Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah
yang penting untuk membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah. Untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah telah
memberikan perluasan objek pajak daerah dan serta memberikan diskresi
dalam penetapan tarifnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah terbagi
menjadi dua jenis, yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota. Pajak
provinsi terdiri atas pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan
bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air permukaan,
dan pajak rokok. Adapun pajak kabupaten/kota terdiri atas pajak hotel,
pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak
mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang
burung walet, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB
P2), serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).
Target penerimaan pajak daerah di Kabupaten Banyumas pada
tahun anggaran 2022 ditetapkan sebesar Rp 340.051.338.975,-. Target
penerimaan pajak daerah meningkat sebesar Rp 117.602.146.038,-
(52,87%) apabila dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak daerah
tahun 2021 sebesar Rp 222.449.192.937,-. Rataan pertumbuhan
penerimaan pajak daerah di Kabupaten Banyumas selama ini berkisar
antara 6 - 10 %. Peningkatan target penerimaan pajak daerah pada tahun
anggaran 2022 yang cukup besar tersebut harus diimbangi dengan
berbagai upaya yang lebih inovatif dibandingkan apabila dengan tahun-
tahun sebelumnya.
Salah satu kendala Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) sebagai
institusi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pemungutan pajak daerah
dalam upaya mencapai target penerimaan pajak daerah adalah
keterbatasan pendataan, pendaftaran dan pemantauan wajib pajak,
rendahnya capaian penagihan piutang pajak daerah serta luasnya
jangkauan pemungutan pajak di Kabupaten Banyumas. Oleh karena itu
upaya-upaya inovatif untuk mendekatkan pelayanan pendataan,
pendaftaran dan pemantauan wajib pajak serta penagihan piutang pajak

Kajian Naskah Akademik UPTD Pajak Daerah – Bapenda Kab. Banyumas


1
daerah ke wilayah sangat diperlukan guna mengatasi berbagai
permasalahan dalam pencapaian target penerimaan pajak daerah.
Berakitan dengan hal tersebut di atas, salah satu upaya inovatif
dalam rangka pemenuhan target penerimaan pajak daerah berupa
pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Melalui
pembentukan UPTD dimaksud diharapkan akan mengurangi loss
pendataan dan pendaftaran wajib pajak, memaksimalkan penungguan dan
pemantauan wajib pajak, meningkatkan upaya penagihan piutang pajak,
serta mendekatkan jarak pelayanan pajak daerah sehingga target
penerimaan pajak daerah tahun anggaran 2022 dapat tercapai.

1.2 Identifikasi Masalah


Penyusunan Kajian Pembentukan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah
(UPTD) memiliki karakteristik permasalahan yang selanjutnya dapat
diperinci sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implementasi peraturan perundang-undangan terkait
dengan pembentukan UPTD?
2. Bagaimanakah kegiatan teknis operasional tertentu yang dilakukan oleh
UPTD?
3. Apa sajakah jasa UPTD yang akan disediakan kepada masyarakat?
4. Bagaimanakah kontribusi dan manfaat langsung kepada masyarakat
dalam penyelenggaraan pemerintahan?
5. Bagaimanakah sumber daya pegawai, pembiayaan, sarana dan
prasarana?

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan naskah akademik adalah untuk mengetahui
kelayakan pembentukan UPTD Kabupaten Banyumas berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.4 Metode Penelitian


Penyusunan naskah akademik pada dasarnya merupakan suatu
kegiatan penelitian sehingga digunakan metode penyusunan naskah
akademik yang berbasiskan metode penelitian hukum atau penelitian
lainnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan naskah
akademik ini adalah penelitian shukum normatif, yaitu penelitian hukum
yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder
belaka (Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 2015).

Kajian Naskah Akademik UPTD Pajak Daerah – Bapenda Kab. Banyumas


2
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan bahan
hukum adalah dengan cara melakukan inventarisasi peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan penelitian, studi kepustakaan, internet
browsing, telaah artikel ilmiah, telaah karya ilmiah, dan studi dokumen.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer dalam penelitian
hukum ini berupa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan peraturan perundang-undangan terkait, sedangkan bahan hukum
sekunder dalam penelitian ini berupa buku-buku teks, kamus-kamus hukum,
jurnal-jurnal hukum tersebut dimaksudkan untuk memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer.

Kajian Naskah Akademik UPTD Pajak Daerah – Bapenda Kab. Banyumas


3

Anda mungkin juga menyukai