Anda di halaman 1dari 9

i

PROPOSAL PKL

MEKANISME PENGHITUNGAN PEMBAYARAN DAN PENYETORAN


PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) DAN BEA BALIK NAMA
KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB) DI KANTOR BAPPENDA NTB

Oleh

ARI SAPUTRA
A0D018015

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2022
ii

PROPOSAL PKL

MEKANISME PENGHITUNGAN PEMBAYARAN DAN PENYETORAN


PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) DAN BEA BALIK NAMA
KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB) DI KANTOR BAPPENDA NTB

Oleh

ARI SAPUTRA
A0D018015

Setelah membaca Proposal PKL ini dengan seksama, maka menurut pertimbangan
kami Proposal PKL ini telah memenuhi syarat dan dapat disetujui untuk
melaksanakan PKL lebih lanjut.

Mataram, September 2022

Mengetahui : Menyetujui :
Ketua Program Pembimbing,

Drs. Abdul Manan, M.Si Drs. Wahidin M, SI


NIP. 196112311989031011 NIP. 196112311988031011

PROGRAM DIPLOMA III PERPAJAKAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2022
1

I. Judul : MEKANISME PENGHITUNGAN PEMBAYARAN DAN

PENYETORAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) DAN BEA

BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB) DIKANTOR

BAPPENDA PROVINSI NTB

II. Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara dan memiliki

kontribusi yang cukup tinggi. Bagi Indonesia, penerimaan pajak sangat besar

peranannya dalam mengamankan anggaran Negara dalam Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) setiap

tahunnya atau merupakan elemen vital dalam perekonomian di Indonesia. Struktur

penerimaan Negara dalam APBN maupun APBD menepatkan penerimaan sektor

pajak sebagai pos penerimaan terbesar. Pajak di Indonesia memainkan peranan

penting dalam mengurangi defisit anggaran Negara dan meningkatkan pembiayaan

Negara. Oleh karena itu kebijakan pajak memiliki peranan penting dalam

pembangunan nasional.

Berdasarkan kewenangannya, pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu Pajak

Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah

pusat contohnya Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak

Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) sedangkan Pajak Daerah adalah Pajak yang

dipungut oleh pemerintah daerah contohnya pajak kendaraan bermotor, pajak Bahan

Bakar Kendaran Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Rokok ,
2

Pajak Air, Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Sarang Burung Walet,

dan Sebagainya.

Mengenai Pajak Daerah, peranannya juga sangan penting sebagai sumber

Pendapatan Daerah dan sebagai penompang Pembangunan Daerah, karena Pajak

Daerah merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah. Untuk merealisasikan

pembangunan Daerah Pemrintah Provinsi dalam hal ini di Bappenda NTB

membentuk UPT-UPT (Unit Pelaksanaan Teknis) dimasing-masing Kabupaten/ Kota.

Untuk memperpendek birokrasi pengurusan pengurusan penerimaan daerah.

Salah satu contoh Pajak Daerah adalah pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Pajak Kendaraan Bermotor adalah

pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor sedangkan Pajak

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik

kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak

atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar,hibah,warisan, atau

pemasukan ke dalam badan usaha.

Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dipungut

oleh Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (BAPPENDA) melalui Unit Pelaksanaan

Teknis Badan dan Unit Pelayanan Pajak Daerah (UPTB-UPPD). Untuk mendukung

legaliatas penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor diperlukan pengaturan pelaksanaan

pemungutan yang meliputi pencatatan, pendataan, penetapan pembayaran, penagihan,


3

pembukuan, pelaporan dan penyitaan serta pembagian hasil penerimaan untuk daerah

dan kabupaten atau kota.

Penerimaan pajak terbesar PAD NTB pada tahun ini diproleh melalui ketaatan

Wajib Pajak dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor pada tahun 2021 yaitu

sebesar Rp 462.267.574.646 dari target sebesar Rp 470.000.000.000 dengan

presentase penerimaan sebesar 98,25% dari target APBD tahun 2021. Sedangkan Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor pada tahun 2021 yaitu sebesar Rp 318.728.070.908

dari target sebesar Rp 392.000.000.000 dengan persentase penerimaan sebesar

81,26% dari target APBD tahun 2021.

