amandaa.yuliana@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine whether Capital Expenditures and Personnel Expenditure affect the Regional
Financial Performance of Bengkalis Regency. The data used in this study is secondary data obtained from the
Central Bureau of Statistics (BPS), the Bengkalis Regional Financial Management Agency (BPKD). The
dependent variable in this study is Regional Financial Performance, and the independent variables are Capital
Expenditure and Personnel Expenditure. The method used in data analysis is multiple linear regression using
SPSS 26 software. The results of partial data analysis Capital Expenditures have no effect and are not
significant on regional financial performance, and Personnel Expenditures do not have a negative and not
significant effect on regional financial performance. Capital Expenditures and Personnel Expenditures
simultaneously have no effect and are not significant on regional financial performance.
Key words: Capital Expenditure, Personnel Expenditure and Regional Financial Performance
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Belanja Modal dan Belanja Pegawai berpengaruh
terhadap Kinerja Keuangan Daerah Kabupaten Bengkalis. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Pengelola Keuangan
Daerah (BPKD) Bengkalis. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Keuangan Daerah,
dan sebagai variabel independennya adalah Belanja Modal dan Belanja Pegawai. Metode yang
digunakan dalam analisis data adalah regresi linear berganda dengan menggunakan software SPSS
26. Hasil analisis data secara parsial Belanja Modal tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
kinerja keuangan daerah, dan Belanja Pegawai tidak berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan
terhadap kinerja keuangan daerah. Belanja Modal dan Belanja Pegawai secara simultan tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan daerah.
Kata kunci: Belanja Modal, Belanja Pegawai dan Kinerja Keuangan Daerah
1
2 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume …, Nomor …, … 20… : … – …
menurut asas kewilayahan. Swakelola dan kecilnya peran PAD dalam struktur
gotong royong bertujuan untuk anggaran pendapatan dan belanja daerah
mempercepat tercapainya kemakmuran (APBD). Dengan kata lain, peran
bersama di Indonesia dengan meningkatkan pendapatan pemerintah pusat lebih
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta dominan dibandingkan dengan komposisi
seluruh masyarakat serta dengan APBD. Oleh karena itu, setiap daerah
menjunjung tinggi prinsip demokrasi, diharapkan untuk terus meningkatkan
pemerataan, keadilan, dan kekhasan daerah pelayanan dan kesejahteraan masyarakat
dalam sistem negara kesatuan republik. dengan menggunakan sumber daya yang
(Erstelita, 2015:2) dimiliki masing-masing daerah. Kemudian
Kemandirian ekonomi daerah daerah dapat melakukan semua urusan
menggambarkan keterlibatan masyarakat pemerintahannya sendiri berdasarkan
dalam pembangunan daerah. Semakin pengalihan sumber keuangan kepada
tinggi rasio kemandirian maka partisipasi pemerintah provinsi. Jika terwujud, cita-cita
pemerintah kota dalam membayar pajak kemerdekaan daerah bisa terwujud. PAD
daerah dan pembayaran komponen ini merupakan sumber pendanaan yang
terpenting PAD juga tinggi. Semakin sebenarnya berasal dari daerah itu sendiri
banyak pajak dan biaya lokal yang dan dapat mencerminkan keadaan wilayah
dibayarkan pemerintah kota, semakin tinggi administrasi daerah, sehingga menentukan
kesejahteraan kota tersebut. Fenomena sumber daya yang dibutuhkan untuk
umum di Indonesia saat ini adalah relatif meningkatkan PAD (Eny Wahyuni, 2018: 2).
1,200,000,000,000
1,000,000,000,000
800,000,000,000
600,000,000,000
400,000,000,000
200,000,000,000
-
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 1
Perbandingan Jumlah PAD dan DBH Migas Kabupaten Bengkalis
Berdasarkan Gambar 1 diatas dapat mengurangi tingkat kemiskinan.
dilihat APBD Kabupaten Bengkalis Rendahnya tingkat Pendapatan Asli Daerah
memiliki ketergantungan yang tinggi (PAD) menunjukkan bahwa daerah
terhadap DBH Migas. Dimana kabupaten Bengkalis belum memiliki tata
ketergantungan tersebut tidak dapat kelola keuangan daerah yang dapat
berlangsung lama dikarenakan terbatasnya mendorong pertumbuhan daerah.
keberadaan migas. Dan PAD yang rendah Untuk meningkatkan kemandirian
tentu belum memadai untuk mendukung ekonomi daerah, pemerintah daerah harus
APBD karena tidak lebih dari 10%. mengoptimalkan potensi pendapatannya,
Kabupaten Bengkalis sebagai lembaga salah satunya dengan meningkatkan belanja
publik, seharusnya mengoptimalisasi daerah pada sektor-sektor produktif.
anggaran secara efisien dan efektif dalam Kemandirian ekonomi daerah juga
meningkatkan taraf hidup masyarakat serta disebabkan oleh banyak faktor, antara lain
Judul ...– Penulis 3
populasi karena sampel adalah bagian asal multikolineritas pada model regresi
populasi yang dijadikan obyek penelitian. tersebut. Nilai Cutoff yang awam dipakai
Adapun sampel yang digunakan pada untuk menunjukkan gejala multikolinieritas
penelitian ini adalah data Laporan Realisasi dengan melihat nilai Tolerance ≤ 0,10 atau
Anggaran (LRA) Kabupaten Bengkalis sama dengan nilai VIF(Variance Inflation
tahun. Factor) ≥ 10.
