Anda di halaman 1dari 10

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan p-ISSN 2548 – 298X

Akreditasi No. 32a/E/KPT/2017 e-ISSN 2548 – 5024


DOI: ………………………………….

Pengaruh Belanja Modal dan Belanja Pegawai Terhadap Kinerja Keuangan


Daerah Kabupaten Bengkalis
Amanda Yuliana1, Santi2,Ika Astuti3,Doni Gusmiran4, Muhammad Nur Aziz5

amandaa.yuliana@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine whether Capital Expenditures and Personnel Expenditure affect the Regional
Financial Performance of Bengkalis Regency. The data used in this study is secondary data obtained from the
Central Bureau of Statistics (BPS), the Bengkalis Regional Financial Management Agency (BPKD). The
dependent variable in this study is Regional Financial Performance, and the independent variables are Capital
Expenditure and Personnel Expenditure. The method used in data analysis is multiple linear regression using
SPSS 26 software. The results of partial data analysis Capital Expenditures have no effect and are not
significant on regional financial performance, and Personnel Expenditures do not have a negative and not
significant effect on regional financial performance. Capital Expenditures and Personnel Expenditures
simultaneously have no effect and are not significant on regional financial performance.

Key words: Capital Expenditure, Personnel Expenditure and Regional Financial Performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Belanja Modal dan Belanja Pegawai berpengaruh
terhadap Kinerja Keuangan Daerah Kabupaten Bengkalis. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Pengelola Keuangan
Daerah (BPKD) Bengkalis. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Keuangan Daerah,
dan sebagai variabel independennya adalah Belanja Modal dan Belanja Pegawai. Metode yang
digunakan dalam analisis data adalah regresi linear berganda dengan menggunakan software SPSS
26. Hasil analisis data secara parsial Belanja Modal tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
kinerja keuangan daerah, dan Belanja Pegawai tidak berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan
terhadap kinerja keuangan daerah. Belanja Modal dan Belanja Pegawai secara simultan tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan daerah.

Kata kunci: Belanja Modal, Belanja Pegawai dan Kinerja Keuangan Daerah

PENDAHULUAN dengan adanya paket undang-undang


Salah satu tujuan pelaksanaan otonomi otonomi daerah yaitu UU No. 22 Tahun
daerah di Indonesia adalah derajat 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU
kemandirian ekonomi daerah. Menurut No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Keuangan. Kesepakatan antara pemerintah
otonomi daerah adalah hak penguasa dan pusat dan pemerintah provinsi dimana
kewajiban daerah otonom untuk mengatur kedua undang-undang tersebut kemudian
dan mengurus urusan pemerintahan dan diganti oleh Undang-Undang Provinsi No.
kepentingan masyarakat setempat sesuai 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang
dengan undang-undang. Hal ini membuat Pemerintahan Provinsi No. 33 Tahun 2004,
pembahasan kemandirian ekonomi daerah Pemerintah Provinsi berhak mengatur dan
di era otonomi semakin menarik, apalagi mengurus sendiri urusan pemerintahan

1
2 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume …, Nomor …, … 20… : … – …

