Anda di halaman 1dari 5

Tahun 2018

NAMA : RIA ANANDA PAKPAHAN


NO.ABSEN : 34
KELAS : 2-24
BAB 1

Pajak merupakan pundi-pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD merupakan suatu
indikator kemandirian suatu daerah. Pajak daerah menjadi komponen penting dalam PAD.
Jika perekonomian daerah mengalami pertumbuhan, maka akan berdampak positif terhadap
peningkatan PAD khususnya penerimaan pajak-pajak daerah.

Di dalam UU No.34 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah


Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari
pendapatan asli daerah, bagi hasil pajak dan bukan pajak. PAD sendiri terdiri atas pajak
daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan untuk daerah, kekayaan daerah yang dipisahkan,
dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sudah dikelola
kabupaten/kota. Dengan diberlakukannya UU No. 28 Tahun 2009 sebagai pengganti UU
No.34 Tahun 2000, jenis Pajak Kabupaten/Kota bertambah dari 7 jenis menjadi 11 jenis.
Dalam UU No.28 Tahun 2009 pasal 2 ayat 2, pajak kabupaten/kota terdiri atas: pajak hotel,
pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan
logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, PBB-P2, dan Bea
Perolehan Atas Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Tujuan pengalihan PBB-P2 menjadi
pajak daerah sesuai UU PDRD adalah untuk meningkatkan local taxing power di
kabupaten/kota. Penerimaan dari PBB-P2 100% akan masuk ke pemerintah kabupaten/kota.
Sehingga PBB-P2 merupakan pendapatan primadona bagi daerah dimana ini menjadi modal
penting dalam pembangunan daerah. Hal itu jugalah yang dirasakan pemda Tobasa.
Penerimaan dari jenis pajak ini mendominasi diantara jenis pajak laiinya.

Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) merupakan salah satu Kabupaten di provinsi


Sumatera Utara hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara melalui UU No. 12 tahun
1998. Di daerah ini bumi dan bangunan memberikan keuntungan atau kedudukan sosial
ekonomi yang lebih baik sehingga sudah sewajarnya bila orang pribadi ataupun badan yang
memperoleh manfaat dari padanya diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat atau
kenikmatan yang diperolehnya kepada daerah.

1
BAB 2

Pengalihan kewenangan PBB-P2 oleh pemerintah pusat kepada kabupaten/kota


menyebabkan proses seperti pendataan, penilaian, penetapan, pengadministrasian,
pemungutan dan pelayanan pun dialihkan. Subjek pajak PBB-P2 adalah orang atau badan
yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi,
dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan. (Pasal 4 ayat
1 UU PBB sama dengan pasal 78 ayat (1) dan (2) UU PDRD. Sedangkan untuk objek PBB-
P2 sesuai UU PDRD adalah bumi dan/atau bangunan, kecuali kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Di dalam Peraturan Bupati Toba
Samosir No. 33 Tahun 2013 diatur tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan. Objek pajak yang tidak dikenakan PBB-P2 adalah objek pajak yang
digunakan untuk Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan
dan lain-lain sebagaimana disebutkan dalam pasal 3 UU PBB. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak
Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) ditetapkan sebesar Rp 10.000.000 untuk setiap wajib pajak.
Dasar pengenaan PBB-P2 adalah NJOP. Saat ini tarif PBB-P2 ketika dikelola oleh Pemda
adalah paling tinggi 0,3% (sesuai UU PDRD). Perda Tobasa menetapkan tarif PBB-P2 yaitu,
pertama, untuk NJOP sampai dengan Rp 500.000.000 ditetapkan sebesar 0,101% per tahun.
Kedua, untuk NJOP di atas Rp 500.000.000 sampai dengan Rp 1.000.000.000 ditetapkan
sebesar 0,125% per tahun. Ketiga, untuk NJOP di atas Rp 1.000.000.000 ditetapkan sebesar
0,215% per tahun. PBB-P2 tidak lagi menggunakan NJKP seperti yang diterapkan dalam UU
PBB sebesar 20% atau 40% dari NJOP. Besaran pokok PBB-P2 yang terutang dihitung
dengan cara mengalikan tarif dengan NJOP setelah dikurangi NJOPTKP. PBB-P2 yang
terutang dipungut di wilayah daerah kabupaten Toba Samosir. Pemungutan PBB-P2 dilarang
diborongkan. Setiap wajib pajak membayar pajak yang terutang berdasarkan SPPT atau
SKPD. Pajak yang terutang dibayar ke Kas Umum Daerah atau tempat pembayaran lain yang
ditunjuk Bupati melalui bank atau tempat lain yang ditunjuk Bupati atau melalui petugas
pemungut. PBB-P2 merupakan salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD)
terbesar di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) tahun anggaran 2018. Dari Rp 54.600.000.000
target PAD Kabupaten Tobasa pada APBD 2018, sekitar Rp 7.700.000.000 merupakan PAD
dari PBB-P2. Kabupaten Toba Samosir menjadi kabupaten yang mendapat porsi paling besar
penerimaan PBB dari Annual Fee PT Inalum sebagaimana disebutkan dalam KMK
No.199/2012.