Metode Analisis Data b. Uji Heterokedasitas
Alat uji analisis data yang digunakan Heterokedasitas membagikan bahwa
adalah analisis regresi berganda yaitu variasi (varians) dari residual variabel tidak
perihal analisis bentuk serta tingkat sama untuk semua pengamatan. Model
hubungan antar variabel dependen, lebih regresi yang baik ialah yang tidak terjadi
dari satu variabel independen. Untuk heterokedasitas. Uji ini bisa dianalisis
keabsahan data maka digunakan uji asumsi melalui uji glejser menggunakan cara
klasik dan uji hipotesis. meregresikan nilai sempurna (absolut)
Uji Asumsi Klasik residual dari variabel terikat tehadap
Uji asumsi klasik merupakan uji untuk seluruh variabel bebas. Jika taraf
mengetahui apakah terdapat persoalan signifikansi berada diatas 0,05 maka model
didalam data regresi. Uji asumsi klasik yang regresi ini bebas dari masalah
digunakan untuk mengetahui bagaimana heterokedasitas.
efek (pengaruh) variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y), maka peneliti Uji Regresi Linear Berganda
menggunakan analisis regresi untuk Metode analisis data yang dipergunakan
membandingkan 2 variabel atau lebih yang pada penelitian ini adalah analisis regresi
tidak selaras. Pada analisis regresi untuk linier berganda. Regresi linier berganda
memperoleh model regresi yang bisa bermanfaat untuk meramalkan pengaruh 2
dipertanggung jawabkan, maka asumsi- variabel atau lebih terhadap satu variabel
asumsi berikut harus dipenuhi. Ada empat atau untuk menunjukkan ada atau tidaknya
pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu: korelasi fungsional antara 2 variabel bebas
a. Uji Normalitas (X) atau lebih dengan sebuah variabel
Regresi yang baik merupakan regresi terikat (Y).
yang memiliki data yang berdistribusi Dimana:
normal. Uji normalitas perlu dilakukan Y = a + b1.X1 + b2.X2 + e
untuk melihat data dari setiap variabel yang Keterangan:
akan dianalisis berdistribusi secara normal. Y : Rasio Kemandirian Keuangan
Uji normalitas penelitian ini menggunakan Daerah
uji Kolmogrov-Smirnov.68 Uji Kolmogorov- A : Bilangan Konstan
Smirnov dilakukan menggunakan B1, b2 : Koefisien Regresi
membentuk hipotesis. X1 : Belanja Modal
Ho : data residual berdistribusi X2 : Belanja Pegawai
Ha : data residual tidak berdistribusi E : error term
normal. Artinya jika nilai signifikansi a =
0,05 adalah data tersebut terdistribusi secara
normal. a. Uji t atau Uji Parsial
Uji Multikolinearitas Uji t ini dipergunakan untuk menguji
Uji multikolinieritas dipergunakan dampak variabel independen secara parsial
untuk menguji apakah model regresi terhadap variabel dependen, yaitu
ditemukan adanya korelasi antara variabel pengaruh atau dampak masing-masing
bebas (independent) yang bertenaga atau variabel independen yang terdiri atas imbas
tinggi. Apabila terjadi hubungan antara Pendapatan Asli Daerah dan dana
variabel bebas, maka terdapat masalah perimbangan terhadap Belanja Modal yang
6 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume …, Nomor …, … 20… : … – …
Tabel 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -251.318 173.642 -1.447 .191
Belanja Modal -2.319 1.266 -.721 -1.832 .110 .602 1.662
Belanja 11.462 6.999 .644 1.638 .146 .602 1.662
Pegawai
Sumber: Data diolah penulis (2022)
Berdasarkan tabel diatas dapat a. Hasil Uji Parsial (Uji t)
diketahui bahwa nilai kedua variabel Pembuktian hipotesis dilakukan dengan
independen dengan Unstandardized Coeffien menggunakan uji t. hasil uji dapat dilihat
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05, dari tabel di bawah yaitu pada kolom t dan
yaitu Belanja Modal sebesar 0,110 dan sig. Adapun nilai ttabel pada taraf
Belanja Pegawai sebesar 0,146. Karena signifikansi 5% (2-tiled) dan df (derajat
signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat kebebasan) = n-k-1 ; alpha/2 =7 ; 0,025
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah adalah 2,052. Dimana n adalah jumlah
heterokedastisitas pada model regresi. sampel, k adalah jumlah variabel bebas,
alpha adalah taraf signifikansi.