menurut asas kewilayahan. Swakelola dan kecilnya peran PAD dalam struktur
gotong royong bertujuan untuk anggaran pendapatan dan belanja daerah
mempercepat tercapainya kemakmuran (APBD). Dengan kata lain, peran
bersama di Indonesia dengan meningkatkan pendapatan pemerintah pusat lebih
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta dominan dibandingkan dengan komposisi
seluruh masyarakat serta dengan APBD. Oleh karena itu, setiap daerah
menjunjung tinggi prinsip demokrasi, diharapkan untuk terus meningkatkan
pemerataan, keadilan, dan kekhasan daerah pelayanan dan kesejahteraan masyarakat
dalam sistem negara kesatuan republik. dengan menggunakan sumber daya yang
(Erstelita, 2015:2) dimiliki masing-masing daerah. Kemudian
Kemandirian ekonomi daerah daerah dapat melakukan semua urusan
menggambarkan keterlibatan masyarakat pemerintahannya sendiri berdasarkan
dalam pembangunan daerah. Semakin pengalihan sumber keuangan kepada
tinggi rasio kemandirian maka partisipasi pemerintah provinsi. Jika terwujud, cita-cita
pemerintah kota dalam membayar pajak kemerdekaan daerah bisa terwujud. PAD
daerah dan pembayaran komponen ini merupakan sumber pendanaan yang
terpenting PAD juga tinggi. Semakin sebenarnya berasal dari daerah itu sendiri
banyak pajak dan biaya lokal yang dan dapat mencerminkan keadaan wilayah
dibayarkan pemerintah kota, semakin tinggi administrasi daerah, sehingga menentukan
kesejahteraan kota tersebut. Fenomena sumber daya yang dibutuhkan untuk
umum di Indonesia saat ini adalah relatif meningkatkan PAD (Eny Wahyuni, 2018: 2).
1,200,000,000,000

1,000,000,000,000

800,000,000,000

600,000,000,000

400,000,000,000

200,000,000,000

-
2017 2018 2019 2020 2021

Gambar 1
Perbandingan Jumlah PAD dan DBH Migas Kabupaten Bengkalis
Berdasarkan Gambar 1 diatas dapat mengurangi tingkat kemiskinan.
dilihat APBD Kabupaten Bengkalis Rendahnya tingkat Pendapatan Asli Daerah
memiliki ketergantungan yang tinggi (PAD) menunjukkan bahwa daerah
terhadap DBH Migas. Dimana kabupaten Bengkalis belum memiliki tata
ketergantungan tersebut tidak dapat kelola keuangan daerah yang dapat
berlangsung lama dikarenakan terbatasnya mendorong pertumbuhan daerah.
keberadaan migas. Dan PAD yang rendah Untuk meningkatkan kemandirian
tentu belum memadai untuk mendukung ekonomi daerah, pemerintah daerah harus
APBD karena tidak lebih dari 10%. mengoptimalkan potensi pendapatannya,
Kabupaten Bengkalis sebagai lembaga salah satunya dengan meningkatkan belanja
publik, seharusnya mengoptimalisasi daerah pada sektor-sektor produktif.
anggaran secara efisien dan efektif dalam Kemandirian ekonomi daerah juga
meningkatkan taraf hidup masyarakat serta disebabkan oleh banyak faktor, antara lain
Judul ...– Penulis 3

