Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era otonomi daerah sekarang ini, daerah diberikan kewenangan

yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.

Tujuannya antara lain adalah untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah

kepada masyarakat untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), selain untuk

menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan menimbulkan inovasi.

Sejalan dengan kewenangan tersebut, Pemerintah Daerah diharapkan lebih

mampu menggali sumber-sumber kewenangan khususnya untuk memenuhi

kebutuhan pembiayaan pemerintah dan pembangunan di daerahnya melalui

Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Soemitro ( 2003 , 237 – 238 ), bahwa Kepala Daerah dan Kabupaten atau

Kota ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan oleh provinsi dengan

memperhatikan aspek pemerataan dan potensi antar daerah kabupaten kota. Bila

penerimaan dari sumber penerimaan daerah cukup besar makaakan mengurangi

ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat dan dengan sendirinya akan

meningkat pada pemberian pelayanan kepada anggota masyarakat oleh

pemerintah daerahnya. Dengan demikian, dalam bidang keuangan pemerintah

daerah berkewajiban meningkatkan terus-menerus penerimaan daerah, sehingga

ketergantungan pemerintah pusat dapat dikurangi. Faktor keuangan inilah yang

menjadi masalah utama bagi daerah yang juga menjadi titik berat pembahasan

1
2

dalam hubungan dengan pembangunan daerah, dengan pertimbangan bahwa

keuangan merupakan indikasi yang dapat mewujudkan kemampuan daerah.

Seperti dikemukakan Koswara ( 2010 : 2 ), bahwa ciri utama yang

menunjukkan suatu daerah otonomi mampu berotonomi terletak pada kemampuan

keuangan daerah. Artinya, daerah otonom harus memiliki kewenangan dan

kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri yang cukup

memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerahnya.

Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin, sehingga

Pendapatan Asli Daerah harus menjadi bagian sumber keuangan pusat dan daerah

sebagai prasyarat mendasar dalam sistem pemerintah Negara.

Pajak merupakan sumber terpenting di negara kita oleh karena itu pajak

merupakan iuran wajib dan pemungutannya didasarkan undang-undang sehingga

pelaksanaannya dapat dipaksakan yang berarti bahwa barang siap (wajib pajak)

tidak atau tidak sepenuhnya memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap merek dapat dipaksa untuk

memenuhi kewajiban tersebut melalui surat peringatan, surat teguran, dikenakan

sanksi administrasi (bunga dan denda) termasuk penyitaan terhadap kekayaan

wajib pajak dan dapat dengan pidana penjara.

Undang-undang No.33 Tahun 2004 pasal 6 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan Sumber

Pendapatan Asli Daerah adalah :

1. Hasil pajak daerah

2. Hasil retribusi

3. Hasil pengolahan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan


3

4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

Upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah disamping dapat

dilakukan melalui penetapan jenis pajak baru melalui pengelolaan pajak daerah

secara profesional dan berdaya guna. Oleh karena itu diperlukan adanya aparat

pengelola yang mempunyai kualitas sumber daya manusia yang tinggi dan

bersifat jujur. Hal itu perlu didukung oleh tingkat pendidikan dan ketrampilan

maupun sikap mental aparat pengelolaan pajak, agar realisasi penerimaan dapat

memberikan kontribusi lebih besar terhadap PAD.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang pajak

daerah dan retribusi izin mendirikan bangunan daerah, maka sangat penting bagi

daerah sebagai pedoman dalam rangka penyelenggaraan dan pembangunan

daerah (hotel) khususnya di Kabupaten Lamongan. Dengan uraian diatas maka

sesuai Perda No.12 Tahun 2010 tentang pajak daerah, oleh karena itu Pemerinrah

Kabupaten Lamongan mengelola 11 pajak daerah salah satu pajak tersebut

menjadi topik bahasan dalam menulis skripsi ini adalah pajak hotel.

Pajak daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah ini lebih

memungkinkan dan berpeluang besar untuk ditingkatkan dan dikembangkan

sehingga Kabupaten/Kotamadya yang mempunyai otonomi yang luas dan utuh.

Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan

daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok-

pokok pemerintahan di daerah, memberikan kekuasaan kepada daerah untuk

menyelenggarakan otonomi daerah. Melalu otonomi daerah diharapkan, terutama

Kabupaten dan Kota akan lebih mandiri dalam menetukan kegiatannya, serta

mengidentifikasi potensi sumber-sumber pendapatannya maupun dalam


4

mengelola pembangunan di daerahnya masing-masing sesuai dengan aspirasi

masyarakatnya.

Berdasarkan Undang-Undang No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah yang merupakan penyempurnaan Undang-Undang N0.34

Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dijelaskan bahwa pajak

hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel serta mencakup

seluruh penerimaan do hotel. Dalam usaha menopang eksistensi otonomi daerah

yang maju, sejahtera, mandiri, dan berkeadilan, suatu daerah diharapkan pada

suatu tantangan dalam mempersiapkan strategi dalam perencanaan pembangunan

yang akan diambil. Adanya Undang-Undang Otonomi Daerah memberi peluang

lebuh banyak bagi daerah untuk menggali potensi sumber-sumber penerimaan

daerah dibandingkan peratutan-peraturan sebelumnya yang lebuh banyak

memberi keleluasaan pada pemerintah diatasnya. Meskipun harus diakui bahwa

kedua Undang-Undang itu dapat merangsang daerah untuk melakukan

intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber penerimaannya. Untuk itu

diperlukan suatu perencanaan yang tepat dengan memperhatikan potensi yang

dimiliki terutama dalam mengidentifikasi keterkaitan antara sektor perdagangan ,

hotel, dan sektor lainnya.

Kontribusi rendah dikarenakan wajib pajak yang tidak mengetahui

mekanisme pembayaran pajak hotel baik dan benar. Untuk memperbaiki

kontribusi pajak hotel di Kabupaten Lamongan harus diadakan upaya-upaya

untuk meningkat dan menyediakan fasilitas yang diberikan oleh Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) Lamongan sehingga

wajib pajak tidak merasa kesulitan untuk melakukan pembayaran hotel. Atas
5

dasar permasalahan diatas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian

dengan mengambil judul “Analisis Efisiensi dan Efektivitas Pemungutan

Pajak Hotel Sesuai Perda No.12 Tahun 2010 ( Studi Kasus Pada Hotel di

Kabupaten Lamongan ).”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasikan variabel yang

terkait dengan masalah pemungutan pajak tersebut :

1. Adanya ketergantungan dalam pemerintah pusat apabila sumber penerimaan

cukup besar.

2. Diwajibkan meningkatkan terus menerus penerimaan daerah sehingga

ketergantungan pemerintah pusat tersebut dapat dikurangi karena faktor

keuanganlah yang menjadi masalah utama bagi suatu daerah.

C. Batasan Masalah

Mengingat begitu luasnya ruang lingkup dari identifikasi masalah, maka

peneliti memberikan batasan masalah mencakup pada :

1. ruang lingkup pemungutan pajak hotel.

2. efisiensi dan efektifitas pemungutan pajak hotel.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah ini adalah :

1. Apakah pemungutan pajak hotel di Kabupaten Lamongan tahun 2011-2013

sesuai Perda No.12 Tahun 2010 telah efisien dan efektif ?

2. Bagaimana pemungutan retribusi pajak hotel di Kabupaten Lamongan agar

efisien dan efektif sesuai Perda No.12 Tahun 2010 ?


6

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah pemungutan pajak hotel di Kabupaten Lamongan

Tahun 2011-2013 sesuai Perda No.12 Tahun 2010 telah efisien dan efektif.

2. Untuk mengetahui bagaimana pemungutan retribusi pajak hotel di Kabupaten

Lamongan agar efisien dan efektif sesuai Perda No.12 Tahun 2010, dengan

begitu akan mengetahui seberapa besar manfaat pajak hotel yang akan

didapatkan oleh Kabupaten Lamongan untuk pendapatan asli daerah.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :

1. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

penulis dalam menganalisis fenomena-fenomena yang terjadi dalam

masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk penelitian selanjutnya di bidang perpajakan.

2. Universitas

Dapat menambah referensi perpustakaan Universitas Islam Darul Ulum

Lamongan untuk menambah manfa’at sebagai bahan informasi pembaca.

3. Pemerintah

Sebagai informasi yang bermanfaat bagi pemerintah dalam mengelola

pendapatan di Kabupaten Lamongan.

Anda mungkin juga menyukai