BAPPENDA Provinsi NTB sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, serta Peraturan

Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 51 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan-Badan Daerah Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (BAPPENDA) merupakan instansi yang

berwenang untuk memungut pajak daerah tingkat I Pemungutan Pajak Kendaraan

Bermotor dan Bea balik Nama Kendaraan Bermotor, pada BAPPENDA Provinsi

Nusa Tenggara Barat harus melalui beberapa prosedur administrasi yang telah

ditetapkan. Prosedur tersebut merupakan landasan tata cara pemungutan PKB dan
4

BBNKB mulai dari pendataan dan pendaftaran PKB dan BBNKB hingga prosedur

penagihan keterlambatan pembayaran pajak.

Saat ini BAPPENDA Provinsi Nusa Tenggara Barat juga terus berupaya untuk

meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor serta mempertahankan mekanisme pemungutan yang efisieen.

Menurut KBBI Mekanisme adalah cara untuk mendapatkan sesuatu secara teratur

sehingga menghasilkan suatu pola atau bentuk untuk mencapai tujuan yang

diinginkan, misalnya melalui penagihan dengan memberikan surat teguran. Selain

bertujuan untuk meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, penagihan

Pajak Kendaraan Bermotor dengan surat teguran juga bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya sebelum jatuh

tempo pembayaran.

Pada dasarnya mekanisme yang ditetapkan pemerintah dalam hal pembayaran

Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor cukup sulit di

mengerti oleh wajib pajak, sehingga terjadi kelalaian dalam membayar pajak

kendaraan bermotor dan kurang memadainya sarana pembayaran bagi wajib pajak

sehingga terjadi tunggakan pada wajib pajak.

Hal tersebut harus diatasi oleh Kantor BAPPENDA NTB untuk mengupayakan

peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan berusaha untuk lebih

mengefektifkan Mekanisme perhitungan pembayaran dan Penyetoran Pajak


5

Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. Karena jika tidak

maka hal ini akan menghambat jalannya pembangunan daerah itu sendiri karena

berkurangnya pendapatan asli daerah tersebut.

Hal ini merupakan alasan penulis untuk menggali lebih dalam lagi mengenai hal

tersebut melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan judul : Mekanisme

Penghitungan Pembayaran dan Penyetoran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Di Kantor BAPPENDA

NTB

III. Tujuan dan Manfaat

3.1 Tujuan

Dalam pelaksanaan suatu kegiatan, selalu memiliki tujuan sesuai dengan

yang diharapkan. Demikian dalam halnya Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang

dilaksanakan oleh mahasiswa Jurusan D3 Perpajakan di Kantor Bappenda Provinsi

NTB, khususnya bagi mahasiswa yang bersangkutan.

Adapun tujuan PKL ini adalah :


6

1. Untuk mengetahui dan memahami mekanisme Penghitungan pembayaran

dan penyetoran Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik NamaKendaraan

Bermotor dikantor Bappenda Provinsi NTB.

2. Untuk membandingkan antara teori atau praktek dilapangan tentang

mekanisme perhitungan pembayaran dan penyetoran Pajak Kendaraan

Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) di

Kantor Bappenda NTB.

3.2 Manfaat

1. Secara Teorisis

a) Secara akademik, merupakan salah satu syarat untuk mencapai

kebulatan studiProgram Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mataram

b) Dapat menerapkan ilmu yang di dapat dibangku kuliah dengan praktik

yang sebenarnya pada suatu instansi atau perusahaan khususnya yang

berkaitan dengan masalah pajak kendaraanBermotor

2. Secara Praktek

a) Mendapatkan pengalaman serta pengetahuan dalam praktek lapangan

kerja tentang dunia kerja terutama dalam menerapkanilmu perpajakan

yang diperoleh selama di bangku kuliah

b) Sebagai bahan masukan untuk Badan Pengelolaan PendapatanDaerah

Provinsi NTB dan Instansi yang terkait gunameningkatkan penerimaan


7

Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di

masa yang akan datang.

3.3 Manfaat

3. Secara Teorisis

c) Secara akademik, merupakan salah satu syarat untuk mencapai

kebulatan studiProgram Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mataram

d) Dapat menerapkan ilmu yang di dapat dibangku kuliah dengan praktik

yang sebenarnya pada suatu instansi atau perusahaan khususnya yang

berkaitan dengan masalah pajak kendaraanBermotor

4. Secara Praktek

a) Mendapatkan pengalaman serta pengetahuan dalam praktek lapangan

kerja tentang dunia kerja terutama dalam menerapkanilmu perpajakan

yang diperoleh selama di bangku kuliah

c) Sebagai bahan masukan untuk Badan Pengelolaan PendapatanDaerah

Provinsi NTB dan Instansi yang terkait gunameningkatkan penerimaan

Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di

masa yangakan datang.

Anda mungkin juga menyukai