Anda di halaman 1dari 2

PAJA3211.

09

Selamat malam Tutor, izin menyampaikan jawaban terkait pertanyaan pada diskusi 3. Terimakasih.

Pertanyaan :

Jelaskan alasan pengalihan PBB-P2 dan BPHTB menjadi pajak daerah!

Jawab :

Indonesia adalah Negara yang terdiri dari kepulauan yang wilayahnya sangat luas dimana
salah satu tujuan negara berdasarkan UUD 1945 menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahtera,
adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan negara tersebut diperlukan sistem pemerintahan dan
keuangan sebagai sumber dana. Sistem pemerintahan sendiri terdiri dari pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Kemudian sebagai negara yang mandiri sumber keuangan negara salah satu
yang terbesar berasal dari pemungutan pajak. Untuk menyelenggarakan sistem pemerintahan pusat
dan daerah serta menjaga perimbangan keuangan negara maka dibentukan peraturan terkait
penyelenggaraan tersebut yang dituangkan dalam UU nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
dan Pemerintahan Daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan
penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan. Sumber penerimaan
daerah salah satunya berasal dari Penerimana Asli Daerah (PAD) berupa pajak daerah. Mulai tahun
1997 melalui UU nomor 21 tahun 1997 Pemerintah pusat mulai melakukan pemungutan atas Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Ha katas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Dimana
berdasarkan UU No 33 tahun 2004 pendistribusian dana perolehan pajak yang dipungut pemerintah
pusat di bagikan kepada daerah dengan pola sebagai berikut :

A. Pajak Bumi dan Bangunan


Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak pemerintah pusat dan digolongkan sebagai
pajak langsung serta dipungut setiap tahun. Walaupun Pajak Bumi dan Bangunan
merupakan pajak pusat tetapi dalam pengelolaannya dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan hasilnya akan dibagi dua yaitu 10% untuk
pemerintah pusat dan 90% pemerintah daerah.
B. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
80% merupakan bagian daerah yang dibagikan kepada daerah provinsi dan kabupaten/kota
dengan porsi 16% untuk daerah provinsi yang bersangkutan, dan 64% untuk daerah
kabupaten/kota penghasil. 20% merupakan bagian pemerintah pusat dan dibagikan kepada
seluruh kabupaten/kota dengan porsi yang sama

Dengan demikian, seluruh pendapatan PBB dan BPHTB yang dipungut oleh pemerintah pusat pada
dasarnya diserahkan kepada daerah melalui mekanisme dana bagi hasil. Berdasarkan pertimbangan
efisiensi dan dalam upaya menata kembali sistem perpajakan nasional yang dikaitkan dengan
pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, maka dengan diterbitkannya UndangUndang
Nomor 28 Tahun 2009.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
salah satu jenis pajak pusat yang dialihkan menjadi pajak daerah adalah Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBBP2).
BPHTB dan PB-P2layak ditetapkan sebagai pajak daerah. BPHTB dan PBB-P2 memenuhi kriteria dan
prinsip-prinsip pajak daerah yang baik, seperti:

 objek pajaknya terdapat di daerah (local-origin),


 objek pajak tidak berpindahpindah (im-movable)
 terdapat hubungan yang erat antara pembayar pajak dan pihak yang menikmati hasil pajak
tersebut (the benefi t-tax link principle).

Tujuan pengalihan pengelolaan BPHTB dan PBB-P2 menjadi pajak daerah adalah :

1. Meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan otonomi daerah;

2. Memberikan peluang baru kepada daerah untuk mengenakan pungutan baru (menambah jenis
pajak daerah dan retribusi daerah);

3. Memberikan kewenangan yang lebih besar dalam perpajakan dan retribusi dengan memperluas
pajak daerah;

4. Memberikan kewenangan kepada daerah dalam penetapan tarif pajak daerah dan;

5. Menyerahkan fungsi pajak sebagai instrumen penganggaran dan pengaturan pada daerah.

Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang mulai efektif berlaku pada 1 januari
2011 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah daerah kini mempunyai tambahan
sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang berasal dari pajak daerah, sehingga saat ini jenis pajak
kabupaten/kota terdiri dari sebelas jenis pajak, yaitu pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan,
pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak
air tanah, dan pajak sarang burung walet, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan, dan
bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

Sumber Referensi :

 Nurimanto, Safri. (2022). Dasar-Dasar Perpajakan Edisi 3. Jakarta: Rhema Makmur.


 Syahdat, anwar dkk. (2011). Tinjauan Pelaksanaan Pengalihan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan bangunan (BPHTN) menjadi pajak daerah. Jakarta : Kementerian Keuangan
Republik Indonesia.
 Santika, Fitria. Proses Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan dari Pemerintah Pusat ke Dinas
Pendapatan Daerah Kota Malang. Diakses pada 19 Oktober 2022 dari
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/510
 Agus, Fadli dan Dariana. Analisis perhitungan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan perorangan pada dinas pendapatan daerah kabupaten bengkalis. Diaskes pada 19
Oktober 2022 dari https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/jas/article/view/
101
 Penerimaan negara dan pengalihan PBB-P2. Diakses pada 19 Oktober 2022 dari http://e-
journal.uajy.ac.id/7744/3/EA218399.pdf
 Undang-Undang no 33 tahun 2004. Diakses pada 19 oktober 2022 dari
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/40770/uu-no-33-tahun-2004
 1 Januari2014 semua kota/kabupaten wajib mengelola PBB. Daiakse pada 19 oktober 2022
dari https://www.pajak.go.id/id/1-januari-2014-semua-kabupatenkota-wajib-kelola-pbb
 UU 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan
Daerah. Diakses pada Rabu 19 Oktober 2022 dari https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-
33-2004-perimbangan-keuangan-antara-pemerintah-pemerintahan-daerah

Anda mungkin juga menyukai