0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas latar belakang pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di Kabupaten Banyumas. UPTD diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak daerah dengan mengurangi loss pendataan wajib pajak, memaksimalkan pemantauan wajib pajak, meningkatkan penagihan piutang pajak, dan memperdekat layanan pajak ke masyarakat. Tujuan penyusunan naskah akademik ini ad
Dokumen ini membahas latar belakang pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di Kabupaten Banyumas. UPTD diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak daerah dengan mengurangi loss pendataan wajib pajak, memaksimalkan pemantauan wajib pajak, meningkatkan penagihan piutang pajak, dan memperdekat layanan pajak ke masyarakat. Tujuan penyusunan naskah akademik ini ad
Dokumen ini membahas latar belakang pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di Kabupaten Banyumas. UPTD diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak daerah dengan mengurangi loss pendataan wajib pajak, memaksimalkan pemantauan wajib pajak, meningkatkan penagihan piutang pajak, dan memperdekat layanan pajak ke masyarakat. Tujuan penyusunan naskah akademik ini ad
Pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang penting untuk membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah. Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah telah memberikan perluasan objek pajak daerah dan serta memberikan diskresi dalam penetapan tarifnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah terbagi menjadi dua jenis, yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota. Pajak provinsi terdiri atas pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air permukaan, dan pajak rokok. Adapun pajak kabupaten/kota terdiri atas pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB P2), serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB). Target penerimaan pajak daerah di Kabupaten Banyumas pada tahun anggaran 2022 ditetapkan sebesar Rp 340.051.338.975,-. Target penerimaan pajak daerah meningkat sebesar Rp 117.602.146.038,- (52,87%) apabila dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak daerah tahun 2021 sebesar Rp 222.449.192.937,-. Rataan pertumbuhan penerimaan pajak daerah di Kabupaten Banyumas selama ini berkisar antara 6 - 10 %. Peningkatan target penerimaan pajak daerah pada tahun anggaran 2022 yang cukup besar tersebut harus diimbangi dengan berbagai upaya yang lebih inovatif dibandingkan apabila dengan tahun- tahun sebelumnya. Salah satu kendala Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) sebagai institusi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pemungutan pajak daerah dalam upaya mencapai target penerimaan pajak daerah adalah keterbatasan pendataan, pendaftaran dan pemantauan wajib pajak, rendahnya capaian penagihan piutang pajak daerah serta luasnya jangkauan pemungutan pajak di Kabupaten Banyumas. Oleh karena itu upaya-upaya inovatif untuk mendekatkan pelayanan pendataan, pendaftaran dan pemantauan wajib pajak serta penagihan piutang pajak
Kajian Naskah Akademik UPTD Pajak Daerah – Bapenda Kab. Banyumas
1 daerah ke wilayah sangat diperlukan guna mengatasi berbagai permasalahan dalam pencapaian target penerimaan pajak daerah. Berakitan dengan hal tersebut di atas, salah satu upaya inovatif dalam rangka pemenuhan target penerimaan pajak daerah berupa pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Melalui pembentukan UPTD dimaksud diharapkan akan mengurangi loss pendataan dan pendaftaran wajib pajak, memaksimalkan penungguan dan pemantauan wajib pajak, meningkatkan upaya penagihan piutang pajak, serta mendekatkan jarak pelayanan pajak daerah sehingga target penerimaan pajak daerah tahun anggaran 2022 dapat tercapai.
1.2 Identifikasi Masalah
Penyusunan Kajian Pembentukan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) memiliki karakteristik permasalahan yang selanjutnya dapat diperinci sebagai berikut: 1. Bagaimanakah implementasi peraturan perundang-undangan terkait dengan pembentukan UPTD? 2. Bagaimanakah kegiatan teknis operasional tertentu yang dilakukan oleh UPTD? 3. Apa sajakah jasa UPTD yang akan disediakan kepada masyarakat? 4. Bagaimanakah kontribusi dan manfaat langsung kepada masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan? 5. Bagaimanakah sumber daya pegawai, pembiayaan, sarana dan prasarana?
1.3 Tujuan Tujuan penyusunan naskah akademik adalah untuk mengetahui kelayakan pembentukan UPTD Kabupaten Banyumas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.4 Metode Penelitian
Penyusunan naskah akademik pada dasarnya merupakan suatu kegiatan penelitian sehingga digunakan metode penyusunan naskah akademik yang berbasiskan metode penelitian hukum atau penelitian lainnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan naskah akademik ini adalah penelitian shukum normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka (Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 2015).
Kajian Naskah Akademik UPTD Pajak Daerah – Bapenda Kab. Banyumas
2 Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan bahan hukum adalah dengan cara melakukan inventarisasi peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan penelitian, studi kepustakaan, internet browsing, telaah artikel ilmiah, telaah karya ilmiah, dan studi dokumen. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer dalam penelitian hukum ini berupa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan terkait, sedangkan bahan hukum sekunder dalam penelitian ini berupa buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum tersebut dimaksudkan untuk memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer.
Kajian Naskah Akademik UPTD Pajak Daerah – Bapenda Kab. Banyumas