belanja modal dan belanja pegawai. Pengeluaran pemerintah riil dapat


Dalam Peraturan Pemerintah No. 71 Belanja digunakan sebagai indicator jumlah
modal tahun 2010 adalah belanja dalam kegiatan pemerintah yang dibiayai oleh
negeri untuk perolehan aset tetap dan aset pengeluaran pemerintah. Semakin besar
lainnya yang digunakan dalam lebih dari dan meluasnya aktivitas pemerintah,
satu periode anggaran. Investasi termasuk semakin besar belanja pemerintah yang
investasi dalam akuisisi tanah, bangunan terkait (Septia, 2016:69-70).
dan struktur, peralatan dan aset tidak Peran utama pemerintah di negara
berwujud. Berdasarkan kajian Ertelita Tria berkembang adalah untuk mempercepat
Ramadhani Darwis (2015) menunjukkan pembangunan dan mendorong
bahwa investasi berpengaruh negatif pertumbuhan ekonomi dan ini tercermin
signifikan terhadap tingkat kemandirian dalam pengeluaran pemerintah/investasi
ekonomi daerah. Sedangkan penelitian Ika langsung pemerintah di berbagai sektor.
Novita Ardelia dkk (2022) menunjukkan Untuk meningkatkan pelayanan pemerintah
bahwa belanja modal tidak kepada masyarakat, belanja pemerintah
dampak yang signifikan pada kinerja pada umumnya dialokasikan ke sektor
ekonomi lokal. publik untuk kepentingan pembangunan
Belanja pegawai adalah semua sumber daya manusia dan peningkatan
pengeluaran pemerintah untuk membiayai kualitas hidup masyarakat, seperti
tunjangan dalam bentuk tunai atau natura pendidikan dan kesehatan. Investasi
kepada pegawai pemerintah, pensiunan, pemerintah pada kedua sektor publik
anggota Tentara Nasional Indonesia/Polri tersebut akan meningkatkan taraf hidup
dan pejabat pemerintah yang bertugas di sosial ekonomi masyarakat (Wahyudi,
dalam dan luar negeri. Kompensasi untuk 2020:105).
pekerjaan yang dilakukan, tidak termasuk
pekerjaan yang terkait dengan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
pembentukan modal. Dalam penelitian Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun
Ertelita Tria Ramadhani Darwis (2015), hasil 2019 menyebutkan 1(2) bahwa pengelolaan
penelitiannya menunjukkan bahwa keuangan daerah yang baik memerlukan
pengeluaran sumber daya manusia proses pengelolaan berkelanjutan dan
berpengaruh negatif signifikan terhadap terkelola dengan baik (Ika Novita Ardelia,
tingkat kemandirian ekonomi daerah. dkk, 2022: 65). Hal ini karena proses
Berbeda dengan penelitian Siska Yulia perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan
Defitri (2020), hasil penelitiannya keuangan daerah dianggap sebagai satu
menunjukkan bahwa personal cost tidak kesatuan. hal ini karena kinerja instansi
berpengaruh terhadap tingkat kemandirian pemerintah daerah terkait dengan kinerja
keuangan daerah. pengelola keuangan. hal ini dimaksudkan
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti untuk menafsirkan hasil keuangan yang
ingin mengetahui perkembangan sukses dan mendukung adanya standar
perekonomian daerah Bengkalis. yang tinggi dalam pengelolaan keuangan
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti daerah.
ingin mengetahui kinerja keuangan daerah Kekuatan Fiskal Daerah
kabupaten Bengkalis. Dengan demikian Kekuatan fiskal daerah adalah
penulis melaksanakan riset dengan judul kemampuan suatu daerah untuk menggali,
“Pengaruh Belanja Modal dan Pegawai mengelola, dan memanfaatkan sumberdaya
Terhadap Kinerja Keuangan Daerah keuangan daerah yang cukup untuk
Bengkalis”. mendanai kegitan pemerintahan tetap
TINJAUAN TEORETIS meminimalkan ketergantungan pada
Teori Pengeluaran Pemerintah pemerintah pusat (Sri Ayu Febrianti, 2019:4)
4 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume …, Nomor …, … 20… : … – …

