Anda di halaman 1dari 61

Originality Assessment

Powered by Plagiarism Checker X


https://plagiarismcheckerx.com

Overall Similarity: 28%


Date: Jul 13, 2022
Statistics: 2850 words Plagiarized / 10206 Total words
Remarks: Moderate similarity detected, you better improve the document (if needed).

v 8.0.6 - WML 3
FILE - CEK PLAGIAT SINURA REVISI.DOCX
93 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pajak merupakan kewajiban serta bentuk keikutsertaan rakyat negara dalam rangka

menciptakan tanah air serta negara nya. terdapat hukum yg mengikat dan kentara dalam

pemungutan pajak supaya nanti didalam pelaksanaannya sesuai dengan amanat Undang-

Undang. Pajak daerah dan retribusi daerah telah diatur pelaksanaannya pada UU No.34

Tahun 2000. Selain mengatur pajak daerah dan retribusi daerah dalam pemungutannya,

Undang-undang tersebut pula mendukung pelaksanaan otonomi daerah guna

mempercepat pembangunan wilayah yang sudah diatur dalam UU No.23 Tahun 2014

perihal Pemerintahan wilayah.

dalam sistem swatantra wilayah, wilayah diberi wewenang buat mengatur

dan mengurus setiap urusan rumah tangganya sendiri, hal ini bertujuan buat

mempercepat terwujudnya suatu pelayanan dan pembangunan daerah yang baik

sehingga mampu mempertinggi kesejahteraan warga , pemberdayaan rakyat, dan pula

bisa menaikkan kiprah warga . Selain itu juga otonomi wilayah dibutuhkan mampu

menaikkan keterbukaan serta kedekatan Pemerintah Daerah terhadap warga .

supaya otonomi daerah bisa dilaksanakan sejalan menggunakan 64 tujuan yang

hendak dicapai, pemerintah harus memberikan training seperti

pemberian panduan dalam penelitian, pengembangan, perencanaan, pengawasan,

bimbingan, pembinaan dan penilaian. Disamping itu pemerintah jua harus memberikan

fasilitas yang berupa kemudahan, donasi dan dorongan pada wilayah agar pada

melaksanakan swatantra daerah bisa dilakukan secara efisien serta efektif sesuai

menggunakan peraturan perundang-undangan. pada rangka penyelenggaraan

pemerintahan daerah, setiap pemda pada dalam era swatantra wilayah wajib lah bisa

menggali sumber-sumber pendapatan buat membiayai berbagai aktivitas serta

pembangunan wilayah tersebut. menurut Permendagri No. 69 13 tahun 2006 pasal 25


tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, asal pendapatan Pemerintah Daerah

terdiri dari:

1. Pendapatan asli wilayah

2. Dana Perimbangan

tiga. Pinjaman daerah

4. 99 Lain-lain Pendapatan daerah yang legal

Indikator untuk menilai kemandirian suatu wilayah dapat dilihat dengan besaran

Pendapatan orisinil wilayah tersebut. galat satu sumber dana Pendapatan asli daerah

terbesar yaitu asal dari sektor pajak. dari jenis nya pajak dibagi atas pajak pusat serta

pajak wilayah. Pajak pusat ialah pajak yg dipungut eksklusif oleh pemerintah sentra serta

digunakan buat membiayai penyelenggaraan negara. Pajak sentra terdiri asal 3 Pajak

Pertambahan Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Penghasilan, Pajak Penjualan atas

Barang glamor serta Bea Materai.

Pajak daerah ialah pajak yg dipungut oleh pemda dan digunakan buat membiayai

tempat tinggal tangga daerah tadi. hasil dari pemungutan pajak wilayah dikembalikan

pada masyarakat dalam bentuk pelayanan dan juga pembangunan daerah guna

menaikkan kesejahteraan warga . Dasar dilakukan pemungutan pajak wilayah sang

Pemerintah Daerah sinkron dengan undang-undang No. 25 tahun 1999 ihwal otonomi

daerah yang menyatakan bahwa pemerintah serta warga pada wilayah dipersilahkan buat

mengurus tempat tinggal tangganya sendiri secara bertanggungjawab. Pemerintah pusat

tidak lagi memdominasi Pemerintah Daerah. peran pemerintah sentra pada konteks

desentralisasi 70 adalah melakukan supervisi, memantau, mengawasi dan mengevaluasi

pelaksanaan swatantra daerah sehingga Pemerintah Daerah memiliki wewenang untuk

mengatur serta mengurus tempat tinggal tangga wilayahnya.

Langkah-langkah yg perlu diambil dengan cara menggali segala kemungkinan asal

keuangannya sendiri sesuai dengan dan pada batas-batas peraturan perundang-

undangan yg berlaku. Dari tahun 1984 aneka macam undang-undang perihal

pemerintahan daerah serta perimbangan keuangan antara pusat dan wilayah telah
menempatkan pajak serta retribusi wilayah menjadi sumber penerimaan wilayah, bahkan,

dalam undang-undang angka lima tahun 1974 pajak dan retribusi wilayah dimasukkan

menjadi 99 Pendapatan asli daerah.

duduk perkara fundamental yg dihadapi oleh seluruh pemda kabupaten serta kota ialah

bagaimana menaikkan PAD agar bisa lebih mandiri pada penyelenggaraan swatantra

wilayah menggunakan wewenang yg luas, bertanggung jawab yg diwujudkan

menggunakan pengaturan, pembagian 13 serta pemanfaatan sumber daya yg

berkeadilan, dan perimbangan keuangan sentra dan wilayah.

16 Kota Tangerang Selatan termasuk kota terbesar pada Provinsi Banten serta pula

kota ketiga terbesar pada kawasan Jabotabek mempunyai banyak pos pendapatan

berasal sektor pajak wilayah. Adapun asal-sumber penerimaan asal pajak daerah yg

dihimpun pemkot Tangerang buat dijadikan sumber dana PAD ialah: (1) Pajak Hotel, (2)

Pajak Restoran, (3) Pajak Reklame, (4) Pajak Hiburan, (5) Pajak penerangan Jalan, (6)

Pajak atas Penyelenggaraan Parkir swasta, (7) 76 Pajak Air Tanah, (8) Bea Perolehan

Hak Atas Tanah dan Bangunan. Letak kota Tangerang yang dekat menggunakan mak

Kota Negara tentu nya sangat strategis buat dijadikan tempat transit atau hunian

sementara bagi masyarakat yg bekerja di mak Kota dan sekitarnya, hal ini diperkuat jua

sang eksistensi Bandar Udara utama Indonesia yakni Bandara Soekarno-Hatta yang

berada pada kota Tangerang. dampak asal hal yg diuraikan diatas, membentuk usaha

perhotelan pada 16 Kota Tangerang Selatan semakin menjamur. Para investor poly

berinvestasi di sektor hunian sementara berupa hotel yg nanti nya memberikan dampak

tersendiri bagi PAD Kota Tangerang Selatan.

di masa awal pandemic covid-19 melanda di Indonesia tahun 2020 tepatnya pada bulan

Maret, PAD kota Tangerang selatan mengalami penurunan pendapatan. Lantaran selama

pandemic covid-19 hampir sector perekonomian pada kota Tangerang Selatan 26

terkendala terlebih dengan adanya pemberlakuan pembatasan sosial berskala akbar

(PSBB) yang diterapkan sejak bulan Mei 2020. Selama bulan Mei 2020, PAD kota

Tangerang Selatan hanya mencapai 68 miliar rupiah yang berbanding terbalik dengan
PAD pada bulan Januari hingga dengan Februari 2020 yg angkanya mencapai 200 miliar

rupiah.

berdasarkan data yg dihimpun, salah satu sektor pajak daerah yg paling terdampak

merupakan pajak hotel. Jenis perjuangan tadi mengalami penurunan pendapatannya

dampak penutupan hotel-hotel di kota Tangerang Selatan dampak pandemic covid-19.

menurut perhimpunan hotel Indonesia 16 kota Tangerang Selatan, Gusri Efendi

mengatakan bahwa ada penurunan pendapatan sektor perhotelan sebanyak 42% selama

pandemic covid-19.

(Walakandou: 2013) meneliti wacana analisis kontribusi Pajak Hotel terhadap PAD

pada Kota Manado. akibat penelitian tadi berkata bahwa penerimaan PAD kota Manado

selalu tidak bisa mencapai target disetiap tahunnya. 5 Ketidakcapaian target PAD

disetiap tahunnya disebabkan karena masih kurangnya pencerahan rakyat untuk

membayar pajak, tetapi penerimaan pajak hotel memberikan donasi yang relatif

besar setiap tahunnya sebagai akibatnya mensugesti jumlah PAD yg diterima.

di penelitian ini, penelitian serius di pendapatan wilayah pada pajak hotel yg 8 ada di

kota tangerang khususnya bagian selatan. yg membedakan dari peneltian sebelumnya

ada pada 3 jenis pajak daerah yg diteliti, tempat dilakukannya penelitian, serta juga

rentang saat penelitiannya. untuk itu peneliti tertarik buat meneliti tentang “ANALISIS

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM

MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN

2018-2021.

1.2. Masalah Penelitian

1. 85 Bagaimana tingkat efektivitas pemungutan pajak hotel dalam meningkatkan PAD di

kota Tangerang Selatan tahun 2018-2021 ?

2. Bagaimana 38 kontribusi pajak hotel dalam meningkatkan pendapatan asli daerah di

kota Tangerang Selatan tahun 2018-2021.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis tingkat efektivitas pemungutan pajak hotel pada 5 PAD di kota

Tangerang Selatan tahun 2018-2021.

2. Menganalisis kontribusi pajak hotel pada PAD di kota Tangerang Selatan tahun

2018-2021.

1.3.2. 101 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini merupakan:

1. Bagi Penulis

Menambah khasanah keilmuan serta asal pustaka (referensi) pada bidang pengembangan

potensi pajak daerah pada kota Tangerang, khususnya pajak hotel.

2. Bagi Pemerintah

a. menjadi 71 bahan masukan bagi para pengambil keputusan untuk merumuskan

kebijakan strategis untuk menaikkan realisasi pajak daerah kota Tangerang Selatan.

b. dibutuhkan bisa sebagai bahan masukan bagi 8 Pemerintah Kota Tangerang Selatan

dan Dinas Pengelolaan Keuangan daerah Kota Tangerang Selatang dalam menerapkan

kebijakan dalam rangka menaikkan realisasi penerimaan pajak hotel..

3. Bagi Peneliti

menjadi bahan berita serta bisa dijadikan surat keterangan bagi penelitian-penelitian

selanjutnya tentang efektivitas dan donasi pajak hotel di PAD.

1.4. Kerangka Pemikiran dan paradigma Penelitian

1.4.1. Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran dari (Margono, 2016:81) merupakan model konseptual, ilustrasi

atau uraian yang menyebutkan keterkaitan atau korelasi antara variabel satu dengan

variabel lainnya”.

PAD adalah suatu bentuk penerimaan yang asal asal wilayah, dimana penerimaan
tersebut bersumber serta dikelolah oleh daerahnya masing-masing. PAD merupakan

penerimaan yang dari dari asal ekonomi asli daerah, yg merupakan hak pemda. PAD

terdiri asal 4 hasil pajak daerah, retribusi wilayah, bagi usaha milik daerah

dan pendapatan orisinil wilayah yg legal buat mengelolah daerahnya secara berdikari.

Pajak hotel artinya pajak atas pelayanan yg disediakan oleh hotel. Hotel dari 39

Undang-undang nomor 28 Tahun 2009 perihal pajak daerah serta retribusi daerah

didefinisikan sebagai fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa

terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang meliputi juga motel, losmen, gubuk

pariwisata, wisma pariwisata, pesanggarahan, rumah penginapan dan sejenisnya,

dan tempat tinggal kos menggunakan jumlah kamar lebih berasal sepuluh.

Pajak hotel adalah pajak yang dipungut sang pemerintahan wilayah, baik

Kabupaten/Kota. 1 Objek pajak hotel adalah pelayanan yg disediakan sang hotel dengan

pembayaran, termasuk jasa penunjang menjadi kelengkapan hotel yg sifatnya

menyampaikan kemudahan serta kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga serta hiburan.

Jasa penunjang mencakup 43 faslitas telepon, faksimile, teleks, internet, fotokpi,

pelayanan cuci, seterika, transportasi, dan fasilitas homogen lainnya yang disediakan atau

dikelola oleh hotel.

1.4.2. 86 kerangka berpikir Penelitian

(Sugiyono, 2017:44) “paradigma penelitian artinya kerangka berpikir yang

mengungkapkan hubungan antara variabel dalam penelitian serta menandakan jenis

dan jumlah rumusan problem yg harus dijawab pada penelitian, teori yg berguna untuk

merumuskan realisasi dan sasaran PAD dalam penelitian.

52 pada penelitian ini digambarkan kerangka berpikir penelitian buat memudahkan

penelitian dalam tahu variabel yg akan diterliti sebagai akibatnya penelitian dapat terarah.

Berikut ilustrasi kerangka berpikir penelitian artinya menjadi berikut:

Gambar 1.

Paradigma Penelitian
1.6. Sistematika Penulisan Skripsi

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang penelitian, persoalan penelitian, tujuan dan manfaat

penelitian, kerangka pemikiran penelitian, hipotesis, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan ihwal teori-teori yg dipergunakan menjadi dasar pembahasan pada

penelitian ini. Disini mengungkapkan tentang pendapatan asli daerah, pajak, pajak hotel,

donasi, dan akibat penelitian terdahulu.

Bab III : Metodologi Penelitian

Bab ini memberikan penerangan tentang jenis penelitian, kawasan serta waktu penelitian,

metode pengumpulan data, sumber data serta jenis data, populasi dan sampel, metode

analisis data, serta operasionalisasi variabel penelitian.

Bab IV : Analisis akibat dan Pembahasan


Bab in menjelaskan penelitian mengenai pajak hotel pada pemerintahan 8 daerah kota

Tangerang Selatan dengan menggunakan metode dan teknik yg dijelaskan di metodologi

penelitian.

Bab V : kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi perihal konklusi tentang proses pembahasan dan analisis data yang

diperoleh berasal akibat penelitian dan saran yang diperlukan bisa bermanfaat bagi

pemerintahan daerah kota Tangerang Selatan, dan peneliti selanjutnya.


33 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

dua.1. Pengertian Efektivitas dan kontribusi

1. Efektivitas

berdasarkan (Bhayangkara: 2015) efektivitas bisa dipahami menjadi tingkat

keberhasilan suatu perusahaan buat mencapai tujuannya. Sedangkan dari (Mardiasmo:

2018) efektivitas pada dasarnya bekerjasama 60 dengan pencapaian tujuan atau target

kebijakan, efektivitas ialah hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yg

wajib dicapai.

asal pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa efektivitas artinya suatu akibat dari

tingkatan pencapaian suatu program yg sudah ditetapkan organisasi pada bentuk tujuan

organisasi.

dua. donasi

kontribusi asal berasal 41 bahasa inggris yaitu contribute, contribution, maknanya

artinya keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri juga sumbangan. Berarti dalam hal ini

donasi dapat berupa materi atau tindakan.

berdasarkan kamus ekonomi pada (Nur Fatin: 2018) mengungkapkan pengertian

kontribusi ialah 20 sesuatu yang diberikan beserta-sama dengan pihak lain

menggunakan tujuan biaya atau kerugian atau bersama. Pengertian donasi dikaitkan

dengan penelitian ini yaitu sumbangan yg diberikan pajak serta retribusi wilayah terhadap

pendapatan orisinil daerah. 20 Hal yang bersifat materi misalnya seseorang individu

menyampaikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan beserta. donasi 72 dalam

pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yg dilakukan sang individu yang lalu

memberikandampak baik positif juga negatif terhadap pihak lain. menjadi contoh, seorang

melakukan kerja bakti pada wilayah rumahnya demi menciptakan suasana asri di wilayah

tempat ia tinggal sehingga menyampaikan dampak positif bagi penduduk juga pendatang.

20 dengan kontribusi berarti individu tadi pula berusaha mempertinggi efisisensi serta

efektivitas hidupnya. 73 Hal ini dilakukan menggunakan cara menajamkan posisi


kiprahnya, sesuatu yang kemudian mejadi bidang seorang ahli, supaya lebih sempurna

sesuai menggunakan kompetensi. 20 kontribusi dapat diberikan pada berbagai bidang

yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan lainnya.

dua.dua. Pajak Hotel

1. Pengertian Pajak Hotel

dari (Phaurela Artha, 2018:65) pajak hotel ialah pajak atas pelayanan yg disediakan

oleh hotel dengan pembayaran. Pajak hotel ialah sumbangan 6 atas pelayanan yang

disediakan oleh hotel pada para tamu atau konsumen yg memakai pelayan yg diberikan

hotel (UU No. 28 tahun 2009 pasal 1 nomor 20 perihal pajak wilayah dan retribusi

daerah). dari perda Kota Tangerang angka 11 Tahun 2010 perihal pajak hotel, hotel ialah

bangunan yang spesifik disediakan bagi orang buat bisa menginap/istirahat, memperoleh

pelayanan, dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran termasuk bangunan

lainnya yg menyatu, dikelola serta pada miliki 94 oleh pihak yang sama, kecuali buat

pertokoan dan perkantoran. Pengusaha hotel ialah orang pribadi atau badan yg

menyelenggarakan usaha hotel buat serta atas namanya sendiri atau buat serta atas

nama pihak lain yg menjadi tanggungannya. 77 Pengenaan pajak hotel tidak mutlak

terdapat pada semua daerah kabupaten atau kota yang terdapat di Indonesia. hal ini,

berkaitan dengan wewenang yg diberikan pada pemerintah 3 kabupaten atau kota buat

mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak kabupaten/kota. sang sebab itu,

buat bisa dipungut di suatu daerah kabupaten atau kota, pemda wajib terlebih dahulu

menerbitkan Peraturan Daerah ihwal pajak hotel. Peraturan itu akan menjadi landasan

hukum operasional pada teknis aplikasi pengenaan serta pemungutan pajak hotel di

daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan. dalam pemungutan pajak hotel terdapat

beberapa terminologi yang perlu diketahui.

Terminologi tersebut dapat dilihat berikut adalah:

a. Hotel artinya banguan yang khusus disediakan bagi orang buat bisa menginap/istirahat,

memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk
bangunan lainnya yg menyatu, dikelola, dan dimiliki oleh pihak yg sama, kecuali oleh

pertokoan dan perkantoran.

b. rumah penginapan adalah penginapan dalam bentuk dan penjabaran apa pun bersama

fasilitasnya yang dipergunakan buat menginap dan disewakan buat awam.

7 c. Pengusaha hotel adalah orang langsung atau badan dalam bentuk apa pun yang

pada lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha pada bidang jasa

penginapan.

d. Pembayaran ialah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima menjadi imbalan atas

penyerahan barang atau pelayanan menjadi pembayaran pada pemilik hotel.

e. Bon penjualan (Bill) adalah bukti pembayaran, yang sekaligus menjadi bukti pungutan

pajak, yang dibuat oleh wajib pajak di ketika mengajukan pembayaran atas jasa

pemakaian kamar atau daerah penginapan beserta fasilitas penunjang lainnya pada

subjek pajak.

2. Dasar aturan 6 Pemungutan Pajak Hotel

pada indonesia dasar hukum pemungutan pajak hotel merupakan :

a. Undang-Undang angka 28 Tahun 2009 ihwal Pajak wilayah serta Retribusi daerah.

b. Peraturan Daerah Kabupaten/kota angka 11 Tahun 2010 yang mengatur tentang pajak

hotel.

c. Keputusan Bupati/walikota yg mengatur ihwal pajak hotel sebagai hukum pelaksanaan

Peraturan Daerah perihal pajak hotel di kabupaten/kota dimaksud.

tiga. 6 Objek Pajak Hotel

Objek pajak hotel ialah berbagai macam pelayanan yg disediakan sang hotel yg buat

mengetahuinya digunakan sistem transaksi pembayaran oleh konsumen. yang termasuk

dalam pelayanan yg disediakan oleh hotel adalah sebagai berikut:

a. Fasilitas penginapan serta 18 fasilitas tinggal jangka pendek, termasuk gubuk

pariwisata (cottage), motel, wisma pariwisata, pesanggrahan (hostel), losmen,

pesanggrahan dan tempat tinggal penginapan termasuk rumah kost menggunakan

jumlah kamar 10 (sepuluh) atau lebih yang menyediakan fasilitas seperti tempat tinggal
penginapan;

b. Pelayanan penunjang menjadi 18 kelengkapan fasilitas penginapan atau tinggal jangka

pendek yg sifatnya memberikan kemudahan dan ketenangan termasuk telepon, faksimil,

telex, foto copy, pelayanan cuci, setrika, taksi dan pengangkutan lainnya yang disediakan

1 atau dikelola hotel.

c. Fasilitas olah raga dan hiburan yg disediakan khusus buat tamu hotel, bukan untuk

awam termasuk pusat kebugaran (fitness center), kolam renang, tenis, golf, karaoke,

diskotik yang disediakan atau dikelola hotel.

d. Jasa persewaan ruangan buat aktivitas program atau pertemuan pada hotel;

Selain itu ada yg dikecualikan asal objek pajak hotel seperti :

a. Penyewaan rumah atau kamar, apartemen serta/atau fasilitas tempat tinggal lainnya yg

tidak menyatu dengan hotel.

45 b. Pelayanan tinggal di asrama serta Pondok Pesantren

c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang pada sediakan pada hotel yg digunakan sang

bukan buat tamu hotel dengan pembayaran

d. 34 Pertokoan, perkantoran, perbankan, salon yg di pergunakan sang umum pada hotel

e. Pelayanan bepergian wisata yg diselenggarakan sang hotel serta bisa dimanfaatkan

oleh umum

f. Pelayanan yg disediakan dihotel terhadap Duta akbar dan Staf Konsulat Jenderal.

4. Subjek dan 1 wajib Pajak Hotel

a. Subjek Pajak Hotel

sesuai Undang-undang nomor 28 Tahun 2009 pasal 33 ihwal subjek pajak hotel

adalah orang pribadi atau badan yg melakukan pembayaran kepada orang eksklusif atau

badan yang mengusahakan hotel. Secara sederhana yg menjadi subjek pajak ialah

konsumen yg menikmati dan membayar pelayanan yg diberikan sang pengusaha hotel.

b. 7 wajib Pajak Hotel

wajib pajak hotel adalah orang eksklusif atau badan yang mengusahakan hotel, yaitu

orang pribadi atau badan pada bentuk apapun yg dalam lingkungan perusahaan atau
pekerjaannya melakukan usaha dibidang penginapan, termasuk di dalamnya pengusaha

daerah 78 kos, wisma, pondok wisata, serta gedung rendezvous yang bertanggung jawab

sepenuhnya buat menyetor pajak yang terutang.

5. Dasar Pengenaan, Tarif, serta 1 Cara Perhitungan Pajak Hotel

berdasarkan Peraturan Daerah nomor 11 Tahun 2010 perihal pajak hotel, hotel artinya

fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya

menggunakan dipungut bayaran, yang meliputi juga motel, losmen, gubuk, pariwisata,

wisma pariwisata, pesanggrahan, tempat tinggal penginapan, serta sejenisnya,

dan rumah kos menggunakan jumlah kamar lebih asal 10 (sepuluh). Pajak hotel dipungut

atas pelayanan yg disediakan sang hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang

sebagai kelengkapan hotel yg sifatnya memberikan kemudahan serta ketenangan,

termasuk fasilitas olahraga serta hiburan.

a. Dasar Pengenaan Pajak Hotel

Dasar pengenaan pajak hotel merupakan jumlah pembayaran atau yang seharusnya

dibayar kepada hotel. Jika pembayaran ditentukan sang hubungan spesial, 61 harga jual

atau penggantian dihitung atas dasar harga pasar yg wajar di saat pemakaian jasa hotel.

b. Tarif Pajak Hotel

Tarif pajak hotel ditetapkan sebanyak 10% (sepuluh %). Besaran utama 1 pajak hotel

yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebanyak 10% dengan jumlah

pembayaran atau yg seharusnya dibayar pada hotel. Pengusaha hotel harus

menambahkan pajak hotel atas pembayaran pelayanan pada hotel dengan memakai tarif

pajak 10%. dalam hal pengusaha hotel tak menambahkan pajak sebagaimana diatas,

jumlah pembayaran telah termasuk pajak hotel.

c. 10 Perhitungan Pajak Hotel

Besarnya utama pajak hotel yg terutang dihitung menggunakan cara mengalihkan tarif

pajak menggunakan dasar pengenaan pajak. Secara awam 14 perhitungan pajak hotel

ialah sesuai dengan rumus berikut:

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Pengenaan Pajak


= Tarif Pajak x Jumlah Pembayaran Hotel

dua.tiga. Pendapatan orisinil 13 daerah

Pendapatan asli daerah ialah pendapatan yg dari asal pemanfaatan

dan penggalian potensi yg dimiliki sang daerah. pada era swatantra wilayah ini, daerah

dituntut buat mencari cara lain lain yg bisa dimanfaatkan menjadi bentuk penemuan

sistem guna mempertinggi pendapatan daerah.

berdasarkan (Mardiasmo: 2018) 4 PAD merupakan penerimaan yang bersumber

berasal sektor pajak wilayah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik wilayah, yang akan

terjadi pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain pendapatan orisinil

wilayah yg sah.

Sedangkan (Natalia Rawun: 2016) menyebutkan bahwa PAD artinya pendapatan yg

diperoleh daerah yg dipungut sesuai Peraturan Daerah sinkron menggunakan peraturan

perundang-undangan yg berlaku dan bertujuan buat memberikan wewenang kepada

pemda buat mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai menggunakan potensi wilayah,

sehingga analisis pendapatan asli wilayah menjadi salah satu faktor yang krusial pada

mencapai asal-asal keuangan.

1. sumber Pendapatan asli wilayah

Adapun asal-asal 4 PAD sebagaimana diatur dalam Undang-Undang angka 23 Tahun

2014 ihwal pemerintahan daerah yaitu :

a. Pajak daerah

Pajak wilayah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada wilayah yg

terutang sang orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa sesuai Undang-Undang

dengan tak mendapatkan imbalan secara langsung serta digunakan buat keperluan

daerah bagi sebanyak-besarnya kemakmuran rakyat.

b. Retribusi wilayah

Retribusi daerah yg selanjutnya disebut retribusi artinya pungutan daerah menjadi

pembayaran atas jasa atau anugerah biar eksklusif yg spesifik disediakan dan /atau
diberikan sang pemda buat kepentingan orang langsung atau badan.

c. hasil Pengelolaan Kekayaan wilayah yg Dipisahkan

Kekayaan negara yg dipisahkan merupakan komponen kekayaan negara yg

pengelolaannya diserahkan pada Badan usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan

perjuangan Milik wilayah (BUMD). Pengelolaan kekayaan negara yg dipisahkan ini adalah

subbidang keuangan negara yang spesifik terdapat pada negara-negara non publik. akibat

pengelolaan kekayaan wilayah yang dipisahkan ialah bagian berasal PAD wilayah tadi yg

antara lain bersumber dari bagian untung dari perusahaan wilayah, bagian laba berasal

lembaga keuangan bank, bagian untung atas penyertaan modal pada badan usaha

lainnya.

44 d. Lain-Lain Pendapatan asli daerah yg sah

Lain-lain pendapatan asli daerah artinya asal pendapatan wilayah ini tidak tergolong pada

asal pendapatan murni daerah ataupun pendapatan yang berasal dari hadiah pemerintah.

13 Lain-lain pendapatan asli wilayah yang legal mencakup :

1) yang akan terjadi penjualan kekayaan wilayah yg tidak dipisahkan;

2) Jasa giro;

tiga) Pendapatan bunga;

4) laba selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing serta komisi, potongan ataupun

bentuk lain menjadi akibat asal penjualan serta/atau pengadaan barang serta/atau jasa

oleh wilayah.

Beberapa hal yg menyebabkan rendahnya Pendapatan orisinil wilayah yaitu:

a. Banyaknya asal pendapatan kabupaten / kota yg akbar akan tetapi digali sang 79

instansi yang lebih tinggi.

b. BUMD belum poly memberikan keuntungan kepada Pemerintah Daerah. misalnya Bank

Pembangunan wilayah (BPD), Perusahaan wilayah 95 Air Minum (PDAM), Perusahaan

wilayah Angkutan Kota (Bus Kota) serta lain-lain.

c. Kurangnya kesadaran rakyat dalam membayar pajak dan retribusi daerah.

d. Adanya kebocoran-kebocoran.
e. Adanya porto pungut yg masih tinggi.

f. Banyaknya 3 Peraturan Daerah yang belum diubahsuaikan serta disempurnakan.

g. Kemampuan rakyat buat membayar pajak sangat rendah.

h. Perhitungan potensi tidak dilakukan.

dalam upaya menaikkan PAD, 13 daerah tidak boleh menetapkan perda ihwal

pendapatan yg mengakibatkan ekonomi biaya tinggi serta tidak boleh menetapkan perda

perihal pendapatan yang Mengganggu mobilitas penduduk, kemudian lintas barang

dan jasa antar daerah serta aktivitas impor/ekspor (Yani: 2016).

dalam rangka pelaksanaan swatantra 100 daerah dan desentralisasi fiskal, Pemerintah

Daerah diperlukan memiliki kemandirian yang lebih besar . tapi, ketika ini masih banyak

perseteruan yang dihadapi pemda terkait menggunakan upaya peningkatan penerimaan

wilayah, 3 antara lain :

1) Tingginya taraf kebutuhan wilayah (fiscal need) yang tidak seimbang dengan kapasitas

fiskal (fiscal capacity) yang dimiliki wilayah, sebagai akibatnya menyebabkan fiscal gap.

dua) Kualitas layanan publik yg masih memprihatinkan mengakibatkan produk layanan

publik yang sebenarnya bisa dijual ke warga , direspon secara negatif. 21 Keadaan

tersebut juga menyebabkan keengganan masyarakat buat taat membayar pajak

dan retribusi wilayah.

tiga) Lemahnya infrastruktur prasarana dan sarana umum .

4) Berkurangnya dana donasi asal pemerintah pusat (Dana Alokasi umum asal pusat

yang tidak mencukupi).

5) Belum diketahui potensi PAD yang mendekati syarat riil.

dua.4. Pajak daerah

6 1. Pengertian Pajak wilayah

pada pada Undang-Undang angka 28 Tahun 2009 wacana pajak wilayah dan retribusi

wilayah. Pajak daerah adalah donasi wajib kepada daerah yang terutang sang orang

pribadi atau badan yg bersifat memaksa sesuai Undang-Undang, menggunakan tidak


menerima imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-

besarnya kemakmuran masyarakat.

dari (Agus Sambodo, 2015:340), pajak daerah adalah donasi harus kepada daerah

yang terutang sang orang langsung atau badan yg bersifat memaksa sesuai undang-

undang, dengan tidak menerima imbalan secara langsung serta dipergunakan buat 4

keperluan daerah bagi sebanyak-besarnya kemakmuran masyarakat.

Sedangkan pengertian lain menurut Isdijoso pada (Yoyo Sudaryo, 2017: 104), 65

pendapatan asli daerah adalah akumulasi berasal pos penerimaan pajak yg berisi pajak

wilayah serta pos retribusi wilayah, pos penerimaan non pajak yang berisi asal hasil

perusahaan 102 milik daerah, pos penerimaan investasi, serta pengelolaan asal daya

alam.

2. Jenis-Jenis Pajak wilayah

ada c904c42b08fa972dcab6958acf2885ca pajak daerah yg dapat menghipnotis

penerimaan berasal pajak 3 daerah itu sendiri yang kemudian bisa mensugesti

penerimaan dari PAD pada suatu wilayah. 30 dari Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009

perihal pajak daerah dan retribusi wilayah dinyatakan bahwa terdapat jenis-jenis asal

pajak daerah, yg terdiri asal:

a. 3 Jenis Pajak Propinsi

1) Pajak tunggangan bermotor;

2) Pajak pulang nama kendaraan bermotor;

tiga) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor;

4) Pajak air bagian atas; dan

lima) Pajak rokok

b. 10 Jenis Pajak Kabupaten/Kota

1) Pajak Hotel

Pajak Hotel adalah pajak yg dipungut sang Pemerintah Daerah atas pelayanan yang

disediakan oleh hotel. Hotel merupakan bangunan atau daerah yang menyediakan jasa

penginapan atau 1 peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran,
yg meliputi pula motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, bungalow, tempat

tinggal penginapan serta 6 sejenisnya, serta rumah kos menggunakan jumlah kamar

lebih berasal sepuluh. (Pasal 33 nomor dua Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak wilayah dan Retribusi daerah).

dua) 1 Pajak Restoran

Pajak Restoran artinya pajak yang dipungut sang Pemerintah Daerah atas pelayanan

yang disediakan sang restoran.Restoran merupakan bangunan atau daerah yang

menyediakan kuliner serta/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang termasuk 87

rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, jasa makanan nikmat /katering, serta

sejenisnya. (Pasal 1 angka 22 UU nomor 28 Tahun 2009 ihwal Pajak wilayah serta

Retribusi daerah.

3) 3 Pajak Hiburan

Pajak Hiburan adalah pajak yang dipungut sang Pemerintah Daerah atas

penyelenggaraan suatu daeraah. Hiburan artinya seluruh 62 jenis pertunjukan, permainan,

serta keramaian menggunakan nama dan bentuk apapun yg ditonton dan dinikmati oleh

setiap orang dengan dipungut bayaran sang Pemerintah Daerah. (Pasal 1 nomor 24 UU

angka 3 28 Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retribusi daerah).

4) Pajak Reklame

Pajak Reklame ialah pajak yg dipungut sang Pemerintah Daerah atas penyelenggaraan

reklame. Reklame merupakan benda, indera, atau media yang bentuk susunan serta corak

raganya didesain buat tujuan komersial yang digunakan buat memperkenalkan,

menganjurkan, mempromosikan, memuji, dan menarik perhatian umum terhadap barang,

jasa, orang, atau badan, yang bisa ditinjau, didengar, dirasakan serta dinikmati oleh umum

lima) 80 Pajak penerangan Jalan

Pajak penjelasan Jalan adalah pajak yang dipungut oleh pemda atas penggunaan

energi listrik, baik yang didapatkan sendiri juga diperoleh berasal asal lain.

6) 23 Pajak Mineral Bukan Logam serta Batuan


Pajak Mineral Bukan Logam serta Batuan ialah pajak yg dipungut sang pemda atas

aktivitas pengambilan mineral bukan logam serta batuan, baik dari sumber alam di pada

serta/atau bagian atas bumi buat dimanfaatkan.Mineral Bukan Logam serta Batuan adalah

mineral bukan logam serta batuan sebagaimana dimaksud pada dalam peraturan

perundang-undangan di bidang mineral serta batubara.

7) Pajak Parkir

46 Pajak Parkir merupakan pajak yg dipungut sang Pemerintah Daerah atas

penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan

menggunakan utama usaha maupun yg disediakan menjadi suatu usaha, termasuk

penyediaan tempat penitipan tunggangan bermotor dan garansi kendaraan bermotor yang

memungut porto.Parkir ialah tunggangan tidak bergerak suatu tunggangan yang bersifat

sementara.

8) 48 Pajak Air Tanah

Pajak Air Tanah adalah pajak yang dipungut sang pemda atas pengembalian serta/atau

pemanfaatan air tanah. Air tanah ialah air yg ada dalam lapisan tanah atau batuan

dibawah bagian atas tanah.

10 9) Pajak Sarang Burung Walet

Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak yg dipungut oleh Pemerintah Daerah atas

aktivitas pengembalian serta/atau pengusahaan sarang burung walet. Burung Walet

adalah burung yang dari berasal keluarga Apodidae. Apodidae berasal dari bahasa Yunani

kuno, yaitu apous yang berarti “tanpa kaki”.Hal ini disebabkan burung walet mempunyai

kaki yang sangat pendek, selain itu burung walet jua jarang berdiri pada tanah, burung

walet lebih senang bergelantung pada bagian atas yang tegak lurus,

10) Pajak Bumi serta Bangunan Perdesaan serta Perkotaan

Pajak Bumi serta 27 Bangunan Perdesaan dan Perkotaan artinya pajak yang dipungut

sang Pemerintah Daerah atas bumi dan /atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan /atau
dimanfaatkan sang orang langsung atau badan, kecuali daerah yang dipergunakan buat

kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, serta pertambangan. Bumi ialah 49 permukaan

bumi yang mencakup tanah dan perairan pedalaman dan lau daerah

kabupaten/kota.Bangunan adalah konstruksi teknis yang ditanam atau dilekatkan secara

tetap pada tanah dan /atau perairan pedalaman serta/atau bahari.

11) 3 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

tidak semua pajak daerah yg terdapat diatas dipungut oleh suatu wilayah, sebab Jika

potensi suatu daerah kurang memadai maka suatu daerah boleh tidak memungut pajak

daerah sesuai dengan kebijakan daerah yang telah ditetapkan oleh Peraturan Daerah.

campuran pajak buat wilayah 63 provinsi dan pajak buat daerah kabupaten/kota dapat

ditetapkan bila suatu wilayah setingkat dengan daerah provinsi, akan tetapi tidak

mengembangkan pada daerah kabupaten/kota otonom, contohnya wilayah khusus Ibukota

Jakarta.

3. Asas Pemungutan Pajak daerah

menurut buku Wealth of Nations yang ditulis oleh Adam Smith yg dikutip dari buku yang

berjudul “Perpajakan Indonesia” karya Supramono, Adam Smith menyatakan bahwa

pemungutan pajak seharusnya didasarkan pada asas:

a. Equity

wajib terdapat keadilan serta persamaan hak serta kewajiban pada antara wajib pajak

dalam suatu negara. Persamaan hak serta kewajiban berarti tak boleh ada diskriminasi di

antara harus pajak. akan tetapi, pemungutan pajak hendaknya memperhatikan

kemampuan harus pajak buat membayar pajak serta sesuai dengan manfaat yang diminta

harus pajak berasal pemerintah. Keadilan mensyaratkan bahwa setiap sumbangan harus

pajak untuk pemerintah sebanding menggunakan kepentingan serta manfaat yang diminta.

Keadilan dalam pemungutan pajak ini dibedakan menjadi 2, diantaranya:

1) Keadilan Horizontal
Keadilan horizontal berarti beban pajak yang sama bagi semua harus pajak yg

memperoleh penghasilan sama dengan jumlah dengan jumlah tanggungan yg sama pula

11 tanpa membedakan jenis penghasilan dan sumber penghasilan.

2) Keadilan Vertikal

Keadilan vertikal berarti pemungutan pajak adil. Bila wajib pajak dalam syarat ekonomi yg

sama maka akan dikenakan pajak yg sama.

b. Certainly

Penetapan pajak harus jelas, tidak dilakukan secara seweenang-wenang. harus pajak

harus mengetahui jelas dan absolut besarnya pajak terutang, kapan harus dibayar, serta

batas ketika pembayarannya. Pemungutan pajak yg jelas akan menyampaikan kepastian

aturan terhadap 3 hak dan kewajiban wajib pajak sebagai akibatnya akan menaikkan

pencerahan wajib pajak.

c. 11 Convenience

Pemungutan pajak harus memperhatikan kenyamanan asal harus pajak, dalam arti pajak

harus dibayar harus pajak di ketika yang tidak menyulitkan wajib pajak, yaitu di saat

memperoleh penghasilan.

d. Economics

porto buat pemungutan pajak wajib seminim mungkin. dengan biaya pemungutan yang

minimal, dibutuhkan bisa membuat penerimaan pajak yg sebanyak-besarnya. dengan

prinsip tadi pemerintah bisa melakukan rasionalisasi pada pemungutan pajak sebagai

akibatnya hanya pajak yg menghasilkan penerimaan akbar menggunakan biaya yg

rendah yg akan dikebangkan, 3 sedangkan pajak yang pemasukannya kecil

dan memerlukan porto yang besar dalam pemungutannya akan ditinggalkan.

4. 54 Teori Pemungutan Pajak

pada praktik menghimpun pajak, pemerintah selalu berusaha buat menaikkan penerimaan

pajaknya menggunakan ekstensifikasi dan intensifikasi pada hal pemungutan pajak.

Ekstensifikasi ialah usaha buat memperbanyak subyek serta obyek pajak serta

penyesuaian tarif nya. Sedangkan intensifikasi pajak merupakan upaya peningkatan


intensitas pungutan terhadap suatu obyek pajak yang potensial namun belum tergarap

dengan baik.

menurut (Resmi: 2019) mengatakan bahwa 54 negara memiliki hak untuk memungut pajak

berdasarkan beberapa teori :

a. 2 Teori asuransi

Teori ini menyatakan bahwa negara bertugas buat melindungi orang serta segala

kepentingannya, mencakup keselamatan serta keamanan jiwa serta harta bendanya.

seperti halnya dalam perjanjian asuransi (pertanggungan), untuk melindungi orang serta

kepentingan tadi dibutuhkan pembayaran asuransi. pada hubungan negara dengan

rakyatnya, pajak inilah yg diklaim sebagai iuran pertanggungan tersebut yg sewaktu-waktu

wajib dibayar sang masing-masing individu.

b. Teori Kepentingan

Teori ini awalnya hanya memberikan pembagian beban pajak yg wajib dipungut berasal

semua penduduk. Pembagian beban ini wajib didasarkan atas kepentingan masing-

masing orang dalam tugas-tugas pemerintah, termasuk proteksi atas jiwa orang-orang itu

beserta harta bendanya. oleh sebab itu, sudah sewajarnya Jika biaya -biaya yang

dikeluarkan oleh negara dibebankan pada mereka.

c. Teori Daya Pikul

Teori ini dinyatakan bahwa dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada jasa-jasa yg

diberikan oleh negara kepada warganya, yaitu proteksi atas jiwa dan harta bendanya.

buat kepentingan tadi, diharapkan biaya -biaya yang wajib dipikul oleh segenap orang yg

menikmati proteksi itu, yaitu dalam bentuk pajak. Teori ini menekankan pada asas

keadilan, bahwasannya pajak harus sama berat buat setiap orang. Pajak wajib dibayar

dari gaya pikul seorang. Daya pikul seseorang dapat diukur berdasarkan besarnya

penghasilan dengan memperhitungkan besarnya pengeluaran atau pembelanjaan

seorang.

d. Teori Kewajiban Pajak mutlak (Teori Bakti)

antagonis dengan ketiga teori sebelumnya yang tidak mengutamakan kepentingan negara
di atas kepentingan warganya, teori ini mendasarkan di paham Organische Staatsleer.

Paham ini mengajarkan bahwa karena sifat suatu negara, ada hak mutlak untuk

memungut pajak.

e. Teori Asas Daya Beli

Teori ini tidak mempersoalkan berasal mula negara memungut pajak, namun hanya

melihat pada efeknya dan memandang pengaruh yg baik itu menjadi dasar keadilannya.

lima. 3 Sistem Pemungutan Pajak wilayah

Sistem pemungutan pajak dibagi menjadi tiga sistem Resmi (2019) yaitu sebagai berikut :

1. Official Assessment System

Sistem pemungutan pajak yg memberi kewenangan aparatur perpajakan buat menentukan

sendiri jumlah pajak yg terutang setiap tahunnnya sinkron menggunakan peraturan

perundang-undangan perpajakan yg berlaku. 50 dalam sistem ini, inisiatif serta aktivitas

menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan para aparatur

perpajakan. 51 dengan demikian, berhasil tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak

banyak tergantung pada aparatur perpajakan (peranan mayoritas terdapat pada aparatur

perpajakan).

2. 3 Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak yg memberi kewenangan wajib Pajak dalam memilih sendiri

jumlah pajak yg terutang setiap tahunnya sinkron dengan peraturan perundang-undangan

perpajakan yang berlaku. 53 dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung

dan memungut pajak sepenuhnya berada pada tangan wajib Pajak. wajib Pajak disebut

bisa menghitung pajak, 66 memahami undang-undang perpajakan yg sedang berlaku,

memiliki kejujuran yang tinggi, serta menyadari akan pentingnya membayar pajak.

3. Witholding System

55 Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang pada pihak ketiga yg ditunjuk buat

menentukan besarnya pajak yang terutang oleh harus pajak sinkron menggunakan

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. 35 Penunjukan pihak ketiga ini

dilakukan sesuai menggunakan peraturan perundang-undangan perpajakan, keputusan


presiden dan peraturan lainnya buat memotong atau memungut pajak, menyetor

dan mempertanggungjawabkan melalui wahana perpajakan yang tersedia.

6. Fungsi Pajak daerah

Pajak menjadi galat satu penerimaan pemerintah bertujuan buat membiayai pembangunan

yg muaranya diharapkan 33 dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pajak memiliki

fungsi menjadi berikut :

1. Fungsi Budgetair (sumber Keuangan Negara)

Pajak mempunyai fungsi budgetair, adalah pajak adalah salah satu asal penerimaan

pemerintah buat membiayai pengeluaran baik rutin juga pembangunan. sebagai asal 103

keuangan negara, pemerintah berupaya memasukan uang sebanyak-banyaknya buat kas

negara. 25 Upaya tersebut ditempuh menggunakan cara ekstensifikasi juga intensifikasi

pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan aneka macam jenis pajak seperti

Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), serta Pajak Penjualan atas

Barang Berharga 3 (PPnBM), Pajak Bumi serta Bangunan (PBB), dan sebagainya.

2. 25 Fungsi Regularend (Pengatur)

Pajak memiliki fungsi pengatur, ialah pajak menjadi indera buat mengatur atau

melaksankan kebijakan pemerintah pada bidang sosial serta ekonomi dan mencapai

tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan. Beberapa model penerapan pajak menjadi

fungsi pengatur :

a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah. Pajak Penjualan atas

Barang glamor (PPnBM) dikarenakan di waktu terjadi transaksi jual beli barang glamor.

Semakin 15 mewah suatu barang maka tarif pajaknya meningkat sehingga barang tadi

semakin mahal harganya. Pengenaan pajak inidimaksudkan agarrakyat tidak berlomba-

lomba buat mengonsumsi barang glamor (mengurangi gaya hidup glamor).

b. Tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan, dimaksudkan agar pihak yang

memperoleh penghasilan tinggi menyampaikan kontribusi (membayar pajak) yang tinggi

pula, sebagai akibatnya terjadi pemerataan pendapatan.

c. Tarif pajak ekspor sebanyak 0%, dimaksudkan supaya pengusaha terdorong


mengekspor akibat produksinya di pasar dunia sehingga dapat memperbesar devisa

negara.

31 d. Pajak penghasilan dikarenakan atas penyerahan barang akibat industri tertentu

seperti industri semen, industri rokok, industri baja dan lain-lain, dimaksudkan agar

terdapat fokus produksi terhadap industri tadi sebab bisa merusak lingkungan atau 74

polusi (membahayakan kesehatan).

e. Pembebasan Pajak Penghasilan atas residu hasil perjuangan koperasi, dimaksudkan

buat mendorong perkembangan koperasi pada Indonesia.

88 f. Pemberlakuan Tax Holiday, dimaksudkan untuk menarik investor asing supaya

menanamkan modalnya pada Indonesia.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. 22 tempat dan waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini pada tempat kerja Badan Pendapatan wilayah

(BAPENDA) Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.


Adapun saat pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai berasal bulan Maret hingga

Juni 2022.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yg paling strategis dalam penelitian,

sebab tujuan utama dari penelitian adalah menerima data. di penelitian ini, metode

penelitian yg dipergunakan adalah dokumentasi dan studi kepustakaan (library reseacrh).

Dokumentasi

Dokumentasi artinya catatan insiden yg sudah berlalu. Dokumentasi yang dilakukan

menggunakan cara mengumpulkan laporan PAD dan artikel atau jurnal.

Studi Kepustakaan

berdasarkan (Sugiyono, 2017: 113) metode studi pustaka merupakan penelitian yang

dimaksudkan buat menelaah serta mengumpulkan teori-teori yg relevan menggunakan

materi pembahasan guna dijadikan dasar pada melakukan evaluasi dan perbandingan

berasal penelitian yg dilakukan perusahaan yg bersangkutan. Penelitian ini dilakukan

dengan mengadakan penelaahan terhadap buku-kitab literatur, buku teks, dan catatan

kuliah. menggunakan metode ini akan menerima gambaran tentang analisis efektivitas

serta donasi pemungutan pajak hotel PAD 16 Kota Tangerang Selatan Tahun 2018-2021.

3.3. sumber Data dan Jenis 22 Data

sumber Data

sumber data ialah kawasan dimana data ini diperoleh dengan menggunakan metode-

metode tertentu baik berupa artefak, insan ataupun dokumen-dokumen (Sugiyono,

2017;39). sesuai cara memperolehnya, asal data dibagi menjadi 2, yaitu:

Data primer

berdasarkan (Sugiyono, 2017;40) data primer adalah sumber data yg berasal dari asal

orisinil atau pertama. Data primer 5 dalam penelitian ini diperoleh asal data penerimaan

pajak wilayah di BAPENDA Kota Tangerang Selatan buat mengetahui efektivitas serta

kontribusi pajak hotel tahun 2018-2021.

104 Data Sekunder


Data sekunder menurut (Sugiyono, 2017: 41) artinya data yang asal berasal asal kedua yg

dapat diperoleh asal brosur, buku-kitab dana artikel yg didapat dari internet yg

berhubungan dengan penelitian. Data sekunder 52 pada penelitian ini di dapat dari

dokumen-dokumen, jurnal, internet dan lain-lain yang bermanfaat menjadi data

pendukung buat melakukan penelitian.

Jenis Data

menurut (Sugiyono, 2018: 13) data 56 kuantitatif merupakan metode penelitian yang

berlandaskan positivistic (data konkrit), data penelitian berupa angka-angkayang akan

diukur menggunakan rumus dalam perhitungan pendapatan wilayah. Data kuantitatif tadi

diperoleh dari beberapa laporan dan juga data mengenai pajak hotel. Data tadi antara lain

artinya 5 target dan realisasi penerimaan PAD Kota Tangerang Selatan periode

2018-2021, sasaran serta realisasi pajak hotel Kota Tangerang Selatan periode

2018-2021, beberapa literatur mirip kitab serta yang akan terjadi penelitian lain serta

beberapa data dari Badan Pendapatan wilayah bagian Pengelolaan Keuangan 16 Kota

Tangerang Selatan.

tiga.4. 22 Metode Analisis Data

Metode analisis data artinya suatu proses mencari serta menyusun data yg didapat

menjadi suatu kategori, menjabarkan data tadi, lalu memilih data yg akan dipelajari

ataupun diteliti. Metode analisis data yang dipergunakan di penelitian ini buat menghitung

taraf 38 efektivitas penerimaan pajak hotel serta kontribusi pajak hotel terhadap

pendapatan asli wilayah.

22 Metode analisis data yang dipergunakan di penelitian ini merupakan memakai

metode analisis naratif kuantitatif, dimana peneliti berusaha menggambarkan kenyataan

atau keadaan-keadaan atas suatu objek pada bentuk uraian kalimat dan data

nomor sesuai isu-info yang berafiliasi pribadi menggunakan penelitian ini. akibat analisis

tersebut kemudian diinterpretasikan guna memberikan ilustrasi yang jelas terhadap

perseteruan yang diajukan (Afan: 2015).

tiga.lima. Defenisi Operasional Penelitian


Efektivitas Pajak Hotel

berdasarkan Mardiasmo pada (Walewangko: 2016) 33 efektivitas adalah ukuran

berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. bila 81 suatu organisasi berhasil

mencapai tujuan, maka organisasi tadi dikatakan sudah berjalan dengan efektif.

Menurut 59 (Pratama, Saifi, & Zahro: 2016) efektivitas menggambarkan kemampuan

pemda dalam merealisasikan pajak hotel yg dianggarkan dibandingkan menggunakan

target yg ditetapkan sesuai riil wilayah.

Adapun rumus yg dipergunakan dalam menghitung efektivitas pajak hotel ialah menjadi

berikut:

Efektivitas = (Realisasi Pajak Hotel)/(target Pajak Hotel) x 100%

Perhitungan efektivitas pajak hotel jika membagikan akibat presentasi yg semakin

besar dapat dikatakan 105 bahwa pemungutan pajak hotel semakin efektif, demikian pula

kebalikannya semakin kecil presentase hasilnya membagikan pemungutan pajak hotel

semakin tidak efektif.

57 Tabel 3.1

Interpretasi Nilai Efektivitas

Persentase Efektivitas

Keterangan

>100%

Sangat Efektif

90%-100%

Efektif

80%-90%

Cukup Efektif

60%-80%

Kurang Efektif

<60%

Tidak Efektif
Sumber: Kepmendagri No.690.900.327 (Pratama, Safri & Zahro, 2016)

dari tabel diatas membagikan bahwa bila presentase 67 yang dicapai lebih asal 100%

berarti sangat efektif dan bila presentase kurang berasal 60% berarti tidak efektif.

kontribusi Pajak Hotel

dari Mahmudi pada (Fitriya dan Suparno: 2019) 89 kontribusi adalah sesuatu yg diberikan

beserta-sama menggunakan pihak lain buat tujuan biaya atau kerugian tertentu atau

beserta.

Sedangkan berdasarkan Fauziah Isfatul pada (Rejeki serta Jayanti: 2018)

kontribusi artinya sumbangan 59 atau sesuatu yang diberikan terhadap suatu aktivitas

sehingga menyampaikan dampak yg mampu dirasakan.

Berikut rumus buat menghitung besarnya kontribusi asal 5 pajak hotel terhadap

pendapatan asli daerah:

Kontribusi pajak hotel = (Realisasi Pajak Hotel)/(Realisasi PAD) X 100%

Menggunakan analisis ini penulis akan mengetahui seberapa besar kontribusi 6 pajak

hotel terhadap penerimaan pendapatan asli daerah kota Tangerang Selatan tahun

2018-2021.

kontribusi bisa dikategorikan pada kategori yg sangat baik apabila rasio memberikan

angka >50%. Kriteria kontribusi pada hidangkan pada tabel dibawah ini:

57 Tabel 3.2

Klasifikasi Kriteria Kontribusi

Persentase (%)

Kriteria Kontribusi

>50

Sangat Baik

40,10-50,00

Baik
30,10-40,00

Cukup Baik

20,10-30,00

Sedang

10,00-20,00

Kurang Baik

<10

Sangat Kurang

Sumber: Kepmendagri No. 690.900327 (Wardani & Fadhlia, 2017)

BAB IV

ANALISIS hasil serta PEMBAHASAN

4.1. gambaran umum Lokasi Penelitian

1. gambaran awam 17 Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan merupakan wilayah otonom yg terbentuk pada akhir tahun

2008 sesuai Undang-undang angka 51 Tahun 2008 ihwal Pembentukan Kota Tangerang

Selatan di Provinsi Banten tertanggal 26 November 2008. Pembentukan daerah otonom

baru tadi, artinya pemekaran dari Kabupaten Tangerang, dilakukan dengan tujuan

menaikkan pelayanan pada bidang pemerintahan, pembangunan, serta kemasyarakatan

dan bisa memberikan kemampuan pada pemanfaatan potensi daerah guna meningkatkan

kecepatan 19 terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Kota Tangsel memiliki motto “Cerdas, modern dan Religious”, sifat-sifat mulia yg

sebagai tantangan serta asa seluruh pihak. Berharap mempunyai masa depan yg

benderang mutlakmembutuhkan rancang bangun yang baik mencakup, tahapan-tahapan

terukur, setidaknya mengacu pada konsep kehidupan yang ingin diwujudkan: cerdas-

terkini-religius.

9 Masa depan benderang pada konteks “Cerdas” menyangkut dunia pendidikan


dengan segala aspek keterkaitannya: infrastruktur fisik (bangunan sekolah, laboratorium,

perpustakaan, dan semacamnya), perangkat lunaknya, rancang muatan kurikulumnya,

system dan mekanisme administrasi, dan kesejahteraan pegawai dan energi

pendidiknya, termasuk baku mutu peserta didiknya.

9 Masa depan benderang pada konteks “terbaru” menyangkut banyak faktor

kehidupan yang satu sama lain saling terkait, tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan

formal terstruktur mayoritas membuat perilaku manusia. seorang atau suatu kelompok

masyarakat bisa dikatakan modern, biasanya manakala grup masyarakat bersangkutan

memiliki tatakrama kehidupan “saling menghormati, beretika, dan berbudaya”, sporadis

terjebak dalam pertarungan terbuka serta berkepanjangan.

9 Masa depan benderang dalam konteks “Religius” ialah zenit kesempurnaan

kehidupan, hampir bisa dipastikan manakala sekelompok orang atau dominan rakyat

sebuah daerah sudah hingga pada fase kehidupan cerdas serta modern, maka

sesungguhnya masyarakat tadi dapat juga dikatakan sudah masuk di fase religius.

buat bisa menyampaikan ilustrasi 16 Kota Tangerang Selatan berasal aneka macam

sisi dibutuhkan dokumen yg memuat di antaranya ilustrasi awam perwilayahan,

kependudukan, sosial, budaya, ekonomi serta kelengkapan infrastruktur. menggunakan 75

adanya gambaran tersebut akan bisa diketahui konflik serta potensi yang bisa

dikembangkan bagi pembangunan Kota. 32 Profil Kota Tangerang Selatan ini diharapkan

bisa menjadi salah satu referensi bagi para pihak, termasuk Pemerintah Kota sendiri

maupun rakyat Kota Tangerang Selatan dan para ahli pembangunan juga para penanam

kapital serta calon penanam kapital pada pengambilan kebijakan atau keputusan lain.

28 Kota Tangerang Selatan terletak pada bagian timur Provinsi Banten yaitu di titik

koordinat 106°38’ – 106°47’ Bujur Timur serta 06°13’30” – 06°22’30” Lintang Selatan serta

secara administratif terdiri berasal 7 kecamatan, 49 kelurahan serta 5 desa dengan 8

luas wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha. Batas wilayah Kota Tangerang Selatan ialah

menjadi berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta &span class='highlighted


color-8'>> Kota Tangerang.

dua. Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok.

3. Sebelah selatan berbatasan menggunakan Kabupaten Bogor & Kota Depok.

4. Sebelah barat berbatasan menggunakan Kabupaten Tangerang.

dua. 58 Visi Misi Kota Tangerang Selatan

Visi Kota Tangerang Selatan merupakan: “Terwujudnya Kota Tangerang Selatan yg

mandiri, hening dan Asri” sedangkan Misi Kota Tangerang Selatan merupakan:

1. menaikkan kualitas kehidupan bermasyarakat

dua. menaikkan 36 keharmonisan fungsi ruang kota yang berwawasan lingkungan

3. Menata sistem sarana dan prasarana dasar perkotaan

4. meningkatkan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan rakyat

5. menaikkan fungsi dan kiprah kota sebagai sentra perdagangan dan jasa

6. menaikkan rapikan kelola pemerintahan yang baik serta higienis.

3. Keadaan Penduduk, Sosial Budaya, serta Potensi Pariwisata Kota Tangerang Selatan

1. Keadaan Penduduk Kota Tangerang Selatan

Jumlah penduduk artinya aset bagi 13 suatu daerah yang memiliki kiprah cukup akbar

pada memilih akselerasi pembangunan wilayah jika didukung dengan kualitas yg baik.

penduduk memiliki 2 peranan pada bidang ekonomi yaitu menjadi penghasil

dan konsumen. Perkembangan penduduk suatu wilayah ditentukan sang taraf kelahiran,

kematian, dan migrasi penduduk. sesuai hasil Sensus Penduduk tahun 2010 sang BPS

8 Kota Tangerang Selatan jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan adalah 1.290.322

jiwa, kepadatan penduduk pada daerah ini mencapai 8.856 orang/Km2 di tahun 2010.

Penduduk berjenis kelamin 604dea25b3a655fe1ab94434fad99f27 sebanyak 652.281 jiwa

sedangkan perempuan 638.041 jiwa. Rasio jenis kelamin adalah sebesar 102,23, yg

menunjukkan bahwa jumlah 604dea25b3a655fe1ab94434fad99f27 sedikit lebih banyak

dibandingkan jumlah perempuan .


dua. Sosial Budaya 16 Kota Tangerang Selatan

Indikator makro pembangunan di antaranya adalah Indeks Pembangunan insan (IPM)

yg menjadi ukuran pembangunan dalam pemenuhan tiga unsur, yaitu peluang berumur

panjang dan sehat, pengetahuan dan ketrampilan yg memadai serta peluang buat

merealisasikan pengetahuan yg dimiliki dalam aktivitas produktif. IPM 8 Kota Tangerang

Selatan tahun 2010, sesuai perhitungan sementara BPS Kota Tangerang Selatan, ialah

sebesar 75,38 semakin tinggi asal nomor perbaikan tahun 2009 yang sebanyak 75,01.

angka tersebut termasuk ke pada kategori “menengah atas” dan termasuk pada kategori

tinggi di Provinsi Banten. Pendidikan 54 merupakan salah satu sektor yang penting

dalam hal peningkatan kualitas insan. Indikator pendidikan yaitu nomor melek

alfabet (AMH) dan rata-rata usang sekolah (RLS) digunakan menjadi variabel pada

menghitung Indeks Pembangunan insan (IPM) selain indikator kesehatan serta indikator

ekonomi. 19 AMH Kota Tangerang Selatan tahun 2010 sesuai perhitungan sementara

BPS merupakan sebanyak 98,15% (meningkat 0,01% dari angka perbaikan tahun 2009

yang sebanyak 98,14%) sedangkan RLS tahun 2010 sebanyak 10,15 tahun (meningkat

dari nomor perbaikan tahun 2009 yaitu sebesar 9,95 tahun). Komposisi penduduk

berdasarkan taraf pendidikan tahun 2010 membagikan bahwa penduduk menggunakan

taraf pendidikan SLTA berjumlah paling besar yaitu 32,35%. Penduduk dengan tingkat

pendidikan perguruan tinggi jua relatif tinggi, yaitu 15%.

3. Potensi Pariwisata 16 Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan dikenal dengan kota terkini yg kaya akan wisata kulinernya

pada tempat BSD. Hal ini menandakan bahwa 90 Kota Tangerang Selatan memiliki

peluang investasi yg mengagumkan bagi para investor serta dapat menaikkan

perekonomian di Kota Tangerang Selatan serta di Banten pada umumnya. Selain ada

potensi wisata makanan pada tempat BSD-Serpong, juga ada wisata alam mirip Situ

Gintung di Ciputat, Situ Pamulang, sangkar Jurang pada Jurangmangu, Taman Kota pada
Serpong, Waterpark dan lain-lain. Kota Tangerang Selatan sebagai kota yang

berdampingan eksklusif menggunakan wilayah selatan Jakarta juga mendapatkan akses

buat menuju kawasan wisata yang ada pada Jakarta, hal ini akan menghipnotis tingkat

keramaian masyarakat yang melintasi Kota Tangerang Selatan yang hendak berwisata.

4. ilustrasi awam BAPENDA 82 Kota Tangerang Selatan

Badan Pendapatan daerah Kabupaten Tangerang dibentuk menggunakan perda

Kabupaten Tangerang angka 11 Tahun 2016 wacana Pembentukan dan Susunan

Perangkat wilayah. Badan Pendapatan wilayah menyelenggarakan 47 unsur penunjang

urusan Pemerintah Daerah bidang pendapatan daerah. Badan Pendapatan daerah

dipimpin sang kepala Badan yang berkedudukan dibawah serta bertanggungjawab kepada

Bupati melalui Sekretaris wilayah.

12 berdasarkan Peraturan Bupati Tangerang nomor 111 Tahun 2016 ihwal

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas serta Fungsi, serta tata Kerja Badan Pendapatan

wilayah Kabupaten Tangerang, Badan Pendapatan daerah mempunyai fungsi perumusan

kebijakan teknis, aplikasi kebijakan, aplikasi 24 evaluasi dan pelaporan dan aplikasi

administrasi terkait dengan Pajak daerah Non PBB-P2 serta BPHTB, Pajak wilayah PBB-

P2 serta BPHTB, perencanaan, pelaporan, serta regulasi pendapatan daerah,

dan supervisi serta pengendalian Pendapatan daerah.

pada melaksanakan Fungsi tadi 12 Badan Pendapatan daerah Kabupaten Tangerang

memiliki Rincian Tugas menjadi berikut :

1. Merumuskan acara kerja Badan Pendapatan wilayah;

dua. Mengkoordinasikan pelaksanaan acara kerja Badan Pendapatan daerah;

tiga. Membina kinerja aparatur di lingkungan Badan Pendapatan wilayah;

4. Mengarahkan pelaksanaan program Kerja Badan Pendapatan daerah;

5. 24 Menyelenggarakan program kerja Badan Pendapatan wilayah mengacu kepada

planning Pembangunan Jangka Menengah wilayah dan peraturan perundang-undangan;

6. Mengevaluasi yang akan terjadi aplikasi acara kerja Badan Pendapatan daerah; dan

7. Melaporkan aplikasi program kerja Badan Pendapatan wilayah.


lima. Visi Misi BAPENDA Tangerang Selatan

Visi Badan Pendapatan wilayah 83 Kota Tangerang Selatan adalah “Terwujudnya

tangerang selatan unggul menuju kota lestari, saling terkoneksi, efektif serta efisien”.

Sedangkan misi nya adalah menjadi berikut:

1. membentuk asal daya insan (sdm) yg unggul.

dua. membangun infrastruktur yg saling terkoneksi.

tiga. meningkatkan ekonomi berbasis nilai tambah tinggi pada sektor ekonomi kreatif.

4. membangun birokrasi yg efektif serta efeisien.

6. Struktur Organisasi BAPENDA Tangerang Selatan

a. kepala Badan

Merencanakan, merumuskan, melaksanakan serta mengembangkan, pembantu pada

bidang pendapatan.

b. Bagian tata perjuangan

Sub Bagian awam serta Kepegawaian terdiri berasal bagian rapikan usaha memiliki tugas

melaksanakan pelayanan administrasi bagi semua satuan kerja di lingkungan Dinas

Pendapatan.

Sub bagian awam serta kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

a) Melaksanakan penyusunan rencana kerja sinkron tugas utama serta fungsinya;

b) Mengatur pelaksanaan aktivitas sebagai urusan ketatausahaan mencakup surat-

menyurat, kearsipan, surat perjalanan 37 dinas, mendidtribusi surat sesuai bidang;

c) Melaksanakan urusan kerumahtanggaan dinas;

d) Melaksanakan urusan promosi, mutasi dan pension;

e) Melaksanakan usul honor terjadwal, usul tugas belajar;

f) Menghimpun serta mengsosialisasikan peraturan perundang-undangan dibidang 40

kepegawaian dalam lingkup dinas;

g) Menyiapkan bahan penyusunan standarisasi mencakup bidang kepegawaian,

pelayanan, organisasi serta ketatalaksanaan;


h) Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yg berkaitan dengan bidang tugasnya;

i) 84 Melaksanakan tugas kedinasan lain yg diberikan oleh atasan;

j) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.

Sub Keuangan serta Perlengkapan tugasnya adalah: Menyusun planning, membagi tugas,

memberi petunjuk dan menilai pelaksanaan tugas bahwa di Sub Bagian Keuangan serta

Perlengkapan serta melaksanakan pelayanan Administrasi perjuangan Keuangan serta

Perlengkapan.

Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan menyelenggarakan fungsi:

a) Melaksanakan penyusunan rencana kerja sinkron tugas utama dan manfaatnya;

b) Mengumpulkan dan menyusun planning 13 kerja satuan kerja perangkat daerah;

c) Mengumpulkan serta menyiapkan bahan penyusunan planning aturan Satuan Kerja

(RASK) dan Dokumen aturan Satuan Kerja (DAKS) dari masing-masing satuan kerja

menjadi 96 bahan konsultasi perencanaan ke Bapenda;

d) Menyusun realisasi perhitungan anggaran serta administrasi 29 perbendaharaan dinas;

e) Menyusun rencana kebutuhan barang perlengkapan dinas;

f) menghasilkan laporan inventaris barang serta rapikan administrasi perlengkapan;

g) Mengumpulkan serta menyiapkan bahan laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi dari

masing-masing satuan kerja;

h) Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yg berkaitan menggunakan bidang

tugasnya;

i) Melaksanakan 106 tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

j) Menyusun laporan akibat pelaksanaan tugas.

c. Bidang Pendapatan

Seksi Pendapatan serta Pendataan terdiri berasal:

1) Seksi registrasi dan Pendapatan mempunyai tugas, mempunyai planning, memberi

petunjuk dan menilai aplikasi aktivitas staf dan menyiapkan bahan

pendaftaran dan Pendapatan wajib Pajak serta wajib Retribusi wilayah sesuai ketentuan

yg berlaku.
dua) Seksi registrasi dan Pendapatan menyelenggarakan fungsi;

a) Melaksanakan penyusunan planning kerja sinkron tugas utama serta kegunaannya;

b) Menyiapkan penyusunan bahan aplikasi bahan dan pendataan serta investigasi harus

pajak dan retribusi;

c) Mendistribusikan formulir serta melaksanakan kegiatan pendaftaran serta pendataan

3 wajib pajak serta harus retribusi;

d) Menginventarisir formulir pendaftaran yang telah diisi oleh harus pajak daerah

dan harus retribusi wilayah;

e) membuat laporan perihal formulir pendaftaran yang belum dan telah diterima;

f) menyampaikan nomor pendaftaran , angka utama wajib Pajak wilayah (NPWPD),

angka pokok harus Retribusi wilayah (NPWRD);

g) Menghimpun dan mencatat data 34 obyek dan subyek pajak, retribusi wilayah serta

pendapatan-pendapatan lainnya;

h) Melakukan registrasi pendataan, pemeriksaan lapangan obyek dan sobyek 4 pajak

dan retribusi wilayah serta pendapatan daerah lainnya;

i) menghasilkan buku induk pajak dan retribusi wilayah serta pendapatan wilayah lainnya;

j) Mengirim kartu data ke bidang pendapatan menjadi bahan 3 penerbitan surat

ketetapan;

k) Melakukan koordinasi menggunakan unit kerja lain yg berkaitan menggunakan bidang

tugasnya;

l) Melakukan tugas kedinasanlain yang pada berikan sang atasan

m) Menyusun laporan 52 yang akan terjadi aplikasi tugas.

3) Seksi Dokumentasi serta pusat Data elektronika (PED) yaitu menyiapkan bahan

penyimpanan serta pemeliharaan data 3 wajib pajak serta harus retribusi wilayah

dan memelihara perangkat pengelolaan data; Dokumentasi serta sentra data elektronika

menyelenggarakan fungsi;

a) Melaksanakan penyusunan rencana kerja sinkron tugas utama serta manfaatnya;

b) Menghimpun, mengelola dan menyusun data registrasi serta pendataan wajib 10 pajak
retribusi daerah baik secara manual juga elektronik;

c) Mengimput serta mencetak data harus 14 pajak dan wajib retribusi daerah melalui

perangkat data elektronik;

d) Memelihara buku induk harus pajak dan wajib retribusi daerah serta pendapatan

wilayah lainnya;

e) membentuk kartu serta memberikan kartu pengenal angka utama harus Pajak wilayah

(NPWPD) dan angka utama harus Retribusi daerah (NPWPRD);

f) Melakukan penyimpanan arsip surat-surat perpajakan dan retribusi wilayah yang

berkaitan menggunakan pendaftaran serta pendataan;

g) Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan kartu serta harus 42 pajak serta retribusi

wilayah dan pendapatan wilayah lainnya.

d. Bidang Penelitian

1) Seksi Analisa serta Perhitungan terdiri asal menyusun rencana, memberikan petunjuk

dan penilaian pelaksanaan aktivitas staf serta melakukan analisis perhitungan penetapan

pajak serta 4 retribusi daerah dan asal pendapatan lainnya;

2) Seksi dan perhitungan menyelenggarakan fungsi;

a) Melaksanakan penyusunan planning kerja sinkron tugas pokok dan manfaatnya;

b) Melakukan analisis terhadap data objek pajak buat menghitung 27 besarnya jumlah

pajak yang wajib dibayar sang harus pajak 4 dan retribusi daerah serta sumber

pendapatan lainnya;

c) membuat nota perhitungan atas pajak dan retribusi wilayah serta sumber pendapatan

lainnya;

d) Meneliti serta menandatangani akibat perhitungan pajak serta retrubusi daerah serta

sumber pendapatan lainnya;

e) Melakukan training dan evaluasi prestasi kerja staf;

f) Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yg berkaitan menggunakan bidang

tugasnya;

g) Menyusun laporan akibat aplikasi tugas;


tiga) Seksi Penerbitan SKPD/SKPR tugasnya ialah menyusun rencana, memberi petunjuk

serta menilai aplikasi kegiatan staf dan melaksanakan legalisasi penerbitan referensi

Pajak daerah (SKRD) dan asal pendapatan lainnya;

4) Seksi dan perhitungan menyelenggarakan fungsi;

a) Melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai tugas utama serta fungsinya;

b) Melakukan analisis terhadap data objek pajak buat menghitung 27 besarnya jumlah

pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak serta retribusi daerah dan asal pendapatan

lainnya;

c) Mendistribusikan surat ketetapan pajak dan retribusi daerah;

d) memasak data serta menghasilkan daftar himpunan utama 42 pajak serta retribusi

daerah;

e) Melakukan legalisasi indera pembayaran/Benda Berharga (BB) pajak serta retribusi

wilayah;

f) Melakukan training serta evaluasi kerja staf;

g) Melakukan koordinasi dengan unit kerja 44 lain yang berkaitan menggunakan bidang

tugasnya;

h) Menyusun laporan akibat aplikasi tugas.

e. Bidang Penagihan dan Pembukuan

1) Seksi Penagihan yaitu menyusun rencana, memberi petunjuk serta menilai pelaksanaan

kegiatan staf dan melaksanakan pengendalian kegiatan penagihan, pembinaan

dan penegakan aturan;

dua) Seksi penagihan menyelenggarakan fungsi terdiri berasal:

a) Melaksanakan penyususan rencana kerja sesuai tugas pokok dan manfaatnya;

b) Melakukan pemantauan terhadap harus pajak serta retribusi daerah yg masa pajaknya

sudah jatuh tempo;

c) Memperingati 30 wajib pajak dan retribusi daerah yang lalai melaksanakan

kewajibannya;

d) Melakukan penegakan hukum 42 terhadap wajib pajak serta retribusi wilayah yg


melanggar Peraturan Daerah wacana pajak serta retribusi wilayah;

e) Melakukan pengendalian penagihan, terhadap wajib pajak dan retribusi wilayah;

f) membuat surat panggilan, 30 surat teguran dan surat tagihan paksa terhadap

wajib pajak dan retribusi daerah yang menunggak;

g) Melayani permohonan keberatan banding dan angsuran;

h) Melakukan training dan evaluasi terhadap akibat kerja staf;

i) Melakukan koordinasi menggunakan unit kerja lain yg berkaitan dengan unit tugasnya;

j) Menyusun laporan 52 yang akan terjadi kerja pelaksanaan tugas.

tiga) Seksi Pembukuan yaitu menyusun rencana, memberi petunjuk serta menilai

pelaksanaan kegiatan staf dan administrasi pembukuan;

4) Seksi pembukuan menyelenggarakan fungsi;

a) Membagi tugas serta memberi petunjuk kepada staf buat kelancaran pelaksanaan

tugas;

b) Membukukan penerimaan Pendapatan orisinil wilayah (PAD) atau 3 Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB), bagi yang akan terjadi dan penerimaan wilayah lainnya

dan persediaan benda berharga dan membuat laporan tunggakan orisinil wilayah

dan tunggakan lainnya;

c) mendapatkan serta mencatat Surat Ketetapan Pajak daerah (SKPD) atau Surat

Ketetapan Retribusi daerah (SKRD) dan surat ketetapan lainnya yang sudah dibayar

lunas dan menghitung tunggakan dan membuat laporan berkala mengenai realisasi

penerimaan;

d) membuat serta mengirim laporan 5 realisasi penerimaan pendapatan wilayah secara

berkala;

e) Menyusun hasil aplikasi tugas.

7. Bidang Pengembangan, Peningkatan pendapatan, serta Pengendalian

5) Seksi Pengembangan, Peningkatan Pendapatan dan Pengendalian yaitu menyusun

rencana, memberi petunjuk serta evaluasi pelaksanaan tugas staf dan rencana

pendapatan daerah, pembinaan teknis administrasi, penyusunan program identifikasi serta


ekstensifikasi dan korelasi rapikan kerja serta pemberian saran pungutan serta

pengendalian operasional;

6) Seksi pengembangan, peningkatan pendapatan dan pengendalian menyelenggarakan

fungsi;

a) Memberi petunjuk serta bimbingan, pengawasan pada staf buat kelancaran membagi

pelaksanaan tugas;

b) Mengumpulkan data potensi pendapatan pada rangka menyusun planning pendapatan;

c) Menyusun program identifikasi pada mengkoordinasikan aktivitas dalam rangka

menyusun 44 perubahan dan perhitungan APBN;

d) Menyusun rencana supervisi serta pengendalian operasional;

e) Menyusun rencana teknis.

7) Seksi penilaian, aturan serta Perundang-undangan yaitu menyusun planning, memberi

petunjuk serta evaluasi pelaksanaan tugas aktivitas staf yang menyusun konsep

pengawasan serta planning Peraturan Daerah dibidang pendapatan serta mengevaluasi

pelaksanaannya.

8) Seksi evaluasi, hukum dan perundang-undangan menyelenggarakan fungsi;

a) membuat analisa laporan dan penilaian aplikasi tugas;

b) Mengumpulkan bahan-bahan yg diharapkan pada rangka penyusunan konsep atau

rencana perda 100 di bidang pendapatan;

c) Mengkoordinasi menggunakan unit kerja terkait atas suatu Peraturan Daerah pada

bidang pendapatan;

d) Mengkoordinasi penyelesaian akibat investigasi aparat pengawasan fungsional;

e) Memantau, mengkaji serta mengevaluasi aplikasi Peraturan Daerah dan ketentuan

lainnya;

f) Mengkoordinasi kegitan pembuatan serta pengiriman laporan realisasi penarikan baik yg

dikelolah sang Dipenda maupun Unit kerja lainnya.

f. UPTD (Unit aplikasi Teknis wilayah)

1) Tugas utama UPTD yaitu pajak bumi anggunan memiliki tugas melaksanakan sebagian
tugas dinas dalam menunjang kemampuan teknis, aplikasi teknis serta operasional dalam

bidang pendapatan pajak bumi serta bangunan.

dua) Fungsi 14 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 4 UPTD

pajak bumi serta bangunan menyelenggarakan fungsi;

1) Melaksanakan planning kerja di bidang pajak bumi serta bangunan sesuai planning yg

ditetapkan;

2) Melaksanakan aktivitas administrasi 21 pajak bumi dan bangunan;

3) Melaksanakan aktivitas identifikasi dan intensifikasi pajak bumi dan bangunan;

4) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait, menyangkut kegiatan yang berkenan

menggunakan upaya menaikkan pajak bumi dan bangunan;

5) Melaksanakan penyuluhan, penagihan dan membantu melaksanakan 14

pendaftaran dan pendataan serta pemeriksaan objek pajak bumi serta bangunan.

4.2. Deskripsi Data

4.2.1 Sasaran 5 dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Kota Tangerang Selatan Tahun

2018-2021

berdasarkan data berasal Badan Pendapatan wilayah Kota Tangerang Selatan, maka

diperoleh data target serta realisasi pajak hotel Kota Tangerang Selatan tahun 2018-2021

tersaji dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Target dan Realisasi Pajak Hotel Kota Tangerang Selatan Tahun 2018-2021

No.

Tahun

Target (Rp)

Realisasi (Rp)
1.

2018

27.378.000.000

30.080.370.086

2.

2019

30.000.000.000

29.610.170.591

3.

2020

20.000.000.000

20.946.179.408

4.

2021

22.000.000.000

24.881.025.890

Sumber: BAPENDA Tangerang Selatan

4.2.2 5 Target dan Realisasi PAD Kota Tangerang Selatan

Tahun 2018-2021

Dari hasil penelitian, peneliti memperoleh data target dan realisasi pendapatan asli daerah

pada Badan Pendapatan 91 Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2018-2021 yang

disajikan pada tabel 4.2, sebagai berikut:

Tabel 4.2.

Target dan Realisasi PAD Kota Tangerang Selatan Tahun 2018-2021

No.

Tahun

Target (Rp)

Realisasi (Rp)
Persentase (%)

1.

2018

1.455.524.000.000

1.621.706.431.210

111,42

2.

2019

1.619.035.000.000

1.817.505.710.180

112,26

3.

2020

2.00.193.000.000

1.538.705.693.440

76,93

4.

2021

1.513.974.000.000

1.713.725.351.200

113,19

Sumber: BPKAD Tangerang Selatan

4.3. Analisa dan Pembahasan

4.3.1 Efektivitas Pajak Hotel 107 Kota Tangerang Selatan Tahun 2018-2021

asal kinerja sebuah instansi seperti BAPENDA Kota Tangerang Selatan bisa dilihat dari

besar efektivitas, yaitu menggunakan melihat besar realisasi yang diterima dengan

sasaran yg direncanakan. Untuk itu dalam menghitung besar efektivitas berasal pajak
hotel di BAPENDA 8 Kota Tangerang Selatan Tahun 201-2021 peneliti memakai rumus

sebagai berikut:

Efektivitas =

Berikut ini adalah perhitungan tingkat efektivitas pajak hotel Kota Tangerang Selatan tahun

2018-2021:

1. 68 Perhitungan efektivitas pajak hotel tahun 2018

Efektivitas =

Efektivitas =

= 109,87%

2. Perhitungan efektivitas pajak hotel tahun 2019

Efektivitas =

Efektivitas =

= 98,70%

3. Perhitungan efektivitas pajak hotel tahun 2020

Efektivitas =

Efektivitas =

= 104,73%

4. Perhitungan efektivitas pajak hotel tahun 2021

Efektivitas =

Efektivitas =

= 113,1%

Berdasarkan perhitungan tersebut diatas, maka analisas efektivitas 3 dari pajak hotel

Kota Tangerang Selatan Tahun 2018-2021 dapat dimasukan kedalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.3.

Perhitungan Efektivitas Pajak Hotel Kota Tangerang Selatan Tahun 2018-2021


Tahun

Target

Realisasi

Rasio Efektivitas (%)

Kriteria

2018

27.378.000.000

30.080.370.086

109,87

Sangat Efektif

2019

30.000.000.000

29.610.170.591

98,70

Efektif

2020

20.000.000.000

20.946.179.408

104,73

Sangat Efektif

2021

22.000.000.000

24.881.025.890

113,1
Sangat Efektif

Rata-rata

106,6%

Sangat Efektif

22 Sumber: data diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.3. diketahui bahwa dalam tahun 2018-2021 pajak hotel Tangerang

Selatan 5 dapat mencapai target yang telah ditetapkan (>100%). Di tahun 2018

penerimaan pajak hotel sudah memenuhi target. Namun, dalam tahun 2019 14

penerimaan pajak hotel tidak mencapai target yang ditetapkan karena BAPENDA Kota

Tangerang Selatan menaikan data targetnya sehingga realisasi tidak tercapai. Di tahun

2020 BAPENDA Kota Tangerang Selatan menurunkan data 5 target PAD di masa

pandemi covid-19 yang menyebabkan sebagian kegiatan perhotelan di tutup, namun

realisasi penerimaan pajak hotel sudah memenuhi target yang ditetapkan. Selanjutnya

pada tahun 2021 BAPENDA Kota Tangerang Selatan menaikan data target PAD-nya

karena pembatasan kegiatan masyarakat sudah normal dan kegiatan perhotelan sudah

mulai dibuka. Sehingga data realisasi penerimaan pajak hotel sudah memenuhi target

yang ditetapkan.

92 Tingkat efektivitas pajak hotel untuk tahun 2018, 2020, dan 2021 dapat dikategorikan

“Sangat Efektif” karena telah mencapai target yang telah ditetapkan dan di tahun 2019

tingkat efektivitasnya mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena menurunnya 3

wajib pajak yang dapat melunasi kewajibannya tidak tepat waktu. Walaupun demikian

tingkat efektivitas dari tahun 2019 dapat dikategorikan “Efektif”.

4.3.2. 10 Kontribusi Pajak Hotel Terhadap PAD Kota Tangerang Selatan Tahun

2018-2021

Untuk mengetahui tingkat kontribusi dalam pencapaian target pajak hotel di Kota

Tangerang Selatan terhadap Pendapatan Asli Daerah dapat dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut:
Kontribusi

Berikut ini adalah perhitungan tingkat kontribusi pajak hotel di Kota Tangerang Selatan

dari Tahun 2018-2021:

1. Perhitungan kontribusi pajak hotel tahun 2018

Kontribusi

= 2,07%

2. 97 Perhitungan kontribusi pajak hotel tahun 2019

Kontribusi

= 1,63%

3. Perhitungan kontribusi pajak hotel tahun 2020

Kontribusi

= 1,36%

4. Perhitungan 5 kontribusi pajak hotel tahun 2021

Kontribusi

= 1,45%

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka analisis kontribusi dari pajak hotel Kota

Tangerang Selatan Tahun 2018-2021 dapat dimasukan kedalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4.

Perhitungan Kontribusi Pajak Hotel Terhadap PAD Kota Tangerang Selatan Tahun

2018-2021

No.

Tahun

Realisasi pajak Hotel (Rp)

Realisasi PAD (Rp)

Persentase (%)

Kriteria

1.

2018
30.080.370.086

1.455.524.100.000

2,07

Sangat kurang

2.

2019

29.610.170.591

1.817.505.710.180

1,63

Sangat kurang

3.

2020

20.946.179.408

1.538.705.693.440

1,36

Sangat kurang

4.

2021

24.881.025.890

1.713.725.351.200

1,45

Sangat kurang

Rata-rata

1,62%

Sangat kurang

22 Sumber: data diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.4. diatas, 5 kontribusi pajak hotel terhadap PAD Kota Tangerang

Selatan dapat diketahui bahwa dari tahun 2018-2021 mengalami penurunan setiap
tahunnya yang bisa dikategorikan sangat kurang berkontribusi terhadap Pendapatan Asli

Daerah.

Pada tahun 2018 sampai tahun 2021 kontribusi pajak hotel hanya menyumbangkan

rata-rata sebesar satu koma enam puluh dua persen yang berada dikriteria sangat kurang

berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini menunjukan 4 bahwa pendapatan

asli daerah dikota Tangerang Selatan sebagian berasal dari pajak daerah yang lain,

retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD

yang sah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

sesuai yang akan terjadi analisis 108 pada bab sebelumnya, peneliti dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :

1. taraf 6 Efektivitas pemungutan pajak hotel yg dilakukan di tempat kerja Badan

Pendapatan daerah Kota Tangerang Selatan tahun 2018-2021 menerangkan homogen-

rata efektivitas dengan kategori sangat efektif. 98 Hal ini menunjukan bahwa pemda Kota

Tangerang Selatan pada nilai sangat efektif karena sudah berhasil melampaui target

dalam melakukan pemungutan pajak hotel menggunakan pemungutan pajak berbasis

informasi teknologi, sosialisasi kewajiban pajak, dan lain-lain. waktu indonesia dilanda

pandemi covid-19, pemda 16 Kota Tangerang Selatan menyesuaikan data targetnya pada

penerimaan pajak wilayah sebab pembatasan kegiatan warga yg mengakibatkan

perusahaan ditutup. tetapi selesainya kegiatan warga telah normal, pemda Kota

Tangerang Selatan menaikan data sasaran penerimaan pajak daerahnya. serta alhasil

tahun 2021 penerimaan pajak daerahnya melampaui data target yg ditetapkan. Selain itu

ditentukan jua sang faktor lain yaitu pencerahan 10 pengusaha hotel itu sendiri sebab

telah mengetahui betapa pentingnya membayar pajak, dimana pajak tersebut

dipergunakan buat pembangunan wilayah seperti infrastruktur serta buat kepentingan

lainnya.

dua. sementara itu, yang akan terjadi analisis kontribusi penerimaan pajak hotel yg

dilakukan pada kantor Badan Pendapatan 8 wilayah Kota Tangerang Selatan tahun

2018-2021 mengalami penurunan dengan kategori sangat kurang berkontribusi terhadap

Pendapatan asli wilayah pada 16 Kota Tangerang Selatan. Hal ini menandakan bahwa

hanya sebagian kecil pajak hotel berkontribusi terhadap PAD serta selebihnya asal asal

pajak daerah yg lain, retribusi 13 daerah, yang akan terjadi pengelolaan kekayaan wilayah

yang dipisahkan dan lain-lain PAD yg legal.

5.2. Saran

buat membentuk penelitian 22 yang lebih baik lagi, maka peneliti menyampaikan saran

sebagai berikut:

1. Peneliti mengharapkan pemda Kota Tangerang Selatan lebih memaksimalkan

kontribusi dari 5 pajak hotel terhadap Penerimaan orisinil daerah menggunakan cara
melakukan pendataan terbaru bagi wajib pajak baru yg memiliki usaha dibidang

perhotelan, memaksimalkan penagihan 14 terhadap wajib pajak, serta menyampaikan

hukuman tegas pada harus pajak supaya penerimaan pajak hotel dapat dipergunakan

untuk pembangunan wilayah.

2. Bagi peneliti selanjutnya dapat memberikan penelitian yang lebih baik lagi, misalkan

dengan metode analisis yang tidak sama, atau menambah variabel lain seperti

penerimaan pajak daerah lainnya atau menambah tahun penerimaan pajak sehingga bisa

membuat penelitian yg lebih tepat.


Sources
https://dpp.jakarta.go.id/halaman/pajak-hotel
1 INTERNET
1%
https://konsultasiskripsi.com/2021/12/20/teori-yang-mendukung-pungutan-pajak-skripsi-dan-tesis/
2 INTERNET
1%
https://ninyasminelisasih.com/2011/07/17/kendala_pajak_daerah/
3 INTERNET
1%
https://www.jojonomic.com/blog/pendapatan-asli-daerah/
4 INTERNET
1%
https://www.neliti.com/publications/1590/analisis-kontribusi-pajak-hotel-terhadap-pendapatan-asli-daerah-
5 pad-di-kota-mana
INTERNET
1%
https://text-id.123dok.com/document/4yr31ml7y-definisi-pajak-pengertian-pajak-hotel-ketentuan-pajak-
6 hotel.html
INTERNET
1%
https://text-id.123dok.com/document/rz3lxgd7z-pengertian-hotel-pengertian-pajak-hotel.html
7 INTERNET
1%
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang_Selatan
8 INTERNET
1%
https://kabartangsel.com/direktori-tangsel/logo-kota-tangerang-selatan/
9 INTERNET
1%
https://www.academia.edu/30511150/MAKALAH_PAJAK_ATAS_JASA_PERHOTELAN
10 INTERNET
1%
https://underpapers.blogspot.com/2017/04/makalah-pajak_37.html
11 INTERNET
1%
https://tangerangkab.go.id/bapenda/profile-skpd/show/254/52
12 INTERNET
1%
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-33-2004-perimbangan-keuangan-antara-pemerintah-pemerintahan-
13 daerah
INTERNET
<1%
https://idoc.pub/documents/makalah-pajak-hotel-eljq6k7wo541
14 INTERNET
<1%
https://jabarkini.net/pengantar-perpajakan-definisi-pajak-fungsi-pajak-jenis-pajak/
15 INTERNET
<1%
https://www.mapnall.com/id/Peta-Kota-Tangerang_1131993.html
16 INTERNET
<1%
https://dkp3.tangerangselatankota.go.id/main/content/index/162/51
17 INTERNET
<1%
http://repository.petra.ac.id/16272/1/PAJAK_ATAS_JASA_BIDANG_PERHOTELAN.pdf
18 INTERNET
<1%
https://www.infotangsel.co.id/2018/03/anti-korupsi-dan-anti-narkoba.html
19 INTERNET
<1%
https://www.duniapengertian.com/2018/07/pengertian-kontribusi.html
20 INTERNET
<1%
https://www.slideshare.net/zulfikri21/strategi-peningkatan-pad
21 INTERNET
<1%
https://123dok.com/article/tempat-dan-waktu-penelitian-metode-penelitian.y4w65mj5
22 INTERNET
<1%
https://news.ddtc.co.id/apa-itu-pajak-mineral-bukan-logam-dan-batuan-26423
23 INTERNET
<1%
https://tangerangkab.go.id/documents/1597115150.pdf
24 INTERNET
<1%
https://prosedurkerja.com/prosedur-pembayaran-pajak-ppn-fungsi-dan-pengertian-pajak/
25 INTERNET
<1%
https://www.beritasatu.com/megapolitan/639603/akibat-covid19-pad-kota-tangerang-mei-2020-hanya-rp-68-
26 miliar
INTERNET
<1%
https://datacenter.ortax.org/ortax/aturan/show/14957
27 INTERNET
<1%
https://sripatmi.blogspot.com/2014/11/kota-tangerang-selatan.html
28 INTERNET
<1%
https://www.academia.edu/5417828/Bab_1_sd_Bab_5
29 INTERNET
<1%
https://123dok.com/article/undang-undang-nomor-tahun-pajak-daerah-retribusi-daerah.yngr546p
30 INTERNET
<1%
http://repository.unpas.ac.id/9634/7/BAB II.pdf
31 INTERNET
<1%
https://biropemerintahan.bantenprov.go.id/profil-kota-tangerang-selatan
32 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/bab-ii-tinjauan-pustaka-21-pengertian-efektivitas-dan-ukuran.html
33 INTERNET
<1%
https://ortax.org/forums/discussion/sewa-kamar-hotel-apakah-termasuk-objek-pph-pasal-23
34 INTERNET
<1%
http://repository.stie-mce.ac.id/1644/3/Bab II Tinjauan Pustaka.pdf
35 INTERNET
<1%
https://www.academia.edu/73576748/PERTEMUAN_5_MERUMUSKAN_VISI_DAN_MISI
36 INTERNET
<1%
https://123dok.com/article/struktur-organisasi-job-description-gambaran-umum-objek-penelitian.zk0llgpy
37 INTERNET
<1%
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/39092
38 INTERNET
<1%
https://sumbar.bpk.go.id/wp-content/uploads/2016/02/Tulisan-hukum-Pajak-Hotel-dan-Pajak-Restoran.pdf
39 INTERNET
<1%
https://123dok.com/article/jenis-dan-sumber-data-metode-penelitian.qvlwmedg
40 INTERNET
<1%
http://digilib.iainkendari.ac.id/3026/3/BAB 2.pdf
41 INTERNET
<1%
https://beritaaku.com/ekstensifikasi-dan-intensifikasi-ekonomi-473287
42 INTERNET
<1%
https://jim.unsam.ac.id/index.php/Meukutaalam/article/download/88/pdf
43 INTERNET
<1%
https://djpk.kemenkeu.go.id/?p=341
44 INTERNET
<1%
https://ortax.org/forums/discussion/pemotongan-pph-penyewaan-ruang-pertemuan
45 INTERNET
<1%
https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/pajak-parkir-dan-ppn-pengelolaan-parkir
46 INTERNET
<1%
https://ppid.bogorkab.go.id/?d=9774&page_title=Badan_Pengelolaan_Pendapatan_Daerah
47 INTERNET
<1%
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/192910/1329-Pajak Air Tanah.pdf
48 INTERNET
<1%
https://greenpermit.id/2021/12/17/pajak-bumi-dan-bangunan-pbb/#:~:text=Bumi adalah permukaan bumi
49 yang meliputi tanah dan,dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.
INTERNET
<1%
https://ekonomimanajemen.com/pengertian-pajak-menurut-para-ahli/
50 INTERNET
<1%
https://konsultasiskripsi.com/2022/05/26/tata-cara-pemungutan-pajak-skripsi-tesis-dan-disertasi/
51 INTERNET
<1%
https://tambahpinter.com/kerangka-pemikiran/
52 INTERNET
<1%
https://www.pajakku.com/read/5db6a1534c6a88754c088109/Pengaruh-Self-Assessment-System-Pemeriksaan-
53 Pajak-dan-Penagihan-Pajak-Terhadap-Penerimaan-Pajak-Pertambahan-Nilai-(PPN)
INTERNET
<1%
https://www.harmony.co.id/blog/5-syarat-pemungutan-pajak-dan-dasar-hukumnya
54 INTERNET
<1%
https://dinas.id/soal-sistem-perpajakan-di-indonesia/
55 INTERNET
<1%
https://core.ac.uk/download/pdf/228898816.pdf
56 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p6nvddu/Guna-untuk-mengukur-tingkat-efektivitas-maka-digunakan-
57 indikator-pada-tabel-31/
INTERNET
<1%
http://bpkad.tangerangselatankota.go.id/web/web/pages/7/visi-dan-misi
58 INTERNET
<1%
https://akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/download/1393/1220/
59 INTERNET
<1%
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1205315027-3-BAB II.pdf
60 INTERNET
<1%
https://datacenter.ortax.org/ortax/aturan/show/8907
61 INTERNET
<1%
https://dadi-doank.blogspot.com/2009/12/pajak-hiburan.html
62 INTERNET
<1%
https://www.pajakku.com/read/5d82eb4574135e0390823b09/Definisi-Pajak-Daerah-dan-Jenis-jenis-Pajak-
63 Daerah
INTERNET
<1%
http://www.ilmuadmpublik.com/2022/03/ajaran-otonomi-daerah-dan-prinsip.html
64 INTERNET
<1%
https://lppmstianusa.com/ejurnal/index.php/janmaha/article/download/536/328/
65 INTERNET
<1%
http://repository.untag-sby.ac.id/452/3/BAB 2.pdf
66 INTERNET
<1%
https://eprints.umm.ac.id/44963/4/jiptummpp-gdl-rochmasris-43157-4-babiii.pdf
67 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/7qvv9ep1q-perhitungan-efektivitas-pajak-hotel.html
68 INTERNET
<1%
https://id.scribd.com/doc/209822233/Permendagri-Nomor-13-Tahun-2006-Tentang-Pedoman-Pengelolaan-
69 Keuangan-Daerah
INTERNET
<1%
https://core.ac.uk/download/95059500.pdf
70 INTERNET
<1%
http://scholar.unand.ac.id/19188/2/BAB_I_.PDF
71 INTERNET
<1%
http://repo.uinsatu.ac.id/13989/5/BAB II.pdf
72 INTERNET
<1%
http://eprints.ums.ac.id/34409/1/02. Artikel Publikasi Ilmiah.pdf
73 INTERNET
<1%
http://repository.untag-sby.ac.id/1417/4/BAB II.pdf
74 INTERNET
<1%
https://kc.umn.ac.id/15958/7/BAB_II.pdf
75 INTERNET
<1%
https://pajaktanah.co.id/pajak-pembelian-tanah-dan-bangunan/
76 INTERNET
<1%
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1116051182-3-BAB II.pdf
77 INTERNET
<1%
http://repositori.unsil.ac.id/680/6/BAB II.pdf
78 INTERNET
<1%
http://repository.uinbanten.ac.id/3448/3/BAB II PASCA SIDANG.pdf
79 INTERNET
<1%
https://blog.pajak.io/memahami-konsep-pajak-penerangan-jalan/
80 INTERNET
<1%
https://eprints.umm.ac.id/35927/3/jiptummpp-gdl-danisuhend-48876-3-babii.pdf
81 INTERNET
<1%
https://dprd.tangerangselatankota.go.id/main/perda
82 INTERNET
<1%
https://disdukcapil.tangerangselatankota.go.id/Cguest/visimisi
83 INTERNET
<1%
https://www.uraiantugas.com/2019/06/tugas-pengolah-data-dan-informasi.html
84 INTERNET
<1%
http://scholar.unand.ac.id/16511/1/ABSTRAK.pdf
85 INTERNET
<1%
https://pendidikan.co.id/pengertian-kerangka-berpikir/
86 INTERNET
<1%
https://pajakrumah.co.id/pajak-atas-rumah-makan/
87 INTERNET
<1%
http://repository.unpas.ac.id/41531/3/BAB 2.pdf
88 INTERNET
<1%
https://www.journal.uniba.ac.id/index.php/PRM/article/download/8/8
89 INTERNET
<1%
https://www.besttangsel.com/perkembangan-investasi-di-kota-tangerang-selatan/
90 INTERNET
<1%
https://e-sakip.tangerangselatankota.go.id/assets/file/renstra/42-RENSTRA-2018.pdf
91 INTERNET
<1%
https://idtesis.com/efektivitas-pemungutan-pajak-hotel-katagori-rumah-kos-bagi-pad/
92 INTERNET
<1%
https://eprints.umk.ac.id/12132/2/BAB I.pdf
93 INTERNET
<1%
http://eprints.itenas.ac.id/400/5/05 Bab 2 212015104.pdf
94 INTERNET
<1%
https://manajemenbank.com/contoh-badan-usaha-milik-daerah/
95 INTERNET
<1%
https://bangcakka.blogspot.com/2015/09/cara-menyusun-analisa-jabatan-kasubag.html
96 INTERNET
<1%
https://www.neliti.com/publications/178102/analisis-kontribusi-dan-efektivitas-pajak-hotel-dan-restoran-
97 terhadap-pendapatan
INTERNET
<1%
https://e-sakip.tangerangselatankota.go.id/assets/file/lkt/34-LKT-2019.pdf
98 INTERNET
<1%
https://riniisparwati.com/lain-lain-pendapatan-daerah/
99 INTERNET
<1%
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/ketergantungan-fiskal-daerah-dalam-pelaksanaan-
100 desentralisasi-fiskal-di-indonesia/
INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p605gngj/142-Manfaat-Penelitian-Adapun-manfaat-yang-diperoleh-dari-
101 penelitian-ini-adalah/
INTERNET
<1%
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8805/3/T1_682009605_Full text.pdf#:~:text=Pendapatan Asli
Daerah merupakan akumulasi dari pos pajak,untuk membiayai keperluan daerah dalam pelaksanaan roda
102 pemerintahan.
INTERNET
<1%
https://accounting.binus.ac.id/2020/12/10/pengantar-perpajakan-definisi-pajak-fungsi-pajak-jenis-pajak/
103 INTERNET
<1%
https://www.academia.edu/8195841/Bab_4_skripsi_umi
104 INTERNET
<1%
https://www.neliti.com/publications/34939/efektivitas-pemungutan-pajak-hotel-terhadap-peningkatan-pad-
105 berdasarkan-perda-no
INTERNET
<1%
https://rsud.ntbprov.go.id/tugas-dan-fungsi-unit-kerja/
106 INTERNET
<1%
https://bapenda.tangerangselatankota.go.id/main/news/view/
107 INTERNET
<1%
https://khanfarkhan.com/contoh-kesimpulan/
108 INTERNET
<1%

Anda mungkin juga menyukai