Anda di halaman 1dari 9

JURNAL Vol.10 No.

19  Januari 2021 ISSN: 2089-5917


Kebangsaan e-ISSN: 2722-3191

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP


PENDAPATAN ASLI DAERAH

1*)
Yafitzam Yusuf dan Jihan Suci Yusfiza2)
1, Dosen Manajemen FEB Universitas Islam Kebangsaan Indonesia
2 Alumni EKP Unimal

*) email: yafitzamyusuf30@gmail.com

__________________________________________________________________________

ABSTRACT

Hotel tax is one source of Local Owned Revenue of Lhokseumawe district, but in terms of contribution,
hotel taxes have coustraints in tapping the PAD, that is still the tax payer has not fullfilled the obligation to
pay the taxes. Another problem that has to be faced is gap between budgeting and the realization of hotel
tax acceptance in 2015 until 2018. It caused the small number of hotel tax contribution of Lhokseumawe
district. The purpose of this study is to know the contribution of hotel tax to PAD in Lhokseumawe district.
Qualitative method is used in this study. The result of study indicates that hotel tax contribution in 2015-
2018 was not always incerasing or experience the fluctuation, where the presentage of the greatest
contribution of hotel tax occured in 2018 was 0,061 % and the lowest a presentage in 2015 was 0,023 %
with contribution average 0,036 %. Local government should increase the potential and the sources local
owned revenue especially hotel tax acceptance. There will this increase the tax acceptance.
Keywords: hotel tax, contribution

__________________________________________________________________________

1. Pendahuluan 2004 tentang pemerintah daerah telah


menyebabkan perubahan yang mendasar mengenai
Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksana- pengaturan hubungan antara Pemerintah Pusat dan
kan tugas pemerintah dan pembangunan senantiasa Pemerintah Daerah, yang dikenal sebagai era
memerlukan sumber penerimaan yang dapat otonomi daerah.
diandalkan.
Pembangunan daerah didasarkan atas otonomi
Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas daerah dengan mengacu pada kondisi dimana
untuk mengurus rumah tangganya sendiri dengan suatu daerah mampu menggali sumber
sedikit campur tangan pemerintah pusat. keuangannya sendiri dan seminimal mungkin
Pemerintah daerah mempunyai hak dan tergantung pada bantuan pemerintah, sehingga
kewenangan yang luas untuk menggunakan pendapatan asli daerah harus menjadi bagian
sumber-sumber ekonomi dan keuangan yang keuangan terbesar yang didukung untuk kebijakan
dimiliki oleh daerahnya. Hal ini selaras dengan UU perimbangan keuangan pusat dan daerah sesuai
No. 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan dalam UU No. 32 Tahun 2004.
Retribusi Daerah, UU No.32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah yang
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah nyata dan lebih bertanggung jawab, untuk
Pusat dan Daerah. Tetapi pada kenyataannya menangani urusan pemerintah didasarkan pada
kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap tugas, wewenang dan kewajiban senyatanya serta
pendapatan dan belanja daerah masih kecil. benar-benar sesuai dengan maksud dan tujuan
pemberian otonomi pada dasarnya untuk
Pelaksanaan UU No. 34 Tahun 2000 tentang pajak memberdayakan daerah, termasuk meningkatkan
daerah dan retribusi daerah dan UU No. 32 Tahun

Yafitzam Yusuf dan Jihan Suci Y.| Analisis Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah 27
JURNAL Vol.10 No.19  Januari 2021 ISSN: 2089-5917
Kebangsaan e-ISSN: 2722-3191

kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama Salah satu jenis pajak daerah yang ada pada
dan tujuan nasional. sebagian pemerintah kota/kabupaten mempunyai
kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan asli
Untuk mengurangi dominasi sumbangan
daerah adalah pajak hotel. Secara umum, hotel
pemerintah pusat serta meningkatkan
adalah bangunan yang dipakai orang untuk
pembangunan dan memaksimalkan otomi daerah,
menginap dan dipungut bayaran. Kebanyakan
Pemerintah Daerah harus lebih meningkatkan
masyarakat mungkin berfikir bahwa hotel hanya
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurut UU No.
mencakup hotel berbintang, hotel melati dan
33 tahun 2004, PAD terdiri dari: (1) hasil pajak
bangunan tempat orang menginap seperti wisma.
daerah, (2) Hasil retribusi daerah, (3) Hasil
Namun sesuai dengan Peraturan Daerah tentang
perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan
Pajak Hotel, disebutkan bahwa hotel adalah
kekayaan daerah yang dipisahkan, (4) Pendapatan
fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan
asli daerah yang lainnya. PAD menjadi indikator
termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut
keberhasilan dalam penyelenggaraan otonomi
bayaran, yang mencakup juga motel, losmen,
daerah. Semakin tinggi PAD maka semakin tinggi
gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan,
pula kemampuan pemerintah daerah untuk
rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos
membiayai kebutuhannya sendiri. Hal ini berarti
dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).
pemerintah daerah tersebut telah berhasil dalam
menyelenggarakan otonomi daerah. Demikian pula Oleh karena itu, perlu suatu metode perhitungan
sebaliknya, apabila PAD yang diperoleh pada untuk melihat sejauh mana pajak hotel yang
daerah tersebut semakin sedikit dan mengalami merupakan salah satu komponen pajak daerah di
penurunan. Kota Lhokseumawe dalam memberikan
sumbangan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota
Pajak daerah merupakan salah satu sumber
Lhokseumawe
Pendapatan Asli Daerah yang dipungut dari
masyarakat tanpa mendapatkan imbalan langsung. Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik
Hal ini sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009 melakukan penelitian lebih lanjut yang dituangkan
tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah yang dalam bentuk proposal mini dengan mengangkat
mengungkapkan bahwa Pajak Daerah adalah iuran judul “Analisis Kontribusi Pajak Hotel terhadap
wajib yang dilakukan orang pribadi atau badan Pendapatan Asli Daerah”.
kepala daerah tanpa imbalan langsung yang
maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan
antara lain :
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk penyelenggaraan daerah dan 1. Untuk mengetahui besarnya kontribusi Pajak
pembangunan daerah. Dengan menggali serta Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah di
meningkatkan potensi pajak daerah yang ada di Kota Lhokseumawe.
daerah tersebut, maka PAD nantinya dapat 2. Menambah pengetahuan penulis tentang
digunakan untuk pembanguan serta meningkatkan permasalahan pemungutan pajak hotel.
kesejahteraan rakyat. 3. Untuk mengetahui pertumbuhan penerimaan
pajak hotel yang ada di Kota Lhokseumawe.
Terdapat perbedaan cakupan pajak antara daerah
provinsi dan daerah kabupaten/kota. Menurut UU 2. Landasan Teoritis
No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan
retribusi daerah, daerah provinsi memiliki 5 jenis Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD)
pajak daerah, yaitu : (1) Pajak Kendaraan Motor, PAD merupakan salah satu sumber penerimaan
(2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, (3) daerah yang bertujuan memberikan kewenangan
Pajak atas Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, (4) kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai
Pajak Air Permukaan, (5) Pajak Rokok. Sedangkan pelaksanaan pembangunan dan otonomi daerah
jenis pajak yang dipungut oleh daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai wujud
kabupaten/kota ada 7 jenis pajak, yaitu : (1) Pajak desentralisasi. Sebagaimana yang dimaksud dalam
Hotel, (2) Pajak Restoran, (3) Pajak Hiburan, (4) UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Pajak Reklame, (5) Pajak Penerangan Jalan, (6) Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan,(7) Pajak Menurut UU No. 32 Tahun 2004, PAD adalah
Parkir, (8) Pajak Air Tanah, (9) Pajak Sarang pendapatan yang diperoleh daerah dari sumber-
Burung Walet, (10) Pajak Bumi dan Bangunan sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut
Perdesaan dan Perkotaan, (11) Bea Perolehan Hak berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan
atas Tanah dan Bangunan. perundang-undangan. Pendapatan Asli Daerah

Yafitzam Yusuf dan Jihan Suci Y.| Analisis Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah 28
JURNAL Vol.10 No.19  Januari 2021 ISSN: 2089-5917
Kebangsaan e-ISSN: 2722-3191

