31.389 30
10 Mejayan 22.542 20
11 Wonoasri 18.275 20
12 Balerejo 32.375 30
13 Madiun 21.827 20
14 Sawahan 15.990 20
15 Jiwan 30.349 30
Total 411.416 400
Sumber: data Bapenda Kab. Madiun diolah, 2019
3.4 Prosedur Pengumpulan Data
Adapun Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut :
1. Identifikasi dan pengumpulan data Wajib Pajak.
2. Penyusunan panduan survei.
20
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
21
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
22
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
23
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
BAB IV
RENCANA KERJA
Secara garis besar rencana kerja dalan kegiatan Kajian Kemampuan Membayar
Pajak Wajib Pajak PBB-P2 di Kabupaten Madiun dimulai dari tahap persiapan survey
hingga penyusunan Laporan Akhir.
24
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
25
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
26
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
27
KAJIAN KEMAMPUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK PBB-P2 DI KABUPATEN MADIUN
Bulan Ke-n
No Tahap Kegiatan
1 2 3 4
5 Pengumpulan data (survei)
6 Input data dan klarifikasi data survei
7 Analisis data
8 Penyusunan laporan akhir
9 Presentasi Laporan Akhir
28