Anda di halaman 1dari 16

Derivatif : Jurnal Manajemen

Vol. 15 No. 2 November 2021


(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

PENGARUH PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN SERTA RETRIBUSI


DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH

Diah Ayuk Wulandari1*, Andi Kartika2


Universitas Stikubank Semarang1, 2
*E-mail Penulis Korespondensi: diahayukwulandari99@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh (1) penerimaan pajak hotel terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD), (2) pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), (3)
retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Jawa Tengah. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 140 data realisasi pajak hotel, pajak restoran, retribusi daerah serta
pendapatan asli daerah yang terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah dan
BAPENDA Provinsi Jawa Tengah tahun 2016-2019. Metode analisis data menggunakan regresi
linier data panel. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) Pada variabel Pajak Hotel tidak berpengaruh atau berpengaruh
negatif terhadap Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2016-2019, hal ini dapat ditunjukkan dengan
nilai signifikansi 1,85694 > 0,05. Analisa penelitian ini menunjukkan bahwa Pajak Hotel tidak
memiliki pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Tengah (2) Pada variabel
Pajak Restoran tidak berpengaruh atau berpengaruh negative terhadap Pendapatan Asli Daerah
pada tahun 2016-2019, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 3,3 > 0,05. Analisa
penelitian menunjukkan bahwa Pajak Restoran tidak memiliki pengaruh terhadap Pensapatan Asli
Daerah Provinsi Jawa Tengah. (3) Pada variabel Retribusi Daerah berpengaruh atau berpengaruh
positif terhadap Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2016-2019, hal ini dapat ditunjukkan dengan
nilai signifikan yaitu sebesar 0,01 < 0,05. Analisa penelitian ini menunjukkan bahwa Retribusi
Daerah memiliki pengaruh positif terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Kata kunci: Pajak Hotel dan Restoran, Retribusi Daerah, Pendapatan Asli Daerah

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of (1) hotel tax revenue on Regional Original Income
(PAD), (2) restaurant tax on Regional Original Income (PAD), (3) regional levies on Regional
Original Income (PAD) of Central Java Province. The sample in this study was 140 data on the
realization of hotel taxes, restaurant taxes, regional levies and local revenue registered with the
Central Statistics Agency (BPS) of Central Java Province and BAPENDA of Central Java Province
in 2016-2019. The data analysis method used linear regression of panel data. Collecting data in
this study using documentation techniques. The results showed that (1) the Hotel Tax variable had
no effect or had a negative effect on Regional Original Income in 2016-2019, this can be indicated
by a significance value of 1.85694 > 0.05. The analysis of this research shows that Hotel Tax has
no effect on Regional Original Income of Central Java Province (2) The Restaurant Tax variable
has no effect or negative effect on Regional Original Income in 2016-2019, this is indicated by a

164
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
significant value of 3.3 > 0.05. The research analysis shows that the Restaurant Tax has no effect
on the Regional Original Income of Central Java Province. (3) The Regional Retribution variable
has a positive or positive effect on Regional Original Income in 2016-2019, this can be indicated
by a significant value of 0.01 < 0.05. The analysis of this study shows that the Regional Retribution
has a positive influence on the Regional Original Income of Central Java Province.

Keywords: Hotel and Restaurant Taxes, Local Levies, Local Revenue

I. PENDAHULUAN juga dapat melakukan pembangunan secara


Pemerintahan Republik Indonesia diketahui kontinu. Pembangunan sendiri dapat saja
telah mulai memberlakukan kebijakan dilakukan dengan baik apabila terdapat
tentang otonomi daerah semenjak tanggal 1 sokongan pembiayaan dan sumber daya yang
Januari 2001. Kebijakan tersebut dianggap juga baik. Kabupaten dan daerah kota
memiliki unsur demokrasi yang kental serta dimulai dengan adanya penyerahan
dianggap dapat memenuhi keinginan kewenangan dari pemerintah pusat ke
pemerintah dalam melakukan desentralisasi. pemerintah daerah yang bersangkuntan.
Diketahui bahwa tujuan dari otonomi adalah Adanya tindakan dari pemerintah pusat
agar dapat menumbuh kembangkan memberikan kuasa kepada pemerintah daerah
kesejahteraan dan masyarakat yang lebih dalam pelaksanaan desentralisasi tersebut
terlayani, mengembangkan demokrasi, juga diharuskan pelaksanaan yang dibarengi
menegakkan keadilan, melakukan dengan penyerahan dan pengalihan kegiatan
pemerataan, dan membangun komunikasi pembiayaan terutama pada Pendapatan Asli
organisasi yang baik antara pemerintah pusat Daerah (Sudarmana dan Sudiartha, 2020).
dan pemerintah daerah. Landasan daripada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat
perlakuan otonomi didasarkan pada UU No dikatakan sebagai penghasilan yang didapat
17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan berasal dari seluruh kegiatan perekonomian
UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah di daerah tertentu. Pertumbuhan ekonomi
Daerah serta pada UU No 32 tahun 2004 diharapkan dapat terjadi dengan adanya
tentang Pemerintah Daerah dan UU No 33 dukungan pemerintah daerah yang berupa
tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan pembangunan dan perbaikan infrastruktur.
Antara Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Ketika PAD mengalami peningkatan, maka
Daerah (Halim & Abdullah, 2006). diharapkan kelak akan memberikan imbas
Adanya beban tanggung jawab yang terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang
dipikul oleh tiap-tiap pemerintah daerah merupakan penggambaran pendapatan
dengan tujuan agar dapat memiliki daripada masyarakat daerah. Sehingga bisa
kemampuan memenuhi kebutuhannya ditarik benang merah bahwa terdapat
didasarkan pada UU No 32 tahun 2004 hubungan yang saling berpenarguh dan
tentang Pemerintah Daerah dan UU No 33 berbanding lurus antara peningkatan pada
tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan PAD dengan peningkatan belanja daerah
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah yang ditujukan pada pembangunan daerah.
Daerah. Dalam melaksanakan kewajibannya Diketahui bahwa prospek
tersebut, secara tidak langsung pemerintah perkembangan dapat dilakukan dengan baik
daerah juga dituntut untuk dapat pada komponen yang terdapat pada PAD,
menghimpun dana sebanyak-banyaknya agar yaitu adalah pajak daerah. Sedangkan