merupakan sumber penerimaan daerah asli yang membiayai pengeluaran negara dalam
digali di daerah tersebut untuk digunakan sebagai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan”.
modal dasar pemerintah daerah dalam membiayai
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk
tentang Pajak, Pajak adalah kontribusi wajib
memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
pusat. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan
kekayaaan daerah yang dipisahkan.
imbalan secara langsung dan digunakan untuk
Sumber Pendapatan Asli Daerah keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Berdasarkan UU No. 33 tahun tentang
Perimbangan Peuangan antara Pemerintah Pusat Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang
dan Pemerintah Daerah, PAD bersumber dari sangat penting dalam menopang pembiayaan
pembangunan yang bersumber dari dala negeri.
a. Pajak Daerah
Besar-kecilnya pajak akan menentukan kapasitas
b. Retribusi Daerah
anggaran negara dalam membiayai pengeluaran
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
negara, baik untuk mendapatkan penerimaan
dipisahkan; dan
negara yang besar dari sektor pajak, maka
d. PAD lain-lain yang sah
dibutuhkan serangkaian upaya yang dapat
Kendala Peningkatan PAD meningkatkan, baik subjek maupun objek pajak
yang ada.
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan
desentralisasi fiscal,pemerintah daerah diharapkan Pengertian pajak memiliki dimensi yang berbeda-
memiliki kemandirian yang lebih besar. beda. Menurut Mangkoesoebroto (1998: 181),
Akantetapi, saat ini masih banyak permasalahan pajak adalah suatu pungutan yang merupakan hak
yang dihadapi pemerintah daerahterkait dengan preogratif pemerintah, pungutan tersebut
upaya peningkatan penerimaan daerah, antara lain : didasarkan pada undang-undang, pemungutannya
dapat dipaksakan kepada subjek pajak untuk mana
1. Tingginya tingkat kebutuhan daerah (fiscal
tidak ada balas jasa yang langsung dapat
need) yang tidak seimbang dengan kapasitas ditunjukkan penggunaannnya.
fiscal (fiscal capacity) yang dimiliki daerah,
sehingga menimbulkan fiscal gap. Fungsi Pajak
2. Kualitas layanan publik yang masih
1. Fungsi Penerimaan (butgedair)
memprihatinkan menyebabkan produk layanan
Fungsi budgetair (penerimaan) yang disebut juga
publik sebenarnya dapat dijual ke masyarakat,
sebagai fungsi utama pajak atau
direspon secara negatif. Keadaan tersebut juga
Pajak berfungsi sebagai sumber dana bagi
menyebabkan keengaganan masyarakat untuk
pemerintah untuk membiayai pengeluaran-
taat membayar pajak dan retribusi daerah
pengeluaran pemerintah. Misalmya dalam APBN
3. Lemahnya infrastrktur prasarana dan sarana
pajak merupakan sumber penerimaan dalam negri.
umum.
4. Berkurangnya dana bantuan dari Pemerintah 2. Fungsi Mengatur (regulerend)
Pusat (Dana Alokasi Umum dari pusat yang Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau
tidak mencukupi). melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam
5. Belum diketahui potensi Pendapatan Asli bidang sosial dan ekonomi. Misalnya PPnBM
Daerah yang mendekati kondisi riil. untuk minuman kesar dan barang mewah.
Pajak Syarat Pemungutan Pajak
Pengertian Pajak Karena pajak merupakan peralihan kekayaan dari
sektor swasta kesektor negara maka agar
Menurut Siahaan (2004: 5), “secara umum pajak
pemungutannya tidak menimbulkan berbagai
adalah pungutan dari masyarakat kepada negara
hambatan, maka pemngutannya harus memenuhi
(pemerintah) berdasarkan undang-undang yang
syarat :
bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang
wajib membayarnya dengan tidak mendapat 1. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
prestasi kembali(kontra prestasi/balas jasa) secara Adil dalam perundang-undangan diantaranya
langsung yang hasilnya digunakan untuk mengenakan pajak secara umum dan merata,
serta disesuaikan dengan kemampuan masing-

Yafitzam Yusuf dan Jihan Suci Y.| Analisis Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah 29
JURNAL Vol.10 No.19  Januari 2021 ISSN: 2089-5917
Kebangsaan e-ISSN: 2722-3191