Keunikan Kabupaten Tobasa yakni sebagai sebuah kabupaten yang memiliki objek
wisata Danau Toba yang sangat fenomenal yang tidak hanya digemari oleh masyarakat
dalam negeri namun sampai turis mancanegara. Kabupaten Tobasa terus berbenah untuk
menjadi salah satu destinasi wisata dunia yakni “Geopark Kaldera Toba Dunia” dengan

2
mengandalkan 27 objek wisata potensial yang layak dikembangkan. Panorama alam seperti
Lumban Silintong, Long Beach Ajibata yang dilengkapi dengan sarana bermain olahraga air,
pantai Pasifik Porsea, Siregar Aek Nalas, Pantai Janji Maria Tambunan, makam pahlawan
nasional Raja Sisingamangaraja XII yang gugur dalam perjuangannya melawan penjajah
Belanda. Persis di tengah kota Balige, terdapat pasar tradisional Onan Balerong yang dibuat
pada zaman kolonial Belanda serta selalu menjadi pusat perhatian wisatawan local maupun
mancanegara. Kemudian, Museum Batak TB Silalahi Center, pematang sawah Tampahan,
Dolok Tolong, dan Pahedo Aerosport. Wisata rohani makam Nomensen, seorang misionaris
Jerman, penyebar Injil di Kawasan Tapanuli.

Keberadaan Danau Toba yang meningkatkan perekomoian setempat ternyata juga


berdampak pada meningkatnya pembangunan rumah-rumah, hotel, vila, dan banyak
sekarang berdiri bangunan-bangunan dari pihak investor dalam rangka mendukung dan
memajukan objek pariwisata yang nantinya pun akan memberikan keuntungan besar bagi
mereka. Pembangunan ini tentunya berkontribusi secara positif terhadap peningkatan PBB-
P2. Namun ada penyebab yang membuat penerimaan dari jenis pajak ini belum optimal
dimana seharusnya bisa diterima lebih besar lagi yaitu bahwa di kabupaten Tobasa secara
umum mempunyai lahan dengan status penguasaan lahan yaitu tanah ulayat (tanah adat)
dan tanah pemerintah, dimana tanah adat ini dimiliki secara turun-temurun yang mayoritasnya
disana adalah orang Batak Toba. Tanah-tanah adat tersebut banyak yang dijadikan tempat
pemakaman keluarga. Sampai saat ini tanah adat tersebut pemanfaatannya belum optimal.
Hal ini tentu saja menjadi faktor penghalang dalam perencanaan kota ke depannya. Sehingga
tanah di kabupaten Tobasa masih harus terus diperhatikan pengenaan PBB-P2nya oleh
pemerintah setempat agar yang seharusnya terutang dapat dimasukkan ke dalam penerimaan
daerah.

3
Bab 3:

Kesimpulan:

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah salah satu sumber pembiayaan
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah guna meningkatkan dan meratakan
kesejahteraan masyarakat. Peraturan Daerah (Perda) telah dirancang sedemikian rupa untuk
mempermudah pemungutan dan pengadmistrasian PBB-P2 dan untuk menghindari gejolak
dalam masyarakat (misalnya masalah tanah yang berstatus tanah ulayat). Dalam peraturan
daerah ini diatur semua yang menyangkut tentang subjek, objek, tarif serta bagaimana aturan
pelaksanaannya. Namun sampai saat ini pemerintah Kabupaten Tobasa belum mampu
mengoptimalkan PAD dari pajak, padahal semakin disadari bahwa pajak daerah merupakan
salah satu instrument penting untuk menggali dana dari daerah yang akan membantu
membiayai kebutuhan rutin dan pembangunan daerah, sehingga daerah tidak selalu
tergantung kepada dana perimbangan dari pemerintah pusat.

Saran:

Penerimaan daerah harus dikelola secara cermat, tepat, dan hati-hati. Pemda perlu
memastikan apakah ada penerimaan yang tidak disetor ke dalam kas pemerintahann daerah
dan disalahgunakan oleh petugas lapangan. Penentuan besarnya NJOP di daerah Tobasa
oleh Pemda masih belum signifikan. Hal ini memang terjadi karena proses jual-beli yang
dilakukan warga banyak yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Pemda harus tetap
memperhatikan perkembangan wilayah di daerah Tobasa sehingga penulis berharap agar
pemda segera dapat mengatasinya karena sangat berpengaruh besar terhadap penerimaan
pajaknya karena dasar pengenaan pajak PBB-P2 adalah NJOP.

Hal yang perlu diperhatikan lagi yaitu agar Pemerintah Daerah tetap menjaga kualitas
pelayanan kepada wajib pajak dan Pemda perlu membuat kebijakan serta menggalakan
program di bidang penyuluhan kepada masyarakat setempat tentang pentingnya PBB P2 ini
untuk menopang PAD di Tobasa agar semua wajib pajak di daerah tersebut patut dan sadar
melaporkan tanah dan bangunan melalui SPPT PBB. Sehingga nantinya penerimaan pajak
semakin meningkat demi kelancaran pembangunan di Tobasa. Hal yang perlu ditingkatkan
lagi adalah agar pemda melakukan pemungutan secara efektif dan efisien serta perlu
melibatkan unsur-unsur pemerintahan sampai dengan tingkat Desa/kelurahan atau RT/RW.

Anda mungkin juga menyukai