165
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
komponen daripada pajak daerah sendiri fasilitas yang menyediakan makanan
merupakan pajak hotel dan restoran dimana dan/atau minuman dengan beban biaya
kini selalu meningkat secara cukup tertentu, yang juga memiliki lingkup rumah
signifikan. Untuk mengoptimalkan dan makan, kafetarria, kantin, warung, bar dan
meningkatkan kontribusi daripada pajak sejenisnya termasuk jasa boga/catering (Fikri
daerah terhadap angggaran pendapatan dan & Mardani, 2018).
belanja daerah, maka diperlukan adanya Berdasarkan faktor lain yang dapat
intensifikasi dan ektensifikasi pemungutan saja memberikan pengaruh terhadap PAD
terhadap subjek dan objek daripada pajak adalah retribusi daerah. Retribusi daerah
daerah. Diketahui bahwa peran daripada sendiri didefinisikan sebagai bayaran yang
pajak daerah cukup besar dalam diberikan atas dasar jasa atau izin yang telah
mempengaruhi PAD. Sehingga dapat diberikan secara khusus yang disediakan
disimpulkan bahwa semakin tinggi PAD dan/atau diberikan dari pemerintah daerah
maka juga akan terdapat belanja daerah yang untuk pribadi atau organisasi tertentu dengan
semakin tinggi, begitu juga sebaliknya harapan agar bisa berperan terhadap sumber
(Halim, 2001). pembiayaan daerah dalam pembangunan
Pajak hotel juga berperan sebagai yang dilakukan oleh pemerintah daerah,
salah satu faktor yang dapat memberikan sehingga dengan adanya hal tersebut
pengaruh terhadap PAD. Didasarkan pada harapannya adalah adanya peningkatan dan
UU No 28 tahun 2009, pajak hotel sendiri meratanya perekonomian dan kesejahteraan
memiliki definisi sebagai pajak yang masyarakat di daerah tertentu. Retribusi
dibebankan terhadap layanan yang telah daerah sendiri dipungut sebagai timbal balik,
disediakan oleh hotel. Di lain sisi, hotel sehingga sifat daripada retribusi daerah
sendiri merupakan bangunan khusus yang sendiri dapat saja berulang-ulang. Bagi setiap
memiliki tujuan ketersediaan bagi individu individu atau organisasi yang menggunakan
yang akan menginap/istirahat, memperoleh atau memanfaatkan jasa yang telah
pelayanan dan atau fasilitas lain dengan disediakan sebelumnya, maka wajib pula
adanya pemungutan biaya, termasuk untuk membayarkan retribusi. Adanya
bangunan lain yang menyatu, dikelola dan perbedaan mendasar pada retribusi dan
dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali sumber pendapatan lainnya adanya ketiadaan
bangunan dengan tujuan penggunaan kantor jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah.
atau toko. Hal-hal yang menunjang seperti Untuk memungut retribusi dapat saja
apa yang telah dipaparkan, yang dilakukan tidak sesuai dengan waktu atau
dimaksudkan adalah fasilitas lain seperti jadwal yang telah ditentukan sebelumnya
telepon, faksimil, teleks, internet, fotokopi, oleh petugas perundang-undangan dengan
pelayanan cuci, seterika, transportasi dan catatan adanya penyediaan jasa yang
fasilitas sejenis yang disediakan atau dikelola disetujui oleh pemerintah pusat. Retribusi
oleh hotel terkait (Fikri & Mardani, 2018). sendiri memiliki kaitan erat dengan ritensi
Faktor lain yang juga dapat aktifitas sosial ekonomi pada masyarakat di
memberikan pengaruh kepada PAD adalah suatu daerah. Dengan kata lain, apabila
pajak restoran. Diketahui dari Perda No 3 tingkat sosial ekonomi sebuah masyarakat
tahun 2010 tentang Pajak Restoran, pajak semakin tinggi, maka juga akan terdapat
restoran sendiri merupakan pajak yang kemungkinan pemungutan retribusi yang
dibebankan terhadap layanan yang telah lebih besar (Goyena et al., 2019).
disediakan oleh restoran. Sedangkan yang Setelah dilakukan peneltian ini
dimaksudkan dengan restoran adalah sebuah tentunya mengacu pada referensi penelitian

166
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
terdahulu, seperti penelitian terdahulu yang Yudiatmaja (2014), Putri & Rahayu (2015),
telah dilakukan oleh Lumur & Asrida (2020) Iqbal & Sunardika (2018), Ramadhan (2019),
yang memaparkan bahwa pajak hotel dan dan Sudarmana & Sudiartha (2020)
pajak restoran memiliki pengaruh positif dan memaparkan bahwa terdapat hubungan
signifikan terhadap PAD. Penelitian yang positif dan signifikan di antara retribusi
telah dilakukan berlokasi di Kota Denpasar daerah terhadap PAD. Sedangkan penelitian
dengan periode pengamatan adalah selama 4 terdahulu yang telah dilakukan oleh Erawati
tahun, yaitu pada tahun 2015-2018. & Hurohman (2017) memaparkan bahwa
Sedangkan penelitian yang akan dilakukan tidak adanya hubungan antara retribusi
berlokasi di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah daerah terhadap PAD.
dengan periode penelitian pada tahun 2016- Berdasarkan pada fenomena
2019. penelitian dan adanya inkonsistensi dari
Setelah penelitian dilakukan penelitian-penelitian terdahulu, maka penulis
didasarkan adanya fenomena research gap merasa tertarik untuk melakukan penelitian
yang merupakan inkonsistensi daripada hasil lebih lanjut dengan penentuan tema
penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu penelitian yaitu “Pengaruh Penerimaan Pajak
yang telah dilakukan oleh Sitompul, Syahnur Hotel, Pajak Restoran dan Retribusi Daerah
& Ichsan (2014), Prayanti, Suwendra & Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Yudiatmaja (2014), Azmedra (2017), Fikri & Kabupaten/Kota Jawa Tengah Tahun 2016-
Mardani (2018), Lumur & Asrida (2020), 2019.
Willy (2020), dan Rochana & Mardianto
(2020) memaparkan bahwasanya terdapat Teori Keagenan
hubungan positif dan signifikan yang Teori keagenan atau agency theory yang
terdapat di antara pajak hotel terhadap PAD. terdapat pada ruang lingkup pemerintahan
Di lain sisi, penelitian terdahulu yang telah dapat diketahui pada hubungan yang terdapat
dilakukan oleh Aznedra (2017), Ernawati & diantara pihak eksekutif dengan pihak
Hurohman (2017) memaparkan bahwa tidak legislatif dan pihak legislatif dengan pihak
adanya hubungan antara pajak hotel terhadap rakyat. Penggambaran daripada teori ini serta
PAD. dapat saja ditemukan pada pihak yang
Penelitian terdahulu dengan research memberikan wewenang (rakyat) dengan
gap kedua adalah yang telah dilakukan oleh pihak yang menerima wewenang (agen)
Sitompul, Syahnur & Ichsan (2014), (Subaweh, 2008).
Prayanti, Suwendra & Yudiatmaja (2014), Dampak dari diterapkannya teori
Azmedra (2017), Fikri & Mardani (2018), keagenannya ini adalah efisiensi yang kian
Lumur & Asrida (2020), Willy (2020), dan meningkat, namun hal tersebut juga dapat
Rochana & Mardianto (2020) memaparkan saja menyebabkan efek negatif berupa
bahwa adanya hubungan positif dan perilaku oportunistik. Kelebihan daripada
signifikan antara pajak restoran terhada PAD. pihak agen adalah kepemilikan informasi
Di lain sisi, penelitian terdahulu yang yang unggul, sedangkan keunggulan dari
sebelumnya dilakukan oleh Maya (2016) pihak prinsipal adalah kekuasaan yang lebih
memaparkan bahwa tidak adanya pengaruh diminan sehingga dapat mengutakaman
antara pajak restoran terhadap PAD. kepentingan pribadi atau golongannya
Penelitian terdahulu yang digunakan sendiri. Umumnya permasalahan yang timbul
sebagai landasan dan referensi dengan dari topik keagenan ini adalah prioritas yang
kepemilikan research gap ketiga adalah yang lebih diutamakan dalam utility dalam
telah dilakukan oleh Prayanti, Suwendra & penyusunan APBD, hal tersebut disebabkan