2. Uji Hipotesis
Tabel 4
Hasil Uji t
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 479.725 387.833 1.237 .256
Belanja Modal 3.704 2.828 .559 1.310 .232
Belanja Pegawai -20.766 15.633 -.567 -1.328 .226
Sumber: Data diolah penulis (2022)
1. Pengaruh belanja modal terhadap nilai signifikan belanja modal
kinerja keuangan daerah terhadap kinerja keuangan daerah
Hasil perhitungan statistik sebesar 0.232 > 0.05, maka tolak H 1
variabel belanja modal diperoleh (terima H0). Sehingga dapat
nilai thitung 1.310 < ttabel 1.895. Adapun disimpulkan bahwa belanja modal
8 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume …, Nomor …, … 20… : … – …
Tabel 5
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12.812 2 6.406 1.067 .394b
Residual 42.026 7 6.004
Total 54.839 9
a. Dependent Variable: Rasio Kemandirian
b. Predictors: (Constant), Belanja Pegawai, Belanja Modal
Nilai F tabel di cari di tabel F dengan dan meningkatkan sumber pendapatan
patokan taraf signifikan 5% dan derajat daerah.
kebebasan (df1= k - 1 = 3 - 1 = 2); (df2 = n – Dan bagi peneliti selanjutnya
k= 10 – 3= 7), jadi F tabel sebesar 4.737, dan diharapkan untuk menambah variabel lain
Fhitung sebesar 1.067. yang berhubungan dengan penelitian ini.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik
diperoleh nilai F hitung < F tabel yaitu 1.067 REFERENCES
< 4.737, dan nilai signifikansi 0.394 > 0,05 . Eny Wahyuni. 2018. Pengaruh Kinerja
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak Pendapatan Asli Daerah Belanja Modal
berpengaruh secara simultan antara Belanja Dan Belanja Pegawai Terhadap Tingkat
Modal (X1) dan Belanja Pegawai (X2) Kemandirian Keuangan Daerah. Jurnal
terhadap Kinerja Keuangan Daerah (Y). Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.7, No.6.
Erstelita Tria Ramadhani Darwis.2015.
SIMPULAN DAN SARAN Pengaruh Belanja Modal Dan Belanja
Berdasarkan pembahasan penelitian Pegawai Terhadap Tingkat
diatas kesimpulan yang dapat diambil Kemandirian Keuangan Daerah Pada
yaitu: Belanja Modal tidak berpengaruh dan Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera
tidak signifikan terhadap kinerja keuangan Barat. Jurnal akuntansi Vol.3, No 1.
daerah kabupaten Bengkalis. Sementara Ika Novita Ardelia, dkk. 2022. Pengaruh
Belanja Pegawai tidak berpengaruh dan Pendapatan Asli Daerah, Belanja
tidak signifikan terhadap kinerja keuangan Modal, Dana Perimbangan terhadap
daerah kabupaten Bengkalis. Kinerja Keuangan Pemerintah
Belanja Modal dan Belanja Pegawai Daerah(Studi Empiris Kabupaten dan
secara simultan tidak berpengaruh dan Kota Se-Eks Karesidenan Pekalongan
tidak signifikan terhadap kinerja keuangan Periode 2016-2020). JAA. Vol. 7, No. 1.
daerah kabupaten Bengkalis. Monica Vidia Putri Sefira,.2022. Analisis
Berdasarkan hasil penelitian dan Pad Dan Belanja Pegawai Terhadap
kesimpulan diatas maka saran yang dapat Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
diberikan yaitu: Di Provinsi Jawa Timur 2019-2020.
Bagi Pemerintah daerah hendaknya Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntan,
lebih mengetahui potensi yang ada Vol.13, No.3.
didaerah. Sehingga dapat mengetahui Mulia Andirfa.2016. Pengaruh Belanja
komponen pendapatan asli daerah guna Modal, Dana Perimbangan Dan
meningkatkan kemandirian keuangan Pendapatan Asli Daerah Terhadap
daerah. Selain itu, pemerintah daerah juga Kinerja Keuangan Kabupaten Dan Kota
perlu meningkatkan belanja modal untuk Di Provinsi Aceh. Jurnal Magister
pembangunan sarana dan prasarana daerah Akuntansi, Vol. 5, No. 3.
sebagai layanan publik, untuk dapat Septa Efrieni Putri.2014.Pengaruh Belanja
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pegawai, Belanja Barang Jasa, Belanja
10 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume …, Nomor …, … 20… : … – …