Untuk mengetahui seberapa besar oleh pemerintah. Menurut ditjen Kebijakan


penguasaan suatu daerah terhadap Fiskal, belanja pegawai adalah imbalan baik
perekonomiannya dapat dihitung dengan berupa uang maupun barang yang
menggunakan rasio kemandirian daerah. diberikan kepada pejabat pemerintah,
Tingkat kemandirian daerah dihitung pegawai negeri sipil, sukarelawan, bahkan
dengan membandingkan tingkat pensiunan atas kontribusinya dalam bekerja
pendapatan asli daerah (PAD) dengan dan mendukung keberfungsian layanan
tingkat pendapatan transfer dan pinjaman pemerintah yang lebih baik. (Monica Vidia
daerah dari pemerintah negara bagian dan Putri Sefira, 2022: 941).
kabupaten. Semakin tinggi kuota, semakin Kerangka Pemikiran
tinggi kemandirian ekonomi daerah.
Tabel 1.1
BM (X1)
Tingkat Kemandirian dan Kemampuan
Keuangan Daerah KKD (Y)
Tingkat Nilai
BP (X2)
No Hubungan Hubungan
1 Rendah sekali 0% - 25% Gambar 2
2 Rendah 25% - 50% Kerangka Penelitian
3 Sedang 50% - 70%
METODE PENELITIAN
4 Tinggi 70% - 100%
Jenis Penelitian
Sumber: Kepmendagri No.690.900.327 Pendekatan yang dipergunakan dalam
tahun1996 penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Belanja Modal Penelitian kuantitatif adalah metode
Menurut PP nomor 24 tahun 2005, penelitian yang berlandaskan pada filsafat
belanja modal (investasi pada aset tetap) Posivitisme, digunakan buat meneliti di
adalah pengeluaran rumah tangga untuk populasi atau sampel eksklusif,
perolehan aset tetap dan aset lain yang pengumpulan data memakai instrumen
digunakan dalam lebih dari satu periode penelitian, analisis data bersifat kuantitatif
keuangan. Belanja modal meliputi antara atau statistik, dengan tujuan untuk menguji
lain belanja kapital untuk perolehan tanah, hipotesis yang sudah ditetapkan.
gedung dan bangunan, peralatan, dan aset  Jenis data dalam penelitian ini adalah
tidak berwujud. Belanja kapital jua data sekunder yang diperoleh dari Badan
dimaksudkan untuk pengeluaran porto Pusat Statistik (BPS), Badan Pengelola
pemeliharaan yang sifatnya Keuangan Daerah (BPKD) Bengkalis.
mempertahankan atau menambah masa Populasi dan Sampel
manfaat, meningkatkan kapasitas, dan Populasi
kualitas aset. Belanja kapital merupakan Populasi merupakan wilayah
belanja pemda yang manfaatnya melebihi generalisasi yang terdiri atas obyek atau
satu aturan serta akan menambah aset atau subyek yang memiliki kualitas serta ciri
kekayaan wilayah dan selanjutnya akan tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
menambah belanja yang bersifat rutin mirip dipelajari serta lalu ditarik kesimpulannya
biaya pemeliharaan pada gerombolan (Sugiono, 2016: 80). Populasi dari penelitian
belanja administrasi umum (Mulia Andirfa, ini adalah Laporan Realisasi Anggaran
2016:32). Pemerintah Kabupaten Bengkalis periode
2012 – 2021.
Belanja Pegawai Sampel
Belanja pegawai merupakan bagian Sampel adalah unsur-unsur yang
dari pengeluaran daerah, yang merupakan diambil dari populasi, sampel juga
apresiasi dari pegawai yang dipekerjakan dikatakan sebagai representasi dari
Judul ...– Penulis 5