167
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
karena kepemilikan informasi (asimetri Adanya hubungan keterkaitan antara pihak
informasi) yang lebih unggul oleh kalangan eksekutif dan pada pihak legislatif bahwa
eksekutif. peran daripada pihak eksekutif adalah sebagai
Dampak daripada dilakukannya agen, sedangkan peran daripada pihak
budgetary slak adalah pihak eksekutif yang legislatif adalah sebagai prinsipal (Halim et
lebih memilih untuk tidak membahayakan al., 2006). Seperti apa yang telah dipaparkan
posisinya dalam pemerintahan dari pihak oleh peneliti sebelumnya, akan selalu terdapat
masyarakat atau legislatif, bahkan hal permasalahan yang terjadi di antara pihak
tersebut dapat saja dilakukan demi pilkada prinsipal dan pihak agen. Berdasarkan pada
untuk periode yang akan datang. Penyebab hal tersebut, apabila terdapat permasalhan
dari timbulnya masalah keagenan adalah yang timbul di antara pihak eksekutif dengan
adanya dua perspektif, yaitu kecenderungan pihak legislatif, hal tersebut juga dapat
untuk merealisasikan kontrak semu dengan dikategorikan sebagai permasalahan
pihak eksekutif dikarenakan kepemimpinan keagenan.
yang lebih bebas. Sedangkan bagi pihak Pada kasus terjadinya konflik
legislator adalah kecenderungan untuk keagenan setidaknya akan melibatkan dua
mengutamakan kepentingan pribadi atau pihak yaitu prinsipal dan agen. Pihak
kelompoknya sendiri dalam penyusunan prinsipak berperan sebagai pihak dengan
aggaran, hal inilah yang lebih umum disebut kepemilikan kewenangan dalam menentukan
dengan political corruption dalam tindakat sedangkan pihak agen berperan
penyusunan anggaran (Subaweh, 2008). sebagai penerima daripada pendelegasian
otoritas yang telah ditentukan oleh pihak
Hubungan Keagenan dalam prinsipal. Ketika pihak legislatif akan
Penganggaran Sektor Publik mencetuskan sebuah regulasi, legislatur yang
Di dalam teori keagenan telah dipaparkan merupakan pihak prinsipal tentunya akan
bahwa adanya hubungan antara pihak melakukan pendelegasian kewenangan
prinsipal dengan agen berasal dari teori terhadap agen, dalam kasus ini agen bisa saja
eknomi, keputusan, sosiologi dan teori berupa pemerintah atau panitia dari pihak
organisasi. Pada teori keagenan, diketahui legislatif dalam pembuatan regulasi yang
bahwa analisa pada susunan konstraktual baru. Adanya konflik keagenan tersebut
pada dua atau lebih individu atau organisasi timbul setelah pihak agen mengajukan
tertentu. Dari pihak prinsipal ketika regulasi dan berakhir ketika usu yang
membuat sebuah kontrak secara implisit diberikan diterima atau ditolak.
ataupun ekslisit dengan pihak agen akan
bertujuan untuk dapat mengendalikan agen Hubungan Keagenan dalam Penyusunan
agar bertindak sesuai dengan apa yang Anggaran Daerah Indonesia
diinginkan oleh pihak prinsipal. Lupia & Kegiatan penyusunan APBD tentunya akan
McCubbins (2000) dalam Darwanto & didahulukan pada pembuatan perjanjian
Yustikasari (2007) memaparkan bahwa: antara pihak eksekutif dengan pihak legislatif
“delegation occurs when one person or mengenai Kebijakan Umum APBD dan
group, a principal, select another person or Prioritas dan Plafon Anggaran yang kelak
group, an agent, to act on the principal’s akan berperan sebagai acuan dalam
behalf”. penyusunan APBD. Pihak eksekutif akan
melakukan perancangan APBD yang
Hubungan Keagenan Antara Eksekutif disesuaikan dengan Kebijakan Umum APBD
dan Legislatif dan Prioritas dan Plafon Anggaran yang

168
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
setelahnya akan diberikan kepada pihak Ratmono, 2008). Dengan adanya kondisi
legislatif untuk ditelaah lebih lanjut dan tersebut maka pihak pemerintah daerah
dilakukan pembahasan bersama sebelum diharuskan dapat mempertanggung jawabkan
dilakukan penetapan Peraturan Daerah. penggunaan serta transparan dalam seluruh
Apabila dilakukan peninjauan dari sudut alirannya. Telah disebutkan pada PP No 58
pandang keagenan, hal tersebut adalah tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
merupakan kontrak yang berperan sebagai Daerah bahwa kewajiban daripada Kepala
utility bagi pihak legislatif agar dapat Daerah adalah melakukan penyusunan
melakukan pengawasan pelaksanaan keuangan daerah yang meliputi Laporan
anggaran oleh pihak eksekutif. Perhitungan APBD, Nota Perhitungan
APBD, Laporan Arus Kas dan Neraca
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Daerah Dalam kegiatan merumuskan
APBD atau Anggaran Pendapatan dan anggaran, tujuan utamanya adalah sebagai
Belanja Daerah dapat dikatakan sebagai perpanjangan dari rencana ekonomi yang
media pencapaian tujuan organisasi daerah telah disusun oleh pemerintah dan terdiri dari
pada periode tertentu dan dinyatakan dalam perencanaan input dan output yang dituliskan
satuan moneter. APBD juga merupakan dalam satuan keuangan. Berdasarkan pada
alokasi dari pengeluaran dan alokasi hal tersebut maka dalam perumusannya,
penerimaan untuk rencana pembangunan anggaran daerha tentunya memiliki
yang akan dilakukan dengan cara adanya kemampuan dalam mengkritisi dan
koordinasi dari seluruh divisi. Peran krusial melakukan pengendalian terhadap sumber
daripada adanya Anggaran Daerah adalah pendanaan yang berasal dari publik. Dalam
fungsinya yang berlaku sebagai acuan dan proses pembuatan anggaran selama satu
pemandu pembangunan yang dilakukan oleh periode tahunan, hal tersebut umumnya lebih
Pemerintah Daerah yang menggambarkan dikenal dengan istilah penganggaran.
apa yang dibutuhkan oleh masyarakat daerah. Sedangkan pengaggaran sektor publik adalah
APBD yang juga bagian daripada anggaran salah satu tahap kompleks dan rumit serta
sektor publik diwajibkan agar dapat mengandung makna politik, hal inilah yang
disampaikan agar kelak mendapatkan kritik menyebbabkan penganggaran juga
dan masukan dari DPRD yang berperan merupakan suatu proses politik (Mardiasmo,
sebagai wakil rakyat (Andayani, 2004). 2002).
Pelarangan terhadap tidak Struktur daripada keuangan daerah
transparannya anggaran sektor publik Kabupaten/Kota meliputi Pendapatan Asli
didasarkan pada dalam pelaksanaannya, Daerah (PAD), Pinjaman Daerah dan Lain-
kegiatan yang dijalankan pada dasarnya Lain Penerimaan Daerah Yang Sah. PAD
pendaannya didapatkan dari uang publik yang berperan sebagai sumber pendanaan
yang dibayarkan oleh masyarakat dengan utama daerah serta dapat dieksploitasi secara
melalui pajak dan retribusi daerrah. Local kontinu juga menggambarkan tingkat
goverment atau pemerintah daerah yang kemandirian daerah. Lebih lanjut,
merupakan organisasi nonprofit peningkatan PAD diharapkan akan
dikategorikan sebagai organisasi tipe B. Hal memegang peranan dalam mengurangi
ini dikarenakan organisasi pemerintah daerah pinjaman daerah atau menghapus pinjaman
tidak mendapatkan pendapatan dari laba, daerah sebagai sumber penerimaan daerah.
melainkan didapatkan dari pendapatan pajak,
grant dan pinjaman daerah (Ghozali & Pendapatan Asli Daerah

169
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
Seluruh penerimaan yang diterima oleh suatu dividen BPR-BKK dan penyertaan modal
daerah baik berupa meningkatnya aktiva daerah kepada pihak ketiga.
ataupun menurunnya utang yang berasal dari
berbagai sumber selama periode tahunan d. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah.
dalam anggaran yang bersangkutan dapat Penerimaan yang diterima oleh
dikatakan sebagai pendapatan. Sehingga pemerintah daerah yang bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah sendiri dapat lain-lain yang berstatus kepemilikan
didefinisikan sebagai seluruh penerimaan milik pemerintah daerah. Lain-lain
yang diterima oleh pemerintah daerah yang pendapatan daerah yang sah terdiri dari
bersumber dari perekomomian asli di daerah hasil penjualan barang milik daerah dan
tersebut. PAD sendiri memiliki pos-pos penerimaan jasa giro.
tertentu yang penulis paparkan sebagaimana
berikut: Hipotesis Penelitian
a. Pajak Daerah H1: Pajak hotel berpengaruh positif
Penerimaan yang diterima oleh terhadap pendapatan asli daerah.
pemerintah daerah yang bersumber dari H2: Pajak restoran berpengaruh positif
pajak. Sumber-sumber dari pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah.
ini di antaranya adalah pajak kendaraan H3 : Retribusi daerah berpengaruh
bermotor, bea balik nama kendaraan positif terhadap pendapatan asli daerah.
bermotor, pajak bahan bakar kendaraan
bermotor, pajak kendaraan di atas air, II. METODE PENELITIAN
pajak air bawah tanah dan pajak air Penelitian ini merupakan jenis penelitian
permukaan. kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 140 data realisasi pajak hotel,
b. Retribusi Daerah pajak restoran, retribusi daerah serta
Penerimaan yang diterima oleh pendapatan asli daerah yang terdaftar di
pemerintah daerah yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa
retribusi di daerah yang bersangkutan. Tengah dan BAPENDA Provinsi Jawa
Retribusi daerah sendiri meliputi retribusi Tengah tahun 2016-2019. Metode analisis
pelayanan kesehatan, retribusi pemakaian data menggunakan regresi linier data panel
kekayaan daerah, retribusi pasar grosir menggunakan program EViews. Model
dan pertokoan, retribusi penjualan regresi data panel di dalam penelitian ini
produksi usaha daerah, retribusi izin adalah sebagai berikut:
trayek kendaraan penumpang, retribusi Y=c-β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
air, retribusi jembatan timbang, retribusi
Keterangan:
kelebihan muatan dan retribusi perizinan
Y = Pendapatan Asli Daerah
pelayanan dan pengendalian.
c = Konstanta
β1, β2, β3,β4 = Koefisiensi regrensi
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
variabel independent
Yang Dipisahkan (BUMD)
X1 = Pajak Hotel
Penerimaan yang diterima oleh
X2 = Pajak Restoran
pemerintah daerah yang bersumber dari
X3 = Retribusi Daerah
badan usaha ataupun perusahaan milik
e = error
daerah serta kegiatan kelola kekayaan
Beberapa pendekatan yang
daerah yang dipisahkan. BUMD sendiri
memungkinkan untuk digunakan agar
meliputi BPD, perusahaan daerah,

170
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
dapat melakukan estimasi terhadap model Sum 42972.71 29134.67 8076.332 3608.182
regresi data panel adalah Pooling Least Sum Sq. 1861813. 8212032. 3139491. 111485.6
Square (Common Effect Model), model Dev.
efek tetap (Fixed Effect Model), dan model
Observations 140 140 140 140
efek random (Random Effect Model.
Cross 35 35 35 35
Model terbaik dalam penelitian ini yaitu sections
FEM (Fixed Effect Model). Setelah Sumber: Olah data eviews 10.
dilakukan Metode Chow antara CEM
(Common Effect Model) dan FEM (Fixed Dari tabel 1 menunjukkan bahwa nilai
Effect Model) menunjukkan hasil yang PAD dengan nilai minimum 1,23% dan nilai
berbeda. Dimana nilai adjusted R-squared maksimum 648,32%. Nilai PAD terendah
menunjukkan angka -3.168734. Dari hasil dimiliki oleh Kota Semarang tahun 2016 yang
tersebut dapat disimpulkan bahwa FEM berarti bahwa pada tahun 2016 tingkat
(Fixed Effect Model) lebih tepat pendapatan asli daerah cenderung kecil.
digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan untuk nilai PAD tertinggi dimiliki
Sedangkan pada Metode Hausman antara oleh Kabupaten Banyumas pada tahun 2018,
FEM dan REM menunjukkan hasil yang diartikan tingkat pendapatan asli daerah
berbeda. Dimana nilai adjusted R-squared cenderung besar. Pada variabel PH
menunjukkan angka -0,005199. Sehingga menunjukkan bahwa nilai minimum PH
dari hasil tersebut dapat disimpulkan sebesar 1,02% yang dimiliki oleh Kabupaten
bahwa FEM lebih tepat digunakan dalam Pati pada tahun 2018. Hal ini berarti bahwa
penelitian. pendapatan asli daerah Kabupaten Pati atas
PH rendah. Sedangkan nilai maksimum
III. HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 900,94% yang dimiliki oleh
Penentuan Sampel Kabupaten Rembang pada tahun 2017. Hal ini
Periode penelitian pada tahun 2016-2019 berarti tingginya Pendapatan Asli Daerah
menggunakan data realisasi pajak hotel, pada Pajak Hotel. Pada variabel independen
pajak restoran serta retribusi daerah Pajak Restoran memiliki nilai minimum
terhadap pendapatan asli daerah sebesar 1,12% yang dimiliki oleh Kabupaten
Kota/Kabupaten Jawa Tengah yang Jepara pada tahun 2016. Hal ini berarti
terdaftar di BPS dan BAPENDA. Pendapatan Asli Daerah Pada Pajak Restoran
kurang baik. Dan nilai maksimum sebesar
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian 839,77% dimiliki oleh Kabupaten Pati pada
Tabel 1. Statistik Deskriptif tahun 2017 menunjukan Pendapatan Asli
PAD PH PR RD Daerah pada Pajak Restoran tersebut
Mean 306.9480 208.1048 57.68809 25.77273 memadahi. Nilai terendah pada variabel
Median 305.5350 96.60600 5.236500 19.85300 Retribusi Daerah sebesar 1,28% yang dimiliki
Maximum 648.3260 900.9470 839.7720 269.7020 oleh Kabupaten Purbalingga pada tahun 2019.
Minimum 1.232000 1.026000 1.124000 1.288000 Sedangkan nilai maksimum sebesar 269,70%
Std. Dev. 115.7339 243.0625 150.2873 28.32057 dimiliki oleh Kota Semarang pada tahun 2019.
Skewness 0.339860 0.989206 3.422989 5.624644
Kurtosis 4.275699 3.027140 14.84251 43.61513 Analisis Regresi Data Panel
Analisis ini memiliki tujuan untuk
Jarque-Bera 12.18834 22.83663 1091.490 10360.79 menganalisis pengaruh antara variabel
Probability 0.002256 0.000011 0.000000 0.000000 independen terhadap variabel dependen.

171
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
Dalam penelitian ini yaitu variabel Pajak
Hotel, Pajak Restoran, dan Retribusi Daerah
terhadap Pendapatan Asli Daerah pada data
realisasi pajak yang terdaftar di Badan Pusat Tabel 3. Nilai – Nilai Kebaikan Metode
Statistik (BPS) dan BAPENDA Provinsi FEM
Jawa Tengah tahun 2016 – 2019. Dengan dua Mean
R- 0.73757 3.069.4
pendekatan yaitu fixed effect model dan dependen
squared 3 80
random effect model maka didapatkan hasil t var
sebagai berikut: Adjuste S.D.
0.64237 1.157.3
d R- dependen
Fixed Effect Model (FEM) 8 39
squared t var
Dari data tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata S.E. of Akaik
PAD dari 140 data retribusi pajak adalah 6.921.0 1.153.8
regressi e info
sebesar 3,04%. Hasil tersebut menunjukan 59 37
on criterion
bahwa tanpa adanya pengaruh dari variabel Sum Schwa
independen, tetap akan mengalami kenaikan 488590. 1.233.6
squared rz
yang sangat tinggi sebesar 3,04%. 8 82
resid criterion
Sedangakan pengaruh dari variabel Log - Hanna
independen dapat dijelaskan jika terdapat 1.186.2
likelihoo 7.696.8 n-Quinn
peningkatan Pajak Hotel sebesar 1%, maka 84
d 61 criter.
PAD mengalami kenaikan sebesar 0.04%. Durbin
apabila terdapat kenaikan pada Pajak F- 7.748.0 2.666.3
-Watson
Restoran sebesar 1%, maka PAD akan statistic 77 91
stat
mengalami kenaikan sebesar 0.03%. Apabila Prob(F- 0.00000
ada kenaikan pada Retribusi Daerah 1%, statistic) 0
maka PAD akan mengalami kenaikan sebesar Sumber: Olah data eviews 10.
0.35%.
Terdapat beberapa hal penting yang
Tabel 2. Output Olahan Metode Estimasi dibutuhkan dalam analisis regresi berganda
FEM dengan menggunakan metode fixed effect
Dependen Variabel: PAD model dapat di lihat pada Tabel 2. untuk
t- kepentingan penilaian goodness of fit
Varia Coeffic Std. Prob.
Statist (kebaikan suai), maka dapat dibaca nilai
ble ient Error
ic Adjusted R-Square sebesar 0.642378dan
3.047.5 1.359. 2.241. 0.000 nilai Probalistic F-statistic 0.000000. Angka
C
45 648 423 0 Adjusted R-Square sebesar 0.642378
- - menunjukan bahwa 64.2% perubahan PAD
0.039 1,856
PH 0.0442 1.115. dapat dijelaskan oleh perubahan Pajak Hotel,
655 944
24 228 Pajak Restoran, dan Retribusi Daerah yang
0.0399 0.055 0.7166 merupakan variabel bebas pada penelitian ini.
PR 3,3
40 732 34 Sedangkan sisanya sebesar 0,358%
0.3528 0.348 1.011. perubahan PAD dapat dijelaskan oleh
RD 0,01
03 937 080 variavel-variabel lain di luar model penelitian
Sumber: Olah data eviews 10. ini. Sedangkan pada nilai probabilistic F-
statistic 0.000000 menjelaskan bahwa secara

172
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
bersama-sama variabel bebas dalam Durbi
penelitian ini dapat mempengaruhi PAD F- 0.76035 n- 1.999.92
secara signifikan. statistic 3 Watson 9
stat
Random Effect Model (REM) Prob(F- 0.51821
Dari table 4 terlihat bahwa rata-rata statistic) 1
perubahan PAD dari 140 data retribusi pajak Sumber: Olah data eviews 10.
Provinsi Jawa Tengah sebesar 3.143.295.
Kontribusi pengaruh dari masing-masing Terdapat hal penting yang dibutuhkan
variabel bebas dapat dijelaskan bahwa jika dalam analisis regresi berganda dalam
terdapat kenaikan Pajak Hotel sebesar 1%, penelitian ini dengan menggunakan metode
maka PAD mengalami kenaikan 0.05%. Random Effect Model (REM). Dapat dilihat
Apabila ada kenaikan Pajak Restoran sebesar pada tabel 4 untuk kepentingan goodness of
1%, maka PAD mengalami kenaikan sebesar fit, maka dapat dibaca nilai Adjusted R-
0.02%. Seangkan apabila ada kenaikan Square sebesar -0.005199 dan nilai Prob F-
Retribusi Daerah sebesar 1%, maka PAD statistic 0.518211. Angka Adjusted R-Square
mengalami kenaikan sebesar 0.07%. -0.005199 menunjukan bahwa 0.05%
perubahan PAD dapat dijelaskan oleh
Tabel 4. Hasil Estimasi Random Effect perubahan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan
Model Retribusi Daerah. Pada nilai Prob F-statistic
t- sebesar 0.518211 yang menunjukan bahwa
Varia Coeffic Std.
Statist Prob. secara bersama-sama variabel bebas dalam
ble ient Error
ic penelitian ini tidak dapat mempengaruhi
3.143.2 2.010. 1.563. 0.000 PAD secara signifikan.
C
95 845 171 0
- - Pemilihan Model Estimasi Regresi Data
0.036 1,023
PH 0.0529 1.456. Panel
311 611
02 906 Metode Chow
0.0294 0.052 0.5580 4,012 Karena terdapat 2 metode estimasi
PR
57 790 00 5 yang digunakan dalam analisis regresi data
0.0748 0.315 0.2371 5,645 panel dalam penelitian ini, maka diperlukan
RD pengujian untuk memilih model manakah
19 486 53 139
Sumber: Olah data eviews 10. yang akan digunakan untuk estimasi dan
pengujian hipotesis dalam penelitian ini.
Tabel 4. Nilai – Nilai Kebaikan Metode Pemilihan model yang akan dilakukan adalah
REM antara CEM dan FEM. Untuk mengetahui
Mean model manakah yang akan digunakan dan
R- 0.01649 1.078.36 sesuai kriteria, maka dalam penelitian ini
depende
squared 6 3 menggunakan Metode Uji Chow dan Metode
nt var
Adjusted - S.D. Uji Hausman. Hipotesis yang diajukan dalam
6.937.55 proses pengujian ini adalah:
R- 0.00519 depende
8 Apabila nilai p-value > 5% maka
squared 9 nt var
S.E. of Sum menggunakan Common Effect Model,
6.955.56 657967. sedangkan apabila nilai p-value < 5% maka
regressio squared
9 2 menggunakan Fixed Effect Model.
n resid

173
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

Tabel 5. Metode Uji Chow Tabel 6. Metode Uji Hausman


Effects Test Chi-
Statistic d.f. Prob. Chi-Sq.
Test Summar Sq. Prob.
Statistic
Cross- - y d.f.
7.860.856 0.0000
section F 34,102 Cross-
4.359.64 1,5638888
Cross- section 3
9 9
section random
180.117.398 34 0.0000
Chi- Sumber: Olah data eviews 10.
square
Sumber: Olah data eviews 10. Berdasarkan output diatas pada tabel
6 nilai p-value Cross Selection Random yaitu
Berdasarkan output diatas pada tabel sebesar 1,56388889 yang berarti lebih dari
5 nilai p-value Cross Section Random yaitu 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebesar 0.0000 yang berarti kurang dari 5% Random Effect Model lebih baik untuk
sehingga dapat disimpulkan bahwa Fixed digunakan dalam penelitian ini. Namun,
Effect Model lebih baik untuk digunakan dengan mempertimbangkan nilai Prob F
dalam penelitian ini. Namun, dengan statistic antara model FEM dan REM,
mempertimbangkan nilai Prob F statistic dimana nilai Adjusted R-squared
antara model CEM dan FEM, dimana nilai menunjukkan -0.005199. Sehingga dapat
Prob F statistic pada FEM sebesar 0.642378 disimpulkan bahwa Fixed Effect Model lebih
Maka peneliti menggunakan model FEM baik digunakan untuk penelitian ini.
dalam penelitian ini.
Pengujian Model
Metode Hausman Uji Koefisien Determinasi R2
Karena terdapat 2 metode estimasi yang Uji ini digunakan agar dapat mengetahui
digunakan dalam analisis regresi data panel kemampuan sebuah model regresi dalam
dalam penelitian ini, maka diperlukan memberika penjelasan variasi daripada
pengujian untuk memilih model manakah variabel penelitian. Nilai koefisien
yang akan digunakan untuk estimasi dan determinasi sendiri berada di antara 0 hingga
pengujian hipotesis dalam penelitian ini. 1. Apabila didapatkan nilai R2 yang kecil
Pemilihan model yang akan dilakukan adalah maka hal tersebut menandakan keterbatasan
antara FEM dan REM. Untuk mengetahui variabel independen dalam menjelaskan
model manakah yang akan digunakan dan pengaruhnya terhadap variabel dependen,
sesuai kriteria, maka dalam penelitian ini dan begitu juga sebaliknya. Pada umumnya,
menggunakan metode Uji Hausman. nilai R2 pada model data cross section akan
Hipotesis yang diajukan dalam proses relatif rendah dikarenakan varian yang cukup
pengujian ini adalah: besar antar periode pengamatan, sedangkan
Apabila nilai p-value > 5% maka pada model data time series akan relatif
menggunakan Random Effect Model, tinggi dikarenakan varian yang cukup rendah
sedangkan apabila nilai p-value < 5% maka antar periode pengamatan (Ghozali &
menggunakan Fixed Effect Model. Ratmono, 2013).

174
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
varibel bebas terhadap variabel terkait.
2. Jika nilai signifikan > 0.05 maka tidak
Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi terdapat pengaruh yang signifikan secara
Mean bersama-sama antara variabel bebas
R- 0.73757 3.069.4
dependen terhadap variabel terkait. Pada tabel 7
squared 3 80
t var terdapat nilai probabilistic F-statistic
Adjuste S.D. sebesar 0.000000 lebih kecil dari
0.64237 1.157.3 signifikan level 0.05 yang menunjukan
d R- dependen
8 39 bahwa secara ersama-sama variabel
squared t var
S.E. of Akaik bebas ini dapat mempengaruhi PAD
6.921.0 1.153.8 secara signifikan. Dari hasil tersebut
regressi e info
59 37 maka, dapat disusun sebuah persamaan
on criterion
Sum Schwa sebagai berikut:
488590. 1.233.6 PAD = 304.7545 + (-0.044224)*PH +
squared rz
8 82 0.039940*PR + 0.352803*RD + e
resid criterion
Log - Hanna
1.186.2 Uji Hipotesis
likelihoo 7.696.8 n-Quinn
84 Tabel 8. Output Regresi Data Panel
d 61 criter.
Durbin Pendekatan FEM
F- 7.748.0 2.666.3 t-
-Watson Varia Coeffic Std. Prob.
statistic 77 91 Statisti
stat ble ient Error
Prob(F- 0.00000 c
statistic) 0 3.047.5 1.359. 2.241. 0.000
C
Sumber: Olah data eviews 10. 45 648 423 0
- -
0.0396 1,856
Berdasarkan tabel 7, maka dapat PH 0.0442 1.115.
55 94
dibaca nilai Adjusted R-Square sebesar 24 228
0.642378 dan nilai Prob F-statistic 0.000000. 0.0399 0.0557 0.7166
PR 3,3
Angka Adjusted R-Square 0.642378 40 32 34
menunjukan bahwa 64,2% perubahan PAD 0.3528 0.3489 1.011.
RD 0,01
dapat dijelaskan oleh perubahan Pajak Hotel, 03 37 080
Pajak Restoran, dan Retribusi Daerah yang
merupakan variabel bebas pada penelitian ini. Pengujian hipotesis yang telah
Sedangkan sisanya sebesar 0,358% diajukan serta berdasarkan hasil proses
perubahan PAD dijelaskan oleh variabel lain analisis regresi data panel yang
diluar model penelitian ini. menyimpulkan bahwa estimasi yang cocok
adalah metode Fixed Effect Model (FEM).
Uji F Pengujian hipotesis pada penelitian ini
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah dilakukan berdasarkan tabel 8 dengan rincian
semua variabel bebas yang digunakan dalam sebagai berikut:
model regresi mempunyai pengaruh
bersama-sama terhadap variabel terkait. Uji Hipotesis Pengaruh Pajak Hotel
1. Jika nilai profitabilitas < 0.05 maka dapat Terhadap PAD
dikatakan terdapat pengaruh yang Hipotesis pertama yakni pajak hotel diduga
signifikan secara bersama-sama antara berpengaruh positif signifikan terhadap

175
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
pendapatan asli daerah. Ini merupakan 1.011.080 dan nilai probabilitasnya sebesar
hipotesis alternatif (sesuai teori). Hipotesis 0,01, yang artinya bahwa 0,01 < 0.05.
alternatifnya adalah “pajak hotel tidak Berdasarkan kriteria uji statistik berarti
berpengaruh terhadap penghindaran pajak” hipotesis alternatif diterima. Hal ini
Dari tabel 8 dapat diketahui Nilai t- menunjukan bahwa retribusi daerah
statistic variabel independen pajak hotel berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah
sebesar -1.115.228 dan nilai probabilitasnya untuk realisasi pajak hotel, pajak restoran,
1,85694, yang artinya bahwa 1,85694 > 0.05. dan restribusi daerah terhadap pendapatan
Berdasarkan kriteria uji statistik berarti asli daerah tahun 2016-2019.
hipotesis nol ditolak. hal ini menunjukan
bahwa pajak hotel tidak berpengaruh Pembahasan
terhadap pendapatan asli daerah untuk Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
realisasi pajak hotel, pajak restoran, dan pengaruh pajak hotel, pajak restoran, dan
restribusi daerah terhadap pendapatan asli retribusi daerah terhadap pendapatan asli
daerah tahun 2016-2019. daerah pada realisasi pajak hotel, pajak
restoran, dan restribusi daerah terhadap
Uji Hipotesis Pengaruh Pajak Restoran pendapatan asli daerah yang terdaftar di
Terhadap PAD Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa
Hipotesis kedua yakni pajak restoran diduga Tengah dan Badan Pengelola Pendapatan
berpengaruh positif signifikan terhadap Daerah (BAPENDA) Provinsi Jawa Tengah
pendapatan asli daerah. Hipotesis tahun 2016-2019.
alternatifnya adalah “pajak restoran tidak
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Pengaruh Pajak Hotel Terhadap PAD
tahun 2016-2019”. Pada hasil perhitungan statistika
Pada tabel 8 Nilai t-statistic variabel menunjukkan pajak hotel memiliki nilai
independen pajak restoran sebesar 0.716634 probabilitas 1,85694, yang menandakan
dan nilai probabilitasnya sebesar 3,3, yang bahwa 1,85694 > 0,05. Hasil tersebut
artinya bahwa 3,3 > 0.05. Berdasarkan menunjukkan bahwa pajak hotel tidak
kriteria uji statistik berarti hipotesis alternatif berpengaruh terhadap pendapatan asli
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pajak daerah. Sampel nilai maksimum kabupaten /
restoran berpengaruh negatif signifikan kota pada variabel pajak hotel adalah
terhadap pendapatan asli daerah untuk kabupaten rembang pada tahun 2017 sebesar
realisasi pajak hotel, pajak restoran, dan 900,94%.
restribusi daerah terhadap pendapatan asli Hasil penelitian ini menunjukkan
daerah tahun 2016-2019. bahwa Pajak Hotel tidak berpengaruh atau
berpengaruh negatif terhadap Pendapatan
Uji Hipotesis Pengaruh Retribusi Daerah Asli Daerah dengan meggunakan jumlah
Terhadap PAD presentase dari laba hotel yaitu 900,94%.
Hipotesis ketiga yakni retribusi daerah Hasil penelitian ini sesuai dengan Rizqiyah
diduga berpengaruh terhadap pendapatan asli (2013), dan Asriyawati (2014) yang
daerah. Hipotesis alternatifnya adalah menyatakan bahwa Pajak Hotel tidak
“retribusi daerah berpengaruh signifikan berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
terhadap pendapatan asli daerah tahun 2016- Daerah. Sedangkan hasil penelitian ini
2019”. bertolak belakang dengan hasil penelitian
Pada tabel 8 Nilai t-statistic variabel yang dilakukan oleh I Wayan Suwendra dan
independen retribusi daerah sebesar Fridayana Yudiatmaja (2014), Sitompul,

176
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
Syahnur dan Ichsan (2014), Zainul Fikri dan banyak restoran yang dibangun maka
Ronny Malavia Mardani (2018), Filomena semakin besar bisnis restoran yang
Lumur dan Putu Diah Asrida (2020), Siska berkembang. Dengan demikian pajak
Willy (2020), dan Rochana dan Mardianto restoran terhadap pendapatan daerah juga
(2020) yang menemukan bahwa pajak hotel meningkat. Hasil penelitian tersebut sejalan
berpengaruh positif terhadap pendapatan asli dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh I
daerah. Wayan Suwendra dan Fridayana Yudiatmaja
Dalam teori stewardship (2014), Syahnur dan Ichsan (2014), Aznedra
mengansumsikan hubungan yang kuat (2017), Zainul Fikri dan Ronny Malavia
anatara kesuksesan organisasi dan kepuasan. Mardani (2018), Filomena Lumur dan Putu
Pemerintah selaku steward akan berusaha Diah Asrida (2020), Siska Willy (2020), dan
maksimal untuk mencapai tujuan organisasi, Rochana dan Mardianto (2020) menemukan
yaitu mensejahterakan rakyat selaku bahwa pajak restoran berpengaruh positif
principal. Pemerintah yang baik dapat dilihat terhadap pendapatan asli daerah.
dari daerahnya, semakin baik pemerintah
dalam mengelolanya, maka akan semakin Pengaruh Retribusi Daerah Terhadap
baik pula pendapatan daerahnya. PAD
Pada hasil perhitungan statistika
Pengaruh Pajak Restoran Terhadap PAD menunjukkan bahwa variabel Retribusi
Hasil perhitungan statistika menunjukkan Daerah memiliki nilai probabilitas 0,01, yang
pajak restoran memiliki nilai probabilitas 3,3, berarti bahwa 0,01 < 0,05. Hasil penelitian ini
yang menandakan bahwa 3,3 > 0,05. Hasil membuktikan bahwa Retribusi Daerah
tersebut menunjukkan bahwa pajak restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli Daerah. Hasil ini memberi arti bahwa,
daerah. Sampel nilai maksimum kabupaten / semakin meningkatnya penerimaan dari
kota pada variabel pajak restoran adalah retribusi akan mengakibatkan semakin
kabupaten pati pada tahun 2017 sebesar meningkat pula pendapatan asli daerah. Atau
839,77%. Hasil penelitian ini membuktikan sebaliknya semakin rendah tingkat
bahwa Pajak Restoran tidak berpengaruh atau penerimaan retribusi, makan akan semakin
berpengaruh negatif terhadap Pendapatan rendah pula tingkat pendapatan asli daerah.
Asli Daerah. Hal ini mencerminkan pada Hasil penelitian ini sejalan dengan
tabel 4.10 Nilai t-statistic variabel hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh
independen pajak restoran sebesar 0.716634 Putu Ari Prayanti, I Wayan Suwendra dan
dan nilai probabilitasnya sebesar 3,3, yang Fridayana Yudiatmaja (2014), Meilda Ellysa
artinya bahwa 3,3 > 0.05. Berdasarkan Putri dan Sri Rahayu (2015), Muhammad
kriteria uji statistik berarti hipotesis nol Iqbal dan Widhi Sunardika (2018), Puja
ditolak. Bahwa hasil ini menunjukkan pajak Rizqi Ramadhan (2019), I Putu Agus
restoran berpengaruh negatif signifikan Sudarmana dan Gede Mertha Sudiartha
terhadap pendapatan asli daerah. (2020) dalam penelitiannya menemukan
Sedangkan penelitian ini bahwa retribusi daerah berpengaruh terhadap
bertentangan dengan hasil penelitian yang meningkatkan pendapatan asli daerah.
dilakukan oleh Suartini dan Utaa (2012),
Rizqiyah (2013), Asriyawati (2014), dan IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Fikri dan Mardani (2017) yang menyatakan Berdasarkan hasil analisis yang telah
bahwa Pajak Restoran berpengaruh terhadap dilakukan pada bab sebelumnya dapat
Pendapatan Asli Daerah. Karena semakin diperoleh kesimpulan yakni variabel pajak

177
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
hotel berpengaruh negative terhadap Indriantoro, N., & Supomo, B. (1999).
pendapatan asli daerah, pajak restoran tidak Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
berpengaruh atau berpengaruh negative Akuntansi dan Manajemen.
terhadap pendapatan asli daerah, dan Yogyakarta: BPFE.
retribusi daerah berpengaruh positif Kawedar, W., Rohman, A., & Handayani, S.
terhadap pendapat asli daerah di Kabupaten (2008). Akuntansi Sektor Publik:
dan Kota di Jawa Tengah tahun 2016-2019. Pendekatan Penganggaran Daerah
Kemudian saran untuk peneliti selanjutnya dan Akuntansi Keuangan Daerah.
diharapkan dapat memodifikasi model Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
penelitian dan menambah periode tahun. Mardiasmo. (2002). Otonomi dan
Untuk pemerintah Kota / Kabupaten Jawa Manajemen Keuangan Daerah.
Tengah diharapkan dapat meningkatkan Yogyakarta: Penerbit Andi.
pembangunan hotel dan restoran untuk Nugraha, & Triantoro, A. (2004). Analisis
memaksimalkan potensi Pajak daerah Efektifitas Pajak Hotel dan Restoran
sehingga dapat memberikan kontribusi dan Kontribusinya Terhadap
terhadap PAD Kota / Kabupaten Jawa Pendapatan Asli Daerah di Kota
Tengah. Bandung. Jurnal Publikasi.
Putri, R. E. (2009). Optimalisasi Pajak Hotel
DAFTAR PUSTAKA dan Restoran Dalam Rangka
Darwanto, & Yustikasari, Y. (2007). Meningkatkan PAD di Kota
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Bukittinggi. Jurnal Publikasi.
Pendapatan Asli Daerah dan Dana Riduansyah, M. (2003). Kontribusi Pajak
Alokasi Umum Terhadap Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap
Pengalokasian Anggaran Belanja Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
Modal. Simposium Nasional Akuntansi Anggaran Pendapatan dan Belanja
X, Makassar. Daerah (APBD) Guna Mendukung
Ghozali, I., & Ratmono. (2008). Akuntansi Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi
Keuangan Pemerintah Pusat (APBN) Kasus Pemerintah Daerah Kota Bogor).
dan Daerah (APBD). Semarang: Badan Jurnal Makara: Social Humaniora
Penerbit UNDIP. 7(2).
Ghozali, I., & Ratmono. (2017). Analisis Sitompul, A., Syahrur, S., & Ichsan, C.
Multivariant dan Ekonometrika Eviews (2014). The Role Of Hotel And
10 (2nd ed). Semarang: Badan Penerbit Restaurant Taxes And Its Effect On
UNDIP. Banda Aceh’s Local Own Source
Halim, A. (2001). Analisis Varian Atas Revenue. Aceh International Journal
Anggaran Pendapatan Asli Daerah of Social Science 3(1), 45-57.
Pada Anggaran Pendapatan dan Subaweh, I. (2008). Pengaruh Akuntabilitas
Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Dan Transparansi Terhadap
Indonesia. Disertasi S3. Tidak Pengelolaan Laporan Keuangan
Dipublikasikan. Msi - FE UGM. Daerah. Surabaya: Universitas
Halim, A., & Abdullah, S. (2006). Hubungan Surabaya.
dan Masalah Keagenan di Sulila, I. (2007). Strategi Pemerintah Kota
Pemerintahan Daerah: Sebuah Peluang Gorontalo Dalam Meningkatkan PAD
Penelitian Anggaran dan Akuntansi. Melalui Peneriman Pajak Hotel dan
Jurnal Akuntansi Pemerintah 2(1), 53- Restoran. Jurnal Publikasi.
64.

178
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 15 No. 2 November 2021
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
Yasa, I. M. (2009). Peranan Pajak Hotel dan
Restoran Terhadap Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Kota
Denpasar. Jurnal Publikasi.

179

Anda mungkin juga menyukai