masing. Adil dalam pelaksanaannya adalah b. Bea Balik Nama kendaraan Bermotor dan
dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk kendaraan di Atas Air
mengajukan keberatan, penundaan dalam c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
pembayaran dan mengajukan banding. d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air
2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang- Bawah Tanah dan Air permukaan
undang(syarat yuridis).
2. Pajak Kabupaten/Kota
Di indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945
pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan a. Pajak Hotel, yaitu pajak atas pelayanan hotel.
hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi Hotel adalah banguna yang khusus disediakan
negara maupun warganya. bagi orang untuk dapat menginap/istirahat,
3. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat memperoleh pelayanan, dan fasilitas lainnya
Ekonomi) dengan dipungut bayaran.
Pemungutan tidak boleh mengganggu b. Pajak Restoran, yaitu pajak atas pelayana
kelancaran kegiatan produksi maupun restoran. Restoran adalah tempat menyantap
perdagangan, sehingga tidak menimbulkan makanan dan minuman yang disediakan
kelesuan perekonomian masyarakat. dengan dipungut bayaran, tidak termasuk
4. Pemungutan pajak harus efisiean (Syarat usaha jasa biga catering.
Finansial). c. Pajak Hiburan, yaitu paja atas
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan penyelenggaraan hiburan.
pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah d. Pajak Reklame, yaitu pajak atas
dari hasil pemungutannya. penyelenggaraan reklame.
5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana e. Pajak Penerangan Jalan, yaitu pajak
Sistem pemungutan yang sederhana akan penggunaan tenaga listrk, dengan ketentuan
memudahkan dan mendorong masyarakat dalam bahwa diwilayah daerah tersebut tersedia
memenihi kewajiban perpajakannya. penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar
oleh Pemerihtah Daerah.
Tarif Pajak
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan
Tarif yang dikenal dan diterapkan selama ini C, yaitu paja atas kegitan pengambilan bahan
dibebankan menjadi 4 (empat), yaitu : galian golongan c sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
1. Tarif sebanding / proporsional, yaitu tarif
g.Pajak Parkir, yaitu pajak yang dugunakan atas
berupa persentase yang tetap terhadap
penyelenggaraan tempat parkir diluar badan
berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga
jalan oleh orang pribadi atau badan, baik yang
besarnya ajak yang terutang proporsional
disediakan berkaitan dengan pokok usaha
terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.
maupun yang disediakan sebagai suatu usaha.
2. Tarif tetap, yaitu tarif berupa jumlah yang
Berdasarkan sifatnya jenis-jenis pajak terbagi
tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang
6(enam) :
dikenai pajak sehingga besarnya pajak terutang
tetap. 1. Pajak Pribadi (Perorangan)
3. Tarif progresif, yaitu persentase tarif yang 2. Pajak Kebendaan
digunakan semakin besar bila jumlah yang 3. Pajak atas Kekayaan
dikenai pajak semakin besar. 4. Pajak atas Tambahan Kekayaan
4. Tarifdegresif, yaitu persentase tarif yang 5. Pajak atas pemakaian (Konsumsi)
digunakan semakin kecil bila jumlah yang 6. Pajak yang Menambah Biaya Produksi
dikenai pajak semakin besar.
Berdasarkan Cirinya jenis-jenis pajak terbagi
Jenis-jenis Pajak 3(tiga) :
Dalam hukum pajak terdapat pembagian jenis-jenis 1. Pajak Subyektif dan Obyektif.
ajak yang digolongkan dalam beberapa jenis
a. Pajak Subyektif adalah pajak yang
kelompok. Menurut lembaga pemungutannya jenis-
memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak,
jenisnya pajak dapat dibedakan menjadi 2(dua)
dimana untuk menetapkan ajaknya dicari
yaitu :
alasan yang obyektif yang berhubungan erat
1. Pajak Provinsi dngan keadaan materiel
a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di b. Pajak Obyektif adalah dalam pungutannya
Atas Air memperhatiakan obyeknya, selain dari benda

Yafitzam Yusuf dan Jihan Suci Y.| Analisis Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah 30
JURNAL Vol.10 No.19  Januari 2021 ISSN: 2089-5917
Kebangsaan e-ISSN: 2722-3191

dapat berupa keadaan, seperti adanya peristiwa 1. Pajak Hotel


yang menyebabkan timbulnya kewajiban 2. Pajak Retoran
membayar pajak, kemuadian mencari 3. Pajak Hiburan
subyeknya, tidak mempersoalkan apakah 4. Pajak Reklame
subyek berada di dalam maupun luar negeri. 5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak pengambilan Bahan Galian Golongan C
2. Pajak Langsung atau Tidak Langsung
7. Pajak Parkir
a. Pajak Langsung adalah pajak yang di pungut
secara berkala dan bekohir (mempunyai suatu Dengan demikian Pajak Daerah merupakan
daftar), atau suatu pajak yang dinyatakan pungutan pemerintah daerah guna membiayai
secara tegas dalam undang-undang yang pengeluaran daerah berdasarkan peraturan
bersangkutan. Sedangkan secara ekonomis perindang-undangan yang ditetapkan.
Pajak Langsung yaitu pajak yang secara
Pajak Hotel
langsung dikenakan dan dipikul oleh wajib
pajak seperti pajak pendapatan. Pengertian Pajak Hotel
b. Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang tidak
berkohir, dan pemungutan tidak secara berkala Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2009 Pasal
dan tidak langsung pada wajib pajak, seperti 1 angka 20 dan 21, Pajak Hotel adalah pajak atas
pelayanan yang disediakan oleh hotel. Pengenaan
pajak penjualan. Pajak Tidak Langsung
Pajak Hotel tidak mutlak ada pada seluruh daerah
merupakan pajak yang tidak dinyatakan
kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini
dengan tegas dalam undang-undang.
berkaitan dengan kewenangan yang diberikan
3. Pajak Pusat dan Pajak Daerah. kepada pemerintah kabupaten untuk mengenakan
a. Pajak Pusat merupakan pajak dimana atau tidak mengenakan suatu jenis pajak
wewenang pemungutannya ada di tangan kabupaten/kota. Oleh karena itu,untuk dapat
pemerintah pusat, misalnya pajak bumu dan dipungut pada suatu daerah kabupaten atau kota,
bangunan, pajak perseorangan dan pajak pemerintah daerah harus terlebih dahulu
penghasilan. menerbitkan Peraturan Daerah tentang Pajak Hotel
b. Pajak Daerah merupakan wewenang yang akan menjadi alasan hukum operasional dalan
pemungutannya ada pada Pemerintah Tingkat teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan
I (Provinsi) ataupun Tingkat II (Kabupaten/ Pajak Hotel di daerah kabupaten atau kota yang
Kota), seperti pajak bangsa asing, pajak bersangkutan.
kendaraan bermotor, bea balik nama
Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/
kendaraan bermotor dan pajak reklame.
peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan
Pajak Daerah dipungut bayaran, yang mencakup juga motel,
Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan losmen, gubuk pariwisata, pesanggrahan, rumah
oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan
imbalan langsung yang seimbang, yang dapat jumlah kamar lebih dari sepuluh, yang dikelola dan
dipaksakan berdasarkan peraturan undang-undang dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali oleh
yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai pertokoan dan perkantoran. Rumah penginapan
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pemba- adalah penginapan dalam bentuk dan klasifikasi
ngunan daerah. apa pun beserta fasilitasnya yang digunakan untuk
menginap dan disewakan untuk umum.
Pajak daerah meliputi sebelas jenis, terdiri dari
empat jenis pajak propinsi dan tujuh pajak Objek Pajak Hotel
kabupaten/kota.
Objek pajak adalah pelayanan yang disediakan
a. Pajak Provinsi terdiri dari : dengan pembayaran, meliputi :
1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan
di Atas Air. 1. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal
dalam jangka pendek. Fasilitas penginapan/
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan
fasilitas tingal dalam jangka pendek antara
Kendaraan di Atas Air.
lain, gubuk pariwisata (cottege), motel, wisma
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
pariwisata, pesanggrahan (bostel),losmen, dan
4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air
Bawah Tanah dan Air Permukaan. rumah penginapan.
b. Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari : 2. Fasilitas pelayanan penunjang sebagai
kelengkapan fasilitas penginapan atau tempat

Yafitzam Yusuf dan Jihan Suci Y.| Analisis Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah 31
JURNAL Vol.10 No.19  Januari 2021 ISSN: 2089-5917
Kebangsaan e-ISSN: 2722-3191

tinggal jangka pendek yang sifatnya Semarang tahun 2000–2004 nilainya terus
memberikan kemudahan dan kenyamanan. mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Pelayanan penunjang antara lain telepon, Sedangkan kontribusi pajak hotel terhadap pajak
falsimile, teleks, foto copy, pelayanan cuci, daerah sebesar 10,9 % sisanya dipengaruhi oleh
taksi dan pengangkutan lainnya yang dikelola unsur pajak
oleh hotel.
daerah yang lain. Di penelitiannya, Rahmanto
3. Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan
sudah menggunakan rasio antara realisasi dan
khusus untuk tame hotel, bukan untuk umum.
potensi untuk menentukan indikator efektivitasnya.
Fasilitas olahraga dan hiburan antara lain,
pusat kebugaran (fitness center), kolam Shinta Widhiati (2011), dengan penelitiannya
renang, tenis, golf, dan karaoke yang dikelola Anlisi Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan
oeh hotel. Asli Daerah (PAD) kota Yogyakarta. Penulis
4. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara melakukan penelitian untuk tahun anggaran 2003
atau pertemuan hotel. sampai dengan tahun 2007, dan hasil penelitian
untuk tahun tersebut dalam jangka waktu 5 tahun
Dasar Pengenaan Pajak Hotel
terakhir sejak tahun 2003, penerimaan pajak hotel
Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah mengalami kenaikan yang cukup signifikan
pembayaran yang dilakukan kepada hotel. Tarif meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun
pajak hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% 2006, dan terdapat perkembangan kontribusi
(sepuluh persen) dan ditetapkan dengan peraturan penerimaan pajak hotel terhadap penerimaan
daerah kabupaten/kota yang bersangkutan hal ini Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta tahun
dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan 2003-2007 tersebut. Selanjutnya didapat besaran
kepada pemerintah kabupaten/kota untuk nilai kenaikan atau penurunan presentase kontribusi
menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai di tiap tahunnya.
dengan kondisi masing-masing daerah kaupaten/
Hipotesis.
kota. Pajak hotel yang terutang dipungut diwilayah
daerah kabupaten/kota tempat hotel berlokasi. : Kontribusi pajak hotel tidak berpengaruh
Besarnya pokok pajak hotel yang terutang dihitung terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar : Kontribusi pajak hotel berpengaruh terhadap
pengenaan pajak secara umm perhitungan pajak pendapatan asli daerah (PAD).
hotel adalah sesuai dengan rumus berikut.
3. Metodologi Penelitian
Pajak terutang = tarif pajak x dasar pengenaan
pajak Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian
= tarif pajak x jumlah pembayaran yang
Lokasi penelitian ini adalah di Kota Lhokseumawe,
dilakukan kepada hotel
sedangkan ruang lingkup penelitian ini terbatas
Kontribusi
pada masalah kontribusi Pajak Hotel sebagai
Kontribusi adalah sumbangan. Kontribusi dalam variabel bebas serta pengaruhnya terhadap
pengertian lain adalah sesuatu yang diberikan Pendapatan Asli Daerah Kota Lhokseumawe
bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan sebagai variabel terikat, oleh karena itu variabel
biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. yang diteliti hanya terbatas pada Pajak Hotel dan
Sehingga kontribusi disinidapat diartiakan sebagai Pendapatan Asli Daerah.
sumbangan yang diberikan oleh Wajib Pajak hotel
Jenis dan Sumber Data
terhadap besarnya Pendapatan Asli Daerah.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa
Penelitian Terdahulu
gambaran umum dengan jenis data time series
Agus Rahmanto (2007), dalam penelitiannya yakni data yang diambil dari pihak ketiga. Adapun
mengkaji tentang efektifitas pajak hotel dan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data
kontribusinya terhadap pajak daerah di Kabupaten Kontribusi Pajak Hotel di Kota Lhokseumawe dan
Semarang tahun 2002-2004. Efektifitas yang Pendapatan Asli Daerah di Kota Lhokseumawe
meningkat akan dibarengi dengan pengoptimalan pada tahun 2006 sampai 2014.
potensi yang ada sehingga pada akhirnya akan
Pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini
meningkatka pendapatan asli daerah. Adapun hasil
adalah Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
(DPKAD) Kota Lhokseumawe.
Efektivitas pengelolaan pajak hotel di Kabupaten

Yafitzam Yusuf dan Jihan Suci Y.| Analisis Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah 32
JURNAL Vol.10 No.19  Januari 2021 ISSN: 2089-5917
Kebangsaan e-ISSN: 2722-3191

Metode Pengumpulan Data 4. Hasil dan Pembahasan


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini Karakteristik Lokasi dan Wilayah
dilakukan melalui studi pustaka (library research)
dan internet. Studi pustaka dilakukan dengan Kota Lhokseumawe terbentuk secara resmi dengan
mempelajari literatur-literatur yang berisikan ditetapkannya Undang-Undang RI Nomor 02
informasi berhubungan dengan permasalahan yang Tahun 2001 dan PP no 32 Tahun 1986 Tentang
tengah diteliti dan buku yang ada relevansinya Pembentukan Kota Lhokseumawe. Kota
dengan penulisan proposal ini. Lhokseumawe merupakan salah satu kota di
Propinsi Aceh berada diantara Banda Aceh dan
Definisi Operasional Variabel Medan, sehingga kota ini merupakan jalur fital
distribusi dan perdaganagan di Aceh. Kota
Variabel Dependen Lhokseumawe, Aceh dengan ketinggian 2-24 meter
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan diatas permukaan laut memiliki luas wilayah
dan merubah nilai. Variabel Dependen merupakan 181,06 Km2 yang dibagi dalam 4 kecamatan yaitu,
viabel yang menjadi perhatian utama. Dalam Kecamatan Blang Mangat dengan luas wilayah
penelitian yang menjadi variabel dependen adalah 56,12 Km2, Kecamatan Muara Dua dengan luas
Pendapatan Asli Daerah (PAD).Sebagaimana yang wilayah 57,80 Km2, Kecamatan Muara Satu
dimaksud dalam UU No. 33 Tahun 2004 tentang dengan luas wilayah 55,90 Km2, dan Kecamatan
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat Banda Sakti dengan luas wilayah 11,24 Km2 ,
dan Daerah, PAD adalah pendapat yang diperoleh keempat Kecamatan ini terdiri dari 9 kemukiman
daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan dan 68 desa/gampong.
Daerah sesuai dengan perundang-undangan.
Variabel Independen
Variabel Independen merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel independen, baik secara
positif maupun negatif. Tulisan ini menggunakan
Tabel 1 menunjukan bahwa dalam tahun 2015-2018
satu variabel independen yaitu Pajak Hotel.
penetapan target Pajak Hotel Kota Lhokseumawe tidak
Metode Analisis Data mengalami perubahan dari tahun ke tahun, dengan kata
lain target yang ditetapkan bersifat konsisten yaitu
Untuk menganalisis data yang berhubungan dengan sebesar Rp 18.000.000.
penelitian ini, dilakukan pengujian dengan
menggunakan regresi linear sederhana. Karena data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
time series yang dimulai dari tahun 2006 sampai
dengan 2015
Analisis Kontribusi Sumber Data : DPKAD Kota Lhokseumawe

Analisi kontribusi yaitu suatu alat analisis yang Table 2 terlihat bahwa pencapaian realisasi pajak
digunakan untuk mengetahui seberapa besar hotel di setiap tahunnya mengalami peningkatan,
kontribusi yang dapat disumbangkan dari terutama pada tahun 2018 mengalami peningkatan
penerimaan pajak hotel terhadap peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar Rp
Pendapatan Asli Daerah di Kota Lhokseumawe, 19.429.782, sangat jauh perbedaannya dari tahun
Rumus yang digunakan untuk menghitung 2015 yang pencapaian realisasinya paling rendah
kontribusi sebagai berikut : yaitu sebesar Rp 2.480.000.

Keterangan :
Pn = Kontribusi penerimaan Pajak Hotel terhadap
Pendapatan Asli Daerah (Rupiah)
QX = Jumlah penerimaan Pajak Hotel (Rupiah)
QY = Jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah Table 3 terlihat bahwa selisih pencapaian target dan
(Rupiah) realisasi Pajak Hotel dalam kurun waktu tahun
n = Tahun (periode) tertentu. 2015-2018 terus mengalami penurunan. Pada tahun
2018 realisasi pajak hotel melebihi dari target yang

Yafitzam Yusuf dan Jihan Suci Y.| Analisis Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah 33
JURNAL Vol.10 No.19  Januari 2021 ISSN: 2089-5917
Kebangsaan e-ISSN: 2722-3191

telah di tentukan degan kata lain pajak hotel pada terutama pada tahun 2018 mengalami peningkatan
tahun 2018 mengalami peningkatan yang sangat yang sangat signifikan. Selisih pencapaian target
signifikan dengan presentase 107,90%. Sedangkan dan realisasi Pajak Hotel dalam kurun waktu tahun
selisih target dan realisasinya yaitu sebesar Rp 2015-2018 terus mengalami penurunan. Pada tahun
1.429.251. Sedangkan selisih target dan realisasi 2018 realisasi pajak hotel melebihi dari target yang
pajak hotel yang paling tinggi berada pada tahun telah di tentukan degan kata lain pajak hotel pada
2015 yaitu sebesar Rp 15.520.000 dengan tahun 2018 mengalami peningkatan yang sangat
presentase 13,77%. signifikan dengan presentase 107,90%. Sedangkan
selisih target dan realisasi pajak hotel yang paling
Kontribusi Pajak Hotel Terhadap PAD Kota
tinggi berada pada tahun 2015 yaitu dengan
Lhokseumawe Tahun Anggaran 2015-2018
presentase 13,77%.
Kontribusi pajak daerah khususnya pajak hotel
terhadap PAD merupakan suatu rasio yang Hasil penelitian menunjukan pada tahun 2015-2018
digunakan untuk mengetahui seberapa besar setiap tahun penerimaan pajak hotel terus
sumbangan pajak hotel terhadap PAD Kota mengalami peningkatan tapi dalam kontribusi
Lhokseumawe. Pada akhirnya kontribusi ini dapat terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk Lhokseumawe mengalami fluktuaktif. Pada tahun
menentukan atau memberi gambaran yang jelas 2015 pajak hotel memberikan kontribusi paling
mengenai tindakan atau kebiasaan yang harus lebih rendah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
diperhatikan dalam pemungutan sebagai usaha sebesar 0.023%. itu disebabkan oleh karena wajib
untuk meningkatkan peranannya terhadap PAD. pajak hotel tidak membayar kewajibannya,
Dalam mengukur kontribusi dilakukan dengan sehingga mempengaruhi penerimaan pajak hotel
membandingkan penerimaan pajak hotel periode tersebut. sedangkan pada tahun 2016, kontribusi
tertentu dengan penerimaan PAD tertentu pula. pajak hotel mengalami peningkatan sebesar
Semakin besar hasilnya semakin besar pula 0.033%. Namun pada tahun 2017 kontribusi pajak
peranan pajak daerah terhadap PAD, begitu juga hotel mengalami penurunan yaitu dari 0.033% pada
sebaliknya jika perbandingannya lebih kecil berarti tahun 2016 menjadi 0.027% pada tahun 2017. Pada
peranan pajak daerah terhadap PAD kecil. Untuk tahun 2018, kontribusi pajak hotel mengalami
menghitung besar kontribusi pajak restoran peningkatan paling besar yaitu 0.061%.
menggunakan rumus sebagai berikut. dikarenakan beberapa waktu belakangan ini sering
kedatangan tamu dari luar daerah yang melakukan
study banding atau kunjungan kerja.
Hal lain yang menyebabkan meningkatnya
penerimaan Pajak Hotel yaitu adanya kegiatan-
kegiatan yang dilakukan di Kota Lhokseumawe
semakin meningkat. Alasan lain juga yang
membuat penerimaan pajak hotel meningkat
dikarenakan berdirinya hotel berbintang 3 dan itu
Tabel 4 Pada tahun 2015 pajak hotel memberikan menjadi salah satu ikon Kota Lhokseumawe,
kontribusi paling rendah terhadap Pendapatan Asli sehingga minat masyarakat lokal khususnya
Daerah (PAD) sebesar 0.023%. Sedangkan pada mengisi liburan di hotel meningkat dikarenakan
tahun 2016, kontribusi pajak hotel mengalami ada fasilitas-fasilitas yang diberikan hotel tersebut
peningkatan sebesar 0.033%. Namun pada tahun seperti kolam renang, pusat kebugaran dan masih
2017 kontribusi pajak hotel mengalami penurunan banyak fasilitas-fasilitas penunjang lainnya, yang
yaitu dari 0.033% pada tahun 2013 menjadi menjadi tambahan pendapatan hotel tersebut.
0.027% pada tahun 2014. Pada tahun 2018, Secara keseluruhan pada tahun 2015-2018 pajak
kontribusi pajak hotel mengalami peningkatan hotel memberikan Kontribusi terhadap Pendapatan
paling besar yaitu 0.061%. Asli Daerah Kota Lhokseumawe rata-rata sebesar
Pembahasan 0,036%. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Sari (2014) yaitu Analisis Kontribusi Pajak Hotel
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam tahun Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota
2015-2018 penetapan target Pajak Hotel Kota Semarang. Pada tingkat kontribusi pajak hotel
Lhokseumawe tidak mengalami perubahan dari terhadap PAD mengalami penurunan setiap
tahun ke tahun, dengan kata lain target yang tahunnya. Sangat berbeda dengan penelitian yang
ditetapkan bersifat konsisten. Realisasi pajak hotel dilakukan dalam penelitian ini yaitu kontibusi
di setiap tahunnya mengalami peningkatan,

Yafitzam Yusuf dan Jihan Suci Y.| Analisis Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah 34
JURNAL Vol.10 No.19  Januari 2021 ISSN: 2089-5917
Kebangsaan e-ISSN: 2722-3191

pajak hotel setiap tahunnya selalu mengalami Syah, Irwan. (2014). Efektivitas dan Kontribusi
peningkatan. Pajak Hotel terhadap Pendapatn Asli Daerah di
Kota Semarang. Skripsi S1 (di publikasikan).
5. Simpulan dan Saran Program Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Kesimpulan dan Bisnis Universitas Diponogoro. Semarang.
http://www.ekonomi-holic.com/2012/06/jenis-pajak-
Kesimpulan dalam penelitian ini: Sesuai dengan yang-berlaku-di-indonesia.html?m=1. Pajak
analisis kontribusi dapat diketahui kontribusi pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung Diunduh
hotel dalam kurun waktu 2015-2018 mengalami tanggal 18 April 2016.
fluktuaktif. Dimana presentase kontribusi pajak http://eprints.dinus.ac.id/8892/1/....storage/emulated/0
hotel terbesar terjadi pada tahun 2018 sebesar /download/jurnal_13985.pdf. Analisis Kontri-
0,061% dan presentase terendah di tahun 2015 busi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli
sebesar 0.023% dengan rata-rata kontribusi Daerah di Semarang. Jurnal (dipublikasikan).
0,036%. Diunduh 19 April 2016.
Asnawi. (2011). Analisis Kontribusi dan Pengaruh
Saran Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di
Saran dalam penelitian ini: Pemerintah daerah Lhokseumawe. Skripsi S1 (tidak dipublikasi-
sebaiknya meningkatkan potensi dan sumber- kan). Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi
sumber Pendapatan Asli Daerah khususnya pembangunan Unimal. Lhokseumawe.
Penerimaan Pajak Hotel, sehingga akan terjadi http://download.portalgaruda.org...//ipi117140.pdf.
peningkatan penerimaan pajak. Disamping itu Analisis Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran
pemerintah perlu memberikan sanksi kepada wajib terhadap pendapatan Asli Daerah di
pajak yang tidak membayar pajak. Samarinda. Jurnal (dipubliasikan). Diunduh 19
April 2016.
http://anditjodi.blogspot.co.id/2014/06/pajak-hotel-
DAFTAR PUSTAKA restoran-hiburan-dan-reklame.html?m=1.
Pajak Hotel, Restoran, Hiburan dan Reklame.
Siahaan, Marihot P. (2004). Utang Pajak Pemenuhan Diunduh 23 Mei2016.
Kewajiban dan Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa. Penerbit PT RajaGrafindo Persada.
Jakarta.

Yafitzam Yusuf dan Jihan Suci Y.| Analisis Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah 35

Anda mungkin juga menyukai