populasi karena sampel adalah bagian asal multikolineritas pada model regresi
populasi yang dijadikan obyek penelitian. tersebut. Nilai Cutoff yang awam dipakai
Adapun sampel yang digunakan pada untuk menunjukkan gejala multikolinieritas
penelitian ini adalah data Laporan Realisasi dengan melihat nilai Tolerance ≤ 0,10 atau
Anggaran (LRA) Kabupaten Bengkalis sama dengan nilai VIF(Variance Inflation
tahun. Factor) ≥ 10.
Metode Analisis Data b. Uji Heterokedasitas
Alat uji analisis data yang digunakan Heterokedasitas membagikan bahwa
adalah analisis regresi berganda yaitu variasi (varians) dari residual variabel tidak
perihal analisis bentuk serta tingkat sama untuk semua pengamatan. Model
hubungan antar variabel dependen, lebih regresi yang baik ialah yang tidak terjadi
dari satu variabel independen. Untuk heterokedasitas. Uji ini bisa dianalisis
keabsahan data maka digunakan uji asumsi melalui uji glejser menggunakan cara
klasik dan uji hipotesis. meregresikan nilai sempurna (absolut)
Uji Asumsi Klasik residual dari variabel terikat tehadap
Uji asumsi klasik merupakan uji untuk seluruh variabel bebas. Jika taraf
mengetahui apakah terdapat persoalan signifikansi berada diatas 0,05 maka model
didalam data regresi. Uji asumsi klasik yang regresi ini bebas dari masalah
digunakan untuk mengetahui bagaimana heterokedasitas.
efek (pengaruh) variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y), maka peneliti Uji Regresi Linear Berganda
menggunakan analisis regresi untuk Metode analisis data yang dipergunakan
membandingkan 2 variabel atau lebih yang pada penelitian ini adalah analisis regresi
tidak selaras. Pada analisis regresi untuk linier berganda. Regresi linier berganda
memperoleh model regresi yang bisa bermanfaat untuk meramalkan pengaruh 2
dipertanggung jawabkan, maka asumsi- variabel atau lebih terhadap satu variabel
asumsi berikut harus dipenuhi. Ada empat atau untuk menunjukkan ada atau tidaknya
pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu: korelasi fungsional antara 2 variabel bebas
a. Uji Normalitas (X) atau lebih dengan sebuah variabel
Regresi yang baik merupakan regresi terikat (Y).
yang memiliki data yang berdistribusi Dimana:
normal. Uji normalitas perlu dilakukan Y = a + b1.X1 + b2.X2 + e
untuk melihat data dari setiap variabel yang Keterangan:
akan dianalisis berdistribusi secara normal. Y : Rasio Kemandirian Keuangan
Uji normalitas penelitian ini menggunakan Daerah
uji Kolmogrov-Smirnov.68 Uji Kolmogorov- A : Bilangan Konstan
Smirnov dilakukan menggunakan B1, b2 : Koefisien Regresi
membentuk hipotesis. X1 : Belanja Modal
Ho : data residual berdistribusi X2 : Belanja Pegawai
Ha : data residual tidak berdistribusi E : error term
normal. Artinya jika nilai signifikansi a =
0,05 adalah data tersebut terdistribusi secara
normal. a. Uji t atau Uji Parsial
Uji Multikolinearitas Uji t ini dipergunakan untuk menguji
Uji multikolinieritas dipergunakan dampak variabel independen secara parsial
untuk menguji apakah model regresi terhadap variabel dependen, yaitu
ditemukan adanya korelasi antara variabel pengaruh atau dampak masing-masing
bebas (independent) yang bertenaga atau variabel independen yang terdiri atas imbas
tinggi. Apabila terjadi hubungan antara Pendapatan Asli Daerah dan dana
variabel bebas, maka terdapat masalah perimbangan terhadap Belanja Modal yang
6 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume …, Nomor …, … 20… : … – …

merupakan variabel dependennya. Mirip Parametersa,b Std. 2.16092258


halnya dengan uji hipotesis secara simultan, Deviation
Most Extreme Absolute .115
pengambilan keputusan uji hipotesis secara
Differences Positive .112
parsial juga berdasarkan pada nilai
Negative -.115
probabilitas yang didapatkan dari hasil
Test Statistic .115
pengolahan data. 1) Jika probabilitas > 0,05
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
maka Ho diterma. 2) Jika probabilitas < 0,05
maka Ho ditolak. Sumber: Data diolah penulis (2022)
b. Uji F atau Uji Simultan
Uji F merupakan pengujian signifikansi Dari hasil pengujian diatas pada kolom
persamaan yang dipergunakan untuk Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui
mengetahui seberapa besar pengaruh bahwa nilai asymp. Sig (2-tailed) sebesar
variabel bebas secara bersama-sama 0,200 lebih besar dari 0,05. Maka dapat
terhadap variabel tidak bebas. Uji ini dikatakan, data pada penelitian ini
digunakan untuk menguji apakah variabel berdistribusi normal.
independen (X1, X2) secara bersama-sama b. Uji Multikolinearitas
berpengaruh signifikan terhadap variabel Y Uji Multikolinearitas digunakan untuk
dari suatu persamaan regresi dengan mengetahui adanya multikolinearitas. Hal
menggunakan hipotesis statistik. ini dapat dilihat melalui nilai varian
inflantion (VIF) dan tolerance value untuk
ANALISIS DAN PEMBAHASAN masing-masing variabel independen.
Analisis Data Apabila tolerance value diatas 0,10 dan VIF <
1. Uji Asumsi Klasik 10 maka dapat dikatakan tidak terdapat
a. Uji Normalitas adanya gejala multikolinieritas.
Uji normalitas data digunakan untuk Tabel 2
mengetahui apakah dalam model regresi Hasil Uji Multikolinearitas
variabel dependen, variabel indepen, atau
keduanya mempunyai distribusi normal Coefficientsa
atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov. Dasar Collinearity Statistics
pengambilan keputusan pada uji normalitas Model Tolerance VIF
ini yaitu jika nilai Asyimp. Sig (2 tailed) ≥ 0,05
1 (Constant)
maka data berdistribusi normal. Namun,
jika nilai Asyimp. Sig (2 tailed) < 0,05 maka Belanja Modal .602 1.662
distribusi data tidak normal. Model regresi Belanja .602 1.662
yang baik adalah model regresi yang Pegawai
berdistribusi normal.
a. Dependent Variable: Rasio Kemandirian
Di bawah ini hasil dari pengujian
Berdasarkan tabel diatas, terlihat semua
normalitas.
variabel memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan
nilai VIF < 5. Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas
pada variabel independen.
Tabel 1
c. Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov
Uji Heteroskedastisitas digunakan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
untuk menguji apakah model regresi terjadi
Unstandardized ketidaksamaan variance dari suatu residual
Residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
N 10
Pengujian menggunakan tingkat
Normal Mean .0000000
signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika
korelasi antara variabel independen dengan
Judul ...– Penulis 7

residual di dapat signifikansi lebih dari 0,05


maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas pada model
regresi.

Tabel 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -251.318 173.642 -1.447 .191
Belanja Modal -2.319 1.266 -.721 -1.832 .110 .602 1.662
Belanja 11.462 6.999 .644 1.638 .146 .602 1.662
Pegawai
Sumber: Data diolah penulis (2022)
Berdasarkan tabel diatas dapat a. Hasil Uji Parsial (Uji t)
diketahui bahwa nilai kedua variabel Pembuktian hipotesis dilakukan dengan
independen dengan Unstandardized Coeffien menggunakan uji t. hasil uji dapat dilihat
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05, dari tabel di bawah yaitu pada kolom t dan
yaitu Belanja Modal sebesar 0,110 dan sig. Adapun nilai ttabel pada taraf
Belanja Pegawai sebesar 0,146. Karena signifikansi 5% (2-tiled) dan df (derajat
signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat kebebasan) = n-k-1 ; alpha/2 =7 ; 0,025
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah adalah 2,052. Dimana n adalah jumlah
heterokedastisitas pada model regresi. sampel, k adalah jumlah variabel bebas,
alpha adalah taraf signifikansi.
2. Uji Hipotesis
Tabel 4
Hasil Uji t
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 479.725 387.833 1.237 .256
Belanja Modal 3.704 2.828 .559 1.310 .232
Belanja Pegawai -20.766 15.633 -.567 -1.328 .226
Sumber: Data diolah penulis (2022)
1. Pengaruh belanja modal terhadap nilai signifikan belanja modal
kinerja keuangan daerah terhadap kinerja keuangan daerah
Hasil perhitungan statistik sebesar 0.232 > 0.05, maka tolak H 1
variabel belanja modal diperoleh (terima H0). Sehingga dapat
nilai thitung 1.310 < ttabel 1.895. Adapun disimpulkan bahwa belanja modal
8 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume …, Nomor …, … 20… : … – …

tidak berpengaruh terhadap kinerja disimpulkan bahwa belanja pegawai


keuangan daerah. tidak berpengaruh secara negatif
Hal tersebut menunjukkan terhadap kinerja keuangan daerah.
bahwa besar kecilnya belanja modal Hal ini disebabkan karena pada
tidak berpengaruh terhadap kinerja penelitian ini proporsi belanja
keuangan daerah Kabupaten pegawai cenderung meningkat.
Bengkalis. Hal ini disebabkan karena Pendapatan daerah yang diterima
belanja modal yang terjadi kurang lebih besar digunakan untuk belanja
merata atau rendah sehingga banyak pegawai daripada digunakan untuk
ketimpangan terhadap tingkat belanja pembangunan. Belanja
kemandirian daerah kabupaten pegawai dapat mempengaruhi
Bengkalis yang masih bergantung besarnya tingkat pengeluaran
pada DBH Migas. daerah yang dapat membebani
Hasil penelitian ini tidak sejalan stabilitas keuangan daerah dan
dengan teori yang dikemukakan menghambat laju pembangunan
oleh Mohammad et al. (2015) yang daerah untuk dapat meningkatkan
menyatakan bahwa belanja modal kemandirian daerah.
merupakan salah satu kegiatan Hasil penelitian ini sejalan
belanja pemerintah daerah yang dengan penelitian yang dilakukan
dapat meningkatkan aktiva tetap oleh Siska Yulia Defitri (2020) yang
dan dapat memberikan manfaat menunjukkan bahwa Belanja
dalam jangka waktu panjang. Pegawai tidak berpengaruh
Adapun penelitian serupa yang terhadap Kemandirian Keuangan
dikemukakan oleh Chude (2013) Daerah. Namun penelitian ini tidak
berpendapat bahwa belanja modal sejalan dengan penelitian yang
dapat meningkatkan taraf dilakukan oleh Erstelita Tria
masyarakat yang tergolong dalam Ramadhan Darwis (2015) yang
kalangan menunjukkan bahwa Belanja
bawah. Tingginya belanja modal Pegawai berpengaruh signifikan
menyebabkan semakin tinggi pula terhadap Kemandirian Keuangan
produktivitas perekonomian yang Daerah.
dalam hal ini adalah kinerja dari b. Uji F (Uji Simultan)
pemerintah daerah (Darwanis dan Pengujian ini dilakukan untuk
Saputra, 2014). mengetahui pengaruh dari dua atau
Hasil penelitian ini tidak sejalan lebih variabel independen secara
dengan penelitian yang dilakukan simultan (bersama) terhadap
oleh Rudi (2011), Andini (2022) yang variabel dependen. Berikut
menunjukkan bahwa belanja modal disajikan tabel uji simultan di bawah
signifikan terhadap kinerja ini:
keuangan daerah.

2. Pengaruh belanja pegawai terhadap


kinerja keuangan daerah
Hasil perhitungan statistik
variabel belanja pegawai diperoleh
nilai thitung -1.328 > ttabel -1.895.
Adapun nilai signifikan belanja
pegawai terhadap kinerja keuangan
daerah sebesar 0.226 > 0.05, maka
tolak H1 (terima H0). Sehingga dapat
Judul ...– Penulis 9

Tabel 5
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12.812 2 6.406 1.067 .394b
Residual 42.026 7 6.004
Total 54.839 9
a. Dependent Variable: Rasio Kemandirian
b. Predictors: (Constant), Belanja Pegawai, Belanja Modal
Nilai F tabel di cari di tabel F dengan dan meningkatkan sumber pendapatan
patokan taraf signifikan 5% dan derajat daerah.
kebebasan (df1= k - 1 = 3 - 1 = 2); (df2 = n – Dan bagi peneliti selanjutnya
k= 10 – 3= 7), jadi F tabel sebesar 4.737, dan diharapkan untuk menambah variabel lain
Fhitung sebesar 1.067. yang berhubungan dengan penelitian ini.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik
diperoleh nilai F hitung < F tabel yaitu 1.067 REFERENCES
< 4.737, dan nilai signifikansi 0.394 > 0,05 . Eny Wahyuni. 2018. Pengaruh Kinerja
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak Pendapatan Asli Daerah Belanja Modal
berpengaruh secara simultan antara Belanja Dan Belanja Pegawai Terhadap Tingkat
Modal (X1) dan Belanja Pegawai (X2) Kemandirian Keuangan Daerah. Jurnal
terhadap Kinerja Keuangan Daerah (Y). Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.7, No.6.
Erstelita Tria Ramadhani Darwis.2015.
SIMPULAN DAN SARAN Pengaruh Belanja Modal Dan Belanja
Berdasarkan pembahasan penelitian Pegawai Terhadap Tingkat
diatas kesimpulan yang dapat diambil Kemandirian Keuangan Daerah Pada
yaitu: Belanja Modal tidak berpengaruh dan Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera
tidak signifikan terhadap kinerja keuangan Barat. Jurnal akuntansi Vol.3, No 1.
daerah kabupaten Bengkalis. Sementara Ika Novita Ardelia, dkk. 2022. Pengaruh
Belanja Pegawai tidak berpengaruh dan Pendapatan Asli Daerah, Belanja
tidak signifikan terhadap kinerja keuangan Modal, Dana Perimbangan terhadap
daerah kabupaten Bengkalis. Kinerja Keuangan Pemerintah
Belanja Modal dan Belanja Pegawai Daerah(Studi Empiris Kabupaten dan
secara simultan tidak berpengaruh dan Kota Se-Eks Karesidenan Pekalongan
tidak signifikan terhadap kinerja keuangan Periode 2016-2020). JAA. Vol. 7, No. 1.
daerah kabupaten Bengkalis. Monica Vidia Putri Sefira,.2022. Analisis
Berdasarkan hasil penelitian dan Pad Dan Belanja Pegawai Terhadap
kesimpulan diatas maka saran yang dapat Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
diberikan yaitu: Di Provinsi Jawa Timur 2019-2020.
Bagi Pemerintah daerah hendaknya Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntan,
lebih mengetahui potensi yang ada Vol.13, No.3.
didaerah. Sehingga dapat mengetahui Mulia Andirfa.2016. Pengaruh Belanja
komponen pendapatan asli daerah guna Modal, Dana Perimbangan Dan
meningkatkan kemandirian keuangan Pendapatan Asli Daerah Terhadap
daerah. Selain itu, pemerintah daerah juga Kinerja Keuangan Kabupaten Dan Kota
perlu meningkatkan belanja modal untuk Di Provinsi Aceh. Jurnal Magister
pembangunan sarana dan prasarana daerah Akuntansi, Vol. 5, No. 3.
sebagai layanan publik, untuk dapat Septa Efrieni Putri.2014.Pengaruh Belanja
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pegawai, Belanja Barang Jasa, Belanja
10 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume …, Nomor …, … 20… : … – …

Modal Dan Jumlah Aset Tetap Daerah Jurnal Center of Ekonomic Student Vol. 2


Terhadap Kemampuan Keuangan No. 3.
Pemerintah Kabupaten Kota Di Sugiono.2016. Metode Penelitian Kuantitatif,
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 – Kualitatif, R&D. (Bandung: Afabeta CV)
2013. Jurnal Penelitian Dan Pengemban Wahyudi.2020. Pengeluaran Pemerintah
gan Akuntansi, Vol.8, No.1. dan Implikasinya Terhadap
Sri Ayu Febrianti, dkk.( 2019). Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat
Kemampuan Keuangan Daerah Dalam Kemiskinan di Indonesia. Prosiding
Pelaksanaan Otonomi Daerah Tahun Seminar Akademik Tahunan Ilmu
2014-2018 di Kabupaten Jeneponto, Ekonomi dan Studi Pembangunan,
ISBN: 978-602-53460-5-7.

Anda mungkin